Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

ASUHAN NIFAS NORMAL

Disusun Oleh :

Preceptor :
dr., Sp. OG
KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
202
Tinjauan Pustaka
Definisi Masa Nifas

• Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah


plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Periode immediate post partum yaitu masa segera setelah plasenta lahir
sampai dengan 24 jam.
• Masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan post partum karena atonia
uteri, bidan perlu melakukan pemantauan secara berkesinambungan yang meliputi
kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.

Periode early post partum (>24 jam-1 minggu) yaitu

a. pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik.
Periode late post partum (>1 minggu-6 minggu)

a. yaitu pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling perencanaan KB.
Remote puerperium

• adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil atau
bersalin memiliki penyulit atau komplikasi.
Asuhan Nifas
Normal
Masa kala IV hingga early post partum, bidan harus melakukan observasi melekat bersama ibu dan bayi
dalam beberapa saat untuk memastikan ibu dan bayi dalam posisi yang stabil serta tidak mengalami
komplikasi.

Periksa fundus uteri tiap 15 menit pada jam pertama dan 20-30 menit pada jam kedua post partum.

Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30
menit pada jam kedua post partum.

Anjurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan anjurkan untuk mengenakan
pakaian bersih, biarkan ibu istirahat, beri posisi yang nyaman, dukung program bounding attachment dan
ASI eksklusif, ajarkan ibu dan keluarga 20 untuk memeriksa fundus uteri dan perdarahan secara mandiri,
beri konseling tentang gizi, perawatan payudara, serta kebersihan diri.

Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman ibu.

Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan sesuai indikasi.

Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan personal
hygiene.
Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan asuhan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.

Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui secara profesional sesuai
dengan standar kewenangan dan standar kompetensi bidan.
Kunjungan Masa NIfas
Kunjungan ke-1 : 6-8 jam setelah persalinan (sebelum
pulang)

Kunjungan ke-2 : 6 hari setelah persalinan

Kunjungan ke-3 : 2 minggu setelah persalinan

Kunjungan ke-4 : 6 minggu setelah persalinan


1)Mencegah perdarahan masa nifas oleh
karena atonia uteri.
2)Mendeteksi dan perawatan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
Kunjungan ke-1 3)Memberikan konseling pada ibu dan
(6-8 jam setelah keluarga tentang cara mencegah perdarahan
yang disebabkan atonia uteri.
persalinan) : 4)Pemberian ASI awal.
5)Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
6)Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi. Setelah bidan
melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2
jam pertama setelah kelahiran atau sampai
keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam
keadaan baik.
1)Memastikan involusi uterus berjalan
dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
Kunjungan ke-2 abnormal
2)Menilai adanya tanda-tanda demam,
(6 hari setelah infeksi dan perdarahan
3)Memastikan ibu mendapat istirahat yang
persalinan) : cukup
4)Memastikan ibu mendapat makanan
yang bergizi dan cukup cairan.
5)Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda-tanda
kesulitan menyusui.
6)Memberikan konseling tentang
perawatan bayi baru lahir
1)Asuhan pada 2 minggu post
Kunjungan ke-3 (2 partum sama dengan asuhan yang
minggu setelah diberikan pada kunjungan 6 hari
persalinan) : post partum.

1)Menanyakan penyulit-penyulit
Kunjungan ke-4 (6 yang dialami ibu selama masa
minggu setelah nifas.
persalinan) :
2)Memberikan konseling KB
secara dini.
Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda
infeksi,kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin.

Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa
lelah dan nyeri punggung

Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang


didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk perawatan
bayinya.

Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah.

Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan.


Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan
bila ibu menemukan salah satu tanda berikut:

Perdarahan Sekret vagina


Demam
berlebihan berbau

Bengkak di
tangan, wajah,
Kelelahan atau
Nyeri perut berat tungkai atau sakit
sesak nafas
kepala atau
pandangan kabur.
Nyeri payudara,
pembengkakan
payudara, luka
atau perdarahan
putting
1)Berikan informasi tentang perlunya
melakukan hal-hal berikut.

Kebersihan
Istirahat Gizi
Diri

Menyusui
Kontrasepsi
dan merawat Senggama
dan KB
payudara
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. WHO recommendations on maternal and newborn care for a positive
postnatal experience. 2022. https://www.who.int/publications/i/item/9789240045989
2. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Optimizing Postpartum Care. ACOG. 2018:
736.
https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/committee-opinion/articles/2018/05/optimizing-postpartu
m-care
3. Zahumensky J, Sykorova J, Sottner O, Zmrhalova B. Postpartum examination, breastfeeding, and
contraception in the postpartum period in the Czech Republic. Cent Eur J Med. 2010:6(1);76-82
4. Bialy A, Kondagari L, Wray AA. Gynecologic Examination. In: StatPearls. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2023 Janhttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534223/
5. Evensen A, Anderson JM, Fontaine P. Postpartum Hemorrhage: Prevention and Treatment. Am Fam
Physician. 2017;95(7):442-449.
6. Paladine HL, Blenning CE, Strangas Y. Postpartum Care: An Approach to the Fourth Trimester. Am Fam
Physician. 2019. 100(8):485-491
7. American College of Obstetricians and Gynecologists. Committee Opinion No. 603: Evaluation of
uncomplicated stress urinary incontinence in women before surgical treatment. Obstet Gynecol. 2014
Jun;123(6):1403-1407. doi: 10.1097/01.AOG.0000450759.34453.31. PMID: 24848922..
8. Evensen A, Anderson JM, Fontaine P. Postpartum Hemorrhage: Prevention and Treatment. Am Fam
Physician. 2017;95(7):442-449.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai