Anda di halaman 1dari 22

Makalah keperawatan Medikal Bedah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE

Disusun oleh:
Nadilla Aprilya Saphira
P07120418023

Dosen Pembimbing:
Ainal Mardhiah, SKM,MPH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN ACEH


PRODI D-IV KEPERAWATAN BANDA ACEH
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah keperawatan
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE ” ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas individu yang


di berikan pembimbing dan menambah pengetahuan bagi kita semua,khususnya
kalangan mahasiswa/i Prodi D-IV Keperawatan Banda Aceh, dalam seputaran
masalah tentang asuhan keperawatan.

Dalam menyelesaikan makalah kelompok kami mendapat bimbingan dan


partisipasi dari dosen pembimbing. Oleh karena itu, melalui kata pengantar ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran dari pihak yang
bersifat membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini.

Banda Aceh, 16 Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1
1.2 TUJUAN......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................3


2.1 DEFENISI STROKE ...................................................................................3

2.2 ETIOLOGI STROKE ...................................................................................3

2.3 FAKTOR RESIKO ......................................................................................4

2.4 MANIFESTASI KLINIS .............................................................................8

2.5 PATOFISIOLOGI ........................................................................................9

2.6 PENATALAKSANAAN MEDIS ................................................................9

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ................................................................10

2.8 KOMPLIKASI .............................................................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................12

3.1 PENGKAJIAN.............................................................................................12

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN ..................................................................14

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN ................................................................15

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................17

4.1 KESIMPULAN ............................................................................................17

4.2 SARAN .......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Stroke merupakan penyakit pembuluh darah otak (cerebrovascular ) yang


ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan karena adanya
penyempitan, penyumbatan serta pecahnya pembuluh darah ke otak sehingga
pasokan nutrisi dan oksigen ke otak berkurang dan menimbulkan reaksi biokimia
yang merusak atau mematikan sel-sel saraf ( neuron) otak. Stroke dapat juga
terjadi akibat dari gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan akibat
gangguan peredaran darah otak. Gangguan fungsi saraf akan terganggu bila aliran
darah otak turun. Bila gangguan aliran darah berkepanjangan dapat terjadi
kematian jaringan saraf yang disebut infark (pinzon, 2010)
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung
dan kanker, dan merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Data WHO
menunjukkan bahwa lebih dari 60% pasien stroke didunia dan di Negara
berkembang. Peningkatan kejadian stroke dibeberapa Negara asia ( china, india,
dan Indonesia ) akibat pengaruh perubahan pola hidup, polusi, dan perubahan
pola konsumsi makanan (Barr,2006)
Angka kejadian stroke meningkat akibat peningkatan faktor resiko stroke
misalnya hipertensi, merokok, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes
penelitian di amerika serikat menunjukkan bahwa ada 3 juta warga amerika yang
terkena penyakit pembuluh darah ( penyakit jantung, stroke, dan pembuluh darah
tepi ) dan 150.000 di antaranya meningga setiap tahunnya. Kejadian stroke
berulang umum pula dijumpai 33% pasien stroke yang selamat akan mengalami
stroke ulang dalam waktu 5 tahun (pinzon,2010)

1
1.2 TUJUAN UMUM
Mahasiwa mampu memahami tentang konsep asuhan keperawatan pada pasien
stroke
1.3 TUJUAN KHUSUS
1. Mampu menjelaskan tentang defenisis, etiologi, klasifikasi, jenis-jenis,
penyakit lupus, patofisiologi dan pathway, manisfestasi klinis, ( tanda dan
gejala ), pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan keperawatan
2. Mampu menjabarkan dan atau membuat asuhan keperawatan pada klien yang
menderita penyakit stroke

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI STROKE


Stroke iskemik yaitu tersembatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti (Nurarif & Kusuma, 2016).
Stroke iskemik merupakan gangguan pada fungsi otak yang terjadi secara
tiba-tiba, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran ataupun penurunan fungsi
neurologi lainnya, yang terjadi lebih dari 24 jam dimana penyebabnya adalah
gangguan sirkulasi aliran darah ke otak (Anurogo, 2014).
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh karena adanya oklusi yang
terjadi akibat pembentukan trombus. Resiko diatas 55 tahun Wanita lebih tinggi
dibanding laki-laki (Munir, 2015).

2.2 ETIOLOGI STROKE


Stroke iskemik biasanya disebabkan adanya gumpalan yangmenyumbat
pembuluh darah dan menimbulkan hilangnya suplai darah keotak.Gumpalan dapat
berkembang dari akumulasi lemak atau plak aterosklerotik di dalam pembuluh darah.
Faktor resikonya antara lain hipertensi, obesitas, merokok, peningkatan kadar lipid
darah,diabetes dan riwayat penyakit jantung dan vaskular dalam keluarga.
Stroke hemoragik enam hingga tujuh persen terjadi akibat adanya perdarahan
subaraknoid (subarachnoid hemorrhage), yang mana perdarahan masuk ke ruang
subaraknoid yang biasanya berasal dari pecarnya aneurisma otak atau AVM
(malformasi arteriovenosa). Hipertensi, merokok, alkohol, dan stimulan adalah faktor
resiko dari penyakit ini.Perdarahan subaraknoid bisa berakibat pada koma atau
kematian.Pada aneurisma otak, dinding pembuluh darah melemah yang bisa terjadi
kongenital atau akibat cedera otak yang meregangkan dan merobek lapisan tengah
dinding arteri(Terry & Weaver, 2013).

3
2.3 FAKTOR RESIKO
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang beresiko
terhadap stroke.Faktor risiko ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang
tidak dapat dikendalikan dan yang dapat dikendalikan.Faktor yang dapat
dikendalikan yaitu faktor yang tidak 12 dimodifikasi.Sedangkan, faktor yang
dapat diubah sesuai dengan perilaku masing-masing individu.(Farida &
Amalia , 2009)
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan
1) Usia Lebih tua umur lebih mungkin terjadinya stroke (Irfan, 2012). Resiko
semakin meningkat setelah usia 55 tahun. Usia terbanyak terkena serangan
stroke adalah usia 65 tahun ke atas (Indrawati, Sari, & Dewi, 2008).
Namun stroke tidak hanya diderita oleh orang lanjut usia saja, melainkan
golongan remaja akhir dan dewasa juga beresiko terkena stroke. Stroke
juga dapat terjadi pada usia muda, bahkan anak anak. Anak-anak biasanya
sangat senang bermain dan dapat beresiko jatuh serta mengalami benturan
dikepala.Apabila terjadi benturan di kepala, maka ini dapat mengakibatkan
stroke.Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya stroke hemoragik yaitu
stroke yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah otak(Farida &
Amalia, 2009).
2) Jenis kelamin Stroke menyerang laki-laki 19% lebih banyak dibandingkan
perempuan (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008). Hal ini dikarenakan
perempuan memiliki hormon esterogen yang berperan dalam
mempertahankan kekebalan tubuh sampai menopause dan sebagai proteksi
atau pelindung pada proses ateroskerosis. Namunsetelah perempuan
tersebut mengalami menopouse , besar risiko terkena stroke antara laki-laki
dan perempuan menjadi sama(Farida & Amalia, 2009).
3) Ras dan Etnis Stroke lebih banyak menyerang dan menyebabkan kematian
pada ras kulit hitam, Asia dan Kepulauan Pasifik, serta Hispanik
dibandingkan kulit putih (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008).Menurut Price

4
dan Wilson (2006) bahwa orang Amerika keturunan Afrika memiliki angka
resiko yang lebih tinggi daripada orang Kaukasia. Dengan kata lain, orang
berkulit hitam lebih beresiko terkena stroke. Orang kulit hitam lebih
banyak terkena hipertensi daripada orang berkulit putih karena berkaitan
dengan konsumsi garam(Farida & Amalia, 2009)
4) Riwayat Stroke dalam Keluarga Dari sekian banyak kasus stroke yang
terjadi, sebagian besar penderita stroke memiliki faktor riwayat stroke
dalam keluarganya. Keturunan dari penderita stroke diketahui
menyebabkan perubahan penanda aterosklerosis awal, yaitu proses
terjadinya timbunan zat lemak dibawah lapisan dinding pembuluh darah
yang dapat memicu terjadinya stroke. Beberapa penelitian lain yang telah
dilakukan mengesankan bahwa riwayat stroke dalam keluarga
mencerminkan suatu hubungan antara faktor genetis dengan 14 tidak
berfungsinya lapisan dinding pembuluh darah dalam arteri
koronaria(Farida & Amalia, 2009).
b. Faktor Risiko yang dapat dikendalikan
1) Tekanan Darah Tinggi Hipertensi merupakan faktor risiko baik untuk
orangtua maupun dewasa muda (Irfan, 2012). Hipertensi mempercepat
terjadinya aterosklerosis, yaitu dengan cara menyebabkan perlukaan secara
mekanis pada sel endotel (dinding pembuluh darah) di tempat yang
mengalami tekanan tinggi (Farida & Amalia, 2009). Jika proses tekanan
berlangsung lama, dapat menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh
darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah (Indarwati , Sari, & Dewi,
2008).
2) Kadar Kolestrol Hiperkolestrolemia dapat menyebabkan aterosklerosis.
Aterosklerosis berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan
stroke itu sendiri (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008). Karena kolestrol tidak
dapat langsung larut dalam darah dan cenderung menempel di pembuluh
darah, akibatnya kolestrol membentuk bekuan dan plak yang menyumbat

5
arteri dan akhirnya memutuskan aliran darah ke jantung (menyebabkan
serangan jantung) dan ke otak (menyebabkan stroke)(Farida & Amalia,
2009). 15
3) Obesitas Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan
(obesitas).Obesitas lebih cepat terjadi dengan pola hidup pasif (kurang
gerak dan olahraga).Jika makanan yang dimakan banyak mengandung
lemak jahat (seperti kolestrol), maka ini dapat menyebabkan penimbunan
lemak disepanjang pembuluh darah.Penyempitan pembuluh darah ini
menyebabkan aliran darah kurang lancar dan memicu terjadinya
aterosklerosis atau penyumbatan dalam pembuluh darah yang pada
akhirnya beresiko terserang stroke. Penyumbatan tersebut biasanya
diakibatkan oleh plak-plak yang menempel pada dinding pembuluh
darah(Farida & Amalia, 2009)
4) Life style Life style atau gaya hidup seringkali dikaitkan sebagai pemicu
berbagai penyakit yang menyerang, baik pada usia produktif maupun usia
lanjut. Salah satu contoh life style yaitu berkaitan dengan pola
makan.Generasi muda biasanya sering menerapkan pola makan yang tidak
sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yang serat lemak
dan kolesterol namun rendah sehat. Kemudian, seringnya mengonsumsi
makanan yang digoreng atau makanan dengan kadar gula tinggi dan
berbagai jenis makanan yang ditambah zat pewarna/penyedap/pemanis dan
lain-lain. Faktor gaya hidup lain yang dapat beresiko terkena stroke yaitu
sedentary life style atau kebiasaan hidup santai dan malas berolah raga. Hal
ini dapat mengakibatkan kurangnya kemampuan metabolisme tubuh dalam
pembakaran zat-zat makanan yang dikonsumsi. Sehingga, beresiko
membentuk terjadinya tumpukan kadar lemak dan kolestrol dalam darah
yang beresiko membentuk ateroskelorosis (plak) yang dapat menyumbat
pembuluh darah yang dapat berakibat pada munculnya serangan jantung
dan stroke(Farida & Amalia, 2009)

6
5) Stres Pada umumnya, stroke diawali oleh stres. Karena, orang yang stres
umumnya mudah marah,mudah tersinggung, susah tidur dan tekanan
darahnya tidak stabil. Marah menyebabkan pencarian listrik yang sangat
tinggi dalam urat syaraf. Marah yang berlebihan akan melemahkan bahkan
mematikan fungsi sensoris dan motorik serta dapat mematikan sel otak.
Stres juga dapat meningkatkan kekentalan darah yang akan berakibatkan
pada tidak stabilnya tekanan darah. Jika darah tersebut menuju pembuluh
darah halus diotak untuk memasok oksigen ke otak , dan pembuluh darah
tidak lentur dan tersumbat, maka hal ini dapat mengakibatkan resiko
terkena serangan stroke. (Farida & Amalia , 2009)
6) Penyakit Kardiovaskuler Beberapa penyakit jantung, antara lain fibrilasi
atrial (salah satu jenis gangguan irama jantung), penyakit jantung koroner,
penyakit jantung rematik, dan orang yang melakukan pemasangan katub
jantung buatan akan meningkatkan risiko stroke (Indarwati , Sari, & Dewi,
2008). Pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan CO², sehingga perfusi
darah keotakmenurun, maka otak akan kekurangan oksigen yang akhirnya
dapat terjadi stroke (Wijaya & Putri, 2013)
7) Diabetes mellitus Seseorang yang mengidap diabetes mempunyai risiko
serangan stroke iskemik 2 kali lipat dibandingkan mereka yang tidak
diabetes (Indarwati , Sari, & Dewi, 2008). Pada penyakit DM akan
mengalami vaskuler, sehingga terjadi mikrovaskularisasi dan terjadi
aterosklerosis, terjadinya aterosklerosis dapat menyebabkan emboli yang
kemudian menyumbat dan terjadi iskemia, iskemia menyababkan perfusi
otak menurun dan pada akhirnya terjadi stroke (Wijaya & Putri, 2013).
8) Merokok Perokok lebih rentan mengalami stroke dibandingkan bukan
perokok. Nikotin dalam rokok membuat jantung bekerja keras karena
frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat (Indarwati , Sari, &
Dewi, 2008). Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh

7
nikotin 18 sehingga memungkinkan penumpukan arterosklerosis dan
kemudian berakibat pada stroke (Wijaya & Putri, 2013).
9) Alkoholik Pada alkoholik dapat menyebabkan hipertensi, penurunan aliran
darah ke otak dan kardiak aritmia serta kelainan motilitas pembuluh darah
sehingga terjadi emboli serebral (Wijaya & Putri, 2013).

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Menurut Oktavianus (2014) manifestasi klinis stroke sebagai berikut :
a. Stroke iskemik Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu:
1. Transient ischemic attack (TIA) Timbul hanya sebentar selama
beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau
tanpa pengobatan. Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama,
memperberat atau malah menetap.
2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND) Gejala timbul lebih dari
24 jam.
3. Progressing stroke atau stroke inevolution Gejala makin lama makin
berat (progresif) disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin
berat
4. Sudah menetap atau permanen.
b. Stroke hemoragik Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan
daerah otak yang terkena.
1. Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran
menempatkan posisi.
2. Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan
memori
3. Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4. Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental, emosi, fungsi
fisik, intelektual.

8
2.5 PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan
oksigen. Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan
embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak.
Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat
menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik kemudian
disebur infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat iskemia
mum (karena henti jantung atau hipotensi) atau hipoksia karena akibat proses
anemia dan kesukaran untuk bernafas. Stroke karena embolus dapat
mengakibatkan akibat dari bekuan darah, udara, palque, ateroma fragmen
lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorrhagi maka faktor pencetus adalah
hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut dapat terjadi ruptur dan
dapat menyebabkan hemorrhagi (Wijaya & Putri, 2013)
Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami iskemia
dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah
serangan pertama sehingga dapat terjadi edema serebral dan peningkatan
tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada area yang luas.Prognosisnya
tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat terkena (Wijaya &
Putri, 2013).

2.6 PENATALAKSANAAN MEDIS


Penatalaksanaan stroke iskemik menurut Jaime Stockslager Buss
(2013) yaitu:
a. Terapi trombolitik (aktivator plasminogen jaringan, alteplase) dalam 3 jam
pertama setelah onset gejala untuk menghancurkan bekuan, membuang
oklusi, dan memperbaiki aliran darah. Meminimalkan kerusakan otak
(kecuali jika dikontraindikasikan).

9
b. Terapi antikoagulan (heparin, warfarin) untuk mempertahankan patensi
pembuluh darah dan mencegah terbentuknya bekuan (diberikan 24 jam
Setelah terapi trombolitik)
c. Penyekat beta adrenergik atau pasta nitrogliserin, sesuai indikasi, untuk
menangani hipertensi
d. Agen-agen antitrombosit (seperti aspirin) saat keluar rumah sakit untuk
mencegah terjadinya stroke berikutnya
e. Endarterektomi karotis untuk membuka sebagian (lebih dari 70%) arteria
carotis yang tersumbat, atau angioplasti transluminal perkutan atau insersi
bidai (stent) untuk membuka pembulu darah yang tersumbat.
Penatalaksanaan Stroke iskemik menurut Dewanto, Et all (2009): Umum
a. Terapi spesifik stroke iskemik akut:
1) Trombolisis rt-PA intravena/intraarterial pada ≤ 3 jam setelah awitan
stroke dengan dosis 0,9 mg/kg (maksimal 90 mg).Sebanyak 10% dosis
awal diberi sebagai bentuk bolus, sisanya dilanjutkan melalui infus
dalam waktu 1 jam.
2) Obat Neuroprotektif
b. Trombosis vena dalam;
1) Heparin 5000 unit/12 jam selama 5-10 hari
2) Low Molecular Weight Heparin (enoksaparin/nadroparin) 2 x 0,3-0,4 IU
SC abdomen
3) Pneumatic boots, stoking elastic, fisioterapi, dan mobilisasi
2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Angiografi serebral : memperjelas gangguan atau kerusakan pada diskulasi
serebral dan merupakan pemeriksaan pilihan utama untuk mengetahui
aliran darah serebral secara keseluruhan (Yasmara, 2016).
2) CT scan: mendeteksi abnormalitas struktur (Yasmara, 2016). Pada stroke
nonhemoragi akan terlihat adanya infark (Ariani, 2013).

10
3) MRI (Magnetic Resonance Imaging): menggunakan gelombang magnetik
untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil
pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi infark akibat
dari hemoragik (Muttaqin, 2012). Menunjukan darah yang mengalami
infark, hemoragi, malformasi arterior vena (MAV), pemeriksaan ini lebih
canggih dibandingkan Ct scan (Ariani, 2013). 17
4) USG (Ultrasonography) Doppler: untuk mengidentifikasi adanya penyakit
arteriovena (masalah sistem karotis) (Muttaqin, 2012)
5) EEG (Elektroensefalografi) : pemeriksaan ini bertujuan untuk menurunnya
impuls listrik dalam jaringan otak (Muttaqin, 2012)

2.8 KOMPLIKASI
Menurut Smeltzer (2001) dalam Ariani (2012), komplikasi yang terjadi pada
pasien stroke yaitu sebagai berikut.
a.Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi.
b.Penurunan darah serebral.
c. Embolisme serebral.

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE

3.1 PENGKAJIAN

A. Identitas pasien
Pada identitas pasien dikaji meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan,
status pernikahan, agama, suku, alamat, tanggal pengkajian, sedangkan pada identitas
penanggung jawab meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat

B. Riwayat kesehatan pasien


1. keluhan utama
Pada umumnya pasien mengeluh Sering kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran
2. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
obat-obatan anti koagulan, aspirin, vasodilatator, obat-obat adiktif, dan kegemukan.
Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien, seperti pemakaian obat
antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya. Adanya riwayat
merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian
riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan
merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan
selanjutnya
3. Riwayat penyakit sekarang
Stroke iskemik dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, 20
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, bangun tidur atau di pagi hari.
Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak
sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak
lain. Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan
perubahan didalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum

12
terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif,
dan koma
4. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit
yang sama seperti stroke

C. POLA AKTIVITAS
1. Aktivitas/Istirhat
Gejala: Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi atau paralisis (himiplegia), merasa mudah lelah, susah
beristirahat (nyeri/kejang otot).
Tanda: Gangguan torus otot, paralitik (himiplegia), dan terjadi kelemahan
umum, gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadarn.
2. Sirkulasi
Gejala: Adanya penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda: Hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme/malformasi
vaskuler, frekuensi nadi bervariasi, dan distrima.
3. Integrasi Ego
Gejala: Perasaan yang tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda: Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan gembira,
kesulitan untuk mengekspresi diri.
4. Eliminasi
Gejala: Perubahan pola berkemih
Tanda: Distensi abdomen dan kandung kemih, bising usus negatif.
5. Makanan/Cairan
Gejala: Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensai
pada lidah dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan
lemak dan darah.
Tanda: kesulitan menelan, obesitas.

13
6. Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, kelemahan/kesemutan, hilangnya rangsang sensorik
kontralateral pada ekstremitas, penglihatan menurun, gangguan rasa
pengecapan dan penciuman.
Tanda: Status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal
hemoragis, gangguan fungsi kognitif, pada wajah terjadi parialis, afasia,
ukuran/reaksi pupil tidak sama. Kekakuan dan kejang.
7. Kenyaman/Nyeri
Gejala: Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda: Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot.
8. Pernapasan
Gejala: Merokok
Tanda: Ketidakmampuan menelan/ batuk/ hambatan jalan nafas, timbulnya
pernafasan sulit, suara nafas terdengar ronchi.
9. Kemanan
Gejala: Masalah dengan penglihatan, perubahan sensori persepsi terhadap
orientasi tempat tubuh, tidak mampu mengenal objek, gangguan berespons
terhadap panas dan dingin, kesulitan dalam menelan, gangguan dalam
memutuskan.
10. Interaksi Sosial
Tanda: Maslah biacara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
11. Penyuluhan/ Pembelajaran
Gejala: Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, pemakaian
kontrasepsi oral, kecanduan alkohol.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral, berhubungan dengan oedema serebral
2. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
3. kerusakan komunikasi verbal

14
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Perubahan perfusi Setelah dilakukan intervensi 1. Pantau atau catat status
jaringan serebral, keperawatan selama 1x24 jam neurologis secara teratur
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : dengan skala normal
oedema serebral 1. Kesadaran membaik 2. Pantau tanda-tanda vital
2. Tanda-tanda vital terutama tekanan darah
membaik 3. Pertahankan keadaan tirah
3. Tidak ada tanda baring
peningkatan tekanan 4. Letakkan kepala dengan posisi
intra kranial agak ditinggikan dan dalam
posisi anatomi ( netral)
5. Berikan obat sesuai indikasi
contohnya antikoagolan
(heparin)
2 kerusakan mobilitas Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji kemampuan klien dalam
fisik berhubungan keperawatan selama 1x 24 jam melakukan aktivitas
dengan kelemahan diharapkan kriteria hasil : 2. Ubah posisi minimal 2 jam
1. Mempertahankan posisi sekali
yang optimal 3. Mulailah melakukan latihan
2. Meningkatkan kekuatan ROM Pada semua ektermitas
dan fungsi bagian tubuh 4. Anjurkan pasien untuk
yang terkena membantu pergerakan dan
3. Mendemostrasikan latihan dengan menggunakan
dengan perilaku yang ektermitas yang tidak sakit
memungkinkan aktivitas 5. Konsultasikan dengan ahlli
fisioterapi secara aktif, dan
ambulasi pasien.

15
3. Kerusakan Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji tindakan kemampuan
komunikasi verbal keperawatan selama 1x24 jam klien dalam berkomunikasi
diharapkan kriteria hasil : 2. Minta klien untuk mengikuti
1. Kliendapat perintah sederhana
mengemukakan bahasa 3. Tunjukkan objek dan minta
isyarat dengan tepat pasien menyebutkan nama
benda
4. Ajarkan klien teknik
berkomunikasi non verbal
( bahasa isyarat)
5. Konsultasikan dengan /rujuk/
kepada ahli terapi wicara

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Kejadian stroke lebih banyak terjadi pada kelompok usia > 55 tahun, jenis
kelamin laki-laki, dan factor resiko terbanyak adalah hipertensi
2. Derajat gangguan fungsi motorik yang lebih banyak didapatkan adalah
derajat gangguan fungsi motorik berat
3. Tidak terdapat hubungan antara factor resiko hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, merokok, obesitas.

4.2 SARAN
Demikian makalah ini saya buat mohon agar dapat dimaklumi dan dapat
dijadikan bahan pembelajaran terhadap semua teman-teman.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anurogo, D. 2014. 45 Penyakit dan Gangguan Saraf Deteksi Dini& Atasi 45 Penyakit
dan Gangguan Saraf. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Muttaqin, A. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasusu Edisi Revisi
Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai