Anda di halaman 1dari 2

Tindakan Untuk Mengatasi Ketidak Seimbangan Cairan Dan Elektrolit

Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama untuk
mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Perpindahan cairan tersebut dipengaruhi oleh
tekanan hidrostatik, tekanan onkotik dan tekanan osmotik. Gangguan keseimbangan cairan tubuh
terutama menyangkut cairan ekstrasel. Berikut beberapa tindakan untuk mengatasi ketidak
seimbangan cairan dan eletrolit:

1. Lakukan pengakajian pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi jumlah
asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara oral, parenteral
atau enteral. Jumlah pengeluaran dapat diukur melalui jumlah produksi urine, feses,
muntah atau pengeluaran lainnya, status kehilangan/kelebihan cairan dan perubahan berat
badan yang dapat menentukan tingkat dehidrasi. Kemudian melakukan pengkajian fisik
meliputi system yang berhubungan dengan masalah cairan dan elektrolit seperti
system integument (status turgor kulit dan edema), system kardiovaskular (adanya
distensi vena jugularis, tekanan darah dan bunyi jantung), system penglihatan (kondisi
dan cairanmata), system neurologi (gangguan sensorik/motorik, status kesadaran dan
adanya refleksi) dan system gastrointestinal (keadaan mukosa mulut, lidah dan bising
usus). Yang terakhir pemeriksaan laboratorium atau diagnostik lainnya.
2. Diganosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluraran urine secara
berlebihan akibat penyakit diabetes mellitus atau lainnya, peningkatan
permeabilitas kapiler dan hilangnya evaporasi pada pasien luka bakar atau
meningkatnya kecepatan metabolism, pengeluaran cairan secara berlebihan,
asupan cairan yang tidak adekuat serta pendarahan. Diagnose juga kelebihan volume
cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulator akibat kelainan pada
ginjal, penurunan curah jantung akibat penyakit jantung, gangguan aliran balik vena
akibat penyakit vascular perifer atau thrombus, retensi natrium dan air akibat terapi
kostikosteroid.
3. Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen darah, urine, serum,
osmolaritas, kreatinin, hematokrit dan Hb. Kemudian lakukan mobilisasi melalui
pengaturan posisi dan anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Pemberian cairan melalui infuse. Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan
masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infus dapat diberikan
pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan
ini memerlukan kesterilan karena langsung berhubungan dengan pembuluhdarah.
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh
darah pasien) diantaranya vena lengan (vena sefalika basilica dan mediana kubiti),
pada tungkai (vena safena), atau vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis
frontalis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infus pada pasien yang
mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien syok, intoksikasi berat, pra-dan
pascabedah, dan sebelum transfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai