Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
“Pendidikan Kesehatan Mengenai Pentingnya Melakukan Cek Kesehatan Berkala”

Dosen Pembimbing :
Ns. Mike Ayu Wulandari, M.Kep

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
1. Fauzy Akbar 17031018
2. Cindy Novita Sari 20031049
3. Detri Adriani 20031056
4. Marta Tryaningsih 20031083

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI PENTINGNYA MELAKUKAN CEK


KESEHATAN BERKALA

Pokok bahasan/Topik : Melakukan cek kesehatan berkala


Sub pokok bahasan/Sub topik : Pemberian edukasi mengenai pentingnya melakukan
cek kesehatan secara berkala
Sasaran : Warga Dusun I Desa Gema dengan usia >15 tahun
Tempat : Halaman Rumah Kepala Dusun I
Hari/Tanggal : Senin, 03 April 2023
Jam/Durasi : 10.00 – 11.00/60 menit
Penyuluh/Pelaksana : Mahasiswa/I kelompok 5 Universitas Hang Tuah
Pekanbaru
A. Latar Belakang
Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan gerakan yang dicanangkan
pemerintah melalui terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia No.1 tahun
2017 (Inpres, 2017). GERMAS (Gerakan Masyarakat Hisup Sehat) merupakan suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Adanya germas diharapkan agar masyarakat dapat
berperilaku sehat sehingga berdampak pada kesehatan terjaga, produktif, lingkungan
bersih, dan biaya untuk berobat berkurang. Indikator germas meliputi, melakukan
aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol,
memeriksakan kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan
jamban sehat (Kemenkes RI, 2016).
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan seluruh komponen
Bangsa Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Indonesia tengah mengalami perubahan pola
penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke,
jantung, diabetes (Kemenkes RI, 2016). Deteksi dini penyakit merupakan salah satu
wujud kegiatan Germas yang harus disosialisasikan sehingga masyarakat memiliki
kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala yang merupakan bagian dari
upaya promotif dan preventif (Ratnaningrum, K., & Prihandani., O.R, 2020).
Melalui pemeriksaan kesehatan yang tepat dan teliti dapat membantu dalam
mendeteksi suatu penyakit yang tidak diketahui sebelumnya karena tidak menimbulkan
keluhan pada individu yang bersangkutan. Penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat
dideteksi lebih dini tentu dapat mempermudah kontrol dan tindakan pengobatan sehingga
mencegah penyakit berkembang menjadi lebih serius dan yang tidak kalah penting adalah
tidak mengurangi kualitas hidup individu tersebut. Kurangnnya kesadaran masyarakat
terhadap pemeriksaan kesehatan secara berkala sehingga pemeriksaan kesehatan belum
dijadikan perioritas. Pada umumnya, mereka baru membutuhkan fasilitas kesehatan
bilamana sudah dirasakan adanya keluhan dan merasa dirinya sakit. Dengan mengikuti
program pemeriksaan kesehatan medical check up secara berkala penyakit-penyakit yang
tidak menimbulkan gejala yang jelas dapat diketahui lebih dini, dengan mengetahui lebih
dini maka angka kesakitan danangka kematian dapat dicegah (Marsanti, A.S et.al, 2023).
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya melakukan cek kesehatan
berkala, peserta penyuluhan memiliki kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan perserta penyuluhan mampu :
1. Menjelaskan pengertian melakukan cek kesehatan berkala
2. Manjelaskan tujuan melakukan cek kesehatan berkala
3. Menyebutkan apa saja jenis jenis pemeriksaan kesehatan berkala
4. Menyebutkan tempat untuk melakukan cek kesehatan berkala
C. Materi Kegiatan
Terlampir
D. Metode Kegiatan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat Kegiatan
1. Poster
2. PPT
F. Pengorganisasian Kegiatan
1. Leader : Marta Tryaningsih
2. Co Leader : Detri Adriani
3. Fasilitator : Cindy Novita Sari
4. Observer : Fauzy Akbar
5. Dosen Pendamping : Ns. Mike Ayu Wulandari, M.Kep
6. CI Klinik :-
G. Deskripsi Tugas
1. Leader
1) Membuka dan menutup kegiatan penyuluhan
2) Mengkoordinir seluruh kegiatan
3) Memimpin perkenalan diri dan tim kepada peserta penyuluhan
4) Mengatur proses dan lama penyuluhan
5) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
6) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan
7) Memotivasi peserta untuk bertanya
2. Co Leader
1) Membantu leader mengkoordinir seluruh kegiatan
2) Membantu leader pada saat penyajian penyuluhan
3. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat, media, dan alat sebelum memulai penyuluhan
2) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
3) Memfasilitasi kegiatan selama penyuluhan berlangsung
4) Memotivasi masyarakat agar berpartisipasi dalam penyuluhan
5) Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang kurang
paham
6) Membagikan poster kepada peserta
7) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
3) Mencatat pertanyaan yang diberikan oleh peserta kegiatan
H. Setting Tempat

Leader
Co Leader

Fasilitator Audiens Observer

Fasilitator

I. Susunan Kegiatan

No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu

1 Pembukaan 1. Memberi salam terapeutik 1. Menjawab 5 menit


2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
4. Kontrak waktu

2 Penyajian 1. Menyampaikan materi : 1. Mendengarkan 40 menit


materi - Menjelaskan pengertian 2. Memperhatikan
melakukan cek kesehatan berkala 3. Berpartisipasi
- Manjelaskan tujuan melakukan 4. Bertanya
cek kesehatan berkala
- Menjelaskan apa saja jenis jenis
pemeriksaan kesehatan berkala
- Menyebutkan tempat untuk
melakukan cek kesehatan berkala
2. Melakukan sesi tanya jawab
3 Evaluasi 1. Menjelaskan tentang hal-hal 1. Menjawab 10 menit
yang kurang dimengerti pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan sebagai 2. Mendengarkan
evaluasi kegiatan 3. Memperhatikan
4 Penutup 1. Membuat kesimpulan 1. Mendengarkan 5 menit
2. Memberikan reward 2. Memperhatikan
3. Menutup pertemuan dengan 3. Menjawab
memberi salam terapeutik salam

J. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Struktur
1) Rencana kegiatan di persiapkan selama 4 hari sebelum kegiatan dan informasi
kepengurus 3 hari sebelum kegiatan
2) Fasilitator telah menyiapkan media dan alat yang digunakan sebelum kegiatan
berlangsung
2. Evaluasi Proses
1) Masyarakat yang hadir 90%
2) Sebelum dan selama penyuluhan secara langsng tampak berjalan kondusif
3. Evaluasi Hasil
1) Setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya melakukan cek kesehatan
berkala, peserta penyuluhan mampu :
a) Masyarakat mampu memberikan pertanyaan terkait pentingnya melakukan cek
kesehatan berkala
b) Masyarakat mampu menyebutkan dan menjelaskan kembali terkait materi
tentang pentingnya melakukan cek kesehatan berkala.
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk
mengetahui status kesehatan individu saat ini dan sebagai usaha untuk memelihara
kesehatan secara berkala yang bersifat rutin untuk dilakukan dengan mencakup
pemeriksaan untuk layanan pencegahan klinis dan termasuk kepada individu yang tidak
memiliki tanda ataupun gejala sakit. Pemeriksaan kesehatan secara rutin merupakan
upaya promotif preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh bupati/walikota
sesuai Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat
mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan melakukan upaya pengendalian segera
ditingkat individu, keluarga dan masyarakat. Investasi dalam upaya promotif preventif
dalam pencegahan penyakit tidak menular akan menghindarkan Indonesia dari beban
pembiayaan kesehatan dan beban ekonomi dikarenakan peningkatan PTM (Silabu, Y.S.,
et.al. 2022)
B. Tujuan
Tujuan kesehatan berkala adalah :
1. Mendeteksi penyakit sedini mungkin
2. Mengendalikan penyakit dan mendeteksi dini terjadinya komplikasi
3. Mencegah atau mengendalikan penyakit yang di tentukan
4. Memberikan pengobatan secepat mungkin (Indriani, A.N. 2020).
C. Jenis – jenis pemeriksaan
Ada 9 jenis-jenis pemeriksaan kesehatan yang wajib di periksa secara berkala sebagai
berikut (Fredista, A. 2020) :
1. Pemeriksaan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)
Pemeriksaan BB dan TB merupakan pemeriksaan untuk memeriksa Indeks Masa
Tubuh (IMT) sebagai metode yang digunakan untuk menentukan status gizi
seseorang. Indeks massa tubuh (IMT) biasa dipakai untuk menentukan kategori berat
badan, dari hasil perbandingan dengan tinggi badan. Melalui cara itu dapat
mengetahui status berat badan anda apakah berada dalam kategori normal, berlebih,
atau malah kurang. Jika IMT seseorang berada di luar rentang IMT yang dinyatakan
sehat, risiko kesehatan mereka bisa meningkat secara signifikan. Berat tubuh berlebih
dapat berdampak pada berbagai kondisi kesehatan, seperti diabetes tipe 2, tekanan
darah tinggi dan penyakit kardiovaskular. Sementara berat tubuh yang terlalu rendah
dapat meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi, osteoporosis dan anemia. nilai
normal IMT yaitu 18,5—25 kg/m.
2. Cek Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah adalah cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
kuatnya tekanan darah diarteri saat dipompa jantung. Bertujuan untuk mengurangi
resiko stroke,jantung hingga gagal ginjal, sejumlah penyakit yang muncul karena
tekanan darah tinggi. Harus diperiksa rutin karena untuk mencegah perkembangan
suatu penyakit. Rentang normal tekanan darah yaitu sekitar 120/80 mmHg.
3. Cek Lingkar Perut
Cek Lingkar Perut adalah pemeriksaan yang dilakukan disekitar perut setinggi pusar
yang bertujuan untuk mengetahui apakah seseorang ada masalah berat badan. Batas
aman lingkar perut untuk pria adalah 90 cm dan wanita adalah 80 cm. Lemak perut
jika berlebihan akan memicu masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung,
stroke, dan diabetes.
4. Cek Kolesterol
Kolesterol adalah komponen lemak darah yang dibutuhkan tubuh. Makanan yang
dapat meningkatkan kadar kolesterol di antaranya adalah makanan berlemak, seperti
daging dan jeroan kambing. Mengonsumsi makanan yang mengandung kolestrol
tinggi beresiko meningkatkan kadar kolesterol darah yang sangat berhubungan
dengan terjadi berbagai penyakit seperti stroke, penyakit jantung, dan gangguan
sirkulasi darah. Cek kolesterol bermanfaat untuk menilai risiko penyakit
kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. Cara mengontorol kadar
kolestrol dalam tubuh dengan cara cek kolestrol secara rutin karena dengan
mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh, kita bisa menjaga kondisi kesehatan dan
terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh kolesterol tinggi. Kadar
kolesterol bisa dikatakan normal apabila berada pada tingkat dibawah 200 mg/dL.
5. Cek Kadar Gula Darah
Cek gula darah adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar gula (glukosa) dalam
darah. Ada macam-macam tes gula darah, dan tujuannya bukan hanya untuk
mendiagnosis penyakit diabetes, tapi juga untuk mengevaluasi apakah kadar gula
darah penderita diabetes terkontrol dengan baik. Cek gula darah secara rutin tidak
hanya penting dilakukan oleh diabetesi (mereka yang hidup dengan diabetes), tapi
juga kita semua untuk deteksi dini dan antisipasi risiko penyakit tersebut. Selain rutin
cek gula darah, menerapkan gaya hidup sehat diperlukan agar gula darah tetap
terkendali. Dampak dari komplikasi diabetes tidak hanya membuat luka sulit sembuh
dan rentan terserang infeksi, tapi juga berisiko memicu penyakit serius seperti
serangan jantung, stroke, infeksi kaki, hingga gagal ginjal. Kadar gula dalam darah
dikatakan normal jika hasil kurang dari 100 mg/dL.
6. Cek Arus Puncak Ekspirasi
Arus Puncak Ekspirasi (APE) merupakan suatu uji sederhana yang dilakukan untuk
menilai fungsi paru menggunakan Wright's peak flow meter. Pengukuran APE
bertujuan untuk menilai derajat obstruksi saluran napas secara objektif dan evaluasi
terapi asma. Nilai APE normal pada laki-laki dewasa adalah 400-600 L/mnt dan
wanita dewasa adalah 300-500 L/mnt. Pada anak-anak berkisar 200- 400 L/mnt. Nilai
APE dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti merokok, paparan debu atau polusi,
riwayat penyakit asma, dan aktivitas fisik. Jenis tindakan lainnya meliputi mengukur
volume paru, mekanisme paru, dan juga kemampuan difusi paru. Saat memeriksa
fungsi paru, akan diketahui jumlah pernapasan yang terjadi selamat kurang lebih 1
menit. Normalnya, usia dewasa akan bernapas sebanyak 16-20 kali dalam waktu
semenit.
7. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Sadari atau pemeriksaan payudara sendiri merupakan pemeriksaan yang dilakukan
untuk deteksi dini kanker payudara. Kita harus rutin melakukan SADARI Karena kita
lebih tahu atau mengenal diri kita sendiri, bila terjadi perubahan kita akan
mengetahuinya sejak awal. Jika pada saat melakukan SADARI ditemukan benjolan
atau perubahan pada payudara (dibandingkan dengan keadaan pada bulan
sebelumnya) segera periksakan diri ke Dokter. Pilihan untuk sadari adalah antara hari
ke-5 dan ke-10 dari sikulus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai
hari ke-1. Wanita pasca menopausal dianjurkan untuk memeriksa payudaranya pada
hari pertama setiap bulan untuk meningkatkan rutinitas pemeriksaan payudara sendiri.
8. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan PAP’s smear sangat penting
untuk skrining kanker serviks. Pemeriksaan ini merupakan suatu keharusan pada
perempuan yang aktif secara seksual sebagai sarana pencegahan dan deteksi dini
kanker serviks. Cara paling umum untuk deteksi dini kanker leher Rahim adalah
dengan pilihan pemeriksaan berkala, yaitu :
a. Test IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Test ini digunakan untuk mendeteksi kanker dengan cara mengoles larutan asam
asetat (asam cuka 3-5%) pada leher Rahim. Asam Asetat menegaskan dan
menandai pra-kanker dengan perubahan warna agak keputihan. Hasilnya dapat
diketahui saat itu juga atau dalam waktu 15 menit. Test IVA ini dapat dilakukan
kapan saja, termasuk saat menstruasi, asuhan nifas atau pada saat keguguran.
b. PAP SMEAR
Test dapat dilakukan dirumah sakit, klinik, dokter kandungan ataupun
laboraturium terdekat terdekat dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih. Prinsip
pemeriksaan Pap’s Smear adalah mengambil epitel permukaan serviks yang
mengelupas/eksfoliasi di mana epitel permukaan serviks selalu mengalami
regenerasi dan digantikan lapisan epitel dibawahnya. Test pap smear dapat
dilakukan bila anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil.
9. Cek Fungsi Mata dan telinga
Mata merupakan organ penglihatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Demikian juga dengan telinga sebagai indera pendengaran yang berfungsi penting
dalam menerima informasi yang akan diteruskan ke otak..Keduanya memiliki fungsi
vital yang turut menentukan respon otak atas informasi yang ditangkap.
D. Kriteria Pelaksanaan Kegiatan Cek Kesehatan Rutin
a. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan
pemeriksaan/skrining kesehatan sesuai standar.
b. Pelayanan pemeriksaan/skrining kesehatan usia >15 tahun keatas diberikan, sesuai
kewenanganya, oleh: dokter; bidan; perawat; nutrisionis/tenaga gizi. Petugas
Pelaksana Posbindu PTM terlatih
c. Pelayanan pemeriksaan/skrining kesehatan dilakukan di Puskesmas dan jaringannya
(Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama
dengan Pemerintah Daerah
d. Pemeriksaan/skrining kesehatan usia 15 tahun keatas dilakukan minimal dilakukan
satu tahun sekali (Indriani, A.N. 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Fredista, A. 2020. Indonesia Sehat Melalui Germas Pengecekan Kesehatan Berkala. Institut
Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.

Indriani, A.N. 2020. Edukasi Kesehatan Melalui Buku Saku Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Masyarakat Usia Produktif Mengenai Cek Kesehatan Secara Rutin. Skripsi.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.

Kemenkes RI. 2016. Buku Panduan GERMAS, Gerakan Masyarakat Hidup sehat. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Marsanti, A.S., dkk. 2023. Pentingnya Penyuluhan Pemeriksaan Kesehatan Rutin pada Lansia
dalam Upaya Peningkatan GERMAS di Desa Tapak. Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 3(1), 57-63.

Presiden RI. 2017. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Ratnaningrum, K., & Prihandani., O.R. 2020. Edukasi Pemeriksaan Kesehatan Berkala
sebagai Upaya Deteksi Dini Penyakit dalam Mensukseskan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat. Prosding Seminar Nasional Unimus, 3(1), 518-525.

Silabu, Y.S., dkk. 2022. Implementasi Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) di Kota Kendari. Malang : CV. Literasi Nusantara Abadi.

Anda mungkin juga menyukai