Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIK PROFESI BIDAN

READING JURNAL STASE PERSALINAN


PEMBERIAN MgSO4 PADA IBU BERSALIN DENGAN
PREEKLAMSIA BERAT DI RUANG VK UTARI
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

NURUL WIDYASTUTI
2210106105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI BIDAN


READING JURNAL STASE PERSALINAN
PEMBERIAN MgSO4 PADA IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT DI
RUANG VK UTARI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

Disusun Oleh:
NURUL WIDYASTUTI (2210106105)

Telah menyetujui persyaratan dan disetujui


Hari dan Tanggal
…………………………………………

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Pendidikan Mahasiswa

Luluk Khusnul Dwihestie, S.ST., M.Kes Nurul Widyastuti

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya sehingga tugas reading jurnal dengan judul “Pemberian Mgso4 Pada Ibu
Bersalin Dengan Preeklamsia Berat” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun
dalam rangka memenuhi target untuk menyelesaikan praktik stase kehamilan.
Keberhasilan penulis dalam penyususnan tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih :
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat., selaku Rektor Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
’Aisyiyah Yogyakarta.
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb., Bd., MPH., selaku Ketua Program Studi Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
’Aisyiyah Yogyakarta.
4. Sri Lestari, S.ST, MMR selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Anita Novidaswati, S.ST, M.Keb Selaku CI lahan di RSUD Panembahan Senopati
Bantul
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap kritik
dan saran yang membangun untuk dijadikan perbaikan naskah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Gombong, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah.......................................................................................5
B. Skala............................................................................................5
C. Kronologi....................................................................................5
D. Solusi...........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Data Fokus....................................................................................7
B. Telaah Jurnal.................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN
A. Deskripsi Logbook dan reading jurnal.........................................11
B. Teori……………………………………………………………. 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan....................................................................................14
B. Saran..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan

timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema

pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Preeklampsia berat dengan tanda-tanda khas

seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan

ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan.

Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga

terjadi pada trimester kedua kehamilan (Rozihan, 2018). Penyebab timbulnya

preeklampsia berat pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, tetapi pada umumnya

disebabkan oleh vasospasme arteriola. Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan

mempengaruhi timbulnya preeklampsia berat antara lain: primigravida, kehamilan

ganda, hidramnion, mola hidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang

dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Anik Maryunani,2009).

B. Skala

Menurut WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa

preeklampsia menyumbang 70.000 kematian ibu setiap tahunnya di dunia. Selain

angka kematian dan kesakitan ibu preeklampsia juga menyumbang 500.000 kematian

bayi setiap tahunnya. Prevalensi preeklampsia di Jawa Tengah mengalami

peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2016-2018. Pada tahun 2016 prevalensi

preeklampsia sebanyak 24,44% dari 711 kematian per 100.000 kelahiran hidup, pada

tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 26,34% dari 619 kematian per 100.000

kelahiran hidup, sedangkan tahun 2019 juga mengalami peningkatan menjadi 27,08%

dari 602 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2016 dan tahun 2015

preeklampsia merupakan penyebab kematian utama di provinsi Jawa Tengah,


sedangkan pada tahun 2017 preeklampsia penyebab kematian nomor dua setelah

perdarahan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017).

C. Kronologi

Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,

bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul

pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

Preeklampsia berat merupakan masalah yang serius dan memiliki tingkat

kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia

berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah

pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko penyakit

kardiometabolik dan komplikasi lainnya. Peningkatan tekanan darah ≥

160/110mmHg, Proteinuria (+), Sakit kepala hebat dan gangguan penglihatan. Tanda

gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah penglihatan, pandangan kabur dan

spasme arteri retina pada funduskopi, nyeri epigastrium, mual dan muntah serta emosi

mudah marah.

D. Solusi

Tujuan umum standar operasional prosedur adalah untuk mengarahkan kegiatan

asuhan kebidanan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan

aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang

berlaku.

1. Konservativ berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan pemberian

pengobatan (untuk kehamilan 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan

diastolik diantara 90-100 mmHg.

2. Pasang infus RL ( Ringer Laktat )

3. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload


4. Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria

Jika jumlah urin < 30 ml perjam tindakan yang dilakukan adalah:

a) Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam

b) Pantau kemungkinan edema paru

c) Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan

kematian ibu dan janin.

d) Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam.

e) Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi merupakan tanda

edema paru. Jika terjadi edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretik

misalnya furosemide 40 mg intravena.

f) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak

terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulapati

g) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam

h) Berikan antihipertensi (nifedipine oral 5-10mg) bila tekanan darah ≥

180/100mmhg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan (logbook data fokus)

Deskripsi kegiatan Responsi Tanda tangan


pembimbing /
CI

Tanggal 25 November Subjektif (S) : Mahasiswa


2022 Pasien datang ke VK Utari di RSUD Panembahan Senopati bantul pada
No.RM : 463783 tanggal 25 November 2022 pukul 09.00 WIB dengan keluhan kencang-
Nama : Ny. A kencang dan pusing.
Tanggal lahir : 19-12- Objektif (O) : Nurul Widyastuti
1995 K/u : cukup, kesadaran : composmentis, BB : 77 Kg
Agama : Islam TD: 170/100 mmHg
Suku : Jawa N: 80x/m RR : 23x/m SpO2 : 98% Suhu : 36,0 oC
Alamat : Kali Tengah Analisa (A) :
2/1 Gombong Kebumen G1P0A0 UK 39 minggu inpartu dengan preeklamsia berat TTD CI:
Penatalaksanaan (P) :
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa tensinya tinggi
Hasil : ibu memahami dan mengerti kondisinya.
2. Kolaborasi dengan dokter obgin untuk pemberian terapi obat yang Anita Novidaswati, S.ST,
perlu diberikan kepada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu M.Keb
Hasil : diberikan Nifedipine 10 mg secara oral
3. Memasang infus RL 30 Tpm
Hasil : infus RL terpasang dengan 30 Tpm
4. melakukan kolaborasi dengan dokter obgin untuk pemberian terapi
MgSO4 untuk ibu
hasil : telah diberikan terapi MgSO4 40% dengan dosis 6 gram dalam
larutan RL 500 cc dengan 28 tpm Pembimbing Pendidikan
5. pemantauan HIS dan DJJ
Hasil : HIS 4x/10/25, DJJ 140x/menit
6. memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Sri Lestari, S.ST, MMR
7. menganjurkan suami atau keluarga untuk menemani ibu pada saat
nanti proses persalinan
8. menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum yg mudah di cerna
agar tetap mempunyai tenaga pada saat nanti proses persalinan
9. menganjurkan ibu untuk mobililsasi miring kekiri agar kepala bayi
cepat turun
10. menjelaskan tehnik rileksasi yang benar pada ibu yaitu mengambil
nafas pada saat kontraksi dan rileksasi untuk menghilangkan
kecemasan
11. melakukan observasi persalinan DJJ dan tekanan darah sesuai dengan
standar yaitu 130/96
12. menyiapkan peralatan pertolongan persalinan melibuti pertus set,
hanscoon, perlak, anderped, celemek, sepatu but, lampu sorot, alat
untuk hating. Serta perlengkapan baju ganti dan pembalut untuk ibu.
B. Telaah jurnal
N Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparasion Outcome Time
o
The Egyptian Journal Management of Studi ini melibatkan 240 Kategori A 80 Kategori B 80 pasien Magnesium sulfat
1 of Hospital Medicine Women with wanita hamil yang yang pasien diberikan diberikan singkat terbukti menyebabkan 2019
(January 2019) Vol. 74 Severe didiagnosis sebagai dosis (6 gram dosis singkat (4 gram banyak perubahan
(8), Page 1849-1856 Preeclampsia by kasus preeklampsia berat hemodinamik karena
MgSO4 pada250 ml MgSO4 pada 250 ml
Different di Departemen Obstetri memiliki efek
Abd EL Samea Hassan Regimens of dan Ginekologi, Rumah larutan ringer larutan dering, setiap vasodilator pada
Khalifa, Mohamed Magnesium Sakit Universitas Al- selama 20 menit) 4 jam secara IV, maternal dan
Mohamed Farahat and Sulfate Azhar dan Rumah Sakit saat pemeliharaan menetes hanya pembuluh darah janin.
Khaled Mustafa Alsaudi Umum EL Mahalla postpartum selama 12 jam) pada Magnesium sulfat
periode postpartu harus diberikan
Kategori C 80 kepada semua pasien
pasien diberikan dengan preeklampsia
dosis penuh berat.
pemeliharaan (4
gram MgSO4 pada
250nml larutan
ringer setiap 4 jam
2 Jurnal Kebidanan Analysis of the Populasi dalam Di berikan terapi Kelompok kontrol Terdapat pengaruh 2021
(2021), Volume 13, Effect of Giving penelitian ini adalah MgSO4 diberikan Terapi pemberian MgSO4 pada
Nomor 2 MgSO4 to Mothers semua ibu bersalin yang MgSO4 ibu bersalin
Niken Grah ,STIKes with Severe preeklampsia berat dan
dirujuk ke PONEK
Pemkab Jombang, Preeclampsia in resiko untuk terjadi
Jombang, Indonesia Pre-Referral Health RSUD Jombang atas eklampsia 1,03 kali
Facilities at indikasi preeklampsia
lebih besar pada
Jombang General berat pada bulan Januari- kelompok ibu
Hospitals on the Juni tahun 2016 yaitu preeklampsia berat yang
Prevalence of sebanyak 119 ibu. tidak diberi MgSO4 di
Eclampsia tempat pra rujukan
dibandingkan dengan
kelompok ibu
preeklampsia berat yang
diberi MgSO4.

3 Journal F1000Research Assessment of Data dikumpulkan dari MgSO4 diberikan - Setelah pemberian
2019, 8:447 magnesium rekam medis 130 ibu Dengan dosis MgSO4, sebagian
Bashir Alsiddig Youse, sulphate usage in hamil yang didiagnosa pemuatan 4 g besar pasien (121;
Alaa Abdulmoniem Me preeklampsia/eklampsia disuntikkan secara 93,1%)
pre-eclamptic and
rghani di RS Bersalin intravena, telah mengontrol
Walaa Salah Abdulla , eclamptic women Omdurman. kemudian kejang dan hanya satu
Rasha Rifaat Binn in Omdurman pemeliharaan pasien yang
Maternity dosis dimulai mengalami toksisitas
Hospital, 2017: A dengan suntikan MgSO4
cross-sectional intramuskular (kelumpuhan
study dari 10 g diikuti pernapasan). Oleh
dengan 5 g 6 karena itu, MgSo4
kali/hari. dosis 4 g merupakan obat yang
diberikan dosis efektif dan aman
muatan, kemudian pilihan yang
dosis pemeliharaan digunakan untuk
dengan mengobati /
menggunakan 1
mencegah eklampsia
sampai 2 g/jam
infus pump di Sudan.
terkontrol.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Logbook dan Reading Jurnal


Berdasarkan asuhan yang diberikan pada Ny. A umur 26 tahun dengan
keluhan kencang-kencang serta rasa pusing. Didapatkan hasil pemeriksaan yaitu k/u :
cukup, kesadaran : composmentis, BB : 77 Kg, TD: 170/100 mmHg, N: 80x/m, RR :
23x/m, SpO2 : 98%, suhu : 36,0 oC. Dari hasil pemeriksaan Ny. A di anjurkan untuk
diberikan Nifedipine 10 mg secara oral, Memasang infus RL 30 Tpm kemudian di
anjurkan untuk diberikan terapi MgSO4 40% dengan dosis 6 gram dalam larutan RL
500 cc dengan 28 tpm, pemantauan HIS dan DJJ hasil: HIS 4x/10/25, DJJ 140x/menit,
memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, menganjurkan suami atau
keluarga untuk menemani ibu pada saat nanti proses persalinan, menganjurkan ibu
untuk tetap makan dan minum yg mudah di cerna agar tetap mempunyai tenaga pada
saat nanti proses persalinan, menganjurkan ibu untuk mobililsasi miring kekiri agar
kepala bayi cepat turun, menjelaskan tehnik rileksasi yang benar pada ibu yaitu
mengambil nafas pada saat kontraksi dan rileksasi untuk menghilangkan kecemasan
melakukan observasi persalinan DJJ dan tekanan darah sesuai dengan standar yaitu
130/96, kemudian menyiapkan peralatan pertolongan persalinan melibuti pertus set,
hanscoon, perlak, anderped, celemek, sepatu but, lampu sorot, alat untuk hating. Serta
perlengkapan baju ganti dan pembalut untuk ibu.
(Grah Prihartanti et al., 2021) Mengatakan bahwaPemberian MgSO4 menjadi
standar pelayanan untuk penatalaksanaan pasien preeklampsia berat/ eklampsia di
setiap fasilitas kesehatan untuk mencegah terjadinya eklampsia. MgSO4 harus segera
diberikan setelah terdiagnosis preeklampsia berat meskipun masih dalam fasilitas
kesehatan pra rujukan. Pemberian MgSO4 diberikan kepada pasien dengan tekanan
darah > 140/90 mmHg, dan salah satu dari gejala klinis proteinurine > +2 atau >
300mg/24 jam, nyeri kepala, nyeri epigastrium, gangguan penglihatan.
(Literate & Indonesia, 2020) mengatakan bahwa resiko kesehatan yang timbul
dapat menjadi lebih berat apabila keadaan preeklampsia jatuh pada kondisi kejang
eklampsia. Keadaan ini harus dicegah salah satunya dengan pemberian antikonvulsan
MgSO4. Pemberian MgSO4 sebagai terapi pencegahan kejang eklamsia saat ini sudah
menjadi standar pelayanan penatalaksanaan pasien preeklampsia pada berbagai rumah
sakit. Terapi profilaksis ini harus segera diberikan segera setelah pasien terdiagnosis
preeklampsia berat (Literate & Indonesia, 2020)
B. Teori
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang muncul
pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
Preeklampsia merupakan masalah yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas
yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada
ibu saat hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan
akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik
dan komplikasi lainnya.(Grah Prihartanti et al., 2021)
Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui secara pasti, sehingga
preeklampsia disebut sebagai “the disease of theories”. Namun ada beberapa faktor
yang mempengaruhi preeklampsia yaitu ibu yang berusia >35 tahun, nulipara, jarak
antar kehamilan, riwayat preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga preeklampsia,
kehamilan multipel, obesitas sebelum hamil dan Indeks Massa Tubuh (IMT) saat
pertama kali ANC, riwayat penyakit (diabetes, ginjal, hipertensi) (POGI, 2016).
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan
preeklampsia, seperti melalui pelayanan kesehatan ibu hamil. Pelayanan kesehatan
ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4
kali selama masa kehamilan dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester
pertama (usia kehamilan 0- 12 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 12-24 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan
24 minggu sampai lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kebidanan seperti preeklampsia.
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015)
Pemberian MgSO4 menjadi standar pelayanan untuk penatalaksanaan pasien
preeklampsia berat/ eklampsia di setiap fasilitas kesehatan untuk mencegah terjadinya
eklampsia. MgSO4 harus segera diberikan setelah terdiagnosis preeklampsia berat
meskipun masih dalam fasilitas kesehatan pra rujukan. Pemberian MgSO4 diberikan
kepada pasien dengan tekanan darah > 140/90 mmHg, dan salah satu dari gejala klinis
proteinurine > +2 atau > 300mg/24 jam, nyeri kepala, nyeri epigastrium, gangguan
penglihatan, serum kreatini >1,1 mg/dL, edema paru, peningkatan fungsi hati, dan
trombosit > 100.000.(Ibrahem et al., 2019)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan adanya
keluhan kencang-kencang disertai dengan adanya rasa pusing. Dari hasil
pemeriksaan pasien didapatkan tekanan darah yaitu 170/100 mmHg, maka
dapat disimpulkan bahwa Ny. A dengan diagnosa Hipertensi berat dalam
kehamilan bisa diberikan terapi nifedipine 10 mg 2x1 dan telah diberikan
terapi MgSO4 40% dengan dosis6 gram dalam larutan RL 500 ccdengan 28
tpm sesuai anjuran dokter spesialis obgyn.

B. Saran
Diharapkan bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya untuk mampu melakukan
asuhan kebidanan kehamilan sesuai dengan SOP yang berlaku dan mampu
dalam meningkatkan profesionalisme dalam memberikan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Grah Prihartanti, N., Hayu Lestari, R., & Paramitha Bherty, C. (2021). Analysis of the Effect
of Giving MgSO4 to Mothers with Severe Preeclampsia in Pre-Referral Health Facilities
at Jombang General Hospitals on the Prevalence of Eclampsia. Embrio, 13(2), 134–140.
https://doi.org/10.36456/embrio.v13i2.3652
Ibrahem, A. M. H., El-Garhy, I. M. T., Gebril, M. M. I., & Taha, W. S. (2019). Different
Regimens of Magnesium Sulfate and It’S Role in Management of Women With Severe
Pre-Eclampsia. International Journal of Medical and Biomedical Studies, 3(10), 1849–
1856. https://doi.org/10.32553/ijmbs.v3i10.663
Literate, S., & Indonesia, J. I. (2020). View metadata, citation and similar papers at
core.ac.uk. 7, 274–282.

Anda mungkin juga menyukai