Anda di halaman 1dari 5

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM 1

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


MODUL
PRAKTIKUM KE-13
KUMBAH LAMBUNG

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi kumbah lambung
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan kumbah lambung
3. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi kumbah lambung
4. Mahasiswa mampu menjelaskan kontraindikasi kumbah lambung
5. Mahasiswa mampu melakukan kumbah lambung
6. Mahasiswa mampu melakukan penanganan keracunan yang ditelan

B. DASAR TEORI
Keracunan adalah masuknya zat kedalam tubuh yang memiliki efek membahayakan fungsi organ
dan dapat menimbulkan kematian. Dalam keadaan tertentu seseorang dicurigai mengalami keracunan
bila seseorang yang sehat mendadak sakit, gejala tidak sesuai dengan suatu keadaan patologik
tertentu, gejala cepat dan intolerable.
Seseorang mengalami keracunan dapat secara tertelan melalui mulut, terhisap melalui hidung, dan
terserap melalui mata dan atau kulit. Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berupa benda
padat (obat-obatan, makanan), gas (karbonmonoksida), dan cair (alkohol, bensin, minyak tanah, zat
kimia).

Untuk menentukan seseorang mengalami keracunan diperlukan pemeriksaan meliputi :


1. Anamnesis
a. Biasanya heteroanamnesis (karena penderita dalam keadaan tidak sadar atau malu berterus
terang)
b. Usahakan mendapat nama pasien
c. Jumlah bahan dan saat penderita minum atau makan bahan tersebut
d. Tanyakan adanya riwayat perselisihan atau pertikaian dengan orang lain atau ada tidaknya
masalah ekonomi yang berat
2. Pemeriksaan fisik
a. Perhatikan kesadaran pasien
b. Periksa tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi, pernapasan)
c. Perlu diperhatikan pula adanya luka-luka disekitar mulut, bau napas yang khas, hipersalivasi,
pupil yang mengecil atau melebar.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin biasanya tidak banyak membantu
4. Pemeriksaan toksikologi
Penting untuk kepastian diagnosis
5. Pemeriksaan patologi
a. Penting untuk membantu kepastian diagnosis bila dengan keempat cara diatas diagnosis
masih sulit untuk ditegakkan
b. Pemeriksaan patologi sering dibutuhkan untuk menyingkap penyebab kamatian karena
keracunan (pada kasus pembunuhan)

Prinsip penatalaksanaan umum keracunan adalah :

TIM MA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR


MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM 2
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
1. Bersihkan saluran napas dari kotoran, lendir atau muntahan
2. Berikan bantuan napas jika terjadi henti napas. (Jangan gunakan teknik mouth to mouth. Gunakan
sapu tangan
3. Hindari aspirasi gas racun dari pasien
4. Mencegah/menghentikan penyerapan racun
5. Mengeluarkan racun yang telah diserap
6. Pengobatan simptomatik
7. Identifikasi penyebab keracunan untuk pengobatan yang spesifik dan antidotum

Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan cairan tertentu ke
dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga lambung yang
dimasukkan melalui hidung atau mulut. Selama dilakukan bilas lambung, cairan yang dikeluarkan akan
ditampung untuk selanjutnya diteliti racun apa yang terkandung.

Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase atau bilas lambung yaitu sebagai berikut :
1. Untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik;
3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.

Indikasi kumbah lambung antara lain :


1. Keracunan obat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
5. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik

Kontra Indikasi kumbah lambung adalah :


1. Keracunan oral lebih dari 4 jam;
2. Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko perforasi esophageal)
serta keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);
3. Pasien yang menelan benda asing yang tajam;
4. Pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi
sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.

C. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat
a. Selang lambung, sesuai ukuran yang diperlukan
b. Spuit 50 cc
c. Perlak dan handuk
d. Ember penampung
e. Sarung tangan
f. Spatel lidah
g. Corong
h. Stetoskop
i. Gunting plester
j. Korentang dan tempatnya
2. Persiapan Bahan

TIM MA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR


MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM 3
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
a. NaCl 0,9 % atau air matang
b. Sarung tangan
c. Jelly
d. Plester

D. PROSEDUR KERJA
NO LANGKAH KERJA GAMBAR
Fase Pra Interaksi
1 Gunakan APD (Prinsip 3
Aman)
2 Periksa kelengkapan alat
Fase Orientasi
1 Evaluasi ABCDE
Fase Kerja
1 a. Memasang perlak dan
alasnya di dada pasien
b. Meletakkan bengkok di
bawah dagu pasien
c. Meletakkan ember yang
diberi alas kain pel ke
dekat pasien
d. Menentukan panjang
selang penduga yang
masuk ke dalam
lambung
e. Memberi jelly pada
ujung penduga lambung
f. Menutup  pangkal
selang penduga 
lambung dengan cara
menekuk/diklem
g. Memasukkan selang
penduga pelan-pelan ke
dalam lambung melalui
hidung. Bagi pasien
sadar dianjurkan
menelan selang
penduga perlahan-
lahan sambil menarik
nafas dalam
h. Meyakinkan selang
penduga masuk ke
dalam lambung dengan

TIM MA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR


MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM 4
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
cara : Memasukkan
ujung slang penduga
sampai terendam dalam
mangkok berisi air dan
tidak tampak
gelembung udara dan
air.
i. Setelah yakin selang
penduga masuk ke
lambung pasien, posisi
diatur miring tanpa
bantal dan letak kepala
lebih rendah.
j. Memasang corong pada
pangkal selang
kemudian masukkan
air/cairan. Selanjutnya
ditunggu sampai
air/cairan tersebut
keluar dari lambung dan
ditampung dalam
ember.
k. Membilas lambung
dilakukan berulang kali
sampai air/cairan yang
keluar dari lambung
berwarna jernih/tidak
berbau racun.
l. Mengobservasi tekanan
darah, nadi,
pernafasan, dan
respons pasien
m. Mencatat semua
tindakan yang telah
dilakukan

Fase Terminasi
1 Lakukan reassessment
untuk menilai keberhasilan
tindakan yang sudah
dilakukan

TIM MA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR


MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM 5
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
E. LATIHAN/KASUS
Seorang laki-laki berumur 23 tahun dibawa ke IGD dalam keadaan kejang-kejang, muntah-muntah,
muka merah dan napas berbau menyengat. Pernapasan pasien 10x/menit lambat dan tidak teratur,
akral dingin, kulit pucat kebiruan. Diketahui dari keluarga pasien pulang dari pesta miras oplosan
bersama teman-temannya sekitar 2 jam yang lalu.
Tugas mahasiswa :
Lakukan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien tersebut mulai dari pengkajian,
penentuan diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi, dan dokumentasinya.

F. KESIMPULAN
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul ' First Aid, Cara Benar Pertolongan
Pertama dan Penanganan Darurat', ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko
bahaya pada korban keracunan, yaitu sebagai berikut:
1. Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi korban minum air putih
atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan racun.
2. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah dengan wajah
menghadap ke bawah dan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak.
3. Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam keadaan
pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun apa yang ditelan.
4. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan kimia seperti pembersih toilet, cairan
antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner serta pemantik api. Zat asam
akan menyebabkan kerusakan lebih parah pada lambung atau esofagus jika dimuntahkan.
Sedangkan BBM yang dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.

G. REFERENSI
1. Hudok, Carolyn M. ,dkk. 1997. Critical Care Nursing A Holistic Approach, Seventh Edition.
Lippincott-Raven : Philadelphia.
2. Materi pelatihan Emergency Nursing - Intermediate Level. 2018.
3. Sentra Informasi Keracunan Badan POM. 2001. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk
Rumah Sakit. Jakarta.
4. Smeltzer, Suzzane C, dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .
Jakarta : EGC.
5. Tim ACLS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. 2002. Elektrokardiografi Dalam Materi Khusus
Advanced Cardiac Life Support (ACLS). Bidang Diklat Pusat Jantung Nasional. Jakarta.
6. Tim BTCLS BSB Kawasan Timur Indonesia. 2015. Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life
Support (BTCLS). Brigade Siaga Bencana Kawasan Timur. Makassar.

TIM MA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai