A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi kumbah lambung
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan kumbah lambung
3. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi kumbah lambung
4. Mahasiswa mampu menjelaskan kontraindikasi kumbah lambung
5. Mahasiswa mampu melakukan kumbah lambung
6. Mahasiswa mampu melakukan penanganan keracunan yang ditelan
B. DASAR TEORI
Keracunan adalah masuknya zat kedalam tubuh yang memiliki efek membahayakan fungsi organ
dan dapat menimbulkan kematian. Dalam keadaan tertentu seseorang dicurigai mengalami keracunan
bila seseorang yang sehat mendadak sakit, gejala tidak sesuai dengan suatu keadaan patologik
tertentu, gejala cepat dan intolerable.
Seseorang mengalami keracunan dapat secara tertelan melalui mulut, terhisap melalui hidung, dan
terserap melalui mata dan atau kulit. Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berupa benda
padat (obat-obatan, makanan), gas (karbonmonoksida), dan cair (alkohol, bensin, minyak tanah, zat
kimia).
Membilas lambung adalah membersihkan lambung dengan cara memasukkan cairan tertentu ke
dalam lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga lambung yang
dimasukkan melalui hidung atau mulut. Selama dilakukan bilas lambung, cairan yang dikeluarkan akan
ditampung untuk selanjutnya diteliti racun apa yang terkandung.
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase atau bilas lambung yaitu sebagai berikut :
1. Untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik;
3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.
C. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat
a. Selang lambung, sesuai ukuran yang diperlukan
b. Spuit 50 cc
c. Perlak dan handuk
d. Ember penampung
e. Sarung tangan
f. Spatel lidah
g. Corong
h. Stetoskop
i. Gunting plester
j. Korentang dan tempatnya
2. Persiapan Bahan
D. PROSEDUR KERJA
NO LANGKAH KERJA GAMBAR
Fase Pra Interaksi
1 Gunakan APD (Prinsip 3
Aman)
2 Periksa kelengkapan alat
Fase Orientasi
1 Evaluasi ABCDE
Fase Kerja
1 a. Memasang perlak dan
alasnya di dada pasien
b. Meletakkan bengkok di
bawah dagu pasien
c. Meletakkan ember yang
diberi alas kain pel ke
dekat pasien
d. Menentukan panjang
selang penduga yang
masuk ke dalam
lambung
e. Memberi jelly pada
ujung penduga lambung
f. Menutup pangkal
selang penduga
lambung dengan cara
menekuk/diklem
g. Memasukkan selang
penduga pelan-pelan ke
dalam lambung melalui
hidung. Bagi pasien
sadar dianjurkan
menelan selang
penduga perlahan-
lahan sambil menarik
nafas dalam
h. Meyakinkan selang
penduga masuk ke
dalam lambung dengan
Fase Terminasi
1 Lakukan reassessment
untuk menilai keberhasilan
tindakan yang sudah
dilakukan
F. KESIMPULAN
Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul ' First Aid, Cara Benar Pertolongan
Pertama dan Penanganan Darurat', ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko
bahaya pada korban keracunan, yaitu sebagai berikut:
1. Kurangi kadar racun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi korban minum air putih
atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah atau asam cuka untuk menetralkan racun.
2. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk muntah dengan wajah
menghadap ke bawah dan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tak tersedak.
3. Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila ia dalam keadaan
pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak tahu racun apa yang ditelan.
4. Jangan berusaha memuntahkan korban bila menelan bahan kimia seperti pembersih toilet, cairan
antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin, minyak tanah, tiner serta pemantik api. Zat asam
akan menyebabkan kerusakan lebih parah pada lambung atau esofagus jika dimuntahkan.
Sedangkan BBM yang dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.
G. REFERENSI
1. Hudok, Carolyn M. ,dkk. 1997. Critical Care Nursing A Holistic Approach, Seventh Edition.
Lippincott-Raven : Philadelphia.
2. Materi pelatihan Emergency Nursing - Intermediate Level. 2018.
3. Sentra Informasi Keracunan Badan POM. 2001. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk
Rumah Sakit. Jakarta.
4. Smeltzer, Suzzane C, dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .
Jakarta : EGC.
5. Tim ACLS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. 2002. Elektrokardiografi Dalam Materi Khusus
Advanced Cardiac Life Support (ACLS). Bidang Diklat Pusat Jantung Nasional. Jakarta.
6. Tim BTCLS BSB Kawasan Timur Indonesia. 2015. Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life
Support (BTCLS). Brigade Siaga Bencana Kawasan Timur. Makassar.