Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
kepala belakang yang berlangsung selama 18 jam tanpa ada komplikasi pada
ibu maupun janin.

(Prawirohardjo, 2009)

Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin, plasenta, dan


ketuban melalui jalan lahir. Kala satu terjadi sejak masa awitan kontraksi
uteri secara teratur hingga terjadinya dilatasi serviks secara lengkap.
(Medforth, Janet. 2012)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).prses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang
ditandaai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta.

(Sulistyawati. 2013: 4)

Persalinan adlaah proses dimana bayi, plasenta dengan selaput ketuban


keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggapa normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit.
(Asuhan persalinan Normal. 2014: 37)

Menurut cara persalinan

- Partus biasa (normal): proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal
dianggap normal apabila proses terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
- Partus luar biasa (abnormal): persalinan pervaginam dengan bantuan
alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi sectio caesaria (SC).
(Rohani. Reni, Saswita. 2011: 3)

II. ETIOLOGI
Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu:
1. Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas otot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2. Progesteron
Berfungsi menurunkan sensitifitas otot rahim, menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim dan
otot polos relaksasi.
Beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses persalinan

1. Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat mulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan
menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot tertentu. Hal ini
mungkin merupakan faktor yang dapat menganggu sirkulasi
uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
2. Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan-
perubahan dan produksi progresteron mengalami penurunan, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progresteron tertentu.
3. Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progresteron dapat mengubah
sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
Menurunnya konsentrasi progresteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan dimulai.
4. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi
persalinan.
5. Teori Hipotalamus – Pituatari dan Glandula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus
sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus.
6. Teori Berkurangnya Nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh hipokrates
untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil
konsepsi akan segera dikeluarkan.
7. Faktor Lain
Tekanan pada ganglion servikale dan pleksus frankinhauser yang
terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi
uterus dapat dibangkitkan.
(Sumarah. 2009: 2)

III. FISIOLOGIS
1. Faktor yang mempengaruhi persalinan:
a. Passage (Jalan lahir)
1) Bidang Hodge:
- H1 : Sejajar dengan PAP.
- H2 : Sejajar dengan H1 melalui pinggir bawah sympins.
- H3 : Sejajar dengan H1 melalui spim ischiadika.
- H4 : Sejajar dengan H1 melalui ujung OS. Cocsigis.
2) Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan)
adalah:
a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis
b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki
pintu atas panggul
c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki
rongga panggul
d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih
berada di atas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati
bidang tengah rongga panggul (tidak dapat digerakkan)
e) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian
telah masuk ke dalam rongga panggul
f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat di raba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk ke dalam rongga panggul
(JNPK-KR. 2008: 42)
b. Power: his dan tenaga meneran adalah kekuatan his atau kontraksi dan
kekuatan mengejan ibu yang sangat penting dalam proses persalinan.
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut (tuba) masuk
ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pacemaker
tempat gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke
bawah dengan kecepatan 2 cm/detik untuk mengikutsertakan uterus.
Sifat his yang sempurna dan efektif:
1) Adanya koordinasi dari gelombang kontraksi, sehingga kontraksi
simetris.
2) Kontraksi paling kuat atau adanya di fundus uteri.
3) Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek dari
sebelumnya, sehingga serviks tertarik dan membuka karena serviks
kurang mengandung otot.
4) Adanya relaksasi.
Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya
dihitung dalam waktu 10 menit. Misalnya, pada akhir kala I frekuensi
his menjadi 2-4 kali kontraksi dalam 10 menit. Aplitudo/intensitas his
adalah kekuatan his:

 Pada saat relaksasi: 6-12 mmHg


 Pada akhir kala I: 60 mmHg
 Pada akhir kala II: 60-80 mmHg

Durasi his adalah lamanya setiap his berlangsung (detik). Lamanya his
terus meningkat, mulai dari hanya 20 detik pada permulaan partus
sampai 60-90 detik pada akhir kala I atau permulaan kala II. Interval
adalah waktu relaksasi/ jangka waktu antara 2 kontraksi.

c. Passanger: kepala janin merupakan bagian yang paling besar dan keras
daripada bagian-bagian lain janin yang akan dilahirkan. Janin dapat
mempegaruhi jalannya persalinan dengan besarnya dan posisi kepala.
Pengetahuan tentang ukuran-ukuran janin (kepala, bahu, bokong)
sangat penting dalam meramalkan jalannya persalinan dengan adanya
kelainan presentasi kepala.
d. Psikologis ibu: keadaan psikologis adalah keadaan emosi, jiwa,
pengalaman, adat istiadat, dan dukungan dari orang-orang tertentu yang
dapat mempengaruhi proses persalinan. Kondisi psikologis ibu
melibatkan emosi dan persiapan intelektual, pengalaman tentang bayi
sebelumnya, kebiasaan adat, dan dukungan dari orang terdekat pada
kehidupan ibu. Psikologis ibu dapat mempengaruhi persalinan apabila
ibu mengalami kecemasan, stres, bahkan depresi. Hal ini
mempengaruhi kontraksi yang dapat memperlambat proses persalinan.
Disamping itu, ibu yang tidak siap mental juga akan sulit diajak kerja
sama dalam proses persalinannya. Untuk itu sangat penting bagi bidan
dalam mempersiapkan mental ibu menghadapi proses persalinan.
e. Penolong: peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam
hal ini proses persalina tergantung dari kemampuan atau ketrampilan
dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
(Lailiyana. 2011: 11)
2. Tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening adalah penurunan bagian presentasi bayi ke pelvis minor.
Pada primigravida terjadi ketika sebelum persalinan. Kemungkinan
terjadi karena adanya peningkatan intensitas kontraksi Brackton
Hicks.
b. Perubahan Serviks adalah serviks semakin matang ketika hamil
serviks berbentuk menutup,panjang,lunak, sekarang serviks menjadi
lunak dan mengalami penipisan dan kemungkinan terjadi dilatasi.
c. Persalinan palsu adalah terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri
yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Terjadi akibat
kontraksi Brackton Hicks. Persalinan palsu ini juga
mengidentifikasikan bahwa persalinan sudah dekat.
d. Ketuban Pecah Dini adalah ketuban pecah ketika akhir dari kala satu
persalinan.
e. Bloody Show adalah plak lendir serviks sebagai hasil proliferasi
kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Terlihat sebagai rabas
lendir bercsmpur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan
cermat dari perdarahan murni. Bloody show terjadi 24 sampai 48
jam.
f. Lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum awitan
persalinan.
g. Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, kesulitan mencerna
merupakan gejala persalinan yang belum diketahui penjelasannya.
(Varney, Helen. 2008: 673)
h. Pollakisuria adalah epigastrium kendur, fundus lebih rendah dari
pada letak sebenarnya, dan kepala janin sudah masuk PAP,
menyebabkan kandung kemih ibu tertekan sehingga menstimulasi ibu
untuk sering berkemih.

(Dwi Erawati, 2011: 11)


3. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka
lengkap (10cm). Kala persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten
dan fase aktif.
1) Fase laten:
 Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
 Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
 Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam.
 Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih di antara 20-30
detik.
2) Fase aktif
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40
detik atau lebih).
 Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2
cm (multipara).
 Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(JNPK-KR. 2007: 37)
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam padaprimi dan 1 jam pada multi.
(Sarwono Prawirohardjo. 2009: 100)

Tanda dan gejala Kala II

1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit


2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan engan terjadinya kontraksi.
3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum/vagina.
4) Perinium terlihat menonjol.
5) Vulva-vagina dan sfigter ani terlihat membuka
6) Peningktan pengeluaran lendir dan darah.

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang


menunjukan:

1) Pembukaan serviks telah lengkap


2) Terlihat bagian kepala bayi pada intoitus vagina.
(Firman. 2010: 140)
Terjadi mekanisme persalinan antara lain:
- Engagement
- Penurunan lengkap
- Putar paksi dalam
- Fleksi
- Ekstensi
- Restitusi
- Putar paksi luar
- Pengeluaran

(Varney, Helen. 2008: 757)

c. Kala III (Kala Pengeluran Plasenta)


1) Kala 3 persalinan merupakan waktu untuk pelepasan plasenta.
2) Kala 3 terjadi tidak berlangsung lebih dari 30 menit, kontraksi
uterus berhenti sekitar5-10 menit.
3) Tanda-tanda pelepasan plasenta:
- Uterus menjadi berbentuk bundar
- Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim
- Tali pusat memanjang
- Terjadi perdarahan
(Sulistyawati, Ari. 2010: 8)
d. Kala IV (2 jam postpartum)
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum. Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang
memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan
persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek
sayang ibu dan sayang bayi.
(Sarwono Prawirohardjo. 2009: 101)

Observasi yang harus dilakukan yaitu tingkat kesadaran, pemeriksaan


TTV, kontraksi uterus, evaluasi perdarahan.

Asuhan dan pemantauan pada kala IV:

1) Lakukan rangsangan taktil pada uterus agar berkontraksi


2) Evaluasi tinggi fundus
3) Perkirakan kehilangan darah
4) Periksa perinium dari perdarahan aktif (ada laserasi atau
episiotomi)
5) Evaluasi kondisi ibu secara umum
6) Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama kala IV di
halaman belakang partograf.

Sebagian besar terjadi kesakitan dan kematian akibat perdarahan


pascapersalinan dan terjadi dalam 4 jam pertama setelah kelahiran
bayi.

Hal-hal yang perlu dipantau 2 jam pertama pascapersalinan:

1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan


perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada
1 jam kedua.
2) Pemijatan uterus untuk memastikan uterus keras setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.
3) Pantau suhu ibu satu kali pada satu jam pertama dan satu kali pada
jam kedua pascapersalinan.
4) Nilai perdarahan, periksa perinium dan vagina setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.
5) Anjurkan ibu dan keluarga untuk menilai to nus dan perdarahan
uterus dan cara pemijatan jika uterus lembek.
(Firman. 2010: 138-140)
IV. TANDA GEJALA
 Terjadinya his persalinan yang bersifat teratur, interval makin pendek,
dan kekuatan makin besar. Jika pasien menambah aktivitasnya maka
kekuatannya bertambah. Frekuensi minimal terjadi 2kali dalam 10 menit.
 Pengeluaran darah dan lendir. Dengan adanya his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan perdataran dan pembukaan
yang menyebabkan selaput lendir, terjadi perdarahan karena kapiler
pembuluh darah pecah.
 Pengeluaran cairan ketuban akibat terjadinya pecah selaput ketuban.
 Penipisan dan pembukaan
(Sulistyawati, Ari. 2010: 7)
V. MEKANISME PERSALINAN
1. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam:
a. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi
yang ringan. Kalau sutura agitalis terdapat ditengah-tengah jalan
lahir, tepat diantara simpisis dan fromontorium maka dikatakan
kepala dalam synclitismus.
Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura agak ke depan mendekati simpisis disebut
asyclitismus
b. Majunya kepala
Pada primipara majunya kepala terjadi setelah kepala masuk
kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada
multipara majunya dan masuknya kepala dalam rongga panggul
terjadi bersamaan. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan fleksi,
putar paksi dalam dan ekstensi. Yang menyebabkan majunya kepala
ialah:
- Tekanan cairan intra uterin
- Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
- Kekuatan mengejan
- Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim
2. Fleksi
Disebabkan karena anak didorong maju dan mendapat tekanan
dan pinggir PAP, serviks, dinding panggul dan dasar panggul.
3. Putar paksi dalam
Pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah
dari bagian depan memutar kedepan kebawah simpisis. Sebab-sebab
putar paksi dalam:
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian
terendah dari kepala.
b. Bagian terendah dari kepala ini mencai tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genetalis antara
M. levator ani kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior.
4. Ekstensi
Disebabkan sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk
melaluinya.
5. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam.
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah dan menjadi
hypomoklion untuk kelahiran bahu belakang, kemudian bahu depan,
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi
jalan lahir.
(Ilmu Kebidanan. 2002: 186)
VI. PENATALAKSANAAN
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya.
2. Jelaskan semua asuhan dan perawatan pada ibu sebelum memulai
asuhan.
3. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takutatau khawatir
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran pada ibu.
6. Berikan dukungan,besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu beserta
anggota keluarganya.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau anggota keluarga yang lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya.
8. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana
mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan
kelahiran bayinya.
9. Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik.
10. Hargai privasi ibu
11. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayinya.
12. Anjurkan ibu untuk makan makanan ringan sepanjang
iamenginginkannya.
13. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak
merugikam kesehatan ibu.
14. Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin membahayakan seperti
episiotomi, pencukuran dan klisma.
15. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin.
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah
kelahiran bayi.
17. Siapkan rencana rujukan (bila perlu)
18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-
bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap untuk
melakukan resusitasi bayi baru lahir padasetiap kelahiran.
(APN. 2008: 12)

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL


I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
- Nama : Untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya
kekeliruan.
- Tempat Tinggal : memudahkan tenaga kesehatan mengidentifikasi
untuk memberikan pertolongan atau menghubungi keluarga apabila
terdapat kendala.
- Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinana pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien atau klien, dengan diketahuinya
agama pasien akan memudahkan kita melakukan pendekatan didalam
melakukan asuhan kebidanan.
(Depkes RI. 2005)
- Suku / Bangsa: Digunakan untuk menetukan prognosa persalinan
dengan melihat, panggul dan adat istiadat yang mempengaruhi
kesehatan.
- Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua
sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
- Pekerjaan: Untuk ditanyakan pekerjaan suami dan ibu sendiri, hal ini
untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita itu agar nasehat kita sesuai, mengetahui pengaruh
pekerjaan terhadap masalah. Keletihan karena bekerja dapat
merupakan faktor penyebab terjadinya trayma yang bisa
mengakibatkan terjadinya IUFD.
(Varney, Helen. 2006)
- Penghasilan : Untuk mengetahui taraf ekonomi agar nasehat sesuai
- Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Ditanyakan
alamatnya agar dapat diperhatikan ibu yang mana yang tidak ditolong
2. Keluhan Utama
Terasa kenceng-kenceng diseluruh tubuh menjalar sampai ke pinggang
dan ke depan., keluar lendir bercampur darah dan sejak kapan.
3. Riwayat ANC
Pada umumnya pemeriksaan kehamilan dilakukan:
- 1x sebulan sampai bulan ke IV
- 2x sebulan dari bulan ke VI sampai pada akhir bulan ke IX
- 1x seminggu pada bulan terakhir
(WHO. 2013)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum:
- Berat Badan : Penambahan berat badan dalam kehamilan kira-kira
10-12kg. Selama seluruh kehamilan
- Tekanan darah : tekanan darah meningkat selama kontraksi,disertai
peningkatan sistol rata-rata 15-20mmHg dan diastol rata-rata 5-
10mmHg.
(Ari Sulistiyawati.2013: 66)
- Sushu tubuh : suhu tubuh meningkat selama persalinan,tertinggi
selama dan segerasetelahmelahirkan. Peningkatan suhu yang tidak
lebih dari 0,5-1oC dianggap normal, nilai tersebut mencerminkan
peningkatan metabolisme selama persalinan.
- Denyut jantung: perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai
peningkatan selama fase peningkatan , penurunan selama titik puncak
sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi
diantarakontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan
hinggamencapai frekuensi lazim diantara kontraksi. Penurunan
yangmencolok selama puncak kontraksi uterus tidak terjadi jika
wanita berada pada posisi miring, bukan terlentang.
- Pernafasan: sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap
normal selama persalinan,hal tersebut mencerminkan peningkatan
metabolisme.meski sulit untuk memperoleh temuan yang akurat
mengenai frekuensi pernafasan, karena sangat dipengaruhi oleh rasa
senang, nyeri, rasa takut,dan penggunaan teknik pernafasan.
(Ari Sulistiyawati. 2013: 67)
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Ada ketombe atau tidak, warna rambut, jenis rambut,
bersih atau tidak.
- Muka : Pucat atau tidak, ikterus atau tidak, ada cloasma
gravidarum atau tidak.
- Mata : Simetris atau tidak, konjungtiva merah muda atau tidak,
sclera ikterus atau tidak.
- Hidung : Ada sekret atau tidak, ada epitaksis atau tidak.
- Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab atau tidak, ada stomatitis
dan epulis atau tidak, ada karies gigi atau tidak, lidah bersih atau
tidak, ada tonsillitis atau tidak.
- Telinga : Simetris atau tidak, ada kelainan bentuk tulang telinga
atau tidak, ada serumen atau tidak.
- Leher : Nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
pembesaran vena jugularis atau tidak.
- Axilla : Ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
- Dada : Ada hiperpigmentasi pada areola dan papilla mamae
atau tidak.
- Abdomen : Membesar sesuai UK atau tidak, ada linea nigra dan
alba atau tidak, ada strie albikan dan livide atau tidak.
- Genetalia : Bersih atau tidak, apakah ada pengeluaran
pervaginam atau tidak, apakah ada condiloma akuminata dan
talata atau tidak, ada varises atau tidak.
- Ekstremitas atas : Simetris atau tidak, ada kelainan gerak dan
kelainan jumlah jari atau tidak.
- Ekstremitas bawah : Simetris atau tidak, ada kelainan gerak
dan kelainan jumlah jari atau tidak.
b. Palpasi
- Kepala : Ada nyeri tekan atau tidak, ada rambut rontok atau
tidak, ada benjolan atau tidak.
- Muka : Oedem atau tidak.
- Mata : Ada oedem pada palpebrae atau tidak.
- Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, ada
pembengkakan vena jugularis atau tidak.
- Axilla : Ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
- Payudara : Ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
- Abdomen : Ada nyeri tekan atau tidak.
 Leopold I : Menentukan TFU
Menentukan bagian yang terdapat pada fundus uteri (teraba
kepala atau bokong atau ekstremitas).
 Leopold II : Menentukan batas samping kanan dan kiri
Menentukan letak punggung janin dan bagian terkecil janin
(puka atau puki).
 Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin (teraba
bokong atau kepala), sudah masuk PAP atau belum.
 Leopold IV : Menentukan bagian terbawah janin sudah
seberapa masuknya ke PAP.
- Genetalia : Ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene atau
tidak.
- Ekstremitas atas : Ada oedem atau tidak.
Ekstremitas bawah : Ada oedem atau tidak.
c. Auskultasi
- Dada : Ada ronchi dan wheezing atau tidak.
- Abdomen : DJJ dapat didengar disebelah mana, berapa
frekwensinya (normal 120-160x/menit), teratur atau tidak.
d. Perkusi
- Ekstremitas Bawah : Reflek patella +/+ atau -/-.
3. Pemeriksaan Laboratorium
- HB: Apakah anemis atau tidak.
- Protein urine : Pre eklamsia atau tidak.
- Reduksi urine : DM atau tidak.
4. Pemeriksaan Panggul Luar
- Distansia spinarum : 23-26 cm
- Distansia cristarum : 26-29 cm
- Conjugata eksterna : 18-20 cm
- Lingkar panggul : 80-90 cm
- Distansia Tuberum : 10,5-11 cm
Kesimpulan
- G…P…A...UK…minggu
- Janin tunggal atau ganda
- Janin hidup atau mati
- Letak bagian rendah
- Keadaan jalan lahir
- KU ibu dan janin
- Dengan inpartu…
5. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan dalam (vaginal Thouce) adalah pemeriksaan
genetalia bagian dalam mulaidarivagina sampai serviks menggunakan
dua jari,yang salah satu tekniknya adalah dengan menggunakan skala
ukuran jari (lebar satu jari berarti 1cm)untuk menentukan diameter
dilatasi serviks (pembukaan/porsio)
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menilai:
a) Vagina (terutama dindingnya) apakah ada bagian yang menyempit
b) Keadaan serta npembukaan serviks
c) Kapasitas panggul
d) Ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
e) Sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit,misalnya
bartholinistis
f) Pecah tidaknya selaput ketuban
g) Presentasi janin
h) Turunnya kepala dalam panggul
i) Penilaian besarnya kepaladalam panggul
j) Apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan
(Ari Sulistyawati. 2013: 73)
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat membantu apabila terjadi tanda patologis
dalam persalinan.
II. INTERPRETASI
DX : Ny.’’…’’ G… P …, UK… minggu, hidup atau mati, tunggal atau
ganda, intra atau ekstra, presentasi, keadaan jalan lahir normal atau tidak,
KU ibu baik atau tidak, keadaan janin baik atau tidak, inpartu…
DS : Ada komunikasi verbal bahwa pasien dalam keadaan hamil…dan
merasakan kanceng-kenceng dan mengeluarkan lendir.
DO :
Keadaan umum ibu : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 100/70- 130/90 mmHg
Nadi : 76 – 92x/menit
Suhu : 36,5 -37,5°C
RR : 16-24x/menit
Muka : tidak pucat, tidak ikterus, ada cloasma gravidarum atau tidak
Dada : Ada hyperpigmentasi areola dan papila mammae, colostrum +/+
atau -/-
Abdomen : Membesar sesuai UK, ada bekas operasi atau tidak
Genetalia : Ada pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah, ada
condilomoa akuminata dan talata atau tidak, ada varises atau tidak
Payudara : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, colostrum +/+
Abdomen : Leopold 1 – 1V
DJJ : 120–160x/menit teratur atau tidak
Ekstermitas Bawah : Reflek patella +/+
III. PERENCANAAN
1. Jelaskan tentang keadaan ibu saat ini
2. Anjurkan ibu miring ke kiri
3. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih.
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
5. Beri asuhan kasih sayang serta dukungan emosional pada ibu.
6. Observasi CHPB tiap 30 menit
7. Beri ibu HE tentang proses persalinan dan cara meneran
8. Observasi TTV (tensi dan suhu tiap 4 jam, nadi tiap 30 menit)
9. Lakukan VT 4 jam sekali

IV. IMPLEMENTASI
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang dapat terealisasi
dengan baik apabila diterapkan berdasarkan hakikat masalah. Jenis tindakan atau
pelaksanaan bisa dikerjakan oleh bidan sendiri, klien, kolaborasi sesama tim
kesehatan dan rujukan dari profesi lain.

V. EVALUASI
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah
evaluasi sebagai tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana serta
menentukan apakah masalah dapat diatasi keseluruhan, tercapai sebagian atau
belum teratasi sama sekali dan juga apakah rencana perawatan masih relevan
ditetapkan atau sudah harus dihentikan karena timbul masalah baru.
(Hellen Varney. 2007)
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta:


Depkes RI

Erawati, Ambar Dwi. 2011. Buku Ajar Persalinan Normal. Jakarta: EGC

JNPK – KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta


Lailiyana, et al. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC

Medfort, Janet. 2012. Kebidanan Oxford dari Bidan Untuk Bidan. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Prawiroharjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Rohani, Reni Saswita. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2013. Asuhan kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya

Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Wirakusuma, Firman F. 2010. Obstetri Fisiologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta:


EGC.

WHO. 2013. About Cardivascular Diseases. World Health Organization. Geneva. Cited
July 15th 2014. Available from URL :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on.
POHON MASALAH

KONSEPSI

GRANDA

TM I TM III
Etiologi
TM II
1. Teori penurunan
progesteron
2. Teori Keregangan Faktor-faktor
3. Teori Oksitosin Tanda dan
Periode persalinan
Interna gejala
persalinan His (kontraksi
persalinan
otot rahim)

Kala IV Power
Kala I
Kala III Tenaga
Permulaan meneran
persalinan Kala II
Passanger

a. Lightening/
drapping Passage Jalan Lahir
b. Perubahan
bentuk perut
c. Perubahan pola
berkemih
d. Braxton
hicks

- Janin
- Moulage (Molase)
kepala janin
- Plasenta dan tali
pusat
- Air ketuban

Anda mungkin juga menyukai