Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

NIFAS FISOLOGIS DI DESA MOJOSARI-SUMBERSUKO

LUMAJANG

Nama : Susi Putri Wulandari


NIM : 15901.03.21038

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

NIFAS FISOLOGIS DI DESA MOJOSARI-SUMBERSUKO

LUMAJANG

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :


Susi Putri Wulandari SST
NIM 15901.03.21038

Telah Diperiksa
Hari/Tanggal :

Mahasiswa

Susi Putri Wulandari, SST

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Agustina Widayati, SST.M.Kes Farianingsih, S.ST.M.Kes


LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS (POST PARTUM)

1. Konsep Nifas

A. Pengertian

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40

hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali

untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama

halnya seperti masa haid.

1. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai

alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa

nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2019)

2. Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta

(menandai akhir dari periode intrapartum) menjadi kembali ke saluran

reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini juga disebut

puerperium (Varney, didalam buku Panduan Lengkap Asuhan

Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III)Oleh Risa Pitriani. 2018).

3. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ

kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu


(Saleha,didalam buku Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

Normal (Askeb III) oleh Risa Pitriani. 2018).

4. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai

pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya

masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, didalam buku

Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III) oleh

Risa Pitriani. 2020).

5. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,

penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas

berkisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr, didalam buku Panduan

Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III) oleh Risa

Pitriani. 2018).

6. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu

(Saifuddin,didalam buku Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu

Nifas Normal (Askeb III) oleh Risa, Pitriani. 2018).

7. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya

plasenta sampai 6 minggu setelah  melahirkan ((Pusdiknakes,

2003:003).2.didalam buku Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu

Nifas Normal (Askeb III) oleh Risa Pitriani. 2018).

8. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil  yang

berlangsung kira-kira 6 minggu.


9. Masa nifas merupakan masa selama Persalinan dan segera setelah

Kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu  saluran

reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (F.Gary

Cunningham Mac Donald)

10. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C, didalam buku Panduan

Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III) oleh Risa

Pitriani. 2018).

B. Macam – Macam Nifas

Menurut Mochtar Rustam (2020) nifas dibagi menjadi 3 periode

1. Puerpurium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan.

2. Puerpurium intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

3. Remote Puerpurium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna terutama bila ibu

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

C. Fisiologi Nifas

Setelah plasenta dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat,

segera setelah 1-2 hari plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira ± 3 jari

di bawah pusat,3-5 hari 1 jari di atas sympisis, 6-10 hari uterus sudah tidak

teraba lagi. Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran


panjang ± 15 cm, lebar ± 12 cm, dan tebal ± 10 cm. Sedangkan pada bekas

implantasi plasenta lebih tipis dari bagian lain. Korpus uteri sekarang

sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi

desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-

masing 4-5 cm.. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang

sama baru 2 minggu kemudian turun ke rongga panggul dan tidak dapat

diraba lagi diatas symfisis dan mencapai ukuran normal dalam waktu 4

minggu.

Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1 minggu

kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua

menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram.

Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang

berubah.

Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam uterus

berdeferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik

terkelupas keluar bersama lochea sementara lapisan basalis tetap utuh

menjadi sumber pembentukan endometrium baru. Proses regenerasi

endometrium berlangsung cepat kecuali tempat plasenta. Seluruh

endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.

Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran

sebesar telapak tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4

cm.

Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh

darah yang mengalami trombus. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah


ekstra uteri mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati

ukuran sebelum hamil.

Serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang tipis,

kolaps dan kendur setelah kala II persalinan. Mulut serviks mengecil

perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah persalinan, porsio masih

dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut serviks sempit, serviks kembali

menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.

Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis berkontraksi

tetapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen

bawah menjadi isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.

Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong yang

berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil. Rugae

terlihat kembali pada minggu ketiga, hymen muncul kembali sebagai

potongan jaringan yang disebut sebagai carunculae mirtiformis.

Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan hyperemia,

disamping itu kapasitasnya bertambah besar dan relatif tidak sensitif

terhadap tekanan cairan intravesika.

D. Proses nifas

Kejadian yang terpenting dalam masa nifas adalah involusi dan laktasi.

1. Involusi

Adalah perubahan yang merupakan proses kembalianya alat kandungan

atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan sehingga

mencapai keadaan seperti sebelum hamil.

Perubahan – perubahan yang terjadi :


a. Uterus

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera

setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat.

Uterus menyerupai suatu buah alpukat gepeng berukuran panjang +

15 cm, 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih

5 cm, sedangkan bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada

bagian lain. Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi

7 cm di atas simpisis atau setelah simpisis pusat, setelah 12 hari

uterus tidak dapat diraba lagi diatas simpisis. Bagian bekas

implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol

kedalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan

tersebut, dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu diameternya

menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 2,4 mm. Uterus

gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu post

partum menjadi 300 gram, setelah 6 minggu post partum 40-60

gram. Dalam proses involusi diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan

endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta disebut

lochia. (Manuaba, 2002)

Pengeluaran lochian dapat di bagi berdasarkan jumlah dan

warnannya :

1. Lochia rubra (cruenta)

Terjadi pada hari 1-2, berwarna merah dan hitam terdiri dari

desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan

sisa darah.
2. Lochia sanguiolenta

3-7 hari berwarna putih bercampur darah.

3. Lochia serosa

Keluar mulai hari ke 7-14 dengan warna kekuningan

4. Lochia Alba

Keluar setelah hari ke 14 dengan warna putih.

b. Serviks

Segera post partum bentuk serviks agar menganga seperti corong.

Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan

kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-

oleh pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk

semacam cincin. Warna serviks merah kehitaman karena penuh

pembuluh darah. Konsistensi lunak, segera setelah jahitan

dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam

kavum uteri. Setelah 2 jam hanya dapat dimasukkan 2-3 jari dan

setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam kavum

uteri.

c. Endometrium

Timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat

implantasi. Hari pertama endometrium yang kira-kira setelah 2,5

mm mempunyai permukaan yang kasar. Setelah 3 hari permukaan

endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel bagian yang

mengalami degenerasi. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-

sisa sel desidua basalis yang memakan waktu 2 sampai 3 minggu.


d. Ligamen-ligamen

Ligamen, diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu

kehamilan dan pertus, setelah jalan lahir, berangsunr-angsur ciut

kembali seperti sedia kala. Pada 2 hari post partum sudah dapat

diberikan latihan-latihan untuk memulihkan kembali jaringan

penunjang. Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7

minggu pasca persalinan.

2. Laktasi

Adalah pembentukan dan pengeluaran ASI.

Sejak kehamilan muda sudah terjadi persiapan-persiapan pada kelenjar-

kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan yang

terdapat pada mamae antara lain :

a. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar alveolus mamae dan

lemak.

b. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat

dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum)

c. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian

dalam mamae. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak

dengan jelas.

d. Setelah pertus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron

terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon

hipotesis kembali antara lain lactogenic hormone (prolaktin) yang

akan dihasilkan pula. Mamae yang telah dipersiapkan pada masa

hamil terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar susu


berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.

Umumnya produksi air susu berlangsung betul pada hari ke 2-3 post

partum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung kolostrum

yang merupakan cairan kuning lebih kental dari pada air susu,

mengandung banyak protein albumin dan globulin dari benda-benda

kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm. Dengan menetekkan

ASI. Kadar estrogen dan gonadotropin menurun pada laktasi, akan

tetapi akan meningkat lagi pada waktu frekuensi menetekkan

dikurangi umpannya bila bayi mulai dapat tambahan makanan.

Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu ke otak,

mengakibatkan oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat

dikeluarkan dan pula sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi

uterus.

Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI

a. Faktor anatomis buah dada

Bila jumlah lobulus sedikit, maka produksi air susu sedikit,

karena sel-sel yang menghisap zat makanan dari pembuluh

darah akan berkurang.

b. Faktor fisiologsi

Bila ada kelainan hormon prolaktin maka pembentukan air susu

terganggu.

c. Nutrisi ibu

Makanan dan minuman ibu mempengaruhi kualitas-kualitas air

susu kerena dalam tubuh ibu terdapat cadangan / persediaan zat


gizi yang digunakan sewaktu-waktu, kalau cadangan kurang

produksi dan kualitas ASI berkurang.

d. Faktor istirahat

Istirahat diperlukan untuk pelemasan sel-sel tubuh agar dapat

kembali termasuk sel-sel tubuh agar dpat kembali termasuk

jaringan buah dada. Bila tidak mendapatkan istirahat yang

cukup akan mengalami kelemahan dalam menjalankan

fungsinnya. Dengan demikian pembentukan dan pengeluaran air

susu berkurang.

e. Faktor hisapan anak

Hisapan anak akan merangsang kontraksi putting susu dan

kelenjar-kelenjar air susu. Hisapan anak yng tidak teratur akan

mengurangi produksi air susu.

f. Obat-obatan

Yang mempengaruhi produksi air susu adalah obat-obatan yang

mengandung hormon.

g. Psikologi

Ketegangan psikologi akan mempengaruhi organ-organ lain

seperti alat pencernaan sehingga mempengarui fungsi buah

dada.

E. Perubahan lain pada masa nifas

1. After pains mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang

sangat mengganggu selama 2-3 post partum. Perasaan ini lebih terasa bila

wanita tersebut sedang menyusui. Perasan ini lebih terasa bila wanita
tersebut menyusui. Perasaan sakit itu pun timbul bila masih terdapat sisa-

sisa selaput ketuban, sisa-sisaplasenta atau gumpalan darah di dalam

kavum uteri.

2. Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Sesudah partus dapat

naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 380C. Sesudah 12

jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal.

3. Nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan permenit. Segera setelah

pertus dapat terjadi bradikardi. Pada masa nifas umumnya denyut nadi

lebih dibandingkan suhu badan.

4. Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah

pada ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini menimbulkan

dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis. Untung keadaan ini

dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya

kemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala.

Umumnya ini terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-5 post partum.

5. Penurunan berat badan rata-rata 6 kg sebagaiakibat pengosongan uterus

dan perdarahan yang normal, bisanya terdapat penambahan penurunan

berat badan. Selama masa nifas + 2,5 kg. Tambahan penurunan berat

badan tersebut disebabkan oleh hilangnya cairan terutama melalui urine.

6. Aspek Psikososial

a. Phase taking in

Perhatian ini terutama akan kebutuhan dirinya mungkin pasif

tergantung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya

tetapi bukan berarti tidak memperhatikan.


b. Phase taking hold

Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya,

misalnya BAB/BAK melakukan berbagai aktivitas, duduk, jalan,

ingin belajar tentang perawatan diri sendiri dan bayinya, sering

timbul kurang percaya diri.

c. Phase letting go

Terjadinya peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan

bayinya

F. Perawatan masa puerpurium

Perawatan puerpurium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan

mobilisasi dini yang mempunyai keuntungan :

1) Melaksanakan pengeluaran lochia, mengurangi infeksi puerpurium.

2) Mempercepat involusi alat kandungan

3) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat

fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Perawatan puerpurium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai

berikut :

1. Rawat gabung

Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga

ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan

ASI, sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.

2. Pemerikasaan umum
- Kesadaran

- Keluhan yang terjadi setelah persalinan

3. Pemeriksaan khusus

 Fisik : tekanan darah, nadi, suhu

 Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus

 Payudara : puting susu, pembengkakan atau stuwing ASI,

pengeluaran ASI.

 Pantau Lochia : lochia rubra, sanguinolenta

 Luka jahitan episiotomi apakah baik atau terbuka ada tanda-

tanda infeksi.

4. Pemulangan pasien dan pengawasan ikutan

Pasien dengan persalinan belajar lancar dan spontan dapat

dipulangkan setelah 2 sampai 3 hari dirawat.

5. Nasihat yang perlu diberikan saat memulangkan adalah :

a) Diet, menu seimbang

b) Pakaian : pakaian agak longgar terutama di daerah dada supaya

tidak menekan payudara. Daerah perut juga tidak perlu diikat.

Pakaian hendaknya yang menyerap.

c) Miksi dan BAB tidak menahan kencing / berak.

d) ASI dan puting susu : menyusukan bayi pada kedua payudara dan

sering membersihkan puting susu sebelum memberikan ASI.

e) Kembalinya datang bulan


Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4 minggu sampai 6

bulan. Pada waktu 3 bulan sebelum menstruasi, dapat menjamin

bertindak sebagai kontrasepsi setelah melampaui 3 bulan perlu

mempergunakan alat kontrasepsi sehingga terlindung dari

kemungkinan hamil dalam waktu singkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, yetti. 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Rihanna
Depkes RI Dirjen Binkesmas, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Dirjen
Binkesmas, 2020.
Hanifa, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono, 2020.
Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Bidan, EGC, 2018.
Pitriani, risa.2018. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(Askeb III).Yogyakarta. CV Budi Utama
Purwoastuti Endang. 2019. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakata: Pustaka Baru Press
Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilit I, EGC, 2020
Sunarsih Tri.Dewi Vivian Nanny Lia. 2019. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medica
Walyani, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta:PT Pustaka Baru
Yeyeh ai,dkk. 2019. Asuhan kebidanan III (Nifas). Jakarta : TIM
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

NIFAS FISOLOGIS DI DESA MOJOSARI-SUMBERSUKO

LUMAJANG

Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2022 Jam : 11.00 WIB

IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. “L” Nama Suami : Tn “S”

Umur : 22 Tahun Umur : 30 Tahun

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa

Alamat : ds Mojosari RT10 RW 04 kecamatan Sumbersuko Lumajang

SUBJEKTIF

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan sudah merasa nyaman dengan keadaannya, tidak

ada nyeri, bayi dapat menyusu secara benar.

2. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti

HIV/AIDS dan TBC, Penyakit menahun seperti asma, hepatitis, dan

memiliki penyakit menurun yakni hipertensi.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti

HIV/AIDS dan TBC, Penyakit menahun seperti asma, hepatitis, dan

memiliki penyakit menurun yakni hipertensi.

4. Riwayat Kebidanan

a. Riwayat Haid

Menarche : 12 th

Haid teratur/tidak: Teratur

Lama Haid : 7-8 hari

Siklus : 30 hari

Disminorhea : Kadang-kadang selama haid

Flour Albus :-

b. Riwayat Persalinan

 Ini merupakan kehamilan dan persalinan pertama

 Tempat persalinan : RS djatiroto

 Jenis persalinan : normal

 Komplikasi persalinan : tidak ada

 Keadaan plasenta dan tali pusat : plasenta dan tali pusat lahir

lengkap, ukuran dan berat normal tidak ada infark

 Lama persalinan :

Kala I : 5 jam
Kala II : 50menit

Kala III : 5 menit

Kala IV : 6 jam

 Keadaan bayi

Ditolong oleh : Bidan

Jenis kelamin : laki-laki

Tanggal / jam lahir : 21 januari 2022 jam 07.00 wib

BB : 3000 gr, Pb : 50 cm, Lk : 31 cm, LD : 32 cm

Apgar Score : 9-10-10

Kelainan bawaan : tidak ada

5. Pola Kebiasaan Sehari – hari

Nutrisi : Ibu makan 3-4X sehari dengan gizi seimbang

yaitu nasi, lauk, sayur, dan buah sebagai makanan

selingan

Eliminasi : BAB : 1x Sehari, BAK 5-6 x sehari

Personal Hygiene : Mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali, ibu

terbiasa mengganti pembalut setelah BAB mauun

BAK dan setelah mandi

Istirahat : Setiap malam bayi rutin minum ASI setiap 2jam,

jadi ibu sering bangun pada malam hari. Namun

siang hari ibu dapat tidur siang selama kurang

lebih 1 jam.

A. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik Kesadaran : composmentis

BB : 62 kg

TTV : TD : 120/70 mmHg

N : 80 x / menit

S : 36,6 0C

Rr : 20 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Dada : Payudara Simetrris, tidak ada bendungan ASI, Puting

Menonjol, Produksi ASI +/+

Abdomen :Terlihat linea dan striae livide, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong, tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah

pusat. Distasis rectii (-)

Genetalia : Terlihat lochea rubra dan jumlahnya sedikit, tidak berbau

serta tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada luka

perineum.

Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedema tungkai, Homan sign -/-

B. ANALISA DATA

Post partum normal hari pertama.

C. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 27 Mei 2022 Jam : 11.00Wib


1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dan memberi

reward karena ibu dan keluarga dapat merawat bayi dengan baik.

e/ ibu dan keluarga senang.

2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa semua

hasil pemeriksaan normal, tidak ditemukan ada gangguan masa nifas.

e/ ibu dan keluarga mengerti

3. Memberitahu ibu dan keluarga untuk lebih memperhatikan pola gizi pada

ibu nifas

e/ keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan

4. Meminta keluarga lebih memperhatikan pola istirahat ibu.

e/ keluarga mengerti dan akan memberi kesempatan ibu untuk istirahat di

siang hari

5. Mengajari ibu cara perawatan payudara

e/ ibu mengerti dan dapat mengulangi praktek yang sudah diberikan

6. Meminta ibu menyusui bayinya untuk mengevaluasi apakah posisi

menyusui telah benar.

e/ ibu dapat menyusui bayinya dengan posisi yang benar.

7. Memberi ibu reward karena sudah dapat menyusui banyinya dengan

posisi yang benar.

e/ ibu senang

8. Memberitahu ibu untuk melanjutkan terapi yang didapat dari PMB

kemarin, yaitu, Ibuprofen 2x400mg, tablet Fe 1x1, vitamin A 1x1.

e/ ibu mengerti
9. Memberitahu ibu kunjungan nifas berikutnya yaitu tanggal 03-6-2022

atau segera bila ada keluhan.

e/ ibu mengerti

10. Melengkapi dokumentasi pada buku KIA ibu, kohort , dan register rawat

jalan.

e/ dokumentasi telah dilengkapi dan ibu pulang

LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK DAN RUANGAN

Nama : Susi Putri Wulandari Ruangan : puskesmas Labruk


NIM : 15901.03.21038 Kasus : Askeb Nifas Fisiologis
No Hari / Masukan Paraf
tanggal Ci lahan Ci Akademik

Anda mungkin juga menyukai