Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FARMAKOLOGI

“ PERAN OBAT DAN DIET PADA PENDERITA OBESITAS”

Oleh :

GEDE SURYA ARI PARMADI


(P07131217058)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI

TAHUN AJARAN 2018/2019


DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 3
BAB I...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN PENULISAN................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
Kata Pengantar

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi yang
membaca makalah ini. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini
masih kurang dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kitik dan saran
agar tercipta makalah yang lebih baik.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Obesitas adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan
melebihi standar yang ditentukan. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh,
yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan IMT > 27 Meningkatnya obesitas tak
lepas dari gaya hidup, seperti menurunnya aktivitas fisik. Faktor genetik juga
menentukan mekanisme pengaturan berat badan melalui pengaruh hormon dan neural
(Limanan & Prijanti, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa pengertian obesitas dan klasifikasinya secara umum ?
b. Bagaimana penatalaksanaan obesitas?
c. Bagaimana penatalaksanaan obesitas dengan cara diet ?
d. Bagaimana penatalaksanaan obesitas secara farmakoterapi ?
e. Bagaimana interaksi obat yang terjadi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


a. Mengetahui pengertian obesitas dan klasifikasinya secara umum
b. Mengetahui penatalaksanaan obesitas
c. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan obesitas dengan cara diet
d. Mengetahui bagaiman penatalaksanaan obesitas secara farmakologis
e. Mengetahui interaksi obat yang terjadi

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obesitas dan Klasifikasinya
Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak
tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan
bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan
masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa
tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 27 kg/m2. Obesitas oleh
orang awam diidentikan sebagai kelebihan berat badan atau kegemukan. Namun secara
medis, Obesitas didefinisikan memiliki kelebihan lemak di dalam tubuh

 Macam Obesitas

Secara umum obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar.

1. Obesitas Tipe Android atau Tipe Sentral

Badan berbentuk gendut seperti gentong, perut membuncit ke depan, banyak


didapatkan pada kaum pria. Tipe ini cenderung akan timbul penyakit jantung koroner,
diabetes dan stroke.

2. Obesitas Tipe Ginoid

Banyak pada kaum wanita terutama yang telah masuk masa menopause, panggul dan
pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir.

 Bagaimana Mengukur Obesitas

Menggunakan BMI (Body Mass Index)

Dengan mengukur tinggi badan (dalam meter) dan berat badan (dalam kilogram),
kemudian masukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
IMT = 𝑇𝐵 (𝑚2 )

Klasifikasi status gizi orang dewasa di Asia Pasifik berdasarkan IMT menurut kriteria :

Untuk Perempuan : Untuk Laki-laki :

Kurus : < 17 kg/m2 Kurus : < 18 kg/m2

Normal : 17 - 23 kg/ m2 Normal : 18 - 25 kg/m2

Kegemukan : 23 - 27 kg/m2 Kegemukan : 25 - 27 kg/m2

Obesitas : > 27 kg/m Obesitas : > 27 kg/m2

(Sumber : Pedoman praktis terapi gizi medis Departemen Kesehatan RI 2003)

2.2 Penatalaksanaan Diabetes


Penatalaksanaan obesitas dilakukan untuk menurunkan berat badan. Program
penurunan berat badan akan berhasil jika pasien memiliki motivasi tinggi dan keinginan
kuat untuk menurunkan berat badan. Program penurunan berat badan akan gagal jika
pasien tidak memiliki kedua hal tersebut sehingga komitmen dan kesiapan pasien perlu
diperhatikan. Menurut Sukasah (2007), evaluasi kesiapan pasien dapat dilihat dari:

1. Alasan atau motivasi untuk menurunkan berat badan.

2. Usaha yang pernah dilakukan untuk menurunkan berat badan.

3. Dukungan dari keluarga dan teman.

4. Pengertian akan manfaat dan risiko yang akan diperoleh.

5. Kemauan dalam aktivitas fisik.

6. Waktu yang tersedia.

7. Hal yang dapat menghambat seperti keterbatasan dana.

Jika pada evaluasi terlihat bahwa pasien masih ragu ragu, maka sebaiknya
dikonsultasikan dengan dokter psikiatri untuk meningkatkan motivasinya. Begitu juga
dengan pasien obesitas yang disebabkan kondisi psikis dan emosi, contohnya pasien yang
makan berlebih ketika stres, sebaiknya berkonsultasi pula dengan dokter psikiatri.

2.3 Penatalaksanaan Obesitas dengan cara diet

Menurunkan berat badan tidak dapat dilakukan secara cepat. Jangan ada pikiran
bahwa menurunkan berat badan itu mudah. Jangan percaya dengan program diet yang
mengklaim bisa menurunkan berat badan 8 - 10 Kg dalam waktu 7 hari. Ingat
kebanyakan berat badan akan kembali naik lagi bila upaya penurunan berat badan tidak
dilakukan dengan teratur dan kontinyu. Yang paling realistis atau masuk akal adalah
menurunkan berat badan 3-5 kilogram dalam satu bulan,

Diet yang rendah kalori dan tinggi serat perlu diupayakan, disamping pembakaran
yang teratur melalui olahraga setiap hari, sehingga tercapai balance yang negatif,
pembakaran kalori lebih banyak daripada pemasukan.

• Tatalaksana diet pada Obesitas

1. Jangan makan lebih, katakan tidak kepada makanan ekstra. Banyak orang tidak
tahu. apakah ia benar-benar lapar, mungkin saja sebenarnya hanya haus, coba minum 1 -
2 gelas air dulu, dan tunggu 10 - 15 menit kemudian untuk mengetahui apakah memang
anda lapar atau tidak.
2. Makan perlahan, gigit lebih kecil dan kunyah dengan baik. Jangan sampai
sangat lapar sehingga makan dengan cepat dan lahap. Ingat, perlu waktu sekitar 20 menit
bagi makanan dalam perut untuk memberi pesan bahwa anda sudah kenyang.

3. Bila perlu makanan kecil, cari snack rendah kalori seperti buah, atau roti
gandum.

4. Bila makan bersama, sibukkan diri anda dengan melayani yang lain; jangan
berpikir untuk menghabiskan makanan sisa karena takut atau sayang makanan yang
terbuang. Hindari makanan fastfood, junkfood.

5. Bila anda memasak, hindari banyak mencicipi; pilih masakan yang rendah
lemak, baca label makanan dengan baik. Sebagai pedoman, jangan mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak total lebih dari 8 gram dan lemak jenuh lebih dari 3
gram per 100 gram makanan. Lebih baik masak dengan cara dikukus, dibakar, direbus,
atau microwave, daripada digoreng atau dipanggang.

6. Hindari alkohol, karena kalorinya tinggi tapi nutrisi lainnya sangat kurang.
Minum kopi atau teh tanpa gula, mungkin pada dua minggu pertama terasa pahit, akan
tetapi kelak anda akan merasakan yang tawar itu juga sedap.

7. Saling mengingatkan dengan teman atau keluarga untuk makanan yang sehat.

8. Makan yang seimbang, artinya yang dimakan dan diminum sesuai dengan
kalori yang dibutuhkan.

9. Hindari godaan, jangan menyimpan banyak camilan di kamar atau tempat


kerja, jangan belanja makanan pada saat anda lapar.

10. Pilih makanan kaya serat karena lebih cepat mengenyangkan. Batasi
pemakaian garam dalam makanan. Jangan Lupa Olahraga ! Kebiasaan hidup santai,
nonton tv atau main game sambil terus mengunyah makanan kecil akan berdampak
obesitas. Suka naik lift atau eskalator ketimbang naik tangga juga merupakan kebiasaan
buruk.

11. Mulailah berolahraga dengan teratur, minimum 3 kali seminggu, dan paling
sedikit 20 menit lamanya setiap kali anda berolahraga. Selanjutnya biasakan berolahraga
setiap hari, jalan 30 menit tiap hari akan membakar 150 kalori, dan dapat menurunkan
berat badan hingga 6-7 kilogram dalam setahun. Pilih olahraga yang anda senangi dan
anda merasa enjoy. Yang ringan seperti pekerjaan sehari-hari, misalnya menggosok,
menyapu, berkebun, jalan, naik turun tangga; bila olahraga, dianjurkan jogging, sepeda
statis, berenang, senam, dansa, dan aerobik.

Dalam penatalaksanaan Obesitas langkah pertama yang harus dilakukan adalah


penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet. Apabila dengan langkah pertama ini
tujuan penatalaksanaan belum tercapai maka dapat dikombinasikan dengan langkah
farmakologis.
2.4 Penatalaksanaan Obesitas Secara Farmakologis

Obat anti obesitas umumnya anoreksan atau penekan nafsu makan golongan
simpatomimetik dan pemberiannya sementara. Obat ini dapat menimbulkan toleransi dan
lama-lama efek obat ini akan berkurang. Umumnya obat-obat ini merangsang SSP
sehingga akan menyebabkan adiksi. Obat ini sering bekerja dengan meningkatkan
neurotransmitter anoreksigenik seperti NE, serotonin, dan dopamin.

A. Obat Antiobesitas

Obat antiobesitas dapat dibagi menjadi golongan-golongan berikut:

 Golongan nonadrenergik: amfetamin (tidak diizinkan), fentermin (meningkatkan


pelepasan NE saja), dietilpropion, dan mazindol.

 Golongan serotonergik: fenfluramin (meningkatkan pelepasan serotonin dan


menginhibisi reuptakenya) dan fluoksetin.

 Campuran noradrenergik dan serotonergik : sibutramin (menginhibisi serotonin


dan NE).

 Gastrointestinal lipase inhibitor: orlistat (menginhibisi lipase lambung dan


pankreas).

Obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA hanyalah yang
memenuhi DEA scheduleIII dan IV. DEA schedule ialah penggolongan obat berdasarkan
potensinya untuk menimbulkan ketergantungan. Semakin rendah nilainya maka semakin
bahaya untuk disalahgunakan. Berikut ini merupakan obat-obat antiobesitas yang dapat
digunakan dan disetujui oleh FDA:

Nama Nama DEA Schedule Lama Disetujui


Generik Dagang Penggunaan
Orlistat Xenical Tidak ada Jangka 1999
panjang
Sibutramin Meridia IV Jangka 1997
panjang
Dietilpropion Tenuate IV Jangka pendek 1973
Fentermin Adipex, IV Jangka pendek 1973
Ionamin
Fendimetrazin Bontril, Prelu- III Jangka pendek 1961
2
Benzfetamin Dildrex III Jangka pendek 1960
Sedangkan merk dagang dari masing-masing obat antiobesitas yang beredar di Indonesia,
antara lain:

 Sibutramin: Reductil, Redufast

 Orlistat: Xenical

 Dietilpropion: Apisate

 Fenfluramin: Ponderal

 Mazindol: Teronac

 Fentermin: Mirapron

1) Sibutramin

Obat yang memiliki rumus molekul C17H29Cl2NO ini bekerja dengan cara
menghambat norepinefrin, serotonin, dan dopamin di sistem saraf pusat. Sibutramin
menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa kenyang dan menekan nafsu
makan dan mengurangi asupan kalori oleh karena efek anoreksan yang dikandung oleh
obat ini. Selain itu, sibutramin juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi
kecepatan metabolisme yang turun terkait penurunan berat badan.

Sibutramin dapat digunakan untuk jangka panjang (lebih dari 6 bulan) karena
kecenderungan penyalahgunaannya lebih kecil dan efek kerjanya akan hilang setelah 1
tahun. Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki nafsu makan yang
sulit dikendalikan, suka mengemil, sering makan di malam hari, memerlukan penurunan
berat badan dalam waktu singkat untuk alasan medis, memiliki kadar HDL rendah.

Dosis pemakaian : Dosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari sesudah atau
sebelum makan dilakukan pada pagi hari.

Efek samping : mulut kering, anoreksia, sakit kepala, konstipasi, insomnia, peningkatan
tekanan darah dan detak jantung, dan aritmia (memerlukan pengawasan lebih lanjut).

2) Orlistat

Orlistat merupakan suatu derivat sintetik lipstatin (suatu inhibitor lipase) yang
dihasilkan oleh Streptomyces toxytricini. Lipase gastrointestinal (pankreas dan lambung)
penting untuk absorpsi trigliserida rantai panjang dan memfasilitasi pengosongan
lambung.

Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal dengan cara


menghambat pembentukan asam lemak bebas dari trigliserida makanan, sehingga
absorpsi lemak makanan menurun dan lemak tidak bisa lagi diserap dan langsung
dibuang dari tubuh.
Orlistat cocok jika diberikan pada pasien yang memiliki kadar LDL yang tinggi,
memiliki gangguan toleransi glukosa, telah berulang kali kehilangan berat badan
belakangan ini dan dengan cepat mengembalikannya, atau memiliki kemampuan untuk
menjalani diet rendah lemak dalam waktu yang lama.

Dosis : dengan dosis 60 mg sdiberikan 3 kali/hari sebelum ataupun sesudah makan

Efek samping : Infeksi tenggorokan, Infeksi dada, Sakit kepala, Gejala flu, Rasa tidak
nyaman pada perut bagian bawah, Kebelet buang air besar, Tekstur tinja berminyak, dan
cenderung membaik seiring berlanjutnya penggunaan.

3) Dietilpropion

Dietilpropion adalah salah satu supresan noradrenergic yang aman tapi tidak
dapat digunakan pada pasien dengan hipertensi berat atau penyakit kardiovaskuler yang
signifikan dikarenakan obat pelangsing ini bekerja di sistem syaraf pusat dengan
menekan nafsu makan seperti juga golongan obat amfetamin.

Obat ini bekerja dengan membantu mengurangi nafsu makan dan sekaligus memberikan
asupan nutrisi terhadap tubuh agar tidak mengalami kekurangan vitamin saat sedang
menjalani program penurunan berat badan.

Dosis : 25 mg 3 kali sehari, 1 jam sebelum makan, dan di pertengahan malam jika
diperlukan untuk menutupi rasa lapar pada malam hari.

Efek samping : peningkatan tekanan darah, jantung berdebar – debar, kemerahan pada
kulit, sembelit, mual – muntah, mulut kering, keram perut, nyeri kepala, sulit tidur,
pandangan kabur, rasa gelisah, gangguan menstruasi, gangguan libido, impotensi, dan
reaksi alergi terhadap zat yang terkandung.

4) Fenfluramin

Obat ini merupakan turunan dari amfetamin dengan memperthanka rasa kenyang
tanpa menekan nafsu makan, bekerja dengan jalan menekan atau menghambat
rangsangan-rangsangaan yang dikirim oleh reseptor-reseptor tertentu di lambung-usus ke
pusat kenyang di otak (hipotalamus). Obat ini juga brdaya hipotensi (menurunkan
tekanan darah) dan antidiabetagon (antidisbetes) dengan jalan memperbesar penyerapan
glukosa oleh otot dengan catatan bila ada insulin dan dapat dikombinasikan dengan anti
hipertensiva dan antidiabetika. Zat ini juga memiliki daya antilipemik, sehingga dapat
menurunkan kadar triglierida dan kolesterol darah yang tinggi.

Obat ini bermanfaat untuk penderita obesitas yang memiliki kecenderungan makan
berlebihan pada malam hari. Namun, sejak tahun 2000 fenfluramin telah dilarang
penggunaannya. Sebab, penggunaan fenfluramin dapat menimbulkan kelainan jantung
dan kenaikan tekanan darah.
Efek samping : diare, mual, muntah, mengantuk, mulut kering dan penggunaan dalam
dosis tinggi bisa menyebabkan impotensi, depresi dapat terjadi jika terapi dihentikan
secara mendadak. Efek yang lebih serius adalah hipertensi pulmonal, denyut jantung tak
teratur, hingga penebalan katup jantung.

5) Mazindol

Cara kerja obat ini sebagai penahan nafsu makan. Obat ini bekerja pad areseptor nor
adrenalin, serotonin, dan dopamine dalam otak agar bisa mengontrol nafsu makan atau
menguranginya. Mazindol merangsang sistem saraf pusat (saraf dan otak) yang akan
meningkatkan laju pacu jantung dan tekanan darah, serta mengurangi nafsu makan.

Dosis : dosis awal 0,5-1 mg, 1 jam sebelum makan. Setelah 1 minggu, 2 mg/hari,
maksimal 3 mg/hari.

Efek samping : jantung berdegup lebih cepat, kepala terasa melayang, mulut kering, rasa
tidak nyaman di perut, kekacauan waktu tidur, kulit sering gatal-gatal, dan tekanan darah
bisa meningkat.

6) Fentermin

Fentermine bekerja dengan meningkatkan pelepasan norepinephrine oleh hipotalamus,


yang kemudian menurunkan nafsu makan, dan akhirnya menurunkan asupan makanan.
Pemberian fentermin menyebabkan peningkatan tekanan darah signifikan, palpitasi,
aritmia, dan pemberian pada sore hari menyebabkan insomnia.

Dosis : 15-30 mg (per oral), 1 kali sehari sebelum makan

Efek samping : merasa gelisah atau hiperaktif, sakit kepala, pusing, tremor, masalah
tidur (insomnia), mulut kering atau rasa yang tidak menyenangkan di mulut , diare atau
sembelit, sakit perut, peningkatan atau penurunan minat pada seks, impotensi.

B. Penyalahgunaan Obat

Penyalahgunaan obat yang dimaksudkan adalah pemakaian obat untuk menurunkan berat
badan namun sebenarnya obat tersebut bukan merupakan agen penurut badan. Golongan
obat tersebut antara lain:

 Metilselulosa: membuat perut kembung sehingga terasa kenyang dan malas untuk
makan. Pemakaian dalam jangka lama dapat menyebabkan anoreksia.
 Pencahar: dikonsumsi agar makanan yang dimakan tidak diserap tubuh dan
langsung dibuang. Dapat menyebabkan kekurangan cairan hingga infeksi saluran
pencernaan.

 Diuretik: menyebabkan orang yang mengonsumsi menjadi sering buang air kecil
sehingga dapat menyebabkan dehidrasi dan lama lama akan membahayakan
ginjal dan jantung.
BAB III

Kesimpulan

Dari dua penatalaksanaan Obesitas tersebut memiliki perannya masing-masing


sesuai dengan tingkatan Obesitas itu sendiri, jika penderita Obesitas masih belum
membutuhkan obat disarankan pasien diberikan diet sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing,apabila dengan langkah diet ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai,
dapat dikombinasikan dengan langkah farmakologis.

Selain itu satu faktor yang tidak boleh ditinggalkan adalah penyuluhan atau
konseling pada penderita Obesitas oleh para praktisi kesehatan, baik dokter, apoteker,
ahli gizi maupun tenaga medis lainnya.
Daftar Pustaka

Almatsier S. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka utama. 2004

Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan; Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC. 2004

Santoso S. Ranti, L. A. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta. 2004

Soekirman, Susana H., Giarno, M.H., Lestari, Y. Hidup Sehat, Gizi Seimbang dalam Kehidupan
Manusia. Jakarta: Gramedia. 2006

Anda mungkin juga menyukai