PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
bayi dan anak, memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga
kualitas dan umur harapan hidup meningkat. Akibatnya, jumlah penduduk lanjut
usia (lansia) semakin bertambah banyak, bahkan cenderung lebih cepat dan pesat
(Nugroho 2008).
Seluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirkan lebih dari 629 juta jiwa (satu dari
10 orang berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan
(lansia) telah diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak heran bila masyarakat di
negara maju sudah lebih siap menghadapi pertumbuhan populasi lanjut usia
dengan aneka tantangannya (Nugroho 2008). Batasan lanjut usia menurut WHO
usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) berusia 60 dan 74 tahu, lanjut usia tua (old)
usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Diperkirakan Indonesia akan mengalami aged population boom pada dua dekade
permulaan abad 21 ini. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi
penduduk lansia secara signifikan. Data Badan Pusat Statistik (2010), pada tahun
1970 populasi penduduk lansia 5,3 juta jiwa (4,48% dari total penduduk), pada
tahun 1990 meningkat menjadi 12,7 juta jiwa (6,29 %), tahun 2010 menjadi 23 juta
(10%). Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8
juta orang (11,34%). Pada tahun 2012, Indonesia termasuk negara Asia ketiga
dengan jumlah absolut populasi di atas 60 tahun terbesar, setelah China (200
juta), India (100 juta) dan menyusul Indonesia (25 juta). Bahkan diperkirakan,
pada tahun 2050 jumlah lanjut usia Indonesia mencapai 100 juta.
Beberapa kota besar seperti DIY, Jawa Timur, dan Jawa Tengah mempunyai
persentase jumlah lansia di atas rata-rata nasional. Pada tahun 2010, jumlah
lansia di tiga kota tersebut secara berturut-turut 12,48%, 9,36%, dan 9,26%.
Ketiga kota ini, bahkan memiliki proporsi kategori penduduk umur lebih dari 75
tahun di atas kelompok umur sebelumnya. Khusus untuk DIY, pada tahun 2014
jumlah lansia di DIY mencapai 15% secara nasional dengan usia harapan hidup
sebesar 75,5 tahun. Peningkatan usia harapan hidup DIY menurut Sultan
Hamengku Buwono X (2015) akan semakin berarti jika lansia bisa berkualitas dan
mandiri.
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun
(Maryam, 2008). Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut)
secara alamiah, dimulai sejak lahir dan umumnya di alami pada semua makhluk
Dari peningkatan jumlah lansia ada beberapa aspek yang muncul permasalahan
seperti aspek kesehatan, fisik, psikologis dan sosial ekonomi. (Depkes, 2008).
Kurangnya kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dan adanya
merupakan hasil dari campuran interaktif dan kompleks dari faktor biologis atau
Abdulmajeed & Ismail, 2013). Kejadian jatuh sebagai dampak langsung dari
keseimbangan. Faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, gangguan afektif dan
langkah yang perlu dilakukan karena bila sudah terjadi jatuh, pasti akan
Untuk melakukan pencegahan agar lansia tidak berisiko untuk jatuh, maka
diperlukan pengetahuan dan perilaku yang baik yang dilakukan oleh orang
terdekat dari lansia, misalnya anak, cucu, menantu atau anggota keluarga yang
lain. Melalui pengetahuan dan perilaku yang baik, maka akan tercipta lingkungan
yang aman bagi lansia. Hal yang bisa dilakukan adalah memodifikasi lingkungan
rumah seperti membuat lantai tidak licin, lantai yang rata, tidak ada barang-barang
yang berserakan di lantai, pencahayaan yang cukup dan tidak menyilaukan serta
mengurangi tangga yang ada dijalur lansia berjalan (Kamel, Abdulmajeed & Ismail,
2013).
Keluarga mempunyai peranan penting untuk kelangsungan hidup lansia
kearah yang lebih baik, salah satunya adalah mencegah terjadinya jatuh pada
perawatan terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus memiliki pengetahuan
(Maryam, 2009). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah
seseorang semakin baik maka perilakunya pun akan semakin baik. Akan tetapi
pengetahuan yang baik tidak disertai dengan sikap maka pengetahuan itu tidak
Harnilawati (2013) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
pada salah satu anggota keluarga. Masalah kesehatan dalam keluarga dapat
diatasi jika keluarga dapat menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan, yaitu
kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga, kedua, keluarga mampu
masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga, ketiga, keluarga
Lima tugas kesehatan keluarga tersebut baru dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar apabila keluarga mendapatkan upaya pembinaan dan bimbingan dalam
keluarga.
perawat tetap efektif dan aktif dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan
keluarga tentang pencegahan risiko jatuh pada lansia baik dengan persentase
100% dan perilaku keluarga dalam mencegah risiko jatuh pada lansia baik yaitu
pengetahuan dan perilaku kepala keluarga yang baik dapat mencegah terjadinya
yang dikelolah oleh kader kesehatan dimana dilakukan setiap tiga bulan sekali,
selain posyandu lansia juga dilakukan kunjungan oleh petugas kesehatan dari
memeriksa setiap lansia seperti pemeriksaan tekanan darah dan pemberian obat.
Kegiatan posyandu ini menerima respon yang baik dari para lansia, dengan
adanya posyandu lansia ini sebagian besar para lansia selalu aktif mengikuti.
jumlah kepala keluarga yang tinggal bersama lansia sebanyak 99 orang dengan
keluarga yang tinggal bersama lansia bahwa kegiatan sehari-hari lansia dibantu
keluarga, 5 orang mengatakan bahwa lansia sering jatuh di kamar mandi karena
mengatakan lansia sering jatuh saat berpindah tempat didalam rumah karena
tidak adanya tempat untuk berpegangan dan kondisi lingkungan rumahnya yang
basah, licin dan barang-barang didalam rumah berantakan serta tidak tertata rapi.
kepala keluarga tentang pencegahan risiko jatuh pada lansia dan upaya dalam
Sleman, Yogyakarta
B. Rumusan Masalah
Pengetahuan dan Perilaku Kepala Keluarga dengan Risiko Jatuh pada Lansia di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan pada penelitian ini terdiri atas:
1. Untuk mengetahui pengetahuan kepala keluarga dengan risiko jatuh pada
Yogyakarta.
5. Untuk mengetahui hubungan perilaku kepala keluarga dengan risiko jatuh
Yogyakarta.
D. Ruang Lingkup
1 Materi
Materi penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu keperawatan Komunitas
2016.
4 Tempat
Penelitian ini dilakukan di RW 04 Tambakbayan, Caturtunggal, Depok,
Sleman, Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan untuk masukkan dan tambahan ilmu pengetahuan di bidang
2. Manfaat Praktis
F. Keaslian Penelitian
Rumah Terhadap Risiko Jatuh Pada Lansia di Desa Karangwuni Wates Kulon
Progo. Jenis penelitian yang digunakan pada peneltian ini adalah Penelitian ini
lansia yang tinggal di Desa Karangwuni Wates Kulon Progo dengan jumlah
total sebanyak 283 lansia dan jumlah sampel sebanyak 42 lanjut usia dengan
menggunakan uji chi square. Hasil pengujian chi square menunjukkan bahwa
nilai signifikansi sebesar 0.035. Perbedan pada penelitian ini terletak pada
dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel bebas dan metode
pengabilan sampel.
Klaten. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode
keluarga terhadap risiko jatuh pada lansia pada kategori baik dengan
0%, cukup 15.8 %, baik 84.2%. Risiko jatuh pada lansia pada kategori tinggi
36.8%, rendah 33.3% dan tidak berisiko 29.8%. Nilai korelasi pengetahuan
dengan risiko jatuh adalah 0.133 (P value 0.323 > 0.05), nilai korelasi perilaku
dengan risiko jatuh adalah 0.340 (P value 0.01 < 0.05). Perbedan pada
penelitian ini terletak pada judul, waktu, tempat dan responden yang berbeda.
Sedangkan persaman dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri
dari tiga bagian yaitu data demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner
bersama lansia agar dapat menjaga dan merawat lansia sehingga kejadian
jatuh dapat dikurangi ataupun dapat dicegah. Perbedan pada penelitian ini
terletak pada judul, waktu, tempat dan responden yang berbeda. Sedangkan
persaman dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel risiko jatuh
pada lansia.