A. IDENTITAS UMUM
2. Komposisi Keluarga:
3. Genogram
(Stroke) (Kecelakaan)
- - - - - - - - - - - - - - - - - --- - - - - - - ---------------------
- ---------------------------------------
Keterangan: = Perempuan
= Laki-laki
= Hubungan Pernikahan
- - - - - - - = Hubungan Saudara
= Meninggal
4. Tipe keluarga : Tipe keluarga klien adalah keluarga inti, karena terdiri dari suami, istri dan anak. Di
dalam keluarga tidak terjadi masalah dalam dengan tipe tersebut karena meskipun di rumah hanya
terdiri dari keluarga ini saja, namun terkadang keluarga suka berkumpul bersama orang tuanya (nenek)
yang bertempat tinggal di Majalaya.
5. Suku bangsa : Keluarga berasal dari berbeda suku. Suami berasal dari suku Sunda dan Istri berasal
dari suku Jawa
6. Agama: Agama yang dianut oleh keluarga adalah Kristen, dan meyakini segala bentuk perintah agama
seperti sembayang.
7. Status social ekonomi keluarga :
a) Status ekonomi keluarga temasuk golongan menengah, dan status sosial keluarga termasuk
keluarga sejahtera karena telah memilki berbagai fasilitas elektronik di rumah seperti Tv,
kulkas, mesin cuci, ricecooker dan juga memilki kendaraan roda empat.
b) Jumlah pendapatan per bulan adalah Rp.6.000.000
c) Sumber-sumber pendapatan perbulan adalah diperoleh dari gaji bulanan yang diterima suami
(Tn. N) sebagai pendeta
d) Jumlah pengeluaran per bulan berkisar Rp. 5.000.000 karena untuk membayar cicilan mobil
dan sumber pendapatan telah mencukupi keluarga selama ini.
e) Keuangan keluarga diataur bersama oleh suami dan isteri
8. Aktifitas rekreasi keluarga :
Aktivitas rekreasi sering dilalkukan keluarga pada saat akhir pekan dengan mengajak anak pergi
jalan-jalan dekat rumah, dan 3 bulan sekali pergi jalan-jalan dengan tempat rekreasi cukup jauh dari
rumah.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah :
a. Gambaran tipe tempat tinggal:
Tipe tempat tinggal dari keluarga Tn.N dan Ny. D, merupakan tipe rumah di pedesaan,
jarak antar rumah cukup berjauhan. Namun, merupakan tipe pemukiman yang cukup padat. Di
samping rumah terdapat tempat pembibitan bunga, dan dapat terlihat hamparan bibit-bibit bunga.
b. Denah rumah
Lantai 1 Lantai 2
d. Dapur:
Dapur dengan ruang tengah hanya disekat menggunakan lemari besar, kondisi
kebersihan dapur cukup bersih, sumber air minum dari membeli aqua gallon dan kadang, alat-alat
masak yang digunakan tersusun rapih dan bersih, terdapat Exhaust untuk menghisap asap yang
ada di dapur karen tidak adanya ventilasi, kemudian terdapat wastafel dan meja kompor, serta
meja untuk menyimpan makanan.
e. Kamar mandi:
Kamar mandi hanya ada satu dan terdapat dilantai bawah, kebersihan kamar mandi baik, air jernih
dan tidak berbau, dan dikamar mandi terdapat satu buah mesin cuci yang disimpan dipojok kamar
mandi, di kamar mandi telah tersedia sabun dan handuk dimiliki masing-masing anggota
keluarga., dengan terdapat kloset duduk.
f. Mengkaji pengaturan tempat tidur di dalam rumah:
Semua anggota keluarga seperti suami, istri dan anak tidur dikamar yang ada di lantai bawah,
anak tidur bersama-sama dengan orangtuanya. Terdapat tempat tidur besar dikamar, dan satu
lemari.
g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah:
Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik , jarak septitank dengan rumah berkisar sejauh 15
meter. Terdapat halaman rumah yang cukup luas yang beberapa bagian ditanami tumbuhan dan
ada beberapa pohon cemara. Walaupun ada banyak pembekaran bibit bunga, namun tidak ada
polusi dan jauh dari jalan, dan udara masih bersih.Untuk pengelolaan sampah, keluarga
mengatakan tidak ada pengambilan sampah jadi keluarga memisahkan sampah plastic dengan
bukan pelastic , dan sampah yang mudah membusuk akan dijadikan pupuk tanaman.
h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah:
Keluarga memngatakan merasa nyaman tinggal di tempat tersebut karena udara linkungan yang
masih asri dan terhindar dari polusi udara.
i. Penataan/pengaturan rumah:
Penataan atau pengaturan rumah cukup baik dan keluarga merasa puas dengan penataan rumah ,
hanya saja kadang merasa jengkel karena anak akan membuat rumah berantakan.
E. STRUKTUR KELUARGA
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif:
Seluruh keluarga saling membutuhkan, orang tua mampu menyampaikan kebutuhan keluarganya
secara rinci seperti kebutuhan makanan, pakaian, kesehatan dan pendidikan, setiap anggota keluarga
memiliki orang yang dapat dipercaya seperti isteri percaya pada suami atau sebaliknya, anak percaya
kepada orang tuanya, di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu sama lain,karena
keluarga merupakan tipekeluarga inti maka orang tua sangat peka terhadap permasalahan yang terjadi
pada anak-anaknya, semua keluarga menunjukan rasa kasih sayang satu sama lain. Tn. N sering
menemani An.J bila tidak tidak sibuk. Ketika anak melakukan hal baik keluarga memberikan
penghargaan berupa pujian atau hadiah, dan ketika anak melakukan kesalahan keluarga memberikan
sebuah hukuman dan menjelaskan kesalahan anak.
2. Fungsi sosialisasi:
a) Di dalam keluarga, anggota keluarga menanamnkan disiplin, penghargaan dan hukuman
apabila anggota keluarga melakukan kesalahan
b) Didalam keluarga terdapat otonomi bagi setiap anggota keluarga nya seperti suami dapat
membantu istri dirumah dan anak menentukan pilihan kebutuhannya seperti buku untuk
sekolah
c) Peran membesarkan anak dan fungsi sosial dijalankan bersama antara suami dan isteri
d) Lingkupan rumah cukup memandai bagi anak untuk bermain sesuai dengan
perkembangannya
3. Fungsi perawatan kesehatan:
Niali-nilai yang dimiliki keluarga berkaitan dengan kesehatan yaitu keluarga memandang kesehtan
sebagai sesuautu yang sangat penting, keluarga juga konsisten dalam menerapkan perilalku
kesehatan, peningkatan kesehatan dilakukan keluarga dengan apabila ada anggota keluarga yang
sakit akan segera dibawa ke fasilitas kesehatan, keluarga juga mampu mendefinisikan kesehtan dan
sakit bagi anggota keluarganya, kemampuan keluarga dalam mengetahui tanda dan gejala penyakit
dari anggota keluarganya, sumber informasi kesehatan yang diperoleh keluarga berasal dari media
sosial atau bertanya pada adik Ny. D yang juga seorang perawat, keluarga mengetahui penyakit yang
parah dan tidak pada anggota keluarganya, dan keluarga terkadang lebih memilih mengobservasi
terlebih dahulu penyakit anggota keluarganya.
4. Fungsi reproduksi:
Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi namun takut ada efek dari DM nya, perencanaan
untuk jumlah anggota ditentukan oleh suami dan isteri secara bersama, Ny. D tidak menggunakan KB
karena menyebabkan BB nya meningkat.
5. Fungsi ekonomi:
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya secara ekonomi, suami
bekerja sebagai seorang pendeta mampu memenuhi kebutuhan ekonomi. Jumlah penghasilan suami
(Tn. N) perbulan sebesar Rp.6.000.000 dan pengeluaran perbulan sekitar Rp. 5.000.000. Penghasilan
hanya didapat dari suami karena isteri tidak bekerja. Pengaturan keuangan diatur bersama oleh suami
dan istri dan setiap gajian selalu disisihkan sesuai kebutuhan dalam keluarga.
1. Identitas
Nama : Ny. Dewi
Umur : 39 tahun
6. Tanda-tanda Vital:
a. Tekanan Darah: 110/90
b. Nadi: 89x/ menit
c. Suhu: 36,3 0 C
d. RR: 20x/ menit
7. Pemeriksaan kulit:
a. Inspeksi: kulit klien terlihat bersih, ada bekas luka knalpot di bagian kaki kanan, warna kulit sawo
matang, kulit tidak kering, tidak ada sianosis, kulit tidak pucat.
b. Palpasi: kulit klien lembap, teraba hangat, turgor kulit baik, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
8. Pemeriksaan kuku:
a. Inspeksi: kuku klien bersih, kuku pendek dan tidak terlihat ada kotoran, bentuk kuku baik, tidak
ada sianosis
b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, aliran darah kuku kembali setelah < 3 detik
9. Pemeriksaan kepala:
a. Inspeksi: kepala simetris, rambut sedikit berminyak, pertumbuhan rambut merata, rambut tipis,
kepala bersih, tidak ada lesi
b. Palpasi: Tidak ada pembengkakan/ benjolan, tidak ada nyeri tekan, nadi temporal sama kuat
dikedua sisi
c. Auskultasi: tidak dilakukan pemeriksaan
10. Pemeriksaan muka:
a. Inspeksi: wajah simetris, tidak pucat , tidak ada bekas luka, warna muka sawo mateng, warna
muka sama dengan warna bagian tubuh lain
b. Palpasi: tidak ada pembengkakan, tidak ada rasa nyeri, kulit wajah lembap
c. Tes sensasi wajah: klien dapat membedakan halus dan kasar
11. Pemeriksaan mata:
a. Inspeksi: mata klien simetris, warna konjungtiva pink, sclera warna putih, gerakan mata seirama
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
c. Tes ketajaman visual: klien dapat melihat dari jarak 20 kaki
d. Tes lapang pandang: klien masih dapat melihat jari tangan pemeriksa sampai sekitar 650
H. HARAPAN KELUARGA
Bandung,………………………………..
TTD
_______________________________
FORMAT DIAGNOSIS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1. DS: Kurang pengetahuan Tidak mengetahui sumber-sumber
-Ny. D mengatakan nyeri lutut sudah terasa akan penyakit yang informasi
semenjak dua bulan yang lalu, Ny.D diderita anggota
mengatakan tidak tahu penyebab dan cara keluarga
menangani sakit lututnya
DO:
- Pengetahuan keluarga tentang cara
perawatan pada anggota keluarga
yang sakit minim, tampak anggota
keluarga tidak mengetahui penyebab
dan cara menangani sakit lutut Ny.D
- Suami (Tn. N) tidak mengetahui
penyebab sakit lutut istrinya
2.
Koping stress tidak Gangguan dalam pola penilaian
DS: efektif ancaman
- Ny.D mengatakan stress jangka
panjang yang dialami keluarga ingin
punya anak lagi tapi khawatir akan
kesehatannya dan khawatir anaknya
terkena efek dari DM nya, tenaga
semakin berkurang
DO:
- Keluarga merasa khawatir akan
kondisi kesehatannya
- Keluarga tidak tau cara mengatasi nya
- Keluarga menyatakkan ingin tambah
anak tapi takut akan penyakit DM yang
dimiliki Ny.D
3.
Ds: Kurang pengetahuan Tidak mengetahui sumber-sumber
- Ny.D mengatakan sering mengalami akan penyakit yang informasi
keputihan, dan muncul dalam jumlah diderita anggota
banyak saat makan nanas dan timun. keluarga
- Tidak tau cara mengatasinya dan tidak
tau penyebabnya kenapa
Do:
- Keluarga megatakan tidak tau
penyebab dan obat nya
No Diagnosa Keperawatan
1 Kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita anggota keluarga berhubungan dengan
tidak mengetahui sumber-sumber informasi
2 Koping stress tidak efektif berhubungan dengan gangguan dalam pola penilaian ancaman
3 Kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita anggota keluarga berhubungan dengan
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
1. Diagnosa Kep: Kurang pengetahuan tentang nyeri lutut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah
Total 4 2/3
2. Diagnosa Kep: Koping stress tidak efektif berhubungan dengan gangguan dalam pola penilaian
ancaman
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Masalah bersifat actual karena keluarga ingin
- Tidak/kurang 3 punya anak kembali tapi takut nanti anak nya
sehat 2 terkena efek dari DM yang diderita Ny.D
- Ancaman 1
kesehatan
- Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan 2 2/2x2= 2 Masalah dapat diubah dengan mudah dengan
masalah cara memberikan pendidikan kesehtan
dapat dirubah 2 kepada Ny.D tentang penyakit yang dialami
- Mudah 1 serta pencegahannya
- Sebagian 0
- Tidak dapat
3 Potensi masalah 1 2/3x1=2/3 Ny.D mengatakan terus berusaha mengontrol
untuk dicegah gula darah nya dan terkadang berkonsultasi
- Tinggi 3 dengan saudaranya yang seorang perawat
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Walaupun merasa khawatir tapi Ny.D dan
masalah keluarga masih bisa mengontrol rasa
- Masalah berat khawatirnya dan tetap menjaga pola
harus segera 2 makannya.
ditangani
- Ada masalah 1
tetapi tidak perlu
segera ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total 4 1/6
3. Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita anggota keluarga
berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
Total 3 1/3
D. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
d) Faktor resiko
seseorang mengalami
nyeri lutut: berat badan
lebih, pernah mengalami
cedera lutut, memiliki
kebiasaan merokok,
Memiliki pekerjaan yang
mengharuskan sering
berlutut, mengangkat
benda berat, atau
melakukan aktivitas fisik
yang berat, misalnya
pekerja bangunan atau
olahragawan.
2. Koping stress tidak efektif Setelah dilakukan Setelah melakukan a) Jalin hubungan kerja
berhubungan dengan tindakan, kunjungan 5x 60 menit a. Koping merupakan dengan klien melalui
gangguan dalam pola keluarga mampu keluarga mampu: suatu proses kognitif kesinambungan
penilaian ancaman mengatakan a. Mengidentifikasi Respon dan tingkah laku perawatan
penurunan stres pola koping yang verbal bertujuan untuk b) Dorong keluarga
DS: efektif mengurangi perasaan untuk
- Ny.D mengatakan b. Mengungkapkan Respon tertekan yang muncul memperlihatkan
stress jangka secara verbal verbal ketika menghadapi kekhawatiran dan
panjang yang tentang koping yang situasi stress untuk membantu
dialami keluarga efektif Respon b. Mekanisme koping: merencanakan
ingin punya anak c. Mengatakan verbal Direct action (strategi perawatan
lagi tapi khawatir penurunan stress koping yang berfokus c) Menilai tingkat
akan kesehatannya d. Mampu mengatasi Respon pada masalah) yaitu pemahaman dan
dan khawatir masalah keluarga verbal segala tindakan yang kesiapan untuk
anaknya terkena diusahakan individu mempelajari metode
efek dari DM nya untuk mengatasi atau koping baru
DO: menanggulangi d) Dukungan keluarga :
- Keluarga merasa stress yang yang meningkatkan nilai,
khawatir akan langsung diarahkan minat, dan tujuan
kondisi pada penyebab keluarga
kesehatannya stress atau stressor. e) Berikan informasi
- Keluarga tidak tau c. Jenis mekanisme actual yang terkait
cara mengatasi nya koping yang berfokus dengan diagnosis,
- Keluarga pada masalah: terapi dan prognosis
menyatakkan ingin - Perencana
tambah anak tapi masalah
takut akan penyakit - Mencari dukungan
DM yang dimiliki sosial berupa
Ny.D bantuan
d. Cara individu
mengatasi situasi
yabg mengandung
tekanan:
- Kesehatan fisik
- Keyakinan atau
pandangan positif
3. Kurang pengetahuan akan setelah dilakukan Setelah melakukan a) Keputihan adalah 1. Berikan penilaian
penyakit yang diderita tindakan, kunjungan 3x 60 menit sejenis penyakit tentang tingkat
anggota keluarga keluarga mampu keluarga mampu pada wanita yang pengetahuan pasien
berhubungan dengan merawat anggota mengenal masalah ditandai dengan tentang proses
tidak mengetahui sumber- keluarga yang keputihan pada anggota banyaknya lendir penyakit yang spesifik
sumber informasi. mengalami keluarga, dengan cara: Respon dalam vagina 2. Jelaskan
keputihan Verbal b) Keluarnya cairan pathofisiologi dari
Ds: berwarna putih penyakit dan
- Ny.D mengatakan a. Menyebutkan kekuningan atau bagaimana hal ini
sering mengalami putih kelabu dari berhubungan dengan
pengertian keputihan
keputihan, dan Respon saluran vagina. anatomi dan fisiologi
muncul dalam b. Menyebutkan tanda Verbal Cairan ini dapat dengan cara yang
jumlah banyak saat encer atau kental, tepat
dan gejala keputihan
makan nanas dan dan kadang-kadang 3. Gambarkan tanda
timun. c. Menyebutkan berbusa dan gejala yang biasa
- Tidak tau cara Respon c) Penyebab: muncul pada penyakit
penyebab keputihan
mengatasinya dan Verbal - Perilaku higienis: dengan cara yang
tidak tau d. Cara menangani dan air cebok tidak tepat
penyebabnya bersih, celana 4. Identifikasi
mencegah
kenapa dalam tidak kemungkinan
Do: e. Keluarga mampu Respon menyerap penyebab dengan
- Keluarga Verbal keringat, cara yang tepat
melaksanakn
megatakan tidak penggunaan 5. Diskusikan
tau penyebab dan prosedur yang pembalut yang perubahan gaya
obat nya kurang baik hidup yang mungkin
dijelaskan secara
- Stress hingga diperlukan untuk
benar daya tahan tubuh mencegah komplikasi
rendah dimasa yang akan
f. Keluarga mampu
- Diabetes datang atau proses
menjelaskan kembali - Hamil pengontrol penyakit
- Infeksi 6. Diskusikan pilihan
apa yang dijelaskan
- Penggunaan terapi atau
perawat/ tim celana yang ketat penanganan
- Asupan gizi
kesehatan lainnya
d) Cara menangani:
- Untuk lender normal
tidak perlu diobati,
tepai dengan menjaga
kebersihan dan
mencegah
kelembapan yang
berlebihan pada
daerah organ kelamin
terutama saat terjadi
peningkatan jumlah
lender normal
- Menggunakan
antiseptic yang sesuai
dengan petunjuk
dokter untuk
membersihkan vagina
dari lendir keputihan
- Menjaga organ intim
agar tidak lembab
setelah BAK atau BAB,
bilas samapi bersih,
kemudian keringkan
sebelum memakai
celana dalam
- Saat membersihkan
vagina, membilas
dilalkukan dari arah
depan ke belakang
untuk menghindari
kuman dari anus ke
vagina
- Menghindari pakaian
yang ketat
- Saat menstruasi ganti
pembalut beberapa
kali dalam sehari
- Pola hidup sehat yaitu
diet seimbang,
olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari stress
berkepanjangan
VIDEO PENGKAJIAN-INTERVENSI :
https://drive.google.com/file/d/1DOSzDgiZgLMMErRpGSlvFRvQV7D2Hryn/view?usp=drivesdk
REFERENSI:
Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis & NANDA NIC-
NOC. Jogjakarta: MediAction
Gulanick. M, Myers. J.L. (2014). Nursing Care Plans: Diagnoses, Interventions, and Outcomes-8 th edision.
Fatmasari,F. (2014). Pengaruh Rebusan Daun Sirih Merah Terhadap Penurunan Keputihan Pada Remaja Putri
Wikayah Karangpuccung Purwokerto Selatan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Maryam, S. ( 2017). Strategi Coping: Teori Dan Sumberdayanya. Jurnal Konseling Andi Matappa
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017. Hal 101-107. Universitas Maleku