Anda di halaman 1dari 25

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Petugas : Natania


Pengkajian diambil tanggal : 14 Oktober 2020

A. IDENTITAS UMUM

1. Identitas Kepala Keluarga:


Nama : Nanang Sudrajat Pendidikan : S1 Teologi
Tgl Lahir : 12 Januari 1981 Pekerjaan : Pendeta
Agama : Kristen Alamat : Jl. Sersan Bjuri No. 35, Rt 02/Rw 13
Suku : Sunda Nomor Telp : 0895422682946

2. Komposisi Keluarga:

No Nama L/P Tgl Lahir Hub dg Pendidikan Pekerjaan Ket


KK
1. Nanang Sudrajat L 12 Januari 1981 Suami S1 Teologi Pendeta
2. Dewi P 16 Januari 1981 Istri D 3 Sekretaris IRT
3. Joseph P 30 Oktober 2012 Anak Kelas 2 SD Pelajar

3. Genogram

(Stroke) (Kecelakaan)

- - - - - - - - - - - - - - - - - --- - - - - - - ---------------------

- ---------------------------------------
Keterangan: = Perempuan

= Laki-laki

= Hubungan Pernikahan

- - - - - - - = Hubungan Saudara

= Meninggal

4. Tipe keluarga : Tipe keluarga klien adalah keluarga inti, karena terdiri dari suami, istri dan anak. Di
dalam keluarga tidak terjadi masalah dalam dengan tipe tersebut karena meskipun di rumah hanya
terdiri dari keluarga ini saja, namun terkadang keluarga suka berkumpul bersama orang tuanya (nenek)
yang bertempat tinggal di Majalaya.
5. Suku bangsa : Keluarga berasal dari berbeda suku. Suami berasal dari suku Sunda dan Istri berasal
dari suku Jawa
6. Agama: Agama yang dianut oleh keluarga adalah Kristen, dan meyakini segala bentuk perintah agama
seperti sembayang.
7. Status social ekonomi keluarga :
a) Status ekonomi keluarga temasuk golongan menengah, dan status sosial keluarga termasuk
keluarga sejahtera karena telah memilki berbagai fasilitas elektronik di rumah seperti Tv,
kulkas, mesin cuci, ricecooker dan juga memilki kendaraan roda empat.
b) Jumlah pendapatan per bulan adalah Rp.6.000.000
c) Sumber-sumber pendapatan perbulan adalah diperoleh dari gaji bulanan yang diterima suami
(Tn. N) sebagai pendeta
d) Jumlah pengeluaran per bulan berkisar Rp. 5.000.000 karena untuk membayar cicilan mobil
dan sumber pendapatan telah mencukupi keluarga selama ini.
e) Keuangan keluarga diataur bersama oleh suami dan isteri
8. Aktifitas rekreasi keluarga :
Aktivitas rekreasi sering dilalkukan keluarga pada saat akhir pekan dengan mengajak anak pergi
jalan-jalan dekat rumah, dan 3 bulan sekali pergi jalan-jalan dengan tempat rekreasi cukup jauh dari
rumah.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembagnan keluargga saat ini:


Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak usia sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tahap perkembangan keluaga terpenuhi dan tidak ada masalah.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI

1. Riwayat keluarga sebelumnya:


Keluarga mengatakan, keluarga dari istri maupun suami tidak memiliki riwayat kesehatan yang bersifat
kronis seperti hipertensi, Diabetes, dan sebagainya ataupun penyakit mennular.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

No Nama Umur BB Keadaan Kesehatan Imunisasi Masalah Tindakan


(BCG/Polio/ Kesehatan Yang telah dilakukan
DPT/HB/Campak
1. Nanang 39 58 Tn. N tidak memiliki keluahan Tidak lengkap. Tn. N mengatakan -Tn. N hanya beristirahat
tahun Kg apapun terkait kesehatannya saat SMP dan 2008 saja
pernah typus. - Minum air cacing
2. Dewi 39 58 Ny. D mengeluh nyeri kedua Tidak lengkap -Diabetes -Ny. D meminum obat
tahun Kg lutut saat berjalan, dan -Sakit maag - Ny. D menjaga pola
mengalami keputihan, maag makan dengan
membatasi konsumsi
gula
-makan daun ubi bila
sakit maag
3. Joseph 8 tahun 38 An.J tidak mengalami Tidak lengkap Alergi -An. J diberi obat alergi,
Kg keluhan Bila terkena debu antibiotik
dan udara dingin An. -Di rawat di RS
J mengalami pilek

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga adalah biasanya kelurga sering
menggunakan fasilitas Klinik yang tidak jauh jaraknya dari rumah

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah :
a. Gambaran tipe tempat tinggal:
Tipe tempat tinggal dari keluarga Tn.N dan Ny. D, merupakan tipe rumah di pedesaan,
jarak antar rumah cukup berjauhan. Namun, merupakan tipe pemukiman yang cukup padat. Di
samping rumah terdapat tempat pembibitan bunga, dan dapat terlihat hamparan bibit-bibit bunga.
b. Denah rumah

Lantai 1 Lantai 2

c. Gambaran kondisi rumah:


Kondisi rumah secara umum baik, rumah terdiri dari dua lantai dan 2 kamar tidur , luas
rumah sekitar 400m2 terdapat ruang tamu untuk berkumpulnya keluarga. Kamar yang digunkan
hanya satu kamar, dan kamar sisanya untuk kamar tamu ataupun terkadang dipakai keluarga
apabila bosan dengan kamar sebelumnya. Lantai atas digunakan untuk tempat istirahat dan
menyimpan barang-barang yang tidak terpakai. Secara keseluruhan perabotan di rumah cukup
lengkap seperti lemari, kulkas, tv dan mesin cuci, dan sebagainya. Setiap ruangan dilengkapi
dengan lampu, dan pencahayaan rumah cukup baik. Keluarga mengatakan ventilasi di lantai
bawah kurang memadai karena jenis jendela rumah buakn jendela yang dapat dibuka, hanya ada
lubang-lubang persegi dibagian atas setiap tembok rumah. Adapun lantai rumah menggunakan
keramik, tangga rumah terbuat dari papan kayu yang kuat, kondisi bangunan baik.

d. Dapur:
Dapur dengan ruang tengah hanya disekat menggunakan lemari besar, kondisi
kebersihan dapur cukup bersih, sumber air minum dari membeli aqua gallon dan kadang, alat-alat
masak yang digunakan tersusun rapih dan bersih, terdapat Exhaust untuk menghisap asap yang
ada di dapur karen tidak adanya ventilasi, kemudian terdapat wastafel dan meja kompor, serta
meja untuk menyimpan makanan.
e. Kamar mandi:
Kamar mandi hanya ada satu dan terdapat dilantai bawah, kebersihan kamar mandi baik, air jernih
dan tidak berbau, dan dikamar mandi terdapat satu buah mesin cuci yang disimpan dipojok kamar
mandi, di kamar mandi telah tersedia sabun dan handuk dimiliki masing-masing anggota
keluarga., dengan terdapat kloset duduk.
f. Mengkaji pengaturan tempat tidur di dalam rumah:
Semua anggota keluarga seperti suami, istri dan anak tidur dikamar yang ada di lantai bawah,
anak tidur bersama-sama dengan orangtuanya. Terdapat tempat tidur besar dikamar, dan satu
lemari.
g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah:
Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik , jarak septitank dengan rumah berkisar sejauh 15
meter. Terdapat halaman rumah yang cukup luas yang beberapa bagian ditanami tumbuhan dan
ada beberapa pohon cemara. Walaupun ada banyak pembekaran bibit bunga, namun tidak ada
polusi dan jauh dari jalan, dan udara masih bersih.Untuk pengelolaan sampah, keluarga
mengatakan tidak ada pengambilan sampah jadi keluarga memisahkan sampah plastic dengan
bukan pelastic , dan sampah yang mudah membusuk akan dijadikan pupuk tanaman.
h. Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah:
Keluarga memngatakan merasa nyaman tinggal di tempat tersebut karena udara linkungan yang
masih asri dan terhindar dari polusi udara.
i. Penataan/pengaturan rumah:
Penataan atau pengaturan rumah cukup baik dan keluarga merasa puas dengan penataan rumah ,
hanya saja kadang merasa jengkel karena anak akan membuat rumah berantakan.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:


Keluarga mengatakan jarang berinteraksi secara langsung dengan saudara-saudaranya karena
jarak yang cukup jauh, namun keluarga sering mengujungin tempat-tempat anggota jemaat nya untuk
hanya mengobrol atau berdoa. Sedangkan interaksi dengan masyarakat cukup baik, sebelum covid-19
keluarga seringkali berkumpul dengan tetangga untuk ngobrol dan kadang melakukan makan bersama.

5. Sistem pendukung keluarga:


a) Ketika ada masalah kesehatan keluarga seringkali meminta pendapapt dan dukungan dari
saudara dan temannya yang terdiri dari dokter dan perawat.
b) Ketika sakit keluarga sering memeriksakan kesehatannya ke klinik, yang jaraknya sekitar 1
km.
c) Jaminan kesehatan yang dimiliki keluarga adalah BPJS dari kantor tempat suami bekerja

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga:


a) Keluarga berkomunikasi secara aktif dan efektif
b) Bahasa yang digunakan keluarga untuk berkomunikasi adalah bahasa Indonesia
c) Komunikasi dalam keluarga lancar dan dilakukan sepanjang waktu, antara suami dan istri dan
juga orang tua kepada anaknya
d) Pesan-pesan penting langsung disampaikan istri kepada suami atau juga sebaliknya, dan jika
ada masalah keluarga langsung megkomunikasikannya dan segera diselesaikan.

2. Struktur kekuatan keluarga:


a) Didalam keluarga keputusan berada di tangan suami (Tn. N) melalui musyawarah bersama
anggota keluarganya
b) Penggunaan keuangan diataur oleh suami dan isteri
c) Pendisiplinan kegiatan dilakukan oleh suami (Tn. N) dan isteri (Ny. D) secara bersama-sama
d) Keputusan dalam keluarga diputuskan secara bersama
e) Selama ini keluarga tidak memiliki konflik terkait keputusan-keputusan yang telah dibuat
dalam keluarga
f) Anak diikutsertakan dalam mengambil keputusan seperti pertanyaan tentang cita-cita, atau
pilihan rekreasi

3. Struktur peran (formal dan informal):


a) Peran formal
Tn. N berperan sebagai kepala keluarga, bapak, dan juga sebagai suami, dan yang mencari
nafkah bagi keluarga, memperhatikan istri. Sementara diluar berperan sebagai pendeta, guru
bagi anak nya (An. J) Tn.N juga beperan sebagai warga dalam lingkungan masyarakatnya.
Ny. D beperan sebagai isteri bagi suami (Tn. N) dan ibu bagi anaknya (An. J), Ny. N berperan
dalam mengatur kehidupan rumah tangga, seperi memasak, mencuci,dan diluar berperan
sebagai isteri pendeta. An. J berperan sebgai anak dan sebagai pelajar di sekolahnya.
b) Peran informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga yaitu keluarga sebagai bagian dari anggota
masyarakat, dan didalam rumah orang tua berperan sebagai guru dan sahabat bagi anaknya,
berperan sebagai perawat dalam merawat anak nya. Tn. N juga terkadang membantu dalam
melakukan pekerjaan rumah.

4. Nilai dan norma keluarga:


a) Terdapat nilai-nilai dan norma keluarga seperti anak menghormati orangtuanya, dan
kewajiban dalam menjalankan perintah agama.
b) Terdapat kesesuain antara nilai-nilai keluraga dengan masyarakat sekitar, walaupun agama
mayoritas muslim tapi saling menghargai setiap perbedaan, dan mayoritas suku sunda yang
memiliki kesesuain sehingga masih adanya kebebasan dalam beragama.
c) Tidak terdapat masalah nilai dalam keluarga
d) Nilai-nilai tersebut dianut secara sadar

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif:
Seluruh keluarga saling membutuhkan, orang tua mampu menyampaikan kebutuhan keluarganya
secara rinci seperti kebutuhan makanan, pakaian, kesehatan dan pendidikan, setiap anggota keluarga
memiliki orang yang dapat dipercaya seperti isteri percaya pada suami atau sebaliknya, anak percaya
kepada orang tuanya, di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu sama lain,karena
keluarga merupakan tipekeluarga inti maka orang tua sangat peka terhadap permasalahan yang terjadi
pada anak-anaknya, semua keluarga menunjukan rasa kasih sayang satu sama lain. Tn. N sering
menemani An.J bila tidak tidak sibuk. Ketika anak melakukan hal baik keluarga memberikan
penghargaan berupa pujian atau hadiah, dan ketika anak melakukan kesalahan keluarga memberikan
sebuah hukuman dan menjelaskan kesalahan anak.

2. Fungsi sosialisasi:
a) Di dalam keluarga, anggota keluarga menanamnkan disiplin, penghargaan dan hukuman
apabila anggota keluarga melakukan kesalahan
b) Didalam keluarga terdapat otonomi bagi setiap anggota keluarga nya seperti suami dapat
membantu istri dirumah dan anak menentukan pilihan kebutuhannya seperti buku untuk
sekolah
c) Peran membesarkan anak dan fungsi sosial dijalankan bersama antara suami dan isteri
d) Lingkupan rumah cukup memandai bagi anak untuk bermain sesuai dengan
perkembangannya
3. Fungsi perawatan kesehatan:
Niali-nilai yang dimiliki keluarga berkaitan dengan kesehatan yaitu keluarga memandang kesehtan
sebagai sesuautu yang sangat penting, keluarga juga konsisten dalam menerapkan perilalku
kesehatan, peningkatan kesehatan dilakukan keluarga dengan apabila ada anggota keluarga yang
sakit akan segera dibawa ke fasilitas kesehatan, keluarga juga mampu mendefinisikan kesehtan dan
sakit bagi anggota keluarganya, kemampuan keluarga dalam mengetahui tanda dan gejala penyakit
dari anggota keluarganya, sumber informasi kesehatan yang diperoleh keluarga berasal dari media
sosial atau bertanya pada adik Ny. D yang juga seorang perawat, keluarga mengetahui penyakit yang
parah dan tidak pada anggota keluarganya, dan keluarga terkadang lebih memilih mengobservasi
terlebih dahulu penyakit anggota keluarganya.
4. Fungsi reproduksi:
Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi namun takut ada efek dari DM nya, perencanaan
untuk jumlah anggota ditentukan oleh suami dan isteri secara bersama, Ny. D tidak menggunakan KB
karena menyebabkan BB nya meningkat.
5. Fungsi ekonomi:
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya secara ekonomi, suami
bekerja sebagai seorang pendeta mampu memenuhi kebutuhan ekonomi. Jumlah penghasilan suami
(Tn. N) perbulan sebesar Rp.6.000.000 dan pengeluaran perbulan sekitar Rp. 5.000.000. Penghasilan
hanya didapat dari suami karena isteri tidak bekerja. Pengaturan keuangan diatur bersama oleh suami
dan istri dan setiap gajian selalu disisihkan sesuai kebutuhan dalam keluarga.

F. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan panjang:


a) Stressor jangka pendek
Keluarga memikirkan kesehatan Ny.D yang sering mengalami masalah lambung
b) Stressor jangka panjang
Keluarga khawatir akan kesehatan Ny. D, keluarga merasa khawatir jika akan punya anak
kembali namun mempertimbangkan penyakit DM yang dimiliki isteri.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor:
Cara keluarga berespon terhadap stress adalah dengan tetap tenang dan banyak berdoa
3. Strategi koping yang digunakan:
Strategi koping yang digunakan keluarga baik, berusaha mengontrol rasa khawatir dengan banyak
berdoa
4. Strategi adaptasi disfungsional:
Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional dalam keluarga karena walaupun khawatir akan
kesehatannya, keluarga mampu mengatasi nya dengan berdoa dan saling sharing dengan suami agar
tidak menjadi terus kepikiran dan mencari jalan keluarnya bersama.

G. PEMERIKSAAN FISIK (Setiap individu anggota keluarga)

1. Identitas
Nama : Ny. Dewi
Umur : 39 tahun

2. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini:


Ny.D mengeluh sakit kedua lutut, nyeri terasa sudah dari dua bulan lalu, rasa nyeri seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 7 (0-10), nyeri lutut terasa saat digerakan, berpindah tempat, atau saat menaiki dan
menuruni tangga, nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri hilang saat posisi tubuh miring. Selain itu
Ny. D mengeluh keputihan, intensitas nya banyak, muncul keputihan ketika makan nanas dan timun,
dan ketika banyak melakukan aktivitas, warna keputihan Ny. D bening dan tidak kental (cair), tidak
berbau.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Ny. D sering mengalami keputihan Ny. D mengalami penyakit DM sejak tahun 2015, pernah berobat ke
dokter dan diberikkan obat, tapi obat dari dokter malah membuat asam lambung meningkat. Klien
pernah mengalami kecelakaan motor pada tahun 2009 dan tidak dirawat di RS tapi pergi ke tukang
urut, klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, maupun obat-obatan. Klien mengkonsumsi obat
penurun diabetes dengan minum jus dan daun ubi untuk mengobati asam lambung
4. Penampilan umum:
a. Tahap perkembangan : Anak dengan usia sekolah
b. Jenis kelamin: Perempuan
c. Cara berpakaian: berpakaian bersih, rapih dan tidak berbau
d. Kebersihan personal: kebersihan klien baik, tidak ada aroma bau dari tubuh klien
e. Postur dan cara berjalan: Postur tubuh baik, badan tegap, cara berjalan baik
f. Bentuk dan ukuran tubuh: Bentuk tubuh baik, agak gemuk, BMI dalam batas normal

5. Status mental dan cara berbicara:


a. Status emosi: klien dalam keadaan tenang, ekspresi wajah sesuai, tidak ada tanda-tanda cemas
atau takut
b. Tingkat kecerdasan: Tingkat kesadaran dalam keadaan kesadaran penuh, dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.
c. Orientasi: Orientasi baik, dapat menyebutkan hari, tanggal, tempat berada dimana dengan benar
dan jelas
d. Proses berpikir: Proses berpikir baik, positif
e. Gaya/cara berbicara: Cara berbicara baik, dengan nada pelan, tidak berkata kasar, rileks, lancar
dan tidak gugup.

6. Tanda-tanda Vital:
a. Tekanan Darah: 110/90
b. Nadi: 89x/ menit
c. Suhu: 36,3 0 C
d. RR: 20x/ menit

7. Pemeriksaan kulit:
a. Inspeksi: kulit klien terlihat bersih, ada bekas luka knalpot di bagian kaki kanan, warna kulit sawo
matang, kulit tidak kering, tidak ada sianosis, kulit tidak pucat.
b. Palpasi: kulit klien lembap, teraba hangat, turgor kulit baik, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan

8. Pemeriksaan kuku:
a. Inspeksi: kuku klien bersih, kuku pendek dan tidak terlihat ada kotoran, bentuk kuku baik, tidak
ada sianosis
b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, aliran darah kuku kembali setelah < 3 detik

9. Pemeriksaan kepala:
a. Inspeksi: kepala simetris, rambut sedikit berminyak, pertumbuhan rambut merata, rambut tipis,
kepala bersih, tidak ada lesi
b. Palpasi: Tidak ada pembengkakan/ benjolan, tidak ada nyeri tekan, nadi temporal sama kuat
dikedua sisi
c. Auskultasi: tidak dilakukan pemeriksaan
10. Pemeriksaan muka:
a. Inspeksi: wajah simetris, tidak pucat , tidak ada bekas luka, warna muka sawo mateng, warna
muka sama dengan warna bagian tubuh lain
b. Palpasi: tidak ada pembengkakan, tidak ada rasa nyeri, kulit wajah lembap
c. Tes sensasi wajah: klien dapat membedakan halus dan kasar
11. Pemeriksaan mata:
a. Inspeksi: mata klien simetris, warna konjungtiva pink, sclera warna putih, gerakan mata seirama
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
c. Tes ketajaman visual: klien dapat melihat dari jarak 20 kaki
d. Tes lapang pandang: klien masih dapat melihat jari tangan pemeriksa sampai sekitar 650

12. Pemeriksaan telinga:


a. Inspeksi: telinga klien simetris, tidak ada luka atau kemerahan, warna sama dengan kulit lain, tidak
ada tanda-tanda infeksi, ada sedikit serumen berwarna putih
b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, teraba hangat
c. Tes ketajaman pendengaran: klien dapat mendengar kata-kata yang dibisikan pemeriksa ketika
telinga sebelah klien ditutup.

13. Pemeriksaan hidung dan sinus:


a. Inspeksi: Hidung simetris, tidak ada lesi, ada sumbatan, tidak ada tanda infeksi dan kemerahan,
terdapat rambut-rambut hidung, mukosa hidung lembab, warna mukosa hidung pink, tidak ada ada
kotoran hidung.
b. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada bengkak
c. Tes penciuman: Klien mampu membedakan bau dengan baik, tidak ada sumbatan

14. Pemeriksaan mulut dan tenggorokan:


a. Inspeksi: mulut simetris, tenggorokan simetris, warna bibir kemerahan, bibir tidak kering, mukosa
mulut lembap, tidak ada luka pada dinding mukosa mulut, udara pernapasan tidak berbau,
terdapat gigi yang bolong, tidak terdapat karang gigi, warna
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
c. Tes rasa: klien dapat membedakan rasa asin dan manis serta rasa asam dengan baik
15. Pemeriksaan leher:
a. Inspeksi: leher simetris, warna leher sama dengan kulit lain, tidak ada luka, tidak ada kemerahan,
tidak ada tanda infeksi
b. Palpasi: nyeri tekan, nadi carotid teraba kuat di kedua sisi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
teraba pembesaran kelenjar limfa
c. Auskultasi: tidak terdengar bunyi yang abnormal
d. Tes ROM: Tidak dilalkukan pemeriksaan

16. Pemeriksaan system pernafasan:


a. Inspeksi: dada simetris, pergerak otot pernapasan teratur, warna kulit sama dengan warna kulit
bagian lain, tidak ada skar, tidak ada lesi, tidak terdapat bantuan otot pernapasan
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
c. Perkusi: Terdengar bunyi resonan
d. Auskultasi: Terdengar bunyi bronchial diatas trakea, terdengar suara bronkovesikular di daerah
thoraks

17. Pemeriksaan system kardiovaskuler:


a. Inspeksi: Tidak ada penonjolan didaerah pericardium, tidak ada lesi, dada simetris
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada krepitus tulang
c. Perkusi:
d. Auskultasi: terdengar bunyi S1 lup dan S2 dup

18. Pemeriksaan payudara dan aksila:


a. Inspeksi: payudara kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada tanda kemerahan
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

19. Pemeriksaan abdomen:


a. Inspeksi: bentuk perut cembung, terdapat bekas operasi cesar, warna kulit merata, terdapat
stretchmark,
b. Auskultasi: peristaltic usus terdengar sebanyak 12x/ menit, tidak ada diare
c. Perkusi: pada kuadran kanan atas terdengar bunyi timpani, kuadran kiri dan kanan bawah
terdengar bunyi timpani
d. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan di keempat kuadran
20. Pemeriksaan ekstremitas atas:
a. Bahu: simetris, dapat bergerak bebas, tidak kaku, tidak ada nyeri tekan, klien dapat melawan
tahanan yang diberikan oleh pemeriksa, tidak ada lesi
b. Siku: simetris, tidak ada lesi, dapat bergerak bebas,sensori reflex baik, tidak ada nyeri tekan
c. Pergelangan dan telapak tangan: pergelangan tangan dapat bergerak bebas, tidak terasa nyeri
tekan, warna kulit sama dengan bagian kulit lain, telapak tangan tidak pucat, tidak sakit saat di
tekan, dapat membedakan tajam dan tumpul, tidak terdapat lesi pada telapak tangan, teraba
hangat.

21. Pemeriksaan ekstremitas bawah:


a. Panggul: simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, warna kulit sama dengan warna kulit lain
b. Lutut: simetris, terdapat nyeri tekan, warna kulit sama dengan warna kulit lain, ada beberapa bekas
luka, tidak ada reflex saat di periksa menggunakan hammer perkusi, nyeri saat ditekan
c. Pergelangan dan telapak kaki: simetris, terdapat beberapa bekas luka, terdapat reflex babinski,
kulit telapak kaki kering dan pada tumit pecah-pecah

H. HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap masalah kesehatannya:


Keluarga berharap dapat selalu sehat dan bisa menjaga kesehatannya lebih baik lagi
2. Terhadap petugas kesehatan yagn ada:
Bisa segera menangani atau mengobati keluhan yang keluarga rasakan

Bandung,………………………………..
TTD

_______________________________
FORMAT DIAGNOSIS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1. DS: Kurang pengetahuan Tidak mengetahui sumber-sumber
-Ny. D mengatakan nyeri lutut sudah terasa akan penyakit yang informasi
semenjak dua bulan yang lalu, Ny.D diderita anggota
mengatakan tidak tahu penyebab dan cara keluarga
menangani sakit lututnya
DO:
- Pengetahuan keluarga tentang cara
perawatan pada anggota keluarga
yang sakit minim, tampak anggota
keluarga tidak mengetahui penyebab
dan cara menangani sakit lutut Ny.D
- Suami (Tn. N) tidak mengetahui
penyebab sakit lutut istrinya

2.
Koping stress tidak Gangguan dalam pola penilaian
DS: efektif ancaman
- Ny.D mengatakan stress jangka
panjang yang dialami keluarga ingin
punya anak lagi tapi khawatir akan
kesehatannya dan khawatir anaknya
terkena efek dari DM nya, tenaga
semakin berkurang
DO:
- Keluarga merasa khawatir akan
kondisi kesehatannya
- Keluarga tidak tau cara mengatasi nya
- Keluarga menyatakkan ingin tambah
anak tapi takut akan penyakit DM yang
dimiliki Ny.D

3.
Ds: Kurang pengetahuan Tidak mengetahui sumber-sumber
- Ny.D mengatakan sering mengalami akan penyakit yang informasi
keputihan, dan muncul dalam jumlah diderita anggota
banyak saat makan nanas dan timun. keluarga
- Tidak tau cara mengatasinya dan tidak
tau penyebabnya kenapa
Do:
- Keluarga megatakan tidak tau
penyebab dan obat nya

B. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan
1 Kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita anggota keluarga berhubungan dengan
tidak mengetahui sumber-sumber informasi

2 Koping stress tidak efektif berhubungan dengan gangguan dalam pola penilaian ancaman

3 Kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita anggota keluarga berhubungan dengan
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

C. PENILAIAN (SCORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Diagnosa Kep: Kurang pengetahuan tentang nyeri lutut berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1 Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Masalah bersifat actual karena keluarga tidak
- Tidak/kurang 3 mengetahui penyebab dan cara
sehat 2 penanganannya
- Ancaman 1
kesehatan
- Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan 2 2/2x2= 2 Masalah dapat diubah dengan mudah dengan
masalah cara memberikan pendidikan kesehtan
dapat dirubah 2 kepada Ny.D tentang penyakit yang
- Mudah 1 dialaminya
- Sebagian 0
- Tidak dapat
3 Potensi masalah 1 2/3x1=2/3 Pendidikan keluarga termasuk baik dan juga
untuk dicegah mempunyai saudara seorang perawat
- Tinggi 3 sehingga keluarga cukup mampu mencegah
- Cukup 2 masalah
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 2/2x1=1 Ny.D menyatakan ingin segera sembuh
masalah 2 karena rasa sakitnya menggangu tidur dan
- Masalah berat aktivitas
harus segera 1
ditangani
- Ada masalah
tetapi tidak perlu 0
segera ditangani
- Masalah tidak
dirasakan

Total 4 2/3

2. Diagnosa Kep: Koping stress tidak efektif berhubungan dengan gangguan dalam pola penilaian
ancaman
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1 Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Masalah bersifat actual karena keluarga ingin
- Tidak/kurang 3 punya anak kembali tapi takut nanti anak nya
sehat 2 terkena efek dari DM yang diderita Ny.D
- Ancaman 1
kesehatan
- Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan 2 2/2x2= 2 Masalah dapat diubah dengan mudah dengan
masalah cara memberikan pendidikan kesehtan
dapat dirubah 2 kepada Ny.D tentang penyakit yang dialami
- Mudah 1 serta pencegahannya
- Sebagian 0
- Tidak dapat
3 Potensi masalah 1 2/3x1=2/3 Ny.D mengatakan terus berusaha mengontrol
untuk dicegah gula darah nya dan terkadang berkonsultasi
- Tinggi 3 dengan saudaranya yang seorang perawat
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Walaupun merasa khawatir tapi Ny.D dan
masalah keluarga masih bisa mengontrol rasa
- Masalah berat khawatirnya dan tetap menjaga pola
harus segera 2 makannya.
ditangani
- Ada masalah 1
tetapi tidak perlu
segera ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan

Total 4 1/6

3. Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan akan penyakit yang diderita anggota keluarga
berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

N Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


o
1 Sifat masalah 1 2/3x1= 2/3 Sebelumnya juga Ny.D sering mengalami
- Tidak/kurang 3 keputihan
sehat 2
- Ancaman 1
kesehatan
- Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan 2 1/2x2= 1 Masalah dapat diubah dengan mudah
masalah dengan cara memberikan pendidikan
dapat dirubah 2 kesehatan kepada Ny.D tentang penyakit
- Mudah 1 yang dialami serta pencegahannya
- Sebagian 0
- Tidak dapat
3 Potensi masalah 1 2/3x1=2/3 Ny.D mengatakan jika tidak makan nanas
untuk dicegah dan timun, keputihannya tidak ada.
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 2/2x1= 1 Ny.D mengatakan menjadi tidak nyaman
masalah 2 karena munculnya keputihan dan ingin
- Masalah berat segera ditangani.
harus segera 1
ditangani
- Ada masalah
tetapi tidak perlu 0
segera ditangani
- Masalah tidak
dirasakan

Total 3 1/3
D. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi


1. Kurang pengetahuan akan setelah dilakukan Setelah melakukan Respon a) Lutut sakit adalah a. Berikan penilaian
penyakit yang diderita tindakan, kunjungan 3x 60 menit verbal rasa nyeri yang terjadi tentang tingkat
anggota keluarga keluarga mampu keluarga mampu pada bagian depan lutut, pengetahuan klien
berhubungan dengan merawat anggota mengenal masalah nyeri yang terletak di bawah tentang proses
tidak mengetahui sumber- keluarga yang lutut pada keluarga, tempurung lutut atau di penyakit yang
sumber informasi. mengalami sakit dengan cara: Respon dalam sendi lutut itu spesifik
lutut 1. Menyebutkan verbal sendiri. Nyeri ini dapat b. Diskusikan dengan
DS: pengertian nyeri berasal dari struktur keluarga tentang
-Ny. D mengatakan nyeri lutut Respon tulang lutut mana pun pengertian nyeri
lutut sudah terasa 2. Menyebutkan verbal seperti sendi lutut, lutut
semenjak dua bulan yang penyebab nyeri lutut tempurung lutut, atau c. Gambarkan tanda
lalu, Ny.D mengatakan 3. Menyebutkan tanda ligamen dan tulang dan gejala yang
tidak tahu penyebab dan dan gejala akibat Respon rawan. muncul pada
cara menangani sakit dari nyeri lutut dan verbal penyakit dengan
lututnya cara mencegah b) Pada orang dewasa, cara yang tepat
DO: nyeri lutut penyebab nyeri lutut bisa d. Gambarkan proses
- Pengetahuan 4. Mendemonstrasikan karena terjatuh, keseleo, penyakit dengan
keluarga tentang cara melakukan Respon cidera saat melakukan cara yang tepat
cara perawatan perawatan nyeri verbal olahraga baik disadari e. Diskusikan pilihan
pada anggota lutut dan memotivasi maupun tidak. Bisa juga terapi atau
keluarga yang sakit keluarga untuk disebabkan karena penanganan
minim, tampak redemonstrasi osteoarthritis, asam urat, f. Rujuk klien pada
anggota keluarga perawatan nyeri ligament atau jaringan group atau agensi di
tidak mengetahui lutut antar tulang disendi lutut komunitas lokal,
penyebab dan cara terkilir, ligament lutut dengan cara yang
menangani sakit robek, dislokasi tepat
lutut Ny.D tempurung lutut
- Suami (Tn. N) tidak
mengetahui c) Tanda dan gejala nyeri
penyebab sakit lutut adalah lutut terasa
lutut istrinya kaku, lutut tampak
kemerahan, bengkak,
dan terasa hangat, lutut
terasa lemah, tidak
stabil, serta sulit untuk
diluruskan, lutut
mengeluarkan suara
gemeretak (Bunyi
‘kretek-kretek’)

d) Faktor resiko
seseorang mengalami
nyeri lutut: berat badan
lebih, pernah mengalami
cedera lutut, memiliki
kebiasaan merokok,
Memiliki pekerjaan yang
mengharuskan sering
berlutut, mengangkat
benda berat, atau
melakukan aktivitas fisik
yang berat, misalnya
pekerja bangunan atau
olahragawan.

e) Perawatan nyeri lutut:


 Kompres
dingin dan
panas
 Menggunakan
metode RICE
 Pijat dengan
minyak
esensial

2. Koping stress tidak efektif Setelah dilakukan Setelah melakukan a) Jalin hubungan kerja
berhubungan dengan tindakan, kunjungan 5x 60 menit a. Koping merupakan dengan klien melalui
gangguan dalam pola keluarga mampu keluarga mampu: suatu proses kognitif kesinambungan
penilaian ancaman mengatakan a. Mengidentifikasi Respon dan tingkah laku perawatan
penurunan stres pola koping yang verbal bertujuan untuk b) Dorong keluarga
DS: efektif mengurangi perasaan untuk
- Ny.D mengatakan b. Mengungkapkan Respon tertekan yang muncul memperlihatkan
stress jangka secara verbal verbal ketika menghadapi kekhawatiran dan
panjang yang tentang koping yang situasi stress untuk membantu
dialami keluarga efektif Respon b. Mekanisme koping: merencanakan
ingin punya anak c. Mengatakan verbal Direct action (strategi perawatan
lagi tapi khawatir penurunan stress koping yang berfokus c) Menilai tingkat
akan kesehatannya d. Mampu mengatasi Respon pada masalah) yaitu pemahaman dan
dan khawatir masalah keluarga verbal segala tindakan yang kesiapan untuk
anaknya terkena diusahakan individu mempelajari metode
efek dari DM nya untuk mengatasi atau koping baru
DO: menanggulangi d) Dukungan keluarga :
- Keluarga merasa stress yang yang meningkatkan nilai,
khawatir akan langsung diarahkan minat, dan tujuan
kondisi pada penyebab keluarga
kesehatannya stress atau stressor. e) Berikan informasi
- Keluarga tidak tau c. Jenis mekanisme actual yang terkait
cara mengatasi nya koping yang berfokus dengan diagnosis,
- Keluarga pada masalah: terapi dan prognosis
menyatakkan ingin - Perencana
tambah anak tapi masalah
takut akan penyakit - Mencari dukungan
DM yang dimiliki sosial berupa
Ny.D bantuan
d. Cara individu
mengatasi situasi
yabg mengandung
tekanan:
- Kesehatan fisik
- Keyakinan atau
pandangan positif
3. Kurang pengetahuan akan setelah dilakukan Setelah melakukan a) Keputihan adalah 1. Berikan penilaian
penyakit yang diderita tindakan, kunjungan 3x 60 menit sejenis penyakit tentang tingkat
anggota keluarga keluarga mampu keluarga mampu pada wanita yang pengetahuan pasien
berhubungan dengan merawat anggota mengenal masalah ditandai dengan tentang proses
tidak mengetahui sumber- keluarga yang keputihan pada anggota banyaknya lendir penyakit yang spesifik
sumber informasi. mengalami keluarga, dengan cara: Respon dalam vagina 2. Jelaskan
keputihan Verbal b) Keluarnya cairan pathofisiologi dari
Ds: berwarna putih penyakit dan
- Ny.D mengatakan a. Menyebutkan kekuningan atau bagaimana hal ini
sering mengalami putih kelabu dari berhubungan dengan
pengertian keputihan
keputihan, dan Respon saluran vagina. anatomi dan fisiologi
muncul dalam b. Menyebutkan tanda Verbal Cairan ini dapat dengan cara yang
jumlah banyak saat encer atau kental, tepat
dan gejala keputihan
makan nanas dan dan kadang-kadang 3. Gambarkan tanda
timun. c. Menyebutkan berbusa dan gejala yang biasa
- Tidak tau cara Respon c) Penyebab: muncul pada penyakit
penyebab keputihan
mengatasinya dan Verbal - Perilaku higienis: dengan cara yang
tidak tau d. Cara menangani dan air cebok tidak tepat
penyebabnya bersih, celana 4. Identifikasi
mencegah
kenapa dalam tidak kemungkinan
Do: e. Keluarga mampu Respon menyerap penyebab dengan
- Keluarga Verbal keringat, cara yang tepat
melaksanakn
megatakan tidak penggunaan 5. Diskusikan
tau penyebab dan prosedur yang pembalut yang perubahan gaya
obat nya kurang baik hidup yang mungkin
dijelaskan secara
- Stress hingga diperlukan untuk
benar daya tahan tubuh mencegah komplikasi
rendah dimasa yang akan
f. Keluarga mampu
- Diabetes datang atau proses
menjelaskan kembali - Hamil pengontrol penyakit
- Infeksi 6. Diskusikan pilihan
apa yang dijelaskan
- Penggunaan terapi atau
perawat/ tim celana yang ketat penanganan
- Asupan gizi
kesehatan lainnya
d) Cara menangani:
- Untuk lender normal
tidak perlu diobati,
tepai dengan menjaga
kebersihan dan
mencegah
kelembapan yang
berlebihan pada
daerah organ kelamin
terutama saat terjadi
peningkatan jumlah
lender normal
- Menggunakan
antiseptic yang sesuai
dengan petunjuk
dokter untuk
membersihkan vagina
dari lendir keputihan
- Menjaga organ intim
agar tidak lembab
setelah BAK atau BAB,
bilas samapi bersih,
kemudian keringkan
sebelum memakai
celana dalam
- Saat membersihkan
vagina, membilas
dilalkukan dari arah
depan ke belakang
untuk menghindari
kuman dari anus ke
vagina
- Menghindari pakaian
yang ketat
- Saat menstruasi ganti
pembalut beberapa
kali dalam sehari
- Pola hidup sehat yaitu
diet seimbang,
olahraga rutin, istirahat
cukup, hindari stress
berkepanjangan

VIDEO PENGKAJIAN-INTERVENSI :
https://drive.google.com/file/d/1DOSzDgiZgLMMErRpGSlvFRvQV7D2Hryn/view?usp=drivesdk

REFERENSI:

Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis & NANDA NIC-
NOC. Jogjakarta: MediAction
Gulanick. M, Myers. J.L. (2014). Nursing Care Plans: Diagnoses, Interventions, and Outcomes-8 th edision.
Fatmasari,F. (2014). Pengaruh Rebusan Daun Sirih Merah Terhadap Penurunan Keputihan Pada Remaja Putri
Wikayah Karangpuccung Purwokerto Selatan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Maryam, S. ( 2017). Strategi Coping: Teori Dan Sumberdayanya. Jurnal Konseling Andi Matappa
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2017. Hal 101-107. Universitas Maleku

NO Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Keluarga Hari/ Tanggal


1. Kurang pengetahuan akan penyakit yang Implementasi: 15.00-15.30
diderita anggota keluarga berhubungan dengan TUK 1: Minggu, 8 November
tidak mengetahui sumber-sumber informasi. - Mendiskusikan pengertian nyeri 2020
lutut yang dirasakan oleh Ny. D
bersama dengan Tn. N
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tanda dan
gejala nyeri lutut
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang pengertian nyeri
lutut
- Memberikan penguatan kepada
keluarga apabila dapat
menjelaskan kembali hasil diskusi
TUK 2:
- Mendiskusikan tanda dan gejala 15.00-15.30
nyeri lutut bersama anggota Selasa, 10 November
keluarga 2020
- Mendiskusikan proses penyakit
yang diderita oleh anggota keluarga
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menyebutkan
kembali tanda dan gejala, serta
proses penyakit
- Memberikan penguatan kepada
keluarga apabila dapat
menjelaskan kembali hasil diskusi
15.00-15.30
TUK 3:
Kamis, 12 November
- Mendiskusikan cara penanganan
2020
nyeri lutut dengan anggota
keluarga
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya
- Mendemonstrasikan cara
penanganan nyeri lutut
TUK 4:
- Mendiskusikan rujukan pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan
keluarga

2. Koping stress tidak efektif berhubungan TUK 1: 15.00-16.00


dengan gangguan dalam pola penilaian - Menjalin kepercayaan dengan Selasa, 17 November
ancaman keluarga 2020
- Membantu keluarga untuk
mengungkapkan kekhawatirannya
TUK 2: 15.00-15.30
- Mendiskusikan dengan keluarga Kamis,19 November
rencana perawatan 2020
TUK 3:
- Melakukan penilaian tingkat
pemahaman dan kesiapan keluarga 15.00-15.30
Tn. N untuk mempelajari metode Minggu, 22 November
koping baru 2020
TUK 4:
- Memberi dukungan kepada
keluarga untuk meningkatkan nilai,
minat dan tujuan keluarga 15.00-15.30
- Memberikan pendidikan kesehatan Kamis, 24 November
terkait masalah kesehatan Ny. D 2020
TUK 5:
- Memberikan informasi actual yang
terkait dengan diagnosis, terapi dan
prognosis

3. Kurang pengetahuan akan penyakit yang TUK 1: 15.00-15.30


diderita anggota keluarga berhubungan dengan - Memberikan penilaian tentang tingkat Senin, 23 November
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
pengetahuan keluarga tentang proses 2020
penyakit yang spesifik
- Menjelaskan pathofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi
TUK 2:
- Mendiskusikan pengertian keputihan
yang dialami oleh Ny. D 14.00-14.30
- Memberikan kesempatan kepada Selasa, 24 November
keluarga untuk bertanya tanda dan 2020
gejala keputihan
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menjelaskan
kembali tentang pengertian
keputihan
- Mendiskusikan tanda dan gejala
keputihan
- Memberikan penguatan kepada
keluarga apabila dapat
menjelaskan kembali hasil diskusi
TUK 3:
- Mengidentifikasi kemungkinan 14.00-14.30
penyebab keputihan Jumat, 27 November
2020
- Mendiskusikan bersama keluarga
perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi dimasa yang
akan datang atau proses
pengontrol penyakit
- Mendiskusikan bersama keluarga
terapi atau cara penanganan
keputihan
EVALUASI

NO Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan Keluarga Hari/ Tanggal


1. Kurang pengetahuan akan penyakit yang Subjektif:
diderita anggota keluarga berhubungan dengan  Keluarga dapat menjelaskan 13 November 2020
tidak mengetahui sumber-sumber informasi. kembali pengertian nyeri lutut
 Keluarga dapat menjelaskan
kembali penyebab nyeri lutut
 Keluarga dapat menjelaskan
kembali tanda dan gejala nyeri
lutut
 Keluarga dapat menjelaskan
kembali faktor resiko nyeri lutut
 Keluarga dapat menyebutkakn
kembali terapi yang dapat
digunakan
Objektif :
 Keluarga dapat memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
 Keluarga dapat mempraktekan
kompres hangat, dingin dan pijat
menggunakan minyak essensial
Analisa:
 Tujuan tercapai
Perencanaan:
 Tetap memberikan motivasi kepada
keluarga untuk tetap melakuakn
kompres hangat, dingin dan pijat
dengan minyak essensial

2. Koping stress tidak efektif berhubungan Subjektif :


dengan gangguan dalam pola penilaian  Keluarga dapat menyebutkan 1 Desember 2020
ancaman koping stress yang positif
 Keluarga dapat menyebutkan
koping yang biasa dipakai oleh
keluarga
 Keluarga dapat menyebutkan
kembali koping stress yang baru
 Keluarga mampu mengungkapkan
koping yang efektif
Objektif:
 Keluarga dapat memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
 Keluarga mengungkapkan stress
yang dialami
 Keluarga mapu memilih koping
yang efektif
Analisis:
 Tujuan tercapai
Perencanaan:
 Tetap memberikan motivasi bagi
keluarga untuk tetap menggunakan
koping yang efektif
 Memberikan rujukan untuk
memeriksakan kesehatan ke
pelayanan kesehatan

3. Kurang pengetahuan akan penyakit yang Subjektif: 3 Desember 2020


diderita anggota keluarga berhubungan dengan  Keluarga dapat menyebutkan
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
kembali pengertian keputihan
 Keluarga dapat menjelaskan
kembali tanda dan gejala keputihan
 Keluarga dapat menjelaskan
kembali penyebab keputihan
 Keluarga dapat menyebutkan
kemungkinan penyebab Ny. D
mengalami keputihan
 Keluarga dapat menyebutkan
kembali penanganan keputihan
Objektif:
 Keluarga dapat memperhatikan
penjelasan yang disampaikan
 Ny. D menyebutkan dapat
mengurangi keputihan dengan
menjaga kesehatan dan tidak
mengkonsumsi nanas dan timun
Analisis:
 Tujuan tercapai
Perencanaan :
 Tetap memberikan motivasi bagi
keluarga untuk tetap menjaga
kesehatan organ intim
 Memberikan rujukan apabila
kondisi Ny. D masih mengalami
gangguan kesehatan kepada
pelayanan kesehtan yang ada di
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai