TINJAUAN TEORITIS
diuraikan secara sistematis, relevan dengan variabel studi kasus. Untuk studi
pengobatan.
yang dibawa oleh virus dengue, termasuk demam, nyeri otot dan sendi, ruam,
2.1.2 Etiologi
Etiologi DHF famili flavivirus adalah termasuk virus dengue Virus ini
memiliki empat serotipe yang berbeda: DEN-I, DEN-II, DEN-III, dan DEN-IV.
tidak dapat secara efektif terlibat dengan rotipe serupa,tetapi infeksi dengan satu
serotipe III atau IV. Di berbagai daerah di Indonesia, keempat serova virus degue
Menurut Fitriani, (2020) berikut adalah tanda dan gejala demam berdarah
2) Lemah
Adapun gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada
menelan.
konstipasi
3) Keluhan sistem tubuh yang lain: nyeri atau sakit kepala, nyeri pada
otot, tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-
3) Satuan ukuran suhu III mengacu pada deteksi kegagalan peredaran darah,
yang ditunjukkan oleh denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah
(20 mmHg atau kurang), atau hipotensi serta sianosis di sekitar bibir, kulit
4) Satuan ukuran suhu IV adalah jenis yang paling parah, ditandai dengan
detak jantung yang tidak menentu dan tidak ada denyut nadi yang terlihat..
2.1.6 Patofisiologi
Pusat pengatur suhu hipotalamus akan merespon hal ini dengan melepaskan zat
dinding pembuluh darah, yang menghasilkan transfer cairan dan plasma dari
petechiae atau pendarahan lendir di mulut. Hal ini mengakibatkan petechiae atau
lendir yang mengalir di mulut adalah contoh perdarahan kulit pada pasien
khas. Jika tidak diobati, ini dapat menyebabkan perdarahan dan syok. Inkubasi
virus dengue berlangsung 3-15 hari, dengan rata-rata 5-8 hari. Gigitan nyamuk
Aedes Aegypti akan memungkinkan virus masuk ke dalam tubuh. Gejala awalnya
adalah viremia, yang menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, mual, sakit
dan nyeri di seluruh tubuh, ruam atau bercak merah pada kulit, hiperemia
Kompleks antibodi virus kemudian dibuat sebagai hasil dari interaksi virus
Pelepasan C3a dan C5a, dua peptida yang dapat melepaskan histamin dan
merupakan untuk meningkatkan permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah,
aktivasi C3 dan C5. Volume plasma menurun sebagai akibat ekspansi plasma ke
hal ini nilai hematokrit menjadi penting untuk membandingkan suplai cairan
perikardial, yang pada otopsi terungkap lebih besar dari cairan yang diberikan
ekstravaskuler. Untuk mencegah edema paru dan gagal jantung, pemberian cairan
syok, jika cairan yang diberikan tidak mencukupi. Jika hipovolemia atau syok
virus dengue yang menggigit manusia. Pada saat masuk ke dalam fisik manusia,
dan melepaskan C3 dan C5 sebagai akibat dari reaksi virus dengan antibodi.
Tubuh terasa ruam pada kulit, mual, sakit kepala, dan demam akibat pelepasan
hemoglobin yang rendah, kehilangan plasma darah melalui kebocoran, dan faktor
lain, tekanan darah turun pada pasien DHF. dari Seri buku Keperawatan Medis
PGE
PGE22hipotalamus
hipotalamus Membentuk & Mengaktifkan system
Mengaktifkan
melepaskan zat C3a, C5a komplemen
system komplemen
Permeabilitas
Agregasi trombosit Kerusakan endotel membrane meningkat
pembuluh darah
Paru-paru Hepar
Abdomen
Efusi pleura Hepatomegali
Ascites
NYERI AKUT
KEKURANGAN KETIDAKESEIMBAN
VOLUME GAN NUTRISI
CAIRAN KURANG DARI
KEBUTUHAN
(Tiara, 2020)
terjadi leukopenia.
dengue.
kebebasan salah satu larutan darah, salah satu enzim tubuh manusia
yaitu : esensial, inferior, dan jenis . Reaksi esensial adalah reaksi tahap
berpendar, radioaktif, atau enzimatik, yang tidak dapat dilihat dan sangat
titer IgM dan IgG berdasarkan kapasitas antibodi dengue untuk memblokir
Tes serologi yang paling akurat dan sensitif saat ini tersedia untuk virus
Plak, tempat virus menginfeksi sel, dapat dibedakan dari sel yang tidak
Sensitivitas tes ini sebanding dengan tes tes uji HI. Dan juga lebih akurat
dari tes HI. Ide dibalik teknik ini adalah untuk mencari antibodi IgM dan
6. Rontgen toraks: Efusi pleura terlihat pada rontgen dada (pada DBD derajat
mencegah infeksi virus semakin parah. Berikut ini beberapa upaya yang dilakukan
2. Istrahat cukup.
5. Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
volume cairan bisa diakibatkan demam yang sangat tinggi dan adanya luka
bakar pada derajat 2-4. Cairan yang ada dibawah kulit keluar atau menguap
karena demam atau adanya luka, sehingga cairan yang ada didalam
inravaskuler yang hilang secara terus menerus. Hal ini juga dapat
2015) meliputi:
atau miksi, membran bibir tampak kering, kulit kering, suhu tubuh
3. Komplikasi
2) Syok hipovolemik.
3) Kejang.
dimana respon pasien dan perawat saling memengaruhi dan terus berkembang
sejalan dengan perubahan respon antara pasien dan perawat. Salah satu fungsi
yang logis untuk menghasilkan peningkatan respon dan perilaku pasien dalam
landasan dan sangat penting baik ketika pasien pertama kali tiba di rumah sakit
2).Keluhan utama pada klien DHF, panas atau demam sering menjadi
DHF dapat mengalami serangan kedua. Namun, hal ini jarang terjadi
karena orang yang pernah terkena serangan sudah memiliki sistem
terkena DHF dari gigitan nyamuk jika salah satu anggota keluarga
menderita DHF.
1. Nutrisi: Nafsu makan klien berkurang akibat mual dan muntah klien
sesudah makan.
3. Pemeriksaan fisik
tanda vital berikut: tidak ada denyut nadi, tekanan darah tidak
a. Kulit
b. Kepala
c. Wajah
petechiae.
d. Mulut
e. Leher
g. Abdomen
4. Pemeriksaan laboratorium
dalam menanggapi masalah kesehatan atau peristiwa kehidupan, baik yang ada
(inflamasi ,iskemia,neoplasma
pernafasan
cairan aktif
ketoasidosis diabetic)
perawat berdasarkan keahlian dan ilmu klinisnya agar mendapatkan hasil yang
adalah :
b) Meringis menurun
c) gelisah menurun
Intervensi:
1) Identifikasi sumber, ciri, durasi, frekuensi, kualitas, dan derajat
ketidaknyamanan.
meredakan nyeri
1) Menggigil menurun
Intervensi:
1) Manajemen hipertermia
2) Regulasi temperatur
jika perlu.
Intervensi:
1) Mencegah syok
2) Pemantau cairan
3) Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
8) Edukasi
awal syok
Kriteria hasil:
1) Dipnea menurun
2) Memantau respirasi
dikontraindikasikan.
mukolitik
Kriteria Hasil:
3) Hemoptisis menurun
4) Hematemesis menurun
5) Hematuria menurun
6) Hemoglobin membaik
7) Hematokrit membaik
Intervensi :
Maksud dan tujuan: keadaan kehilangan selera makan dan kebutuhan gizi
dapat teratasi.
Kriteria Hasil:
Intervensi:
perlu
13) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
Kriteria Hasil:
Intervensi:
8) Pemberian darah.
ketoasidosis diabetic)
Kriteria hasil :
Intervensi
1.Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis: bau tidak sedap)
2. suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)
3. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis: kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
4. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
5. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna,
jika perlu
6. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
7. Kolaborasi pemberian obat antiemetik, jika perlu
dampak atau reaksi yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan,
diwujudkan sebagai hasil dari kegiatan ditentukan oleh evaluasi hasil. Penilaian
2.3.6 Dokumentasi
mengenai status orang tersebut sebagai pribadi. Dokumentasi ini juga berfungsi
sebagai alat komunikasi. Dengan demikian, informasi yang terkandung di
simbol yang ditulis secara malas atau singkatan dan itu harus ditulis dengan cara
yang jelas, terbaca, dan sistematis. Hal ini penting untuk diperhatikan karena