Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS KEPERWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN ‘ C ’ DENGAN

DENGUE HAEMORHAGIC FEVER DI RUANG RAWAT INAP ANAK

RS GRAHA HERMIN BATAM

OLEH :

EVA SUSANTI LUBIS

00320060

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Ns. Henry Pencon S.Kep) (Ns. Rizki Sari Utami M, S. Kep, M. Kep)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM
2021
RESUME KASUS

PENGKAJIAN

1. IDENTITAS DATA

Inisial Nama Anak : An. C

Umur : 7 Tahun

Inisial Nama Ayah / Ibu : Tn.A

Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta

Alamat : Kavling Baru Sei Langka Sagulung

Suku : Batak

Agama : Kristen

2. KELUHAN UTAMA
Orang tua pasien mengatakan anaknya deman sudah 4 hari ini, muntah sudah 10 kali
hari ini, diare 3 kali, mual dan muntah , batuk berdahak.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada bidan mendapat
imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah.
b. Intranatal : partus spontan di bidan, tidak terdapat penyulit, lahir dengan normal
dirumah bersalin dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal: tidak ada kelainan pada An. C setelah kelahiran, anggota tubuh lengkap,
anus ada, genitalia ada.
4. RIWAYAT MASA LALU
Ibu klien mengatakan An. C sebelumnya belum pernah menderita diare ataupun DHF
dan baru kali ini An. C dirawat dirumah sakit.

5. RIWAYAT KELUARGA
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga klien tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit yang lain .

6. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh
Ibu klien mengatakan yang mengasuh klien adalah dirinya sendiri
2. Hubungan dengan orang tua
Ibu klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik, klien kadang bermain
dengan ayah, nenek dan kakeknya.
3. Pembawaan secara umum
Klien tampak tenang, jika ada orang asing klien menatapnya, klien lebih dominan
bersama ibunya.
7. KEBUTUHAN DASAR
1. Makanan
Ibu klien mengatakan klien sangat menyukai makan ayam goreng dan susu
formula, terkadang juga klien diberi pisang.
2. Pola tidur
Ibu klien mengatakan tidur malam jam 21.00 – 06.00 WIB, untuk tidur siang 1
kali dengan durasi 1- 2 jam. Selama sakit klien hanya tidur 1 jam.
3. Mandi
 Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien mandi 2 kali sehari pagi dan sore,
selama sakit klien hanya dilap saja badanya.
 Selama di rumah sakit
selama rumah sakit klien hanya dilap saja badanya.
4. Eliminasi
 Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan BAK 4–6 kali, BAB 1 kali dengan konsistensi lembek
 Selama di rumah sakit
Ibu klien mengatakan BAK 4-6 kali, BAB 4 kali dengan konsistensi cair
berlendir.
8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
 Diagnosis medis : DHF
 Tindakan operasi : tidak ada
 Obat- obatan
 Infus RL 17 tpm makro
 Ondansetron inj 2x1/2 amp = 12 jam
 Alco Plus 1 sendok teh = 8 jam
 Pamol 250 gram
 Alergi : tidak ada alergi obat dan makanan
 Hasil lab :

Tanggal 30 Agustus 2021

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Hematologi Rutin
Hemoglobin 15,9 g/dl 14 – 22
Lekosit 2,500 /ul 5000 - 11000
Hematokrit PCV 43,1 Vol% 37 – 43
Trombosit 34,000 /ul 150000 - 500000
Eritrosit 5,4 Juta/ ul 4–5
Nilai Eritrosit (MCV, MCH,
MCHC)
VER (MCV) 78,8 fl 82 – 92
HER (MCH) 29,1 pg 27 -31
KHER (MCHC) 37,0 g/dl 32 – 36

Tanggal 1 September 2021

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Hematologi Rutin
Hemoglobin 11,4 g/dl 14 – 22
Lekosit 6,600 /ul 5000 - 11000
Hematokrit PCV 32,6 Vol% 37 – 43
Trombosit 19,000 /ul 150000 - 500000
Nilai Eritrosit (MCV, MCH, 4,18 Juta/ ul 4–5
MHCH)
VER (MCV) 78 fl 82 – 92
HER (MCH) 27 pg 27 -31
KHER (MCHC) 34 g/dl 32 – 36

 Foto rontgen thorax


Hasil : Bronkhopneumonia Kanan

9. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : composmentis
2. TB/BB : 122 cm / 24 kg
3. Lingkar kepala : 51 cm
4. Kepala : simetris, tidak ada benjolan
5. Mata : mata cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, bentuk simetris.
6. Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening
7. Telinga : bentuk simetris, tidak ada OMA
8. Hidung : bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung
9. Mulut : lidah bersih, mukosa bibir kering, nyeri telan .
10.Dada/ thorak
 Inspeksi : melihat bentuk dada,simetris, tidak penggunaan otot bantu
pernapasan
 Palpasi : mengidentifikasi adanya massa pada rongga dada dan
paru-paru, pemeriksaan taktil, merasakan gerakan pengembangan dinding
dada
 Perkusi : untuk mengetahui batas-batas organ yang ada pada dada
atau thorak
 Auskultasi : mendengarkan suara napas dengan meminta pasien untuk
menarik napas dalam, dengan normal suara napas vestikuler.
11.Paru- paru : Hasil rontgen Bronchopneumonia
12.Jantung : normal tidak ada kelainan
13.Perut atau abdomen
 Inspeksi : perut pasien tampak simetris, tidak ada bekas operasi,
tidak ada lesi
 Auskultasi : bising usus tidak normal 12 x/menit
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan , tidak ada oedem atau massa,
pembesaran hepar tidak ada
 Perkusi : Tympani
14.Punggung : bentuk simetris, tidak ada kelainan
15.Genitelia : tampak bersih dan tidak ada kelainan
16. Ektremitas
a. Ektremitas atas : keterbatasan gerak karena tangan kanan terpasang infus
CRT : < 2 detik,
b. Ektremitas bawah : tidak ada kelaianan
17.Tanda- tanda vital
a. RR : 22 x/ menit
b. HR : 89 x/ menit
c. Temp : 38,8 0C
10. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Orang tua pasien mengatakan anaknya demam sudah 4 hari ini, mual ada, muntah
sudah 10 kali hari ini, diare 3 kali , batuk berdahak. Dan baru dibawa berobat pada
hari ini, sebelumnya hanya dikasih obat turun demam saja di rumah .
11. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. Ds : Defisit Nutrisi Faktor Psikologis
 Ibu pasien mengatakan (keengganan untuk
pasien muntah makan)
 Ibu pasien mengatakan
setiap kali mau makan Bowel
pasti terasa mual dan
akhirnya makanan yang Aktivasi C3 dan C5

di makan selalu
dimuntahkan Hepatosplenomegali

 Ibu pasien mengatakan


SGOT SGPT meningkat
nafsu makan pasien jadi
menurun
Mual muntah, nafsu
Do :
makan
 Turgor kulit menurun
 Peristaltic usus tidak Masukan nutrisi kurang
normal 3-10 x/menit
 Mukosa bibir kering dan Defisit nutrisi
agak pecah pecah
 Kulit kering
 TD : 100 / 60 mmHg
 RR : 22x/menit
 Nadi : 89x/menit
 Suhu : 38,8 C

3 Ds : Hipovolemia Kehilangan Cairan


 ibu pasien mengatakan Aktif
anak muntah , anak jadi
lemes Virus Dengue
 ibu pasien mengatakan
pasien muntah frekuensi Beredar dalam aliran
darah
10 kali dalam satu hari
 ibu pasien mengatakan
Infeksi virus Dengue
pasien kurang minum
 ibu pasien mengatakan Merangsang keluarnya
suhu tubuh anaknya naik Histamin
turun
HCL meningkat
Do:
 k/u lemah Mengiritasi lambung
 mata cekung
Mual Muntah
 RR : 22 x/mnt
 Nadi : 89x/mnt Kehilangan cairan aktif
 Suhu : 38,8 0C
Hipovolemia
 TD : 100 / 60 mmHg
4 Ds : Hipertermia Proses Infeksi
 Ibu klien mengatakan Virus masuk ke dalam
demam sudah 4 hari pembuluh darah

 Demam naik turun


Menstimulasi sel host
terus jika malam hari inflamasi
 Ibu pasien mengatakan
anak kurang minum
Do : Memproduksi endogenus
pirogen
 k/u lemah
 bibir pucat Endhotelium
 TTV hypothalamus
 RR : 22 x/mnt meningkatkan produksi
prostaglandin dan
 Nadi : 89 x/mnt
neurotransmitter
 Suhu : 38,8 0C
 TD : 100 / 60 mmHg Prostaglandin berikatan
dengan neuron prepiotik
di hipotalamus

Meningkatkan thermostat
“set point” pada pusat
termoregulator

Demam

Peningkatan Suhu Tubuh


(Hipertermia)

4 DS : Resiko Perdarahan Gangguan koagulasi


 Ibu pasien mengatakan (penurunan trombosit)
trombosit pasien
menurun Agresi trombosit
 Ibu pasien mengatakan
pasien lemas Melepas adenosine di
phospat (ADP)
DO :
 Pasien tampak lemah Trombosit mengalami
 Trombosit pasien kerusakan metamorphosis

34,000
Trombositopenia

Resiko Perdarahan

12. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis (keengganan untuk makan)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan ganguan koagulasi (penurunan
trombosit)
13. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN

1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Observasi


berhubungan dengan selama 3 x 24 jam diharapkan asupan nutrisi 1. Identifikasi makanan yang disukai
Faktor psikologis cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme 2. Identifikasi status nutrisi
(keengganan untuk dengan kriteria hasil : 3. Monitor asupan makanan
makan) 1. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat 4. Monitor berat badan
2. Kekuatan otot pengunyah meningkat 5. Monitor nafsu makan
3. Kekuatan otot menelan meningka 6. monitor muntah pasien berapa kali
4. Nafsu makan membaik Terapeutik
5. Berat badan pasien meningkat 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Berikan suplemen makanan jika perlu
4. Berikan makanan yang segar segar (buah , sayur)
Kolaborasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2.Ajarkan diet yang diprogramkan
2. Hipovolemia Setelah diberikan intervensi selama 3 x 24 jam Observasi
berhubungan dengan maka status cairan membaik, dengan 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis.
kehilangan cairan aktif kriteria hasil : Frekuensi nadi meningkat, nadi terba lemah, tekanan
1. Kekuatan nadi meningkat darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor
2. Turgor kulit meningkat kulit, menurun, membrane mukosa kering, volume
3. Ortopnea menurun urin menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)
4. Dyspnea menurun 2. Monitor intake dan output cairan
5. Frekuensi nadi membaik Terapeutik
6. Tekanan darah membaik 1. Hitung kebutuhan cairan
7. Tekanan nadi membaik 2. Berikan posisi mified tredelenburg
8. Membrane mukosa membaik 3. Berikan asupan cairan oral
9. Kadar hb membaik Edukasi
10. Kadar ht membaik 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
11. Intake cairan membaik 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl,
RL)
2. Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin,
plasmanate
3. Hipertermia Termoregulasi Observasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi
proses infeksi maka hipertermia menurun dengan keriteria terpapar lingkungan panas penggunaan incubator)
hasil 2. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil menurun 3. Monitor kadar elektrolit
2. Tidak tampak kulit yang memerah 4. Monitor haluaran urine
3. Tidak ada kejang Terapeutik
4. Tidak tampak Akrosianosis 1. Sediakan lingkungan yang dingin
5. Konsumsi oksigen menurun 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
6. Piloereksi menurun 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
7. Idak tampak pucat 4. Berikan cairan oral
8. Tidak terdapat takikardia 5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
9. Tidak tampak takipnea mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
10. Tidak terdapat bradikardia 6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut
11. Tidak ada hipoksia hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
12. Suhu tubuh membaik dada, abdomen,aksila)
13. Suhu kulit membaik 7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
14. Kadar glukosa membaik 8. Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
2. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
4. Resiko perdarahan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 Pencegahan perdarahan
berhubungan dengan x 24 jam diharapkan Tingkat perdarahan Observasi
ganguan koagulasi menurun dengan kriteria hasil : a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
(penurunan trombosit) 1. Kelembapan membarane mukosa b. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum dan
meningkat setelah kehilangan darah
2. Kelembapan kulit meningkat c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
3. Kognitif meningkat d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time fibrinogen,
4. Hemoptisis menurun degradasi fibrin)
5. Hematemesis menurun Terapeutik
6. Hematuri menurun 1. Pertahankan bed rest selama perdarahan
7. Perdarahan anus menurun 2. Batasi tindakan invasif, jika perlu
8. Distensi abdomen menurun 3. Gunkan kasur pencegah dekubitus
9. Perdarahan vagina menurun 4. Hindari pengukuran suhu rektal
10. Perdarahan pasca operasi menurun Edukasi
11. Hemoglobin membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
12. Hematokrit membaik 2. Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
13. Tekanan darah membaik 3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
4. Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
5. Anjurkan meningkatkan makanan dan vitamin K
6. Anjurkan segera lapor segera jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan,
jika perlu
8. Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
9. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
14. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI = PERTAMA

TANGGAL NO. DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


JAM KEPERAWATAN
29 Agustus Defisit nutrisi 15.30 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai JAM : 18.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan 15.40 2. Mengidentifikasi status nutrisi S: Susanti
Faktor psikologis 15.45 3. Monitor asupan makanan  Keluarga pasien mengatakan anaknya Lubis
(keengganan untuk 15.47 4. Monitor berat badan mual dan nafsu makan menurun
makan) 15.50 5. Monitor nafsu makan O:
15.54 6. monitor muntah pasien berapa kali  Pasien lemas
7. Sajikan makanan secara menarik dan  Makan 3 kali sehari habis ½ porsi
suhu yang sesuai  Penurunan BB (saat sakit 22kg,
15.56 8. Berikan suplemen makanan jika perlu sebelum sakit 24 kg)
16.00 9. Berikan makanan yang segar segar A : Masalah belum teratasi
(buah , sayur) P : Lanjutkan semua intervensi
 Monitoring asupan nutrisi pasien
 Monitoring cairan pasien
 Monitoring TTV
 Mointoring BB pasien

29 Agustus Hipovolemia 17.00 1. Menjaga intake atau asupan yang JAM : 19.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan akurat dan catat output pasien S: Susanti
kehilangan cairan 17.10 2. Memonitor status hidrasi (misalnya. - Ibu pasien mengatakan pasien susah Lubis
aktif membrane mukosa lembab, denyut makan dan minum
nadi adekuat, dan tekanan darah - Pasien mengeluh lemas
ortostatik).
17.13 O:
3. Monitor tanda-tanda vital pasien
17.20 - Turgor kulit kering
4. Memberikan cairan dengan tepat
17.25 - Bibir kering
5. Menganjurkan ibu pasien untuk
selalu memberikan minum sedikit - akral hangat
tapi sering - Nadi :103 x/menit
- S : 38,5 0C
- BB : 18,8 Kg
- P : 22 x/ menit
A : masalah belum teratasi (kekurangan
volume cairan )
P : lanjutkan intervensi :
- Monitor vital sign
- Monitor intake dan output cairan
pasien
- Kolaborasi pemberian cairan IV

29 Agustus Hipertermia 18.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin JAM : 19.15 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan 18.03 2. Memonitor warna dan suhu kulit S: Susanti
proses infeksi 18.10 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR - Ibu pasien mengatakan pasien Lubis
18.12 4. Monitor WBC, Hb, dan Hct badannya panas
18.15 5. Memonitor intake dan output O:
18.20 6. Menyelimuti pasien - Wajah pasien tampak merah
18.23 7. Memberikan terapi (cairan intravena dan - Pasien tampak lemas
sanmol ) - Membran mukosa kering
18.30 8. mengompres pasien - Suhu : 38,5
- RR : 22x/menit
- Nadi : 103x/menit
- SPO2 : 98%
A : Masalah belum teratasi (Hipetermia)
P : Lanjutkan intervensi :
- Kompres air hangat
- Selimuti pasien
- Anjurkan banyak minum
- Monitor suhu tubuh
- Monitor ttv
- Kolaborasi dengan dokter pemberian
terapi

29 Agustus Resiko perdarahan 18.50 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan JAM : 20.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan 18.55 2. Monitor nilai hematokrit/ hrmoglobin S : Susanti
ganguan koagulasi sebelum dan setelah kehilangan darah  Orang tua pasien mengatakan anaknya Lubis
(penurunan 19.00 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik demam sudah 5 hari
trombosit) 19.15 4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin O :
time fibrinogen, degradasi fibrin)  Trombosit 34.000/mm3
19.20 5. Menjelaskan tanda dan gejala  HB =15,9g/dl
perdarahan  HT =43,1%
 Terdapat > dari 20 petekie pada
pergelangan tangan pasien
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor tanda – tanda pendarahan
 Catat nilai HB dan HT
 Monitor nilai trombosit
 Anjurkan untuk meningkatkan intake
cairan
 Kolaborasikan pemberian Fresh Frozen
Plasma (FFP
HARI = KEDUA

TANGGAL NO. DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


KEPERAWATAN
JAM

30 Agustus Defisit nutrisi 15.30 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai JAM : 18.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan Susanti
15.40 2. Mengidentifikasi status nutrisi S:
Faktor psikologis Lubis
(keengganan untuk 15.45 3. Monitor asupan makanan  Keluarga pasien mengatakan anaknya
makan) mual dan nafsu makan menurun
15.47 4. Monitor berat badan
O:
15.50 5. Monitor nafsu makan
 Pasien lemas
15.54 6. monitor muntah pasien berapa kali
 Makan 3 kali sehari habis ½ porsi
7. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai  Penurunan BB (saat sakit 22kg,
sebelum sakit 24 kg)
8. Berikan suplemen makanan jika perlu
15.56
A : Masalah belum teratasi
9. Berikan makanan yang segar segar
16.00
(buah , sayur) P : Lanjutkan semua intervensi

 Monitoring asupan nutrisi pasien

 Monitoring cairan pasien

 Monitoring TTV

 Mointoring BB pasien
30 Agustus Hipovolemia 17.00 1. Menjaga intake atau asupan yang JAM : 19.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan akurat dan catat output pasien Susanti
S:
kehilangan cairan Lubis
2. Memonitor status hidrasi (misalnya.
aktif 17.10 - Ibu pasien mengatakan pasien masih
membrane mukosa lembab, denyut nadi
susah makan dan minum
adekuat, dan tekanan darah ortostatik).
- Pasien mengeluh masih lemas
17.13 3. Monitor tanda-tanda vital pasien
O:
4. Memberikan cairan dengan tepat
- Turgor kulit kering
5. Menganjurkan ibu pasien untuk selalu
memberikan minum sedikit tapi sering - Bibir kering

- akral hangat

- Nadi :98 x/menit

- S : 38, 2 C

- BB : 21 Kg
- P : 22 x/ menit

A : masalah belum teratasi (kekurangan


volume cairan )

P : lanjutkan intervensi :

- Monitor vital sign

- Monitor intake dan output cairan


pasien

- Kolaborasi pemberian cairan IV

30 Agustus Hipertermia 18.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin JAM : 19.15 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan Susanti
18.03 2. Memonitor warna dan suhu kulit S:
proses infeksi Lubis
18.10 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR - Ibu pasien mengatakan pasien
18.12 4. Monitor WBC, Hb, dan Hct badannya panas

18.15 5. Memonitor intake dan output O:

18.20 6. Menyelimuti pasien - Wajah pasien tampak merah

18.23 7. Memberikan terapi (cairan intravena - Pasien tampak lemas


dan sanmol ) dan mengompres pasien
- Membran mukosa kering

- Suhu : 38,2

- RR : 22x/menit

- Nadi : 98x/menit

- SPO2 : 98%

A : Masalah belum teratasi (Hipetermia)

P : Lanjutkan intervensi :

- Kompres air hangat


- Selimuti pasien

- Anjurkan banyak minum

- Monitor suhu tubuh

- Monitor ttv

- Kolaborasi dengan dokter pemberian


terapi

30 Agustus Resiko perdarahan 18.50 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan JAM : 20.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan Susanti
18.55 2. Monitor nilai hematokrit/ hrmoglobin S : Orang tua pasien mengatakan anaknya
ganguan koagulasi Lubis
sebelum dan setelah kehilangan darah demam sudah 6 hari
(penurunan
trombosit) 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik O:
19.00
4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin  Trombosit 34.000/mm3
19.15
time fibrinogen, degradasi fibrin)
 HB =15,9g/dl
5. Menjelaskan tanda dan gejala
19.20 perdarahan  HT =43,1%

 Terdapat > dari 20 petekie pada


pergelangan tangan pasien

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

 Monitor tanda – tanda pendarahan

 Catat nilai HB dan HT

 Monitor nilai trombosit

 Anjurkan untuk meningkatkan intake


cairan

 Kolaborasikan pemberian Fresh


Frozen Plasma (FFP
HARI = KETIGA

TANGGAL NO. DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


KEPERAWATAN
JAM

31Agustus Defisit nutrisi 15.30 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai JAM : 18.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan 15.40 2. Mengidentifikasi status nutrisi S: Susanti
Faktor psikologis Lubis
15.45 3. Monitor asupan makanan  Keluarga pasien mengatakan anaknya
(keengganan untuk
mual dan nafsu makan menurun
makan) 15.47 4. Monitor berat badan
 Keluarga mengatakan mual sudah
15.50 5. Monitor nafsu makan
agak berkurang
15.54 6. monitor muntah pasien berapa kali
O:
7. Sajikan makanan secara menarik dan
 Pasien masih tampak lemas
suhu yang sesuai
 Makan 3 kali sehari habis kadang
8. Berikan suplemen makanan jika perlu
15.56 habis semua
9. Berikan makanan yang segar segar
16.00  Penurunan BB (saat sakit 22kg,
(buah , sayur)
sebelum sakit 24 kg)

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan semua intervensi

 Monitoring asupan nutrisi pasien


 Monitoring cairan pasien

 Monitoring TTV

 Mointoring BB pasien

31 Agustus Hipovolemia 17.00 1. Menjaga intake atau asupan yang JAM : 19.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan akurat dan catat output pasien Susanti
S:
kehilangan cairan Lubis
2. Memonitor status hidrasi (misalnya.
aktif - Ibu pasien mengatakan pasien sudah
17.10 membrane mukosa lembab, denyut nadi mulai mau makan dan minum
adekuat, dan tekanan darah ortostatik).
- Pasien mengeluh masih agak lemas
3. Monitor tanda-tanda vital pasien
17.20 O:
4. Memberikan cairan dengan tepat
17.25 - Turgor kulit kering
5. Menganjurkan ibu pasien untuk selalu
17.27 - Bibir sudah tidak begitu kering
memberikan minum sedikit tapi sering
- akral hangat

- Nadi :98 x/menit

- S : 37,0 C

- BB : 21 Kg

- P : 22 x/ menit

A : masalah teratasi sebagian (kekurangan


volume cairan )

P : lanjutkan intervensi :
- Monitor vital sign

- Monitor intake dan output cairan


pasien

- Kolaborasi pemberian cairan IV

31 Agustus Hipertermia 18.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin JAM : 19.15 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan 18.03 2. Memonitor warna dan suhu kulit Susanti
S:
proses infeksi 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR Lubis
18.10
4. Monitor WBC, Hb, dan Hct - Ibu pasien mengatakan pasien
18.12 5. Memonitor intake dan output badannya sudah tidak panas lagi
18.15 6. Menyelimuti pasien
O:
18.20 7. Memberikan terapi (cairan intravena dan
sanmol ) dan mengompres pasien - Pasien tampaksudah tidak begitu
lemas

- Membran mukosa sudah normal tidak


kering lagi

- Suhu : 37, 0 C

- RR : 22x/menit

- Nadi : 98x/menit

- SPO2 : 98%

A : Masalah teratasi (Hipetermia)

P : Pertahankan kondisi pasien

31 Agustus Resiko perdarahan 18.50 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan JAM : 20.00 Ns. Eva
2021 berhubungan dengan Susanti
18.55 2. Monitor nilai hematokrit/ hrmoglobin S :
ganguan koagulasi Lubis
sebelum dan setelah kehilangan darah
(penurunan  Keluarga mengatakan pasien masih
trombosit) 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik lemes
19.00
O:
4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin
19.15
time fibrinogen, degradasi fibrin)  Trombosit 19.000/mm3

19.20 5. Menjelaskan tanda dan gejala  HB =14,6g/dl


perdarahan
 HT =41,1%

 Terdapat > dari 20 petekie pada


pergelangan tangan pasien

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

 Monitor tanda – tanda pendarahan

 Catat nilai HB dan HT

 Monitor nilai trombosit

 Anjurkan untuk meningkatkan intake


cairan

 Kolaborasikan pemberian Fresh


Frozen Plasma (FFP
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. (2018). asuhan keperawatan GEA. Jurnal Keperawatan Anak, 100


(intervensi keperawatan).

Bagus. (2020). bab 3 penelitian. Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Akut, 100


(mereduksi data), 62.

Cahyono. (2016). subject penelitian. Asuhan Keperawatan Gastroenteritis Akut,80


(perencanaan keperawatan), 3.

Darmawan. (2012). asuhan keperawatan GEA. Asuhan Keperawatan


Gastroenteritis Akut, 70 (diagnosis GEA), 3.

Dharma. (2013). asuhan keperawatan gea. Asuhan Keperawatan Gastroenteritis


Akut, 120(pemeriksaan fisik), 20.

PPNI. (2018).standar intervensi keperawatan indonesia(1st ed.; tim pokja SIKI


DPP PPNI, Ed.). jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasioanal
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai