Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN An.

A DENGAN KEJANG DEMAM

Disusun Oleh :
Fatimah Nur Janah Amini (J230215034)
Dewi Susilaningsih (J230215035)
Ferra Kumala Sandra (J230215036)
Ratna Kusuma Wardani (J230215037)
Herawati (J230215038)
Widya Aurina Pradwirahma (J230215039)
Putri Abriananda (J230215040)
Marsono (J230215041)
Yeni Fatqurrohmah (J230215042)
Rima Pratiwi (J230215043)
Arina Yulia Farhana (J230215044)

PROGRAM PROFESI NERS XXIV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
PENGKAJIAN ANAK SAKIT

PENGKAJIAN PASIEN RAWAT INAP No. RM :


(Dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama Nama Pasien : An. A
pasien masuk ruang rawat) Jenis Kelamin :
Tgal Lahir :
Tanggal Masuk Rumah Sakit Waktu Ruangan :
Pemeriksaan DPJP :
Jam: Tgl: Diangnosa Medis :
Jam:
Data Orang Tua Pendidikan :
/Penanggungjawab: Pekerjaan :
Usia : Suku :
Agama: Alamat :

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA
Demam disertai kejang <5 menitsien mengeluh
nyeri pada kaki g mengalami fraktur
B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Ibu pasien mengatakan keluhan demam pada anak 1 hari lalu dan ketika dirumah 2 jam
sebelum masuk IGD pasien kejang yang didahului dengan demam, lama kejang <5 menit
sebanyak 1 kali serangan kejang, kaku seluruh tubuh. Setelah kejang pasien sadar dan
dapat berkomunikasi, nyeri telan (+), Batuk berdahak putih jernih disertai pilek. BAB (+),
BAK (+), muntah (-), mual (-).
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Ibu pasien mengatakan pasien pernah menderita kejang demam dengan diare cair akut 1
tahun lalu, namun tidak ada gangguan neurologi.
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada riwayat penyakit yang diturunkan dari keluarga
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak lemah, sadar
GCS : E4V5M6
2. Tanda-tanda vital :
Frekuensi Nadi : 120 x/menit
Frekuensi Pernafasan : 30 x/menit
Suhu : 38,5oC
3. Pengkajian antropometri
BB : 14 kg
TB : - cm
4. Kepala
Inspeksi : Fontanella datar nutup.
5. Mata
Inspeksi : Cekung (-), sclera ikterik (-), CA (-), secret (-), pupil isokor
(+), reflek cahaya (+), konjungtiva tidak anemis
6. Hidung
Inspeksi : Secret (-), nafas cuping hidung (-)
7. Mulut
Inspeksi : Sianosis (-), Stomatitis (-), faring hiperemis (+), Tonsil T0
dengan permukaan eritem, nyeri telan (+), bibir pecah-pecah (-)
8. Telinga
Inspeksi : Secret (-), tragus pain (-), bulging (-).
9. Leher
Inspeksi : Pembesaran limfonodi (-), tidak ada nyeri tekan
10. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak telihat
Palpasi : iktus kordis teraba pada sela iga ke 4 linea midklavikula sinistra
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : S1 S2 reg/reg, Murmur (-), Gallop (-)
11. Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : vocal fremitus +/+ sama
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
12. Abdomen
Inspeksi : datar, warna kecoklatan
Palpasi : turgor baik, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : tympani di seluruh lapang perut
Auskultasi : bising usus normal
13. Ekstermitas
Akral hangat, crt < 2detik, nadi kuat regular
Pemeriksaan Neurologis
Meningeal sign : Kaku Kuduk (-), Kernig Sign (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II(-),
Laseque (-)
Reflek fisiologis : (+) Normal
Reflek patologis : (-) Normal
Kekuatan otot : kaki 5/5, tangan 5/5
F. SKRINING GIZI
Tinggi Badan: - cm, Berat Badan: 14 kg
KESIMPULAN: Berat badan berbanding usia -1 SD baik (-2 SD sampai -1 SD)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN INTERPRETASI
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.5 g/dl 9.5-14
Hematokrit 32.8 % 36-46 Low
Leukosit 45.2 103/µL 4-11 High
Trombosit 318 103/µL 150-450
Eritrosit 4.3 10^6/µL 4-5
HITUNG JENIS
Segmen 79 % 51-67 High
Limfosit 10 % 20-35 Low
Eosinofil 0 % 2-4 Low
Basofil 0 0-1 %
Batang 0 2-5 % Low
Monosit 11 4-8 % High
KIMIA KLINIK
Diabetes
GDS 85 80-200 mg/dl
ELEKTROLIT
Natrium 133.2 137-145 mmol/l Low
Kalium 3.78 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 101.5 98-107 mmol/l
2. Pemeriksaan Morfologi Darah Tepi
Eritrosit : Normositik, normokromik
Lekosit : Kesan jumlah meningkat, netrofilia absolut, granula toksik dan
vakuolisasi netrofil
Trombosit : Kesan jumlah normal, penyebaran merata, tidak ada trombosit besar
Kesimpulan : Kesan MDT menunjukkan peningkatan lekosit
H. TERAPI

TERAPI FUNGSI KONTRAINDIKASI

Infus D5 % 8 tpm Digunakan sebagai terapi - Memiliki Riwayat hipersensitivitas


pengganti cairan tubuh saat terhadap dextrose
mengalami dehidrasi - Dehidrasi berat
- Riwayat trauma kepala dalam 24 jam

Injeksi Ampicillin 3 Obat ini termasuk golongan Memiliki Riwayat alergi terhadap obat
x 500 mg penicillin. Digunakan untuk ampicillin atau komponennya dengan
mengatasi infeksi bakteri pada derivate penisilin lainnya seperti golongan
berbagai bagian tubuh, seperti sefalosporin
saluran pernafasan, saluran
pencernaan, saluran kemih,
kelamin, telinga dan jantung

Injeksi Cefotaxim 3 Obat antibiotic sefalosporin - Tidak dapat diberikan pada pasien
x 500 mg untuk mengobati berbagai yang memiliki aleri terhadap
macam penyakit infeksi bakteri cefotaxime atau komponennya.
seperti pneumonia, infeksi - Pasien dengan Riwayat alergi
saluran kemih, kencing nanah, terhadap antibiotic sefalosporin
meningitis, peritonitis atau lainnya
osteomyelitis (infeksi pada
tulang)

Lasal syrup 3 x ¾ Obat ini termasuk kelas terapi Hipersensitif terhadap salbutamol atau obat
cth syr antiasmatik. Digunakan untuk agonis adrenoreseptor beta 2 lainnya
melegakan pernafasan dan
membantu pengeluaran dahak
pada kondisi asma yang disertai
batuk
Paracetamol 3 x 1 ¼ Obat ini termasuk golongan - Penderita hipersensitif/ alergi terhadap
cth syr analgesic. Digunakan untuk paracetamol
meredakan demam dan nyeri, - Gangguan fungsi hati berat
termasuk nyeri haid atau sakit
gigi.

Supp Diazepam 5 Obat ini termasuk golongan Riwayat hipersensitivitas dan pasien
mg (k/p) benzodiazepine. Digunakan pediatri <6 bulan
untuk mengatasi gangguan
kecemasan, meredakan kejang,
kaku otot, atau sebagai obat
penenang sebelum operasi.

II. Analisa Data


NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. S: Proses penyakit Hipertermia (D.0130)
- Ibu pasien mengatakan 2 jam sebelum (Infeksi)
masuk IGD pasien mengalami kejang
didahului dengan demam lama kejang
<5 menit sebanyak 1 kali serangan
kejang, kaku seluruh tubuh.
- Ibu pasien mengatakan sebelumnya
pasien pernah mengalami kejang
demam 1 tahun yang lalu
O:
- Suhu: 390 C

- Frekuensi nadi : 96 kali/menit

- Kulit teraba hangat

- Pasien post kejang

- Leukosit : 45.2 103/µL

2. S: Agen pencedera Nyeri akut


- Pasien mengatakan nyeri ketika fisiologis (Inflamasi)
D.0077fisik
menelan
O: (D.00
- Frekuensi nadi : 96 kali/menit
- Frekuensi pernafasan 24 kali/menit
III. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)

IV. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA KRITERIA HASIL ( SLKI ) INTERVENSI ( SIKI )


O
1 Hipertermia Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) keperawatan selama 2x7 jam Observasi
berhubungan diharapkan Termoregulasi
dengan Proses (L.14134) membaik dengan - Identifikasi penyebab hipertemia
Penyakit criteria hasil : (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
(misal : panas, penggunaan inkubator)
- Suhu tubuh membaik (5) - Monitor suhu tubuh
infeksi,
- Suhu kulit membaik (5) - Monitor kadar elektrolit
kanker)
- Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi akibat hipertemia

Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebihan)
- Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intervena, jika perlu

2. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi


berhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam Manajemen Nyeri I.08238
dengan agen diharapkan tingkat nyeri
pencedera
fisiologis Observasi
(inflamasi)
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
(L.08066) membaik dengan tentang nyeri
kriteria hasil : - Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgetik

Terapeutik

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresurm terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/ dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu


nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan pemberian obat
analgesic
V. Implementasi Keperawatan
No Hari, Tanggal, Jam Implementasi Respon
Dx.
1. Jumat, 25/02/2022 1. Memonitor suhu tubuh, S: - ibu pasien mengatakan demam sejak
frekuensi pernapasan, 1 hari yg lalu
nadi
2. Memberikan cairan dan - 2 jam sebelum masuk RS kejang
elektrolit intravena dgn durasi < 5 menit, 1 kali
D5% 8 tpm serangan, kaku seluruh badan
3. Memberikan terapi O: - KU tampak lemah
injeksi Ampicillin - S: 39° C
500mg/8jam dan - N: 98x/menit
Cefotaxim - RR: 24x/menit
500mg/8jam - Turgor kulit kembali cepat
4. Memberikan terapi per- - Akral hangat CRT < 2 detik
oral Lasal syrup ³/₄ cth A: kejang demam sederhana +
syr/8jam, Paracetamol Rhinofaringitis
1¹/₄ cth syr/8jam, Supp
Diazepam 5 mg (k/p)
5. Memberikan terapi
non-farmakologis
Water Tepid Sponge
2. 1. Memonitor lokasi, S: - pasien mengatakan ada nyeri telan di
karakteristik, durasi, tenggorokan, seperti pancingan,
frekuensi, kualitas, frekuensi terus menerus, skala 5
intensitas nyeri
2. Memberikan terapi - Pasien mengatakan senang karena
non-farmakologis diajak terapi bermain
terapi bermain O: - batuk berdahak disertai pilek
membuat play dough - S: 39° C
3. Memberikan terapi - N: 98x/menit
cairan dan elektrolit - RR: 24x/menit
intravena D5% 8 tpm - Turgor kulit kembali cepat
4. Memberikan terapi - Akral hangat CRT < 2 detik
injeksi Ampicillin A: kejang demam sederhana +
500mg/8jam dan Rhinofaringitis
Cefotaxim
500mg/8jam
5. Memberikan terapi per-
oral Lasal syrup ³/₄ cth
syr/8jam, Paracetamol
1¹/₄ cth
1. Sabtu, 26/02/2022 1. Memonitor lokasi, S: - pasien mengatakan ada nyeri telan di
karakteristik, durasi, tenggorokan, seperti pancingan,
frekuensi, kualitas, frekuensi terus menerus, skala 5
intensitas nyeri
2. Memberikan terapi - Pasien mengatakan senang karena
non-farmakologis diajak terapi bermain
terapi bermain bermain
puppets O: - batuk berdahak disertai pilek
3. Memberikan terapi
cairan dan elektrolit - S: 36° C
intravena D5% 8 tpm - N: 102 x/menit
4. Memberikan terapi - RR: 24x/menit
injeksi Ampicillin - Turgor kulit kembali cepat
500mg/8jam dan - Akral hangat CRT < 2 detik
Cefotaxim A: kejang demam sederhana +
500mg/8jam Rhinofaringitis
Memberikan terapi per-
oral Lasal syrup ³/₄ cth
syr/8jam, Paracetamol
1¹/₄ cth
1. Minggu, 27/02/2022 1. Memonitor lokasi, S: - pasien mengatakan sudah tidak ada
karakteristik, durasi, nyeri telan
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri - Pasien mengatakan senang karena
2. Memberikan terapi diajak terapi bermain
non-farmakologis O: - batuk berdahak disertai pilek
terapi bermain bermain - S: 36,8° C
puzzle - N: 94 x/menit
3. Memberikan terapi - RR: 22x/menit
cairan dan elektrolit - Turgor kulit kembali cepat
intravena D5% 8 tpm - Akral hangat CRT < 2 detik
4. Memberikan terapi A: kejang demam sederhana +
injeksi Ampicillin Rhinofaringitis
500mg/8jam dan
Cefotaxim
500mg/8jam
Memberikan terapi per-
oral Lasal syrup ³/₄ cth
syr/8jam, Paracetamol
1¹/₄ cth
1. Senin, 28/02/2022 1. Memberikan terapi S: - pasien mengatakan sudah tidak ada
cairan dan elektrolit nyeri telan
intravena D5% 8 tpm
2. Memberikan terapi O: - batuk berdahak disertai pilek
injeksi Ampicillin - S: 36° C
500mg/8jam dan - N: 100 x/menit
Cefotaxim - RR: 28x/menit
500mg/8jam - Turgor kulit kembali cepat
Memberikan terapi per- - Akral hangat CRT < 2 detik
oral Lasal syrup ³/₄ cth A: kejang demam sederhana +
syr/8jam, Paracetamol Rhinofaringitis
1¹/₄ cth
1. Selasa, 01/03/2022 3. Memberikan terapi S: - pasien mengatakan sudah tidak ada
cairan dan elektrolit nyeri telan
intravena D5% 8 tpm
4. Memberikan terapi O: - batuk berdahak disertai pilek
injeksi Ampicillin
500mg/8jam dan - S: 36° C
Cefotaxim - N: 102 x/menit
500mg/8jam - RR: 24x/menit
Memberikan terapi per- - Turgor kulit kembali cepat
oral Lasal syrup ³/₄ cth - Akral hangat CRT < 2 detik
syr/8jam, Paracetamol A: kejang demam sederhana +
1¹/₄ cth Rhinofaringitis
P: Intervensi dihentikan (BLPL)

VI. Evaluasi Keperawatan


NO HARI / TGL / EVALUASI TTD
DX JAM
1 Jumat, S:
25/02/2022
Ibu pasein mengatakan anak masih batuk berdahak putih jernih
disertai pilek. BAB (+), BAK (+), muntah (-), mual (-). Riwayat
kejang (+) 1 tahun yang lalu.
O:
T : 390 C, Nadi : 96 kali/menit, RR : 24 kali/menit
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan

2 S:
Ibu pasein mengatakann anak masih merasa nyeri telan (+).
O
KU : composmentis tampak lemah
T : 36o C, Nadi : 102 kali/menit, RR : 24 kali/menit
A: Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

1 Sabtu, S:
26/02/2022
Ibu pasein mengatakan anak masih merasa nyeri telan (+). Batuk
berdahak putih jernih, BAB (+), BAK (+),
O:
KU : composmentis tampak lemah
T : 36,80 C, Nadi : 94 kali/menit, RR : 22 kali/menit
A: Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

1 Minggu, S:
27/02/2022
Ibu pasein mengatakan anak sudah tidak merasa nyeri telan (-),
O
T : 36 C, Nadi : 100 kali/menit, RR : 28 kali/menit
A:Masalah sudah teratasi
P : Hentikan intervensi

1 Senin, S:
28/02/2022 Ibu pasein mengatakan anak masih sering BAB (+), BAK (+), dan
lemes
KU : composmentis tampak lemah
T : 36 C, Nadi : 102 kali/menit, RR : 24 kali/menit

A: Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi

1 Selasa, S:
01/03/2022 Ibu pasein mengatakan anak masih sering BAB (+), BAK (+), dan
lemes
KU : composmentis tampak lemah
T : 36 C, Nadi : 102 kali/menit, RR : 24 kali/menit
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai