STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. ED
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No RM : 021245
B. ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah
Anamnesis terpimpin:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut kanan bawah hingga perut bagian bawah
pusat yang dialami sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga lebih sering berkemih dan sedikit-
sedikit. Nyeri saat BAK disangkal, warna BAK kuning jernih, darah (-). BAB dalam batas
normal. Riwayat demam 2 hari yang lalu. Keluhan mual (+), muntah (-), nyeri pinggang (-).
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (+).
Riwayat berobat : (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Derajat sakit : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36.1 oC
3. Status Present
Kepala : Normocephal (+)
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sclera ikterik (-)
Leher : pembesaran KGB (-)
Thoraks : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel (+), distended (-), Peristaltik kesan normal, Nyeri tekan
supra pubik dan inguinal dextra, Nyeri ketok (-), tympani
Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium
Hemoglobin : 12.7 g/dl
Leukosit : 10.73 x 103/UL
Trombosit : 207 x 103/UL
- Kimia Darah
GDS : 110 mg/dl
- SEROLOGI
Rapid Antigen COVID19 : Negatif
- Urinalisis
Warna kuning muda
Kekeruhan jernih
Leukosit +1
USG Abdomen kesan : Tidak mengarah kearah appendicitis
E. DIAGNOSA KERJA
Abdominal pain ec Infeksi Saluran Kemih (Sistitis)
F. TATALAKSANA
- IVFD RL 28 tpm
- Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
- Drips Paracetamol 1 gr/8 jam bila demam
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV (Skin test )
- Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah koloni bakteri uropatogen ≥103 /mL adalah diagnostik secara mikrobiologis pada
wanita yang menunjukkan gejala sistitis akut non komplikata.Wanita yang menunjukkan gejala
yang tidak spesifik dan gagal dalam terapi perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya Pada
pria dengan ISK harus dilakukan evaluasi urologis termasuk pemeriksaan colok dubur untuk
menentukan antara lain apakah terdapat kelainan pada prostatitis.
Penatalaksanaan. Pemberian antibiotik tergantung dari obat yang digunakan dan berkisar
dari 1-7 hari. Dapat dipertimbangkan penggunaan Fosfomycin trometamol 3 gram dosis tunggal,
pivmecillinam atau nitrofurantoin sebagai terapi lini pertama untuk sistitis non komplikata pada
wanita. Tidak direkomendasikan menggunakan aminopenicillin atau sefalosporin untuk terapi
sistitis non-komplikata dikarenakan resistensi E coli yang tinggi di seluruh dunia. Terapi
antibiotik jangka pendek dapat dipikirkan untuk terapi sistitis non komplikata pada kehamilan,
Secara umum terapi sistitis pada kehamilan dapat diberikan penisilin, sefalosporin, fosfomisin,
nitrofurantoin (tidak boleh pada kasus defisiensi G6PD dan pada masa akhir kehamilan),
trimethoprim (tidak boleh pada masa awal kehamilan), dan sulfonamide (tidak boleh pada masa
akhir kehamilan). Dilengkapi sub bab tersendiri Terapi sistitis pada pria direkomendasikan
paling sedikit selama 7 hari, dengan pilihan antibiotik TMP-SMX atau fluoroquinolone, dengan
catatan ada uji sensitivitas, karena sistitis pada pria jarang tanpa melibatkan prostat, yang masuk
golongan komplikata. Pada pasien dengan insufisiensi ginjal tidak perlu dosis penyesuaian
sampai dengan GFR < 20 ml/menit, kecuali antibiotik dengan potensi nefrotoksik seperti,
aminoglikosida.
Terapi antimikroba jangka pendek dapat dipertimbangkan untuk penanganan sistitis pada
wanita hamil, tetapi tidak semua antimikroba sesuai untuk kehamilan. Secara umum, penisilin,
cefalosporin, fosfomisin, nitrofurantoin,(tidak pada kasus dengan defisiensi glukosa 6 fosfat
dehidrogenase) dan dalam keadaan akhir dari kehamilan), trimetoprim(jangan pada trimester
pertama) dan sulfonamid(jangan pada trimester akhir) dapat dipertimbangkan.
Antimikroba
Terapi pada wanita lini pertama
- Fosfomisin trometamol 3g dosis tunggal selama 1 hari
- Nitrofurantoin makrokristal 50-100 mg 4x sehari selama 5 hari
- Nitrofurantoin monohidrat/makrokristal 100 mg 2x sehari selama 5 hari
- Nitrofurantoin makrokristal dengan prolong release 100 mg 2x sehari selama 5 hari
- Pivmecillinam 400 mg 3x sehari selama 3-5 hari
Alternatif
- Cefalosporin (cefadroxil) 500 mg 2x sehari selama 3 hari
Follow up : urinalisis dan/atau kultur urin dilakukan bila pasca pengobatan masih terdapat
gejala. Pada mereka yang gejalanya berhenti tapi muncul kembali dalam 2 minggu, sebaiknya
juga dilakukan kultur urin dan uji sensitivitas antimikroba