Anda di halaman 1dari 25

Problem I. TBC Paru kasus gagal pengobatan Assesment ass.

. Etiologi : Pada kasus ini pasien pernah mendapatkan pengobatan 6 bulan, belum diketahui pasti apakah minum secara teratur dikarenakan pasien tersebut tidak memiliki PMO. Kemungkinan penyebab kegagalan pengobatan : Obat : Panduan obat tidak adekuat, dosis obat tidak cukup, minum obat tidak teratur/sesuai petunjuk yang semestinya, terjadi resistensi obat Dropout: kekurangan biaya pengobatan, merasa sudah sembuh, malas berobat/kurang motivasi Penyakit : Lesi paru yang sakit terlalu luas/sakit berat, penyakit lain yang menyertai (DM), adanya gangguan immunologis ass. Penatalaksanaan Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3. Kategori 2 : 2(HRZE)S/ HRZE/ 5H3R3E3. Terhadap pasien yang berobat teratur : Menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara pemberiannya Lakukan uji kepekaa/tes resistensi kuman terhadap obat Bila sudah dicoba dengan obat-obat yang masih peka, tetapi ternyata gagal, maka pertimbangakan terapi dengan pembedahan terutama pada pasien dengan kavitas / destryoded lung Terhadap pasien dengan riwayat pengobatan tidak teratur : Teruskan pengobatan lama selama + 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan Nilai kembali resistensi kuman terhadap obat Bila ternyata resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensistif Ass. Komplikasi: Batuk darah

Pneumothorax Luluh paru Gagal nafas Efusi Pleura

Ip Dx : Pemeriksaan bakteriologi (dahak SPS) Pemeriksaan Radiologi (foto Thorax) o Dicurigai lesi aktif bila : Pemeriksaan Bayangan berawan/nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang) BACTEC pemeriksaan biakan dimana M. Tuberculosis

memetabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan karbondioksida yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Ip Tx : Pemeriksaan histopatologi jaringan Pemeriksaan darah rutin LED pada jam pertama dan kedua dapat digunakan untuk indicator penyembuhan pasien. Meningkat proses aktif Uji tuberkulin

IpMx : Evaluasi klinis (keluhan, BB, pemeriksaan fisik) Evaluasi bakteriologi (0-2-6/9 bulan pengobatan)

Ip Ex

Evaluasi radiologi (0-2-6/9 bulan pengobatan) Evaluasi efek samping secara klinis o Dari awal sebaiknya diperiksa fungsi hepar, ginjal dan darah lengkap. Evaluasi keteraturan berobat

Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien Edukasi rencana pengobatan dan keraturan dalam minum obat Menjelaskan efek samping obat yang dimnum Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Problem II. Pneumothorax Spontan Sekunder Dextra Assesment Ass. Komplikasi - Dapat mengakibatkan kegagalan respirasi akut - Pio-pneumothorax - Hidro-pneumothorax/hemo-pneumothorax, - Henti jantung-paru dan kematian Ass. Etiologi Pecahnya alveoli dekat pleura parietalis sehingga udara masuk ke dalam rongga pleura. PSS terjadi karena pecahnya bleb visceralis atau bulla subpleura dan sering berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya (PPOK, asma, fibrosis kistik, TB Paru) Ass Penatalaksanaan Tindakan tergantung dari luasnya pneumothorax. Tujuan dari penatalaksanaan tersebut yaitu untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan untuk kecendurungan kambuh lagi. Observasi dan pemberian tambahan O2 Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis (Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus pneumotoraks yang luasnya >15%) Torakoskopi dengan pleurodesis dan penanganan terhadap adanya bleb atau bulla

Ip Dx :

Torakotomi Antibiotik profilaksis jika ada infeksi sekunder Obat pengecer dahak

Analisis gas darah arteri adakah gambaran hipoksemia Foto Ro thorax (PA) Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru yang kolaps tidak membentuk garis, akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus paru

Ip Tx :

CT-Scan Thorax

Oksigen 4 ltpm Inf. RL + 1 amp aminophilin 20tpm Nebulizer : combivent I dan pulmicort I Inj. Cefotaxim 2x1gr Ambroxol 30mg 3x1 Tindakan dekompresi dan pemasangan pipa WSD (Water Sealed Drainage)

Ip Mx : Vital sign, KU Ip Ex : Menjelaskan tentang penyakit yang diderita Menjelasan tentang maksud dan tujuan pemasangan alat WSD

Problem III. Tinea Korporis Asessment Ass. Etiologi Penyakit kulit yang disebabkan oleh gol jamur dermatofita Ass. Faktor Risiko - Kontak langsung bersentuhan kulit/rambut - Tidak langsung : pakaian , debu, air, kayu, tanaman yang mengandung jamur Ass.Penatalaksanaan

Berbagai bentuk obat topikal dapat digunakan: krim bedak sabun shampo yang mengandung anti jamur dan juga obat sistemik yang mengandung anti jamur

Ip. Dx. Ip.Tx Ip.Mx UKK Ip.Ex Menjaga kebersihan pakaian, tempat tidur, kebersihan badan Mencegah kontak langsung untuk meminimalisir penularan Bedak gatal Ketokonazole 200mg 2x1 Pemeriksaan Lab KOH

Problem IV. Underweight Assesment Ass : Assesment mencari etiologi DD : Underweight : Murni atau ada Penyakit yang mendasari Assesment komplikasi target organ : 1. Jantung 2. Otak 3. Otot 4. Organ Lain Assesment terapi o Farmakologis MurniPenambah nafsu makan. Penyakit Mendasari Obati penyakit yang mendasari o Non farmakologis Diit Makronutrient Ip Dx : Antopometri, BMI,

Ip Tx : Vitamin BC 2x1 Ip Mx : KU, BB, BMI Ip Ex : Diit makanan cukup gizi dan teratur. Rencana Pemecahan Masalah Problem I. PPOK Assesment Ass. Komplikasi: Gagal nafas Infeksi berulang Gagal jantung

Ass. Faktor risiko Usia Riwayat Merokok Riwayat terpajan polusi udara Riwayat infeksi salurang nafas bawah berulang Hipereaktiviti bronkus

ass. Etiologi : Infeksi Sistemik Bronkopneumoni TB Paru

Ip Dx : Ip Tx : Nonfarmakologis Darah rutin Foto toraks Spirometri Uji bronkodilator Pemeriksaan faal paru EKG BTA putum (SPS)

Istirahat Diet nasi biasa tinggi kalori tinggi protein.

Farmakologis O2 3L / menit Nasal kanul IVFD RL 8 tpm Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr IV Salbutamol 3 x 1 mg tab PO Nebulizer combivent dan fulmicort jika sesak

IpMx : Ip Ex Memberikan penjelasan kepada penderita mengenai penyakit yang diderita dan penatalaksanaannya Edukasi pasien untuk menghindari faktor resiko Meminum obat yang diberikan secara teratur Keadaan umum Tanda tanda Vital

Problem II.CHF NYHA IV Assesment Ass.Komplikasi Syok kardiogenik, Trombosis vena dalam Edema paru

Ass.Faktor risiko Infeksi sistemik, Infeksi paru paru, Emboli paru

Ass.Etiologi: Infarkmiokardium(gg.kontraktilitas), Penyakit jantung rematik Penyakit jantung hipetensi

Stenosisaorta, regurgitasiaorta, defekseptum

Ass.Penatalaksanaan Non Farmakologis Oksigen Istirahat Olah raga teratur

Farmakologis Tujuan: untuk mengurangi afterload dan preload

First line drugs; diuretic Tujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic. Obatnya adalah: thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan pengeluaran cairan), KaliumSparing diuretic

Second Line drugs; ACE inhibitor Tujuan; membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerjajantung.Obatnya adalah: Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk kegagalan diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan ventrikel untuk relaksasi Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sistolik. Isosorbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik. Calsium Channel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkan relaksasi dan pengisian ventrikel (jangan dipakai pada CHF kronik). Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan respon miokard. Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi HR, mencegah iskemi miocard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.

IP.DX

1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola. 2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung. 3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal. 4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung. 5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner. 6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic. 7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM. 8. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan

jantung,missal infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH). 9. Ureum & Kreatinin IP.Tx: R/infus RL 8 tpm O2 3 Nasul Kanul ISDN 3 x 10 mg IV Aspilet 1 x 80 mg IV Digoxin 2 x 1/2 tab (0,125 mg) po Furosemid 2 x 40 mg PO IP.MX IP.EX Urin tampung KU TTV

Jangan stress, makan teratur, istirahat yang cukup, diit rendah garam, rendah kolesterol

Problem III.Hipertensi Grade I JNC 7 Asessment Ass. Komplikasi Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina/infark miokard, gagal jantung Otak : stroke Penyakit ginjak kronis Penyakit arteri perifer Retinopati

Ass. Etiologi Tidak diketahui penyebabnya (esensial) Sekunder : karena penyakit lain (penyakit ginjal, renovaskular, hiperaldosteron)

Ass. Faktor risiko Riwayat hipertensi dalam keluarga Jarang olahraga Merokok Pola hidup tidak sehat

Ass. Penatalaksanaan Non farmakologis : menghentikan merokok, menurunkan berat badan berlebih, menurunkan konsumsi alcohol berlebih, latihan fisik, menurunkan asupan garam, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak. Farmakologis : Antihipertensi o Diuretika, terutama jenis thiazide atau aldosteron antagons o Beta blocker o Calcium antagonis o Angiotensin converting Enzme Inhibitor (ACEI)

o Angiotensin receptor blocker (ARB) Ip.Dx : - Pemeriksaan tekanan darah - Darah rutin - Kimia darah - EKG - Funduskopi Ip.Tx : - Furosemid 2x40 mg PO - candesartan 1x 16 mg. PO - Asama mefenamat 3x500mg PO Ip.Mx : KU, TTV Ip.Ex : Menghentikan merokok Menurunkan asupan garam Meningkatkan asupan buah, sayur serta menurunkan asupan lemak Olahraga teratur Analgetik

Rencana Pemecahan Masalah Problem I. DADR Assesment ass. Etiologi : Infeksi Intoksikasi Malabsorbsi Makanan Psikologis Imunodefisiensi

Ass. Komplikasi: Syok hipovolemik Hipoglikemi Kejang

Ip Dx : Ip Tx : IpMx : Ip Ex : Menjelaskan tentang penyakit yang dialami Makan dan minum yang cukup Higiene sanitsasi makanan Mengkonsumsi makan dan minuman yang matang Keadaan Umum Tanda tanda vital Tanda tanda dehidrasi Tanda tanda syok Keseimbangan cairan dan elektrolit Infuse RL 30 tpm Oralit 300 400 cc New Diatab 1200 mg setelah BAB, max 7200 mg/hari Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang ( darah rutin & kimia klinik ) Keseimbangan cairan dan elektrolit Pemeriksaan mikrobiologi (tinja) EKG

Problem III. Anemia Asessment Ass. Etiologi 1. An. Karena gangguan ginjal sampai gagal ginjal 2. An. Defisiensi besi 3. An. Defisiensi B12 4. An.malnutrisi protein 5. An. Karena penyakit hati

6. An. Karena keganasan Ass. Faktor Risiko Penyakit gagal ginjal, infeksi, penyakit hati, keganasan, berhubungan dengan myxederma, Thalasemia globin, hipersplenisme Ass.Komplikasi Perdarahan. Ip. Dx. Hemoglobin, hematokrit, MVC, MCHC, MCH, eritrosit Ip.Tx Transfusi PRC Ip.Mx TTV, KU,Hb, Ht, MCV,MCH,MCHC Ip.Ex Edukasi tentang penyakit yang diderita Rajin minum obat Tirah baring

Problem IV Hiponatremia Ass.Etiologi IP.Dx Pemeriksaan darah serta urin Kelebihan cairan di dalam tubuhjumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuangnyaPada pasien sakit ginjal Penyakit Addisonkelenjar adrenal tidak berfungsinatrium dikeluarkan dalam jumlah yang besar. Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretic Hormone(SIADH)

Ass.Komplikasi Gagal Jantung Mielining Pontin

Ass.Penatalaksanaan Cairan Intravena

IP.Tx IP.Mx IP.Ex Jaga kesehatan KU TTV Urin Cairan intravena

Problem V Hipoalbumin Asessment Ass. Etiologi


1. kehilangan albumin(sindroma nefrotic, luka bakar, dll.), 2. status gizi jelek, akibat rasio albumin dan globulin rendah (peradangan kronik, penyakit kolagen, kakeksia, infeksi berat). 3. gangguan sintesa albumin (penyakit hati,alcoholism, malabsorbsi, penyakit kronis), starvasi

Ass.Komplikasi Edem, edem anasarka,asites , infeksi sekunder, syok karena hipovolemia, trombosis vaskuler

Ip. Dx. Kadar albumin Ip.Tx Albumin iv 100cc Ip.Mx TTV,KU, Lab Albumin Ip.Ex Tirah baring

Problem VI. Hipokalemia Assesmen

Assesment mencari etiologi DD : 1. Ginjal yang bekerja tidak normal 2. Gangguan pencernaan ( diare,muntah, penggunaan pencahar yang lama, polip usus ) 3. Sindrom cushing Assesment komplikasi : 1. Aritmia 2. Iskemia jantung 3. Hipertrofi ventrikel 4. Gagal antung Ip Dx : Lab darah,EKG Ip Tx : Makan makanan yang mengandung kalium Penambahan kadar serum 3,5 4 mmoL/l

Problem I. ARTRITIS GENU DEXTRA ass. Etiologi : - peradangan sendi yang disebabkan aktivitas berat - efek samping dari terapi kelasi pada thalasemia ass. Penatalaksanaan - pemberian obat anti nyeri - pemberian obat antiinflamasi Ip Dx : - Pemeriksaan darah rutin - Pemeriksaan Analisis cairan sendi - Foto rontgen genue dextra AP/lateral Ip Tx : - Metilprednisolon 0,5 mg/kg/BB = 2 x 16 mg p.o, tapering off - Na Diklofenak 2x25 mg p.o - Ranitidine 2 x 150 mg p.o IpMx : Evaluasi klinis (keluhan, pemeriksaan fisik)

Evaluasi nyeri, hambatan gerak, deformitas, tanda-tanda peradangan.. Evaluasi keteraturan berobat

Ip Ex Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien Edukasi rencana pengobatan dan keraturan dalam minum obat Mengedukasi pasien untuk mengistirahatkan kaki yang sakit, tidak banyak berjalan dan melakukan aktivitas berat.

I.

DAFTAR ABNORMALITAS Anamnesis 1. Nyeri sendi lutut 2. Bengkak lutut kiri 3. Nyeri bertambah dengan gerakan dan berkurang dengan istirahat 4. Sendi jari-jari kaku 5. Nyeri sendi-sendi jari saat malam hari / saat mandi 6. Sering haus, banyak minum 7. Sering BAK (>10x) 8. Nafsu makan meningkat 9. Suka makan kue basah dan the manis 10. BB turun 2 kg 11. Mual ketika makan 12. Perut penuh dan kembung 13. Riwayat Darah Tinggi 14. Riwayat DM 15. Riwayat Asam Urat 16. Riwayat maag 17. Riwayat Keluarga sakit DM (Ibu) Pemeriksaan Fisik 18. Tekanan darah = 150/90 mmHg 19. Oedem ekstreminitas bawah (sendi lutut kiri) 20. Krepitus sendi lutut

21. Nyeri tekan epigastrium Pemeriksaan Penunjang 22. GDS = H 285 23. Kreatinin = H 1,7 24. Foto rontgen = OA Sinistra Analisis 1. Abnormalitas 1, 2, 3, 19, 20, 24 Osteoartritis 2. Abnormalitas 4, 5, 15, 23 Gout 3. Abnormalitas 6,7,8, 9, 10, 14, 17, 22 DM Tipe 2 4. Abnormalitas 11, 12, 16, 21 Suspek dispepsia

RENCANA PEMECAHAN MASALAH Problem I. Osteoartritis genu Assesment ass. Etiologi : OA Primer idiopatik, penyebabnya tidak diketahui dan tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun perubahan lokal pada sendi. OA Sekunder kelainan endokrin, inflamasi, metabolic, pertumbuhan, herediter, imobilisasi yang terlalu lama. OA hasil kombinasi degradasi rawan sendi, remodeling tulang, inflamasi cairan sendi. Ass. Penatalaksanaan Non farmakologis : modifikasi pola hidup, edukasi, modifikasi aktivitas, menurunkan BB, Rehabilatsi medic/fisioterapi, penggunaan alat bantu Farmakologis : Sistemik (analgetik narkotik dan non narkotik, NSAIDs, DMOADs); Lokal (analgetik topical, injeksi intraartikular / intra lesi); Pembedahan Ass. Komplikasi Deformitas sendi Ip Dx:

Ip Tx : IpMx : IpEx :

LED ( pada OA inflamatif akan meningkat) Analisis cairan sendi Radiologi sendi yang terserang Artroskopi

Infus NaCl 20 tpm Glukosamine HCL tab. 500mg 3x1 Kondroitine sulfat tab. 200mg 3x1 Rehabilitasi Medik

KU, Vital Sign Evaluasi klinis (keluhan, pemeriksaan fisik) Evaluasi efek samping obat

Penjelasan mengenai penyakitnya Mengurangi aktivitas fisik yang memperburuk kondisi (angkat barang berat, naik turun tangga) Penggunaan alat bantu untuk melindungi sendi (deker)

Problem II.

Gout Assesment Ass. Etiologi Deposisi Kristal-monosodium urat (MSU) yang terjadi akibat supersaturasi cairan ekstraseluler Ass. Penatalaksanaan Pengobatan fase akut : Kolkisin 0,5 mg diberikan tiap jam sampai terjadi perbaikan inflamasi, OAINS, Glukokortiroid dosis rendah bila KI dari kolkisin dan obat OAINS Pengobatan hiperurisemia : Diet rendah purin, Obat penghambat xantin oksidase (untuk tipe produksi berlebih) missal:allopurinol, Obat urikosurik

(untuk tipe sekresi rendah). Obat hiperurisemik tidak boleh diberikan pada stadium akut Ass. Komplikasi Tofus Deformitas sendi Nefropati gout, gagal ginjal, batu saluran kencing Ip.Dx : Ip. Ex : Penjelasan mengenai penyakit yang diderita pasien Menghindari makanan yang tinggi purin (jerohan, kacang-kacangan, melinjo) LED, CRP Analisis cairan sendi Asam urat darah dan urin 24 jam Ureum, kreatinin Radiologi Sendi

Ip. Tx : Diet makanan rendah purin

Ip. Mx : KU, Vital Sign Evaluasi klinis (keluhan, pemeriksaan fisik)

Problem III. DM tipe 2 Asessment Ass.Etiologi Predominan resistensi insulin disertai defisinensi insulin relative Predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin Ass. Penatalaksanaan Terapi non farmakologi Perencanaan makan

Latihan jasmani : kegiatan jasmani dan latihan kali seminggu selama kurang lebih 30 menit)

teratur

(3-4

Terapi Farmakologi (OHO) Insulin secretagouge, sensitivitas insulin, penghambat glukoneogenesis, penghambat absorbs glukosa

Ass. Komplikasi Retinopati Nefropati Penyakit pembuluh darah koroner Penyakit pembuluh darah perifer Neuropati

Ip.Dx : Ip.Tx : Terapi non farmakologis Laki-laki 58 tahun, BB=58 kg, TB= 157 cm, bekerja sebagai buruh pabrik Kalori basal = 30 kal/kgBB BMI = 23,58 kg/m2 BBI = 90% x (157-100) = 51,3kg (gemuk) Jumlah kebutuhan kalori per hari Kebutuhan kalori basal : 51,3 x 30 = 1539 kal Keluhan klinis GDS GDP GD2PP HbA1c Profil lipid dalam keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida) Ureum kreatinin serum Keton, protein dalam urin Elektrokardiogram Funduskopi

Koreksi Umur (-5%) Aktifitas fisik dan pekerjaan (+40%) Berat badan (-20%) = 107,73 kal = 615,6 kal = 307,8 kal

Total = 1593 107,73 + 615,6 307,8 = 1793,07 kal Makanan dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), sore (25%), dan 2-3 porsi makanan ringan (10-15%). Latihan Jasmani (seminggu 3 x, @ 30 menit) Terapi farmakologis Glibenklamid 5mg 1x1 Ip.Mx : Ip.Ex : Menjaga pola makan Aktivitas jasmani KU, Vital Sign, kontrol kadar gula darah sewaktu

Problem 1V. Suspek dispepsia Assesment Ass. Etiologi Dispepsia organic : peptic ulcer, GERD, Gastric cancer, Obat-Obatan Dispepsia fungsional (non ulcer) Ass. Penatalaksanaan Pengobatan berdasarkan etiologi Antasida Penyekat H2 reseptor Sitoproteksi (misoprostol, sukralfat) Antagonis reseptor dopamine D2 (domperidone, metoklopramid)

Ass.Komplikasi Tergantung etiologi dyspepsia

Ip.Dx: Endoskopi saluran cerna bagian atas dan biopsy

Ip. Tx:

Pemeriksaan terhadap adanya infeksi H.pylori Px fungsi hati, amylase dan lipase, Alkali fosfatase, Gamma GT USG Abdomen

Omeperzole 20mg 1x1

Ip. Mx: KU, Vital Sign

Ip. Ex : Penjelasan mengenai penyakitnya Pola makan yang teratur Psikologis

Rencana Pemecahan Masalah Problem I. Diabetes Mellitus Tipe 2 Non Obes A. Assesment: Ass. Etiologi Gangguan reseptor insulin Defisiensi insulin Ass. Komplikasi Retinopati Ulkus/gangren Neuropati Penyakit jantung koroner Ass. Faktor Risiko: Riwayat DM dalam keluarga Berat badan berlebih Jarang olahraga Konsumsi makanan yang manis Ip Dx : Pemeriksaan GDS, GDP, G2PP HbA1c

Darah Rutin dan Kimia serum Ip Tx : Infus RL 20tpm Gaya hidup sehat Klorpropamid 3x100mg Metformin 3x500mg Insulin IpMx : Evaluasi kadar GDS, GDP, G2PP Evaluasi TTV Ip Ex Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien Edukasi gaya hidup sehat

Problem II. Hipertensi derajat I Assesment Ass. Etiologi Idiopatik Herediter

Ass. Komplikasi Stroke Gangguan jantung Retinopati Ass. Faktor Risiko: Riwayat hipertensi dalam keluarga Jarang olahraga Merokok Pola hidup tidak sehat Ass. Penatalaksanaan: Antihipertensi Analgetik

Ip Dx : Pemeriksaan tekanan darah Ip Tx : - Kaptopril 3x25mg po - Furosemid 2x40mg - Asama mefenamat 3x500mg IpMx : Vital sign (Tekanan Darah) Kondisi Umum

Ip Ex Menghentikan merokok Menurunkan asupan garam Meningkatkan asupan buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak Olahraga teratur

Problem III. Ulkus Pedis Sinistra Assesment Ass. Etiologi Trauma Infeksi bakteri

Ass. Komplikasi Ulkus gangren amputasi Ass. Faktor Risiko: Gula darah tidak terkontrol (>200) Ass. Penatalaksanaan: Rawat luka pagi dan sore Antibiotik

Ip Dx : Kultur kuman Ip Tx : - Rawat luka pagi dan sore - Injeksi ceftriaxone 2x1gr/hari IpMx :

Monitor Ulkus

Ip Ex Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien Menjaga kebersihan diri Diet rendah gula

Anda mungkin juga menyukai