Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi

Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer system
pernapasan bagaian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkus.
Penyakit ini jarang terjadi dan paling sering terjadi didaerah industry (Sylvia A.price). Sedangkan
menurut Susan Wilson dan June Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang
tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru.

B. Etiologi

Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa inhalasi jangka
panjang dari bahan-bahan karsiogenik merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan
kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status
imunologis seperti kekebalan tubuh. Dari beberapa kepustakaan kebiasaan merokok menjadi
penyebab utama dan penyebab lain seperti polusi udara, diet yang kurang mengandung (vitamin A,
selenin dan betakaronin), infeksi saluran pernapasan kronik, dan keturunan/ genetik. (Sudoyo Aru)

Klasifikasi/Pentahapan Klinik (Clinical staging) Klasifikasi berdasarkan TNM: tumor, nodul dan
metastase.

1. T: TO: tidak tampak tumor primer

T1: diameter tumor <3 cm, tanpa invasi ke bronkus

T2: diameter >3 cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis, namun Berjarak lebih dari 2 cm
dari karina, serta belum ada efusi pleura.

T3: tumor ukuran besar dengan tanda invasi ke sekitar atau sudah dekat karina dan atau disetai efusi
pleura.

2. N: NO tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar limfe regional


N1: terdapat penjalaran ke kelenjar limfe hilus ipsilateral N2: terdapat penjalaran ke kelenjar
limfe mediastinum atau kontralateral
N3: terdapat penjalaran ke kelenjar limfe ekstratorakal
3. M: MO: tidak terdapat metastase jauh
M1: sudah terdapat metastase jauh ke organ-organ lain.
C. Manifestasi klinis

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala sudah menunjukkan gejala berarti
pasien dalam stadium lanjut. (Sudoyo Aru)

1. Gejala dapat bersifat lokal (tumor tumbuh setempat):


-Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
- Hemoptisis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Atelektasis 2.
2. Invasi lokal
- Nyeri dada
- Dispnea karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium, terjadi tamponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior Sindrom Horoner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis servikalis
3. Gejala penyakit metastasis
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastik (terdapat pada 10% kanker paru) dengan gejala:
- Sistemik: penurunan berat badan, anoreksia, demam
- Hematoogi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi h
- Hipertrofi osteoartropati
- Neurologik: dementia,ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin: sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalasemia)
- Dermatologic: eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
- Renal: syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
5. . Asimtomatik dengan kelainan radiologis
- terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secarab Radiologis
- Kelainan berupa nodul soliter

D. Pemeriksaan penunjang
1. -scan
2. MRI
3. Foto toraks
4. Pemeriksaan sitologi sputum
5. Pemeriksaan Histopatologi
6. Pemeriksaan serologi

E. Penatalaksanaan
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan II.
Pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality therapy, misalnya kemoterapi
neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang
memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superiror
berat.
Radioterapi
Penetapan kebijakan radiasi pada KPKBSK ditentukan beberapa factor, antara lain.
1. Staging penyakit
2. Statustarpitan
3. Fungsi paru

Bila radiasi dilakukan setelah pembedahan, maka harus diketahui:

1. Jenis pembedahan termasuk diseksi kelenjar yang dikerjakan

2. Penilaian batas sayatan oleh ahli Patologi Anatomi (PA)

Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah 5000-6000 cGy. Dengan cara pemberian
200 cGy/x, 5 hari perminggu. Syarat standar sebelum penderita Diradiasi adalah

1. Hb>10g%
2. Trombosit > 100.000/mm’

3. Leukosit >3000/dl

Radiasi paliatif diberikan pada unfavourable group, yakni:

1. PS<70

2. Penurunan 88>5% dalam 2 bulan

3. Fungsi paru buruk

Kemoterapi

Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah:

1. Platinum based therapy (sisplatin atau karboplatin)

2. Respons obyektif satu obat antikankers 15%

3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO harus dihentikan atau diganti bila setelah
pemberian 2 sikius pada penilaian terjadi tumor progresif.

Regimen untuk KPKBSK adalah:

1. Platinum based therapy (sisplatin atau karboplatin)

2. PE (sisplatin atau karboplatin + etoposid)

3. Paklitaksel+sisplatin atau karboplatin

4. Gemsitabin+sisplatin atau karboplatin

5. Dosetaksel+ sisplatin atau karboplatin

Syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi:

4.
5. 1. Tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut, dapat Diberikan
obat antikanker dengan regimen tertentu dan/atau jadwal tertentu.
2. Hb>10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski Hb< 10 g%
tidak perlu tranfusi darah segera, cukup diberi terapi sesuai dengan Penyebab anemia.
3. Granulosit >1500/mm
4. Trombosit>100.000/mm’
5. Fungsi hati dan ginjal baik (creatinin clearance lebih dari 70 ml/menit) Dosis obat
anti-kanker dapat dihitung berdasarkan ketentuan farmakologik
Masing masing Ada yang menggunakan rumus antara lain, mg/kg BB, mg/luas
permukaan tubuh (BSA), atau obat yang menggunakan rumusan AUC (area under the
curve) yang menggunakan CCT untuk rumusnya. Luas permukaan tubuh (BSA) diukur
dengan menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan, lalu dihitung dengan
menggunakan rumus atau alat pengukur khusus (nomogram yang berbentuk mistar).
Untuk obat anti-kanker yang mengunakan AUC (misal AUC 5), maka dosis dihitung
dengan menggunakan rumus atau nnenggunakan nomogram. Dosis (mg) (target AUC)
(GFR 25). Nilai GFR atau gromenular filtration rate dihitung dari kadar kreatinin dan
ureum darah penderita. Evaluasi hasil pengobatan:
Umumnya kemoterapi diberikan sampai 6 sikius/sekuen, bia penderita menunjukkan
respons yang memadai. Evaluasi respons terapi dilakukan dengan melihat perubahan
ukuran tumor pada foto toraks PA setelah pemberian (siklus) kemoterapi ke-2 dan
kalau memungkinkan menggunakan CT-Scan toraks setelah 4 kali pemberian. Evaluasi
dilakukan terhadap:
1. Respon subyektif yaitu penurunan keluhan awal
2. Responssemisubyektif yaitu perbaikan tampilan, bertambahnya berat badan
3. Respons obyektif
4. Efek samping ooba
Respons obyektif dibagi atas 4 golongan dengan ketentuan
1. Respons komplit (complete response, CR): bila pada evaluasi tumor hhilan 100% dan
keadan ini menetap lebih dari 4 minggu.
2. Respons sebagian (partial response, PR): bila pengurangan ukuran tumor >
50% tetapi <100%
3. menetap (stable disease, SD): bila ukuran tumor tidak berubah atau mengecil >25%
tetapi <50%
4. progresif (progressive disease, PD): bila terjadi petambahan ukuran
Tumor > 25% atau muncul tumor/lesi baru di paru atau di tempat lain.
 Pengobatan Paliatif
Pengobatan paliatif untuk kanker paru meliputi radioterapi, kemoterapi,
medikamentosa, fisioterapi, dan psikososial. Pada beberapa keadaan intervensi
Bedah, pemasangan stent dan cryotherapy dapat dilakukan.
 Rehabilitasi Medik
Untuk penderita kanker paru yang akan dibedah perlu dilakukan rehabilitasi
medik prabedah dan pascabedah, yang bertujuan membantu memperoleh
hasil optimal tindakan bedah, terutama untuk mencegah komplikasi
pascabedah (misalnya: retensi sputum, paru tidak mengembang) dan
mempercepat Mobilisasi.

F. Masalah yang lazim muncul


1. Ketidakefektifan bersihan Jalan napas b.dobstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor
(penyakit paru obstruktif kronis)
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi bronkus, deformitas dinding dada,Keletihan otot
pernapasan
3. Nyeri akut b.d agen cidera (karsinoma), penekanan saraf oleh tumor paru
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan untuk
menelan makanan, anoreksia, kelelahan dan dyspnea
5. Intoleransi aktivitas bd ketidakseimbangan suplai oksigen (anemis). Kelemahan secara
umum
6. Ansietas b.dproses perkembangan penyakit

7. pengetahuan b.d keterbatasan informasi proses dan pengobatan penyakit

E. Discharge Planning

1. Konsultasikan dengan dokter tentang penanganan lanjutan (kemoterapi radiasi,


pembedahan)
2. Tidak merokok sejak usia muda. Berhenti merokok dapat mengurangi terkenaHindari
daerah yang sering polusi udara dan hindarkan anak-anak Resiko Terpapar asap rokok.
3. Tingkatkan daya tahan tubuh. Cukup istirahat, makan makanan yang bergizi

Anda mungkin juga menyukai