Anda di halaman 1dari 13

Farmakologi II

Kanker Paru-paru
Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas B
Farmakologi II

1 NOVIA UTAMI GRATIA SIREGAR O1A120099

Kelompok 2
2 NUGRAYANTI O1A120100

3 NUR AULIA PURNAMA O1A120101

4 NUR MUTMAINAH. A O1A120102

5 NURFITRI NURDIN O1A120104


Farmakologi II

Definisi

Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan
dan tindakan yang cepat dan terarah. Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel
kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru yang dapat disebabkan Kanker Paru-paru Kanker Paru-paru
oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.

Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru-paru merupakan


penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun
wanita. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru,
tetapi bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru-
paru
Patofisiologi Lombard dan Doering (1928) melaporkan tingginya insiden kanker
paru pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Terdapat
hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari dengan
tingginya insiden kanker paru. Dikatakan bahwa 1 dari 9 perokok berat
akan menderita kanker paru. Laporan beberapa penelitian mengatakan
bahwa perokok pasif pun berisiko terkena kanker paru. Diperkirakan 25%
kanker paru dari pasien bukan perokok berasal dari perokok pasif.
Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker
paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene, dan gene encoding
Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, namun paparan atau inhalasi enzyme.
berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor
penyebab utama, disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetik,dan lain-lain. Dari beberapa kepustakaan, telah dilaporkan bahwa
etiologi kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Patofisiologi

Apa saja faktor risiko seseorang menderita kanker paru?

Beberapa faktor risiko seseorang menderita kanker paru adalah sebagai berikut:

1. Merokok (perokok aktif) : 9 dari 10 kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Tingkat risiko utamanya dipengaruhi oleh lamanya seseorang merokok.

2. Menghirup asap rokok (perokok pasif) : Perokok pasif juga merupakan faktor risiko dengan 25% peningkatan risiko terkena kanker paru-paru jika pasangannya
merokok, sementara orang yang terekspos asap rokok di lingkungan kerja risikonya meningkat sebesar 17%

3. Usia lebih dari 40 tahun

4. Paparan asbes dan gas radon

5. Sakit yang dialami sebelumnya (misalnya tuberkulosis)

6. Sejarah keluarga ada yang terkena kanker paru-paru

7. Polusi udara di luar ruang


Apa saja gejala paling umum penderita?

Gejala Klinik 1. Bunyi menciut-ciut saat bernapas pada bukan penderita asma

2. Batuk yang terus-menerus atau menjadi hebat

3. Dahak berdarah, berubah warna, dan makin banyak

4. Napas sesak dan pendek-pendek

5. Sakit kepala, nyeri, atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas

6. Radang paru-paru atau bronkitis berulang

7. Kelelahan kronis

Gejala pada kanker paru-paru umumnya tidak terlalu kentara sehingga 8. Kehilangan selera makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang
kebanyakan penderita kanker paru-paru yang mencari bantuan medis jelas

telah berada dalam stadium lanjut. Kasus-kasus stadium dini sering 9. Suara serak atau parau
ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan
10. Pembengkakan di wajah atau leher
rutin.
Terapi Farmakologi dan Nonfarmakologi

Terapi farmakologi Terapi Nonfarmakologi

Terapi farmakoogi merupakan terapi yang yang menggunakan obat- 1. Berhenti merokok
obatan yang tentunya harus melalui izin dokter. Terapi farmakologi dapat 2. Hindari polusi sebisa mungkin
dilakukan dengan kemoterapi pada pasien kanker paru-paru dengan 3. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, C, dan E
memberikan obat sesuai dengan tingkat stadium yang dimiliki pasien 4. Perbanyak minum air putih
seperti dengan pemberian obat carboplatin, cisplatin, etoposide, 5. Jika pasien mengalami gejala myalgia, maka dapat dilakukan dengan terapi
docetaxel, gemcitabine, paclitacsel, pemetrexed, irinotecan, dan PMR yang berfokus pada relaksasi otot
vinorelbin.
Prinsip Kemoterapi / Penatalaksaan Terapi

Penatalaksanaan pada kanker paru yaitu pembedahan, radiasi dan


kemoterapi. Kemoterapi
● Pembedahan : hanya diindikasikan untuk pasien yang lesi kecil dan
Tujuan kemoterapi adalah menghancurkan sel-sel tumor tanpa kerusakan berlebihan
terisolasi, yang jarang terjadi. Hal ini disebabkan oleh SCLC
pada sel-sel normal. Efek samping kemoterapi antara lain myalgia, mual, muntah, rambut
cenderung untuk menyebar lebih awal.
rontok sampai botak, mukositis, kesemutan, diare, menurunkan produksi sel darah,
● Radiasi : SCLC dipertimbangkan sangat radiosensitif. Radioterapi lelah/fatigue, dan bahkan alergi.
digunakan kombinasi dengan kemoterapi untuk terapi limited-stage
Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvan pada stadium dini, atau
disease atau digunakan tanpa kombinasi untuk manajemen
sebagai adjuvan pasca pembedahan. Terapi adjuvan dapat diberikan pada KPKBSK
symptomatic metastease.
Kompetitor B
stadium IIA, IIB, dan IIIA. Pada KPKBSK stadium lanjut, kemoterapi dapat diberikan
● Kemoterapi : Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada dengan tujuan pengobatan jika tampilan umum pasien baik (Karnofsky >60%: WHO 0-2).
pasien kanker paru terutama small cell lung cancer. Adapun obat Namun, guna kemoterapi terbesar adalah sebagai terapi pada pasien dengan stadium lanjut.
Kompetitor C
kemoterapi yang biasa digunakan pada kanker paru adalah
carboplatin, cisplatin, etoposide, docetaxel, gemcitabine, paclitacsel,
pemetrexed, irinotecan, dan vinorelbin.
Kemoterapi Ada beberapa jenis kemoterapi yang dapat diberikan yaitu:

Lini Pertama Lini kedua-seterusnya

Lini pertama diberikan kepada pasien yang tidak pernah menerima Kemoterapi lini kedua diberikan kepada pasien yang pernah mendapat kemoterapi
pengobatan kemoterapi sebelumnya (chemo naϊve). Kelompok ini terdiri lini pertama namun tidak memberikan respon setelah 2 siklus, atau KPKBSK
dari kemoterapi berbasis-platinum dan yang tidak mengandung platinum yang menjadi lebih progresif setelah kemoterapi selesai. Obat-obat kemoterapi lini
(obat generasi baru). Pilihan utama obat berbasis-platinum adalah kedua adalah dosetaksel dan pemetreksed. Selain itu, dapat diberikan juga
cisplatin, pilihan lainnya dengan carboplatin. kombinasi dari dua obat tidak-berbasis platinum. Kemoterapi lini ketiga dan
seterusnya sangat tergantung pada riwayat pengobatan sebelumnya.
Farmakologi II

Penatalaksanaan Terapi Rasa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak
menyenangkan serta berhubungan dengan kerusakan jaringan baik
bersifat aktual maupun potensial. Nyeri harus diidentifikasi sebelum
dilakukan terapi, saat dilakukan terapi dan setelah dilakukan terapi. A
Efek samping kemoterapi dengan obat carboplatin dan paclitacsel pabila klien mengeluh nyeri perlu dilakukan penilaian rasa nyeri
yang sering dikeluhkan pasien adalah myalgia dan arthralgia. Efek yang bisa dilakukan dengan pengkajian PQRST yaitu: provoking
samping dari carboplatin dan etoposide adalah myalgia ringan sampai incident, quality of pain, region radiation, relief severity (scale) of pain
sedang. and time. Pengukuran nyeri dari aspek severity atau scale dapat
Myalgia adalah sensasi ketidaknyamanan kram rasa nyeri seperti dilakukan dengan numeric rating scale, face pain rating scale dan visual
ditusuk-tusuk. Miliki yang merupakan nyeri yang berasal dari otot dan analog.
berhubungan dengan lokasi otot yang terkena. Adapun gejala miliki
adalah pegal, linu, berdenyut, dan terasa sakit bila ditekan.
Farmakologi II

Penatalaksanaan Terapi Mekanisme relaksasi otot progresif dengan cara mengaktivasi kerja
sistem saraf parasimpatis dan memanipulasi hipotalamus melalui pemusatan
pikiran untuk memperkuat sikap positif sehingga rangsangan stres terhadap
hipotalamus berkurang. Teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan
kecemasan dari sistem saraf otonom dan pusat untuk meningkatkan aktivitas
Penatalaksanaan Myalgia pada pasien yang menjalani kemoterapi parasimpatik. Teknik ini efektif dalam mengurangi ketegangan otot di tubuh,
terdiri dari terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi perubahan aktivitas sistem saraf simpatik termasuk penurunan denyut nadi,
yaitu nonopioid dan opiate. Sedangkan terapi non farmakologi Progressive tekanan darah, fungsi neuroendokrin pada pasien yang mengalami kecemasan.
Muscle Relaxation (PMR). PMR merupakan metode yang berfokus pada
relaksasi otot diciptakan pertama kali oleh Dr Edmund jacobson. PMR
memodifikasi nyeri, memungkinkan terjadi relaksasi otot yang akan
merangsang pengeluaran endorphin dan menghambat transmisi nyeri ke
medula spinalis serta otak sebagai pusat rasa sakit sehingga persepsi nyeri
menurun.
Farmakologi II

Yakinlah bahwa setiap penyakit itu ada


obatnya
Farmakologi II

Terima Semoga hari kita

kasih!
luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai