Kanker Paru-paru
Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas B
Farmakologi II
Kelompok 2
2 NUGRAYANTI O1A120100
Definisi
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan
dan tindakan yang cepat dan terarah. Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel
kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru yang dapat disebabkan Kanker Paru-paru Kanker Paru-paru
oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.
Beberapa faktor risiko seseorang menderita kanker paru adalah sebagai berikut:
1. Merokok (perokok aktif) : 9 dari 10 kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Tingkat risiko utamanya dipengaruhi oleh lamanya seseorang merokok.
2. Menghirup asap rokok (perokok pasif) : Perokok pasif juga merupakan faktor risiko dengan 25% peningkatan risiko terkena kanker paru-paru jika pasangannya
merokok, sementara orang yang terekspos asap rokok di lingkungan kerja risikonya meningkat sebesar 17%
Gejala Klinik 1. Bunyi menciut-ciut saat bernapas pada bukan penderita asma
5. Sakit kepala, nyeri, atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas
7. Kelelahan kronis
Gejala pada kanker paru-paru umumnya tidak terlalu kentara sehingga 8. Kehilangan selera makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang
kebanyakan penderita kanker paru-paru yang mencari bantuan medis jelas
telah berada dalam stadium lanjut. Kasus-kasus stadium dini sering 9. Suara serak atau parau
ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan
10. Pembengkakan di wajah atau leher
rutin.
Terapi Farmakologi dan Nonfarmakologi
Terapi farmakoogi merupakan terapi yang yang menggunakan obat- 1. Berhenti merokok
obatan yang tentunya harus melalui izin dokter. Terapi farmakologi dapat 2. Hindari polusi sebisa mungkin
dilakukan dengan kemoterapi pada pasien kanker paru-paru dengan 3. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, C, dan E
memberikan obat sesuai dengan tingkat stadium yang dimiliki pasien 4. Perbanyak minum air putih
seperti dengan pemberian obat carboplatin, cisplatin, etoposide, 5. Jika pasien mengalami gejala myalgia, maka dapat dilakukan dengan terapi
docetaxel, gemcitabine, paclitacsel, pemetrexed, irinotecan, dan PMR yang berfokus pada relaksasi otot
vinorelbin.
Prinsip Kemoterapi / Penatalaksaan Terapi
Lini pertama diberikan kepada pasien yang tidak pernah menerima Kemoterapi lini kedua diberikan kepada pasien yang pernah mendapat kemoterapi
pengobatan kemoterapi sebelumnya (chemo naϊve). Kelompok ini terdiri lini pertama namun tidak memberikan respon setelah 2 siklus, atau KPKBSK
dari kemoterapi berbasis-platinum dan yang tidak mengandung platinum yang menjadi lebih progresif setelah kemoterapi selesai. Obat-obat kemoterapi lini
(obat generasi baru). Pilihan utama obat berbasis-platinum adalah kedua adalah dosetaksel dan pemetreksed. Selain itu, dapat diberikan juga
cisplatin, pilihan lainnya dengan carboplatin. kombinasi dari dua obat tidak-berbasis platinum. Kemoterapi lini ketiga dan
seterusnya sangat tergantung pada riwayat pengobatan sebelumnya.
Farmakologi II
Penatalaksanaan Terapi Rasa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak
menyenangkan serta berhubungan dengan kerusakan jaringan baik
bersifat aktual maupun potensial. Nyeri harus diidentifikasi sebelum
dilakukan terapi, saat dilakukan terapi dan setelah dilakukan terapi. A
Efek samping kemoterapi dengan obat carboplatin dan paclitacsel pabila klien mengeluh nyeri perlu dilakukan penilaian rasa nyeri
yang sering dikeluhkan pasien adalah myalgia dan arthralgia. Efek yang bisa dilakukan dengan pengkajian PQRST yaitu: provoking
samping dari carboplatin dan etoposide adalah myalgia ringan sampai incident, quality of pain, region radiation, relief severity (scale) of pain
sedang. and time. Pengukuran nyeri dari aspek severity atau scale dapat
Myalgia adalah sensasi ketidaknyamanan kram rasa nyeri seperti dilakukan dengan numeric rating scale, face pain rating scale dan visual
ditusuk-tusuk. Miliki yang merupakan nyeri yang berasal dari otot dan analog.
berhubungan dengan lokasi otot yang terkena. Adapun gejala miliki
adalah pegal, linu, berdenyut, dan terasa sakit bila ditekan.
Farmakologi II
Penatalaksanaan Terapi Mekanisme relaksasi otot progresif dengan cara mengaktivasi kerja
sistem saraf parasimpatis dan memanipulasi hipotalamus melalui pemusatan
pikiran untuk memperkuat sikap positif sehingga rangsangan stres terhadap
hipotalamus berkurang. Teknik relaksasi otot progresif dapat menurunkan
kecemasan dari sistem saraf otonom dan pusat untuk meningkatkan aktivitas
Penatalaksanaan Myalgia pada pasien yang menjalani kemoterapi parasimpatik. Teknik ini efektif dalam mengurangi ketegangan otot di tubuh,
terdiri dari terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologi perubahan aktivitas sistem saraf simpatik termasuk penurunan denyut nadi,
yaitu nonopioid dan opiate. Sedangkan terapi non farmakologi Progressive tekanan darah, fungsi neuroendokrin pada pasien yang mengalami kecemasan.
Muscle Relaxation (PMR). PMR merupakan metode yang berfokus pada
relaksasi otot diciptakan pertama kali oleh Dr Edmund jacobson. PMR
memodifikasi nyeri, memungkinkan terjadi relaksasi otot yang akan
merangsang pengeluaran endorphin dan menghambat transmisi nyeri ke
medula spinalis serta otak sebagai pusat rasa sakit sehingga persepsi nyeri
menurun.
Farmakologi II
kasih!
luar biasa.