Anda di halaman 1dari 45

FARMAKOTERAPI TERAPAN

MODUL 2 Gangguan Pernafasan


KASUS 1. ASMA
1. Siti Anissa Nur Afifah (K100170011)
2. Ananto Nugroho Putra (K100170012)
3. Kartika Prajwalita (K100170013)
4. Mega Puspaningrum (K100170014)

5. Herlina Ayu Sawitri (K100170015)

KELOMPOK 3
DASAR TEORI
Asma adalah penyakit kronis yang umum dan berpotensi serius pada pasien,
keluarga, dan masyarakat. Asma menyebabkan gejala pernapasan, keterbatasan
aktivitas, dan flare-up (serangan) yang terkadang memerlukan perawatan
kesehatan segera dan bisa berakibat fatal. (GINA, 2019: hal 7)

Asma menyebabkan gejala seperti mengi, sesak napas, dada sesak dan batuk
yang bervariasi dari waktu ke waktu dalam kejadian, frekuensi dan intensitasnya.
Gejala-gejala ini berhubungan dengan aliran udara ekspirasi yang bervariasi,
yaitu kesulitan menghirup udara keluar dari paru-paru akibat bronkokonstriksi
(penyempitan jalan napas), penebalan dinding saluran napas, dan peningkatan
lendir. Beberapa variasi aliran udara juga dapat terjadi pada orang tanpa asma,
tetapi lebih besar pada asma sebelum pengobatan dimulai. Ada berbagai jenis
asma, dengan proses penyakit yang mendasarinya berbeda.(GINA, 2019: hal 7)
PAPARAN KASUS 1 ASMA
Nama pasien : Ny. S (45 tahun; 45 kg)
Tanggal MRS : 5 September 2020
Datang sendiri ke IGD dengan sesak nafas (+) dan batuk berdahak (+)
Kondisi ketika datang ke Rumah sakit:
- Keadaan lemah, TD 190/100, nadi 100/menit
- Pernapasan 40 x/menit, wheezing +/+, RH +/+ suhu 36°C
Pemeriksaan fisik
- Anamnesis : SMRS: pasien mengalami sesak napas, bunyi napas ngik-ngik (mengi),
batuk (+), dahak berwarna putih
- Kondisi umum : sedang, CM
- Pemeriksaan thorax : cord an pulmo tak tampak kelainan
- Pemeriksaan dada: bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak terdapat bising.
- Pemeriksaan abdomen : teraba lemas dan datar, nyeri tekan di region epigastrium,
hepar dan limpa tidak teraba.
- Ekstremitas : akral teraba hangat, tidak sianotik
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang : IGD
Umur : 45 tahun
BB/TB : 45 kg / - cm
Tanggal MRS : 5 Sep 2020
Diagnosa : Asma + TB paru
Alergi : Tidak ada
Subyektif
a. Keluhan Utama (Chief Complaint)
Pasien mengeluh sesak nafas, bunyi napas ngik-ngik (mengi), batuk berdahak yang berwarna putih
b. Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)
Pasien menderita Asma dan TB paru
c. Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)
Pasien menderita asma dan hipertensi sejak 6 bulan yang lalu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)
Tidak ada
e. Riwayat Sosial (Social History)
Tidak ada
f. Riwayat Pengobatan (Medication History)
Pasien memiliki riwayat pengobatan dari puskesmas yaitu Salbutamol 2 mg 2 x sehari ½ tablet dan Captopril
12,5 mg 2 x sehari 1 tablet selama 6 bulan.
Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik :

b. Kondisi Klinis :
c. Data Laboratorium :

● Radiologi
CT Scan Leher + Thorax
• Tidak tampak kelainan pada trachea
• TB Paru lama paru kiri
ANALISIS OBAT
Problem Medik Asma

subyektif/obyektif Subyektif: Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)


Obyektif: Pernapasan 40 x/menit, wheezing/mengi +/+

Terapi oksigen 2-3 L

Analisis, Tepat Untuk pengobatan berbagai gangguan klinis, baik pernapasan maupun non-
Indikasi pernapasan (DIH 17th Ed , 2009)

Tepat Pasien Tidak ada kontraindikasi pada penggunaan obat dengan kondisi pasien (DIH
17th Ed , 2009) sehingga tepat pasien

Tepat Obat Pada PDPI, 2004, algoritma penatalaksanaan asma di rumah sakit baik serangan
asma ringan, sedang/berat, mengancam jiwa diberikan pengobatan awal berupa
oksigenasi dengan kanal nasal, sehingga pemberian oksigen 2-3L pada pasien
sudah tepat obat

Tepat Dosis Dosis rata-rata 2 L / menit (DIH 17th Ed , 2009) pasien menggunakan terapi
oksigen 2-3L sehingga tepat dosis
DRP Tidak ada DRP

Rekomendasi Terapi dilanjutkan

Monitoring, Efektivitas Monitoring kecepatan oksigen yang diberikan, efektivitas obat


obat dengan kecepatan pernafasan yang normal dan terasa lega

ESO Hipofentilasi, fibrosis paru akibat paparan yang lebih lama


terhadap konsentrasi oksigen yang lebih tinggi (DIH 17th Ed , 2009)
Problem Medik Asma

subjektif/objektif Subyektif: Lemah, nafas cepat


Obyektif: Pernapasan 40 x/menit

Terapi RL infus 20 tts/mnt / Ringer lactate / campuran natrium laktat / compound sodium lactate.
1200 tts/jam. 28800 tts/hari

Analisis, Tepat Indikasi Sumber bikarbonat untuk pencegahan dan pengobatan asidosis metabolik (produksi asam
dalam tubuh berlebih) ringan sampai sedang (DIH 17 th Ed , 2009)

Tepat Pasien Tidak terdapat kontraindikasi absolut terhadap penggunaan obat ini, namun terdapat interaksi
dengan obat lain yaitu Amfetamin, agen Alkalinisasi dapat menurunkan ekskresi Amfetamin
(DIH 17th Ed , 2009)

Tepat Obat Pada Permenkes RI 2008 hal 14 disebutkan bahwa pada pasien yang mengalami serangan
asma dirawat dan diberikan oksigen, cairan IV.
Dehidrasi harus diperbaiki pada pasien asma (Dipiro 9th, 2016, hal : 23). sehingga pemberian
cairan RL infus tepat obat

Tepat Dosis Infus tidak boleh melebihi 300 mL / jam dari 1/6 injeksi molar (DIH 17 th Ed , 2009). 1 cc =
20 tetes makro = 60 tetes mikro.
Makro: 300ccx20=6000 tts makro/jam
Mikro : 300ccx60=18000 tts mikro/jam
DRP Tidak ada DRP

Rekomendasi Terapi dilanjutkan

Monitoring, Efektivitas Monitoring fisik apakah terjadi hipervolemik klinis, monitoring reaksi
obat alergi terhadap jalur pemberian IV maupun alergi terhadap balutan
perekat sbg pengaman jalur IV.
Efektivitas obat dengan kebugaran tubuh pasien, lemas/tidak, kecepatan
pernafasan pasien normal

ESO Seperti halnya pemberian cairan IV, ada kemungkinan pembengkakan


dan edema. Pasien yang berisiko yaitu pasien gagal jantung kongestif,
penyakit ginjal kronis, sirosis hati, dan hipoalbuminemia.
Problem Medik Asma

subjektif/objektif Subyektif: batuk berdahak, dahak warna putih


Obyektif: cord an pulmo tak tampak kelainan pada pemeriksaan thorax

Terapi Cefotaxim inj 1 gr 2x1 (antibiotik)

Analisis, Tepat Indikasi Pengobatan infeksi yang rentan pada saluran pernapasan. Aktif melawan sebagian besar basil
gram negatif (bukan Pseudomonas) dan cocci gram positif (bukan enterococcus). Aktif
melawan banyak pneumokokus yang resisten terhadap penisilin. (DIH 17th Ed , 2009)

Tepat Pasien Pasien tidak hipersensitivitas terhadap sefotaksim, setiap komponen formulasi, atau
sefalosporin lainnya (DIH 17th Ed , 2009)

Tepat Obat Antibiotik (tidak disarankan). Bukti tidak mendukung peran antibiotik dalam eksaserbasi
asma kecuali ada bukti kuat adanya infeksi paru-paru (misalnya demam dan sputum
purulen/dahak bernanah atau bukti radiografi pneumonia). Perawatan agresif dengan
kortikosteroid harus diterapkan sebelum antibiotik dipertimbangkan (GINA, 2018: hal 81)

Tepat Dosis Infeksi tanpa komplikasi: I.M., IV: 1 g setiap 12 jam (DIH 17th Ed , 2009)
DRP Tidak tepat obat

Rekomendasi Terapi dihentikan

Monitoring, Efektivitas Amati tanda dan gejala anafilaksis selama dosis pertama; CBC
obat dengan diferensial (terutama dengan kursus panjang), fungsi ginjal
(DIH 17th Ed , 2009)

ESO Aritmia, granulositopenia, peradangan jaringan, superinfeksi, alergi


penisilin: anafilaksis, angioedema, urtikari
Problem Medik Asma

subjektif/objektif Subyektif: Lemah, nafas cepat


Obyektif: Pernapasan 40 x/menit

Terapi Aminophillin Inj 1 ampul

Analisis, Tepat Indikasi Diindikasikan Untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma bronkial dan
bronkospasma reversibel yang berkaitan dengan bronkhitis kronik dan emfisema sehingga
sudah tepat indikasi. (pharmaceutical care untuk penyakit asma,2007 )

Tepat Pasien Aminiphyllin tidak dikontraindikasikan pada Ny.S sehingga Tepat Pasien(DIH ed 7 th )

Tepat Obat Berdasarkan pharmaceutical care untuk penyakit asma,2007, Aminophylline merupakan terapi
untuk mengontrol asma. Sudah tepat obat

Tepat Dosis Berdasarkan pharmaceutical care untuk penyakit asma 2007 dosis untuk aminophylline injeksi
adalah 6,3mg/kg BB untuk dosis awal dan unttuk dosis pemeliharaan adalah 0,5mg/kg.
sehingga dosis awal yang dibutuhkan Ny.S adalah 283,5 mg dan untuk pemeliharaan 22,5 mg.
DRP Tidak tepat dosis

Rekomendasi Diberikan terapi aminophylline injeksi dengan dosis awal 283,5 mg


kemudian dilanjutkan 22,5 mg

Monitoring, Efektivitas nafas tidak sesak, tidak wheezing/ mengi.


obat

ESO insomnia, gangguan lambung,maag atau refluks, peningkatan hiperaktif


dibeberapa anak, kesulitan dalam buang air kecil pada pria lanjut usia yang
memiliki prostatisme (Gina 2007, hal 48)
Problem Medik Asma

subjektif/objektif Subyektif: Lemah, nafas cepat


Obyektif: Pernapasan 40 x/menit

Terapi Nairet Inj ½ ampul

Analisis, Tepat Indikasi Diindikasikan sebagai bronkodilatorpada obstruksi saluran napas dan asma bronkial sudah
tepat indikasi. (DIH ed 7th )

Tepat Pasien Pasien tidak hipersensitivitas terhadap terbutaline ,tidak mengalami aritmia jantung dan
takikardia.Tepat Pasien(DIH ed 7th )

Tepat Obat Merupakan terapi untuk pengobatan asma Sudah tepat obat. (DIH ed 7th )

Tepat Dosis Berdasarkan Berdasarkan DIH ed 7th dosis untuk asma adalah 0,25 mg/dosis dapat diulang
dalam 15-30 menit max 0,5 mg dalam periode 4 jam.
DRP Tidak ada DRP

Rekomendasi Terapi dilanjutkan dengan dosis 0,25 mg/dosis dapat diulang dalam
15-30 menit max 0,5 mg dalam periode 4 jam.

Monitoring, Efektivitas nafas tidak sesak, tidak wheezing/ mengi.


obat

ESO Sakit kepala, jantung berdebar,hipokalemia


Problem Medik Asma

Subyektif / Subyektif: Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)


Obyektif Obyektif: Pernapasan 40 x/menit, wheezing/mengi +/+

Terapi Metil prednison inj 125mg 2x1

Analisis, Tepat Diindikasikan Untuk Terapi pemeliharaan dan propilaksis asma, termasuk pasien yang memerlukan
Indikasi kortikosteoid sistemik, sehingga sudah tepat indikasi. (pharmaceutical care untuk penyakit
asma,2007 )

Tepat Pasien Metilprednisolon dikontraindikasikan pada pasien hipertensi dan TBC sehingga Tidak Tepat Pasien
(GINA 2007 hal 51)

Tepat Obat Berdasarkan GINA 2007 halaman 51, metilprednisolon merupakan pengobatan jangka Panjang untuk
mengontrol asma. Sudah tepat obat

Tepat Dosis Berdasarkan Berdasarkan GINA 2007 halaman 52 dosis metilprednisolon injeksi untuk >12th adalah
240 mg/hari. Tidak tepat dosis
DRP Tidak tepat pasien dan tidak tepat dosis

Rekomendasi Terapi dihentikan karena metilprednisolon dikontraindikasikan untuk


pasien hipertensi dan tbc.

Monitoring, Efektivitas Tidak ada monitoring karena terapi dihentikan


obat

ESO Tidak ada monitoring karena terapi dihentikan


Problem Medik Asma

Subyektif / Subyektif: Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)


Obyektif Obyektif: Pernapasan 40 x/menit, wheezing/mengi +/+

Terapi Ventolin nebulizer 2x1 hari

Analisis, Tepat Sebagai bronkodilator pada obstruksi jalan nafas yang reversibel karena asma atau COPD, sehingga
Indikasi tepat indikasi. (DIH 17th Ed , 2009)

Tepat Pasien Tidak terdapat kontraindikasi pada penggunaan obat dengan pasien, sehingga tepat pasien. (DIH 17th
Ed , 2009)

Tepat Obat Pada pasien yang mengalami serangan asma diberikan bronkodilator golongan 𝛃-2 agonis kerja cepat
dan Salbutamol merupakan drug of choice untuk golongan tersebut, sehingga tepat obat. (Kemenkes
RI, 2008 : 13 & 15)

Tepat Dosis Dosis albuterol/salbutamol untuk pasien serangan akut asma di RS > 12tahun adalah 0,15mg/kg (min.
2,5 mg) setiap 20 menit untuk tiga dosis, Ny.S seharusnya mendapat dosis 6,75 mg setiap 20 menit
untuk tiga dosis. (Dipiro 10th, 2010 : 1224)
DRP Tidak tepat dosis

Rekomendasi Terapi dapat dilanjutkan

Monitoring, Efektivitas obat - Berkurangnya gejala asma (nafas tidak sesak, tidak wheezing/ mengi)
- FEV1 normal

ESO Bradikardi, takikardi, sakit kepala, pusing, diare, mual, muntah, dll. (DIH 17th Ed,
2009)
Problem Medik Asma

Subyektif / Subyektif: Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)


Obyektif Obyektif: Pernapasan 40 x/menit, wheezing/mengi +/+

Terapi Dexametason tab 3x1 hari

Analisis, Tepat Diindikasikan Untuk supresi inflamasi dan alergi, batuk disertai sesak napas tepat indikasi. (IONI
Indikasi 2017, 619 )

Tepat Pasien Tidak terdapat kontraindikasi pada penggunaan obat dengan pasien, sehingga tepat pasien. (DIH 17th
Ed , 2009)

Tepat Obat Berdasarkan Dipiro 10th halaman 1229 dexamethasone merupakan golongan kortikosteroid yang
paling efektiv untuk asma tepat obat

Tepat Dosis Dosis untuk dexamethasone tidak diketahui, menurut IONI dosis oral dexamethasone adalah 0,5-10
mg/hari.
DRP Tidak tepat dosis

Rekomendasi Terapi dilanjutkan dengan dosis oral 0,5-10 mg/hari.

Monitoring, Efektivitas - Efektivitas : napas tidak sesak


obat

ESO - ESO : Dispepsia, Tukak Lambung (IONI 2017, 625)


Problem Medik Nyeri

Subyektif / Subyektif: Nyeri perut


Obyektif Obyektif: tidak ada

Terapi Ranitidine tab 2x1 mg

Analisis, Tepat Ranitidin diindikasikan untuk terapi jangka pendek dan pemeliharaan tukak duodenum, tukak
Indikasi lambung, refluks gastroesofagus, ulkus jinak aktif, esofagitis erosif, dan kondisi hipersekresi
patologis, sehingga penggunaan ranitidin tepat indikasi. (DIH 17th Ed, 2009)

Tepat Pasien Tidak terdapat kontraindikasi pada penggunaan obat dengan pasien, sehingga tepat pasien. (DIH 17th
Ed , 2009 halaman 6106)

Tepat Obat Terapi ranitidine untuk pengobatan nyeri perut karena ESO Rifampisin sehingga sudah tepat obat
(Stockley ed 8th ,344)

Tepat Dosis Dosis untuk penggunan obat ini adalah 150 mg 2 kali sehari (DIH 17th Ed , 2009 halaman 6106)
Belum tepat dosis
DRP Tidak tepat dosis

Rekomendasi Terapi ranitidine dilanjutkan dengan dosis 150 mg 2 kali sehari

Monitoring, Efektivitas - Berkurangnya nyeri perut


obat - Monitoring parameter ALT, AST, Scr

ESO - Bradikardi, takikardi (DIH 17th Ed, 2009)


Problem Medik Ekspektoran Mukolitik

subjektif/objektif Subjektif : batuk, sputum


Objektif : -

Terapi Ambroxol 30mg 3xsehari

Analisis, Tepat indikasi Ambroxol diindikasikan untuk terapi sekretolitik pada penyakit bronkoplmoner dengan sekresi dan
transportasi lendir yang abnormal. Hal ini memungkinkan lendir lebih mudah dibersihkan dan memudahkan
pernapasan pasien.

Tepat pasien Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap ambroxol (IONI,2008:225) sedangkan pasien tidak dikontraindikasikan
sehingga tepat pasien.

Tepat obat Ambroxol merupakan salah satu terapi untuk pengobatan asma artinya sudah tepat obat

Tepat dosis DIlihat pada IONI tahun 2008 Dosis dewasa dan anak >12th : 1 tablet (30mg) 2-3xsehari, hal ini sama dengan
yang diterapikan pada psien sehingga tepat dosis.

DRP Tidak ada DRP

Rekomendasi Terapi Ambroxol 30mg 3xsehari tetap dilanjutkan

Monitoring Efektifitas : Berkurangnya batuk dan dahak


ESO : demam, dispnea, alergi kulit (IONI, 208:225)
Problem Medik TB Paru

subjektif/objektif Subyektif : Batuk berdahak


Ojektif : Radiologi CT Scane leher dan Thorax : TB Paru lama paru kiri (+)

Terapi Rimstar 1x3hari (HRZE)

Analisis, Tepat indikasi Rimstar diindikasikan untuk pengobatan TB paru jangka pendek artinya tepat
indikasi. (DIH, Ed 17 2009:6178)

Tepat pasien Rimstar tidak dikontraindikasikan pada pasien sehingga tepat pasien.
(BINFAR TBC, 2005:25)

Tepat obat Terapi yang paling umum digunakan pada TBC adalah HRZE sehingga tepat
obat. (BINFAR TBC, 2005:25)

Tepat dosis Dosis untuk INH (H) 300mg, Rifampisin(R) 450mg, Pyrazinamid(Z) 500mg,
dan Ethambutol (E) 250mg jika tablet terpisah (BINFAR TBC, 2005:261)

DRP Tidak ada DRP

Rekomendasi Terapi Rimstar 3 hari sekali tetap dilanjutkan

Monitoring Efektifitas : Berkurangnya batuk berdahak, Radiologi CT Scane leher dan Thorax :
TB Paru lama paru kiri (-)
ESO : pusing, demam, mual (DIH, Ed 17 2008)
Problem medik asma

subyektif/obyektif Subyektif : Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)

Obyektif: Pernapasan 40 x/menit,

terapi Teophylline 130mg 3 x 1

Analisis, Tepat Indikasi Diindikasikan Untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma bronkial dan bronkospasma
reversibel yang berkaitan dengan bronkhitis kronik dan emfisema sehingga sudah tepat indikasi.
(pharmaceutical care untuk penyakit asma,2007 )

Tepat Pasien Theophylline tidak dikontraindikasikan pada Ny.S sehingga Tepat Pasien(DIH ed 7th )

Tepat Obat Berdasarkan GINA 2007 halaman 48, theophylline merupakan pengobatan jangka Panjang untuk
mengontrol asma. Sudah tepat obat

Tepat Dosis berdasarkan pharmaceutical care untuk penyakit asma 2007 dosis theophylline untuk dewasa adalah
3mg/kgBB tiap 8 jam. Theophylline dalam kapsul belum tepat dosis.
DRP Theophylline tidak tepat dosis

Rekomendasi Terapi theophylline tetap dilanjutkan dengan dosis 135 mg tiap 8 jam

efektivitas Nafas tidak sesak dan tidak megalami wheezing/mengi

ESO insomnia, gangguan lambung,maag atau refluks,


peningkatan hiperaktif dibeberapa anak, kesulitan dalam
buang air kecil pada pria lanjut usia yang memiliki prostatisme (Gina 2007, hal 48
Problem Medik Asma

Sbyektif/obyektif Subyektif : Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)

Obyektif: Pernapasan 40 x/menit,

Terapi Metilprednisolon 2mg 3x1

Analisis,tepat Diindikasikan Untuk Terapi pemeliharaan dan propilaksis asma, termasuk pasien yang memerlukan
indikasi kortikosteoid sistemik, sehingga sudah tepat indikasi. (pharmaceutical care untuk penyakit asma,2007 )

Tepat Obat Berdasarkan GINA 2007 halaman 51, metilprednisolon merupakan pengobatan jangka Panjang untuk
mengontrol asma. Sudah tepat obat

Tepat Pasien metilprednisolon dikontraindikasikan pada pasien hipertensi dan TBC sehingga Tidak Tepat
Pasien(GINA 2007 hal 51)
Tepat Dosis berdasarkan Berdasarkan GINA 2007 halaman 51 dosis metilprednisolon untuk dewasa adalah 2-60
maximal 60 mg/hari. Sehingga sudah tepat dosis.

DRP Tidak tepat pasien

Rekomendasi terapi metilprednisolon dihentikan/ tidak diberikan.

Efektivitas nafas tidak sesak, tidak wheezing/ mengi.

ESO retensi cairan,

kemerahan pada wajah,hipertensi, tukak lambung, jarang nekrosis aseptic (GINA 2007 hal 51)
Problem Medik Asma

subjektif/objektif Subyektif : Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)

Obyektif: Pernapasan 40 x/menit,

Terapi Salbutamol 1 mg 3 x sehari

Analisis Tepat indikasi Diindikasikan untuk asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran napas yang reversible
sehingga sudah tepat indikasi. (IONI 2017, hal 216 )

Tepat Obat Agonis β2 kerja pendek adalah terapi pilihan untuk menghilangkan gejala akut dan bronkospasmus yang
diinduksi oleh latihan fisik. Sudah tepat obat (pharmaceutical care untuk penyakit asma,2007)

Tepat Pasien salbutamol tidak dikontraindikasikan pada Ny.S sehingga Tepat Pasien(IONI 2017 )
Tepat Dosis Dosis awal salbutamol untuk pasien dewasa adalah 2 mg 3-4 kali sehari belum tepat dosis.

DRP Tidak tepat dosis

Rekomendasi terapi tetap dilanjutkan dengan dosis 2 mg 3 kali sehari secara oral.

Efektivitas nafas tidak sesak, tidak wheezing/ mengi.

ESO Bronkospasme, hipersensitif (DIH ed 17th )


Problem Medik Asma

Subyektif/Obyektif Subyektif : Sesak nafas, bunyi nafas ngik-ngik (mengi)

Obyektif: Pernapasan 40 x/menit

Terapi CTM 2 mg

Analisis tepat Diindikasikan untuk alergi rhinitis tahunan dan alergi lain termasuk urtikaria sehingga tepat indikasi.
indikasi (DIH ed 17th, hal 1499 )

Tepat Obat CTM merupakan antihistamin untuk terapi alergi dimana alergi salah satu factor pencetus asma tepat obat
(IONI 2017, hal 241)

Tepat Pasien CTM tidak dikontraindikasikan pada Ny.S karena tidak menderita asma akut, namun tetap harus berhati-
hati penggunaannya sehingga Tepat Pasien(IONI 2017 )
Tepat Dosis Dosis CTM untuk pasien dewasa adalah 4 mg tiap 4-6 jam belum tepat dosis. (DIH 17th )

DRP 1. Tidak tepat Dosis

Rekomendasi terapi tetap dilanjutkan dengan dosis 4 mg 4 kali sehari secara oral.

Efektivitas Mencegah eksaserbasi asma (Heny lutfiyati et al,2004)

ESO Mengantuk, penebalan sekresi bronkial (DIH ed 17th)


KESIMPULAN
a. PENGOBATAN Di RS
1. Oksigen tetap dilanjutkan 2L/ menit
2. RL infus tetap dilanjutkan 20 tts/menit
3. Cefotaxim dihentikan
4. Aminophyllin injeksi dilanjutkan dengan dosis awal 283,5 mg kemudian dilanjutkan
22,5 mg
5. Nairet tetap dilanjutkan dengan dosis 0,25 mg/dosis dapat diulang dalam 15-30
menit max 0,5 mg dalam periode 4 jam.
6. Metilprednisolon dihentikan karena dikontraindikasikan untuk Ny.S
7. Ventolin Nebulizer dilanjutkan dengan dosis 6,75 mg setiap 20 menit untuk tiga
dosis.
8. Dexamethasone tetap dilanjutkan dengan dosis 0,5-10 mg/ hari secara oral
9. Ranitidin tetap dilanjutkan dengan dosis 150 mg 2 kali sehari secara oral
10. Ambroxol dilanjutkan dengan dosis 30 mg 3 kali sehari.
KESIMPULAN
b. RAWAT JALAN
1. Rimstar tetap diberikan dengan dosis Isoniazid(H) 300 mg,
Rifampisin® 450mg, Pirazinamid(Z) 500mg, dan Etambutol(E)
250 mg jika tablet terpisah
2. Theophyllin tetap diberikan dengan dosis 135 mg tiap 8 jam
3. Salbutamol tetap diberikan dengan dosis 2 mg 3 kali sehari.
4. CTM tetap diberikan dengan dosis 4 mg tiap 4-6 jam.
5. Metilprednisolon dihentikan karena dikontraindikasikan untuk
Ny.S
KONSELING
1. Gunakan obat dengan waktu, cara, dan lama dengan tepat
2. Hindari tempat/lingkungan yang dapat memicu kekambuhan asma .
Contoh : dekat dengan orang yang sedang merokok, ditempat yang sangat berdebu, dll
3. Hindari hal yang dapat memicu stress dan alergi.
4. Mengenali tanda terjadi serangan asma seperti sesak napas,batuk,mengi.
5. Segera ke dokter/RS jika mengalami Jika terjadi sesak napas berat yang ditandai
dengan nyeri dada yang terjadi hamper setiap hari dan tidak mereda setelah
penggunaan obat, maka segera membawa anak ke RS/ dokter.
6. Menerapkan pola hidup sehat pada anak, seperti : makan makanan bergizi &
berolahraga ringan seperti berjalan santai selama 30 menit setiap pagi/ sore hari
minimal 3 kali dalam seminggu
Daftar Pustaka
American Pharmacist Association. 2009. Drug Information Handbook A Comprehensive Resource for all Clinicians and
Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.

BPOM RI. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : BPOM RI.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas & Klinik Ditjen Bina Farmasi & Alat Kesehatan DEPKES RI.2007. Pharmaceutical
Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta : DEPKES RI.

GINA.2018. Global Strategy for Asthma Management & Prevention 2018 update.

GINA.2019. Global Strategy for Asthma Management & Prevention 2019 update.

GINA.2007. Global Strategy for Asthma Management & Prevention 2007 update.

Permenkes RI. 2008. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.


Lampiran
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Asma pedoman & penatalaksanaan Di Indonesia 2004
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai