Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI I

MODUL II

OSTEOARTHRITIS

DISUSUN OLEH

NAMA : Muhammad Rafi Arif N. R

NIM : K100170189

KELAS :O

DOSEN PENGAMPU : Ambar Yunita Nugraheni, M.Sc., Apt

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 1


KASUS KELOMPOK 4. OSTEOARTHRITIS + OSTEOPOROSIS
Ny IB (59 tahun, 40 kg, 155 cm) datang ke RS ortopedi dengan keluhan nyeri pada
punggung pada saat beraktivitas sehingga pasien kesulitan untuk berjalan normal dan
merasa punggungnya sedikit membungkuk, sebenarnya nyeri pada punggung sudah
dirasakan beberapa bulan yang lalu namun Ny. IB tidak memperdulikannya. Ny.IB
beranggapan keluhan yang dirasakan karena usianya yang bertambah tua. 6 bulan terakhir
Ny.IB rutin mengkonsumsi parasetamol 1 g 3x sehari karena osteoartritis yang dideritanya.
Akhir-akhir ini pasien sering merasakan nyeri perut sehingga mengkonsumsi antasida doen
suspensi 3x1C yang dibeli di apotek. Ny.IB mengalami menopouse sejak 3 tahun lalu.
Menurut Ny.IB dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda. Pola aktifitas Ny. IB adalah
banyak duduk karena dulu dirinya bekerja di pekantoran.

Hasil pemeriksaan 20 Maret 2020


BMD (Bone Mineral Density): T-Score -3
Ca : 9,98 mg/dl
Na : 142 mmol/L
K: 47 MMOL/l
Cl : 108 mmoL/L
VAS : 7 (1-10)

Diagnosa : Osteoporosis + Osteoartritis + gastritis

Rencana terapi:
Parasetamol po 1 g 3x 1
Calcium po 1200 mg/hari
Vitamin D po 800 U/hari
Alendronate po 70 mg/minggu
Antasida doen suspensi 3x1C

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 2


LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama : Muhammad Rafi
FAKULTAS FARMASI NIM : K100170189
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : O
SURAKARTA

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI


FORM PEMANTAUAN PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny. IB


Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang :-
Umur : 59 tahun
BB/TB : 40kg/155cm
Tanggal MRS : 20 Maret 2020
Diagnosa : Osteoporosis + Osteoartritis + gastritis
Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
Nyeri pada punggung pada saat beraktivitas sehingga pasien kesulitan untuk berjalan
normal dan merasa punggungnya sedikit membungkuk, serta nyeri pada perut
II.2 ,Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)

Ny. IB nyeri pada punggung sering merasakan nyeri perut

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


Osteoartritis
II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)
-
II.5 Riwayat Sosial (Social History)
Ny.IB dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda serta pola aktifitas Ny. IB adalah
banyak duduk karena dulu dirinya bekerja di pekantoran.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 3


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1 Paracetamol Paracetamol Nyeri ringan hingga sedang, Oral 1g 3 x sehari 6 bulan -
nyeri sesudah operasi cabut terakhir
gigi, pireksia
(IONI,2017 hal 363)
2 Antasida Doen Alumunium Mengurangi kelebihan asam Oral 1C 3 x sehari - -
Suspensi Hidroksida dan lambung, gastritis, nyeri (15 mL)
Magnesium lambung, nyeri ulu hati
Hidroksida (ISO,2019 hal 311)

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL
TD
Suhu
Nadi
RR

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 20
Maret

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 4


2020
Nyeri bagian punggung +
Nyeri bagian perut +

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 5


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Eritrosit 4,0 – 5,0 (P)


Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P)
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P)
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Retikulosist % 0,5-2
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER Fl 80 – 96
Trombosit 103/µL 150 – 400
Prothrombin time/PT Detik 10-15
Activated Partial Thromboplastin
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24
Fibrinogen mg/dl 200-450
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

ALT (SGPT) < 23 (P)


U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P)
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 6


c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan 20 Maret
2020
Kreatinin 60 – 150 (P)
U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145 142
Klorid mmol/L 94 – 111 108
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 47
BUN mg/dL 8 - 25
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 9,98
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
2+
Mg mg/dl 1,7-2,3

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99


Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45
pH - 7,35-7,45
CO2 mEq/L 22-32
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Kolesterol Total mg/dL 150 – 200


HDL 45 – 65 (P)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130
Trigliserid mg/dL 120 – 190

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
20/03/20
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200
5Amilase U/L 30 – 130
T- Score Normal : ≥ -1 -3
VAS 1-10 7

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 7


IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi 20/03/
2020
Paracetamol Oral 1g 3 x/hari ✓
Calcium Oral 1,2 g 1x/hari ✓
Vitamin D Oral 800 U 1x/hari ✓
Alendronate Oral 70 mg 1 x/minggu ✓
Antasida doen Suspensi Oral 1C 3 x/hari ✓

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)

4.2.1 Obat Sebelumnya


1. Paracetamol
Menghambat sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan secara periferal menghambat pembentukan impuls nyeri;
menghasilkan antipyresis dari penghambatan pusat pengatur panas hipotalamus. (DIH, 17th edition)

2. Antasida doen:
Alumunium hidroksida: Menetralkan hidroklorida di perut untuk membentuk garam Al (Cl) 3 + H2O.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 8


Magnesium hidroksida: Mempromosikan evakuasi usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang membesar-
besarkan usus dengan peningkatan aktivitas peristaltik; bereaksi dengan asam klorida dalam lambung untuk membentuk
magnesium klorida
(DIH, 17th edition)
4.2.2 Obat yang direkomendasikan
1. Paracetamol: Menghambat sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan secara periferal menghambat
pembentukan impuls nyeri; menghasilkan antipyresis dari penghambatan pusat pengatur panas hipotalamus. (DIH, 17th
edition)
2. Antasida doen:
Alumunium hidroksida: Menetralkan hidroklorida di perut untuk membentuk garam Al (Cl) 3 + H2O.
Magnesium hidroksida: Mempromosikan evakuasi usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang membesar-
besarkan usus dengan peningkatan aktivitas peristaltik; bereaksi dengan asam klorida dalam lambung untuk
membentuk magnesium klorida
(DIH, 17th edition)
3. Calcium Carbonate :
Mekanisme Aksi Sebagai suplemen makanan, digunakan untuk mencegah atau mengobati keseimbangan kalsium
negatif; pada osteoporosis, membantu mencegah atau mengurangi laju keropos tulang. Kalsium dalam garam kalsium
memoderasi kinerja saraf dan otot dan memungkinkan fungsi jantung normal. Juga digunakan untuk mengobati
hiperfosfatemia pada pasien dengan insufisiensi ginjal lanjut dengan menggabungkan dengan diet fosfat untuk
membentuk kalsium fosfat yang tidak larut, yang diekskresikan dalam feses. Garam kalsium sebagai antasida
menetralkan keasaman lambung sehingga meningkatkan pH bula lambung dan duodenum; mereka juga menghambat
aktivitas proteolitik peptik jika pH meningkat> 4 dan meningkatkan tonus sfingter esofagus yang lebih rendah.
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 9
(DIH, 17th edition)

4. Ergocalciferol (Vitamin D) :
Merangsang penyerapan kalsium dan fosfat dari usus kecil, mendorong sekresi kalsium dari tulang ke darah;
mempromosikan resorpsi tubulus fosfat ginjal (DIH, 17th edition)
5. Alendronate :
Bifosfonat yang menghambat resorpsi tulang melalui aksi pada osteoklas atau pada prekursor osteoklas; mengurangi
laju resorpsi tulang, yang mengarah ke peningkatan tidak langsung dalam kepadatan mineral tulang. Pada penyakit
Paget, ditandai dengan resorpsi yang tidak teratur dan pembentukan tulang, penghambatan resorpsi menyebabkan
penurunan tidak langsung dalam pembentukan tulang; tetapi tulang yang baru terbentuk memiliki arsitektur yang lebih
normal. (DIH, 17th edition)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 10


4.3.1.Problem Medik
Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Subjektif : Nyeri Paracetamol - Tepat Indikasi Tidak ada Terapi tetap -Efektivitas
Punggung 1 g 3 x 1 hari Paracetamol diindikasikan untuk dilanjutkan terapi
Osteoartritis pengobatan nyeri dan demam ringan Hilangnya rasa
Objektif : hingga sedang (antipiretik / analgesik); nyeri ( DIH, 17th
VAS : 7 tidak memiliki efek antirematik atau edition)
antiinflamasi. Sudah tepat indikasi.
(DIH, 17th edition) -Monitoring
-Tepat Pasien ESO
Paracetamol kontraindikasi dengan Adanya ruam
pasien yang mengidap gangguan ( kemerahan )
fungsi hati berat dan hipersensitivias, pada kulit
Sudah tepat pasien, karena pasien (DIH, Edisi 17)
tidak mengidap gangguan fungsi hati
ataupun hipersensitivitas (ISO, 2017 :
363)
-Tepat Obat
Menurut tatalaksana pengobatan
osteoarthritis paracetamol merupakan
first line therapy untuk penyakit
osteoarthritis, sehingga Sudah tepat
obat. (Dipiro 7th edition : 1524)
-Tepat Dosis
Penggunaan paracetamol untuk
dewasa yang sedang sakit atau
demam: 325-650 mg tiap 4-6 jam, atau
1gram tiap 3-4 kali sehari. Sehingga
Sudah tepat dosis. (DIH, 17th edition)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 11


Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Subjektif : - -Calcium -Tepat Indikasi - Terapi
Carbonate Penggunaan diindikasikan untuk penggunaan - Efektifitas
Objektif: 1200 mg 1x1 hari pengobatan dan pencegahan defisiensi Calcium Obat
BMD : T-score kalsium atau hiperfosfatemia (mis., Carbonate tetap Kadar kalsium
-3 osteoporosis, osteomalacia, dilanjutkan yang harus
Osteoporosis insufisiensi ginjal ringan / sedang, dalam rentang
hipoparatiroidisme, osteoporosis 8,8-10,4
pascamenopause, rakitis); telah mg/dL
digunakan untuk mengikat fosfat. - ESO
Sehingga Sudah tepat indikasi. Hiperkalsemia
( DIH, 17th edition) (Pionas,2008)
Tepat Pasien
Dikontraindikasikan pada pasien
Hiperkalsemia, batu ginjal,
hipofosfatemia; pasien dengan dugaan
toksisitas digoxin. Sehingga Sudah
tepat pasien. (DIH, 17th edition)
Tepat Obat
Karena menjadi dietary supplement
pasien yang kekurangan kalsium
seperti Osteoartritis dan Osteoporosis.
Sehingga Sudah tepat obat.
(DIH, 17th edition)

Tepat Dosis
Penggunaan untuk orang dewasa > 51
tahun 1200mg/hari. Sehingga Sudah
tepat dosis.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12


Efektivitas
Vitamin D Tepat Indikasi - Terapi tetap
terapi: Evaluasi
dilanjutkan
Penggunaan diindikasikan untuk kembali BMD
Suplemen obat, pengobatan defisiensi
vitamin D, atau profilaksis defisiensi. dalam 1-2 tahun,
Sehingga Sudah tepat indikasi (DIH, dan nilai BMD
17th edition)
harus pada nilai
Tepat pasien normal, yaitu 1
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap atau -1
ergocalciferol atau komponen apa pun
(Dipiro, 7th
dari formulasi; hiperkalsemia; sindrom
malabsorpsi; hypervitaminosis D atau edition)
sensitivitas abnormal terhadap efek
toksik dari vitamin D. Pada pasien
tidak didapati kontaindikasi sehingga Efek samping
Sudah tepat pasien. (DIH, 17th edition)
obat: Frekuensi
Tepat Obat tidak ditentukan
Menurut algoritma terapi penyakit (DIH, 17th edition)
osteoporosis tanpa pengaruh obat atau
penyakit lain dapat diberikan calcium,
vitamin D, dan first line teraphy
sehingga Sudah tepat obat.

(Dipiro, 7th edition)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13


Tepat Dosis

Menurut algoritma terapi penyakit


osteoporosis, vitamin D dapat
diberikan 800-1000U/ hari. Sehingga
Sudah tepat dosis. (Dipiro, 7th edition)
Efektivitas

Tepat Indikasi terapi: Evaluasi


Alendronate - Terapi tetap
70mg 1x / minggu Pengobatan dan pencegahan dilanjutkkan. kembali BMD
osteoporosis pada wanita
pascamenopause; Pengobatan dalam 1-2 tahun,
osteoporosis pada pria; Penyakit dan nilai BMD
tulang pada pasien yang simtomatik,
risiko gagal di masa depan, atau harus pada nilai
dengan alkali fosfatase ≥ 2 kali lipat normal, yaitu 1
batas atas normal; Pengobatan
osteoporosis yang diinduksi atau -1
glukokortikoid pada pria dan wanita (Dipiro, 7th
dengan kandungan mineral yang
rendah, yang menerima dosis harian edition)
≥7,5 mg prednison (atau penuh). Maka
penggunaan Alendronate. Sehingga
Sudah tepat indikasi. (DIH, 17th Efek samping
edition) obat: Kejadian

Tepat Pasien efek samping


kontraindikasi terhadap pasien yang (kebanyakan GI)
Hipersensitif terhadap alendronate,
bifosfonat lain, atau komponen apa meningkat secara
pun dari formulasi; hipokalsemia; signifikan pada

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14


kelainan esofagus yang menunda pasien yang
pengosongan esofagus seperti striktur
dirawat karena
atau akalasia; ketidakmampuan untuk
berdiri atau duduk tegak selama penyakit Paget
setidaknya 30 menit; solusi oral tidak
pada 40 mg / hari.
boleh digunakan pada pasien yang
berisiko aspirasi. Sehingga Sudah (DIH, 17th edition)
tepat pasien. (DIH, 17th edition)

Tepat Obat
Alendronate merupakan first line
therapy pada osteopororsis sehingga
Sudah tepat obat. (Dipiro, 7th edition)

Tepat Dosis
dosis untuk perempuan yang sudah
menopous yaitu 70mg per minggu atau
tiap 7 hari. Sehingga Sudah tepat
dosis. ( DIH, 17th edition)

Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Gastritis Subjektif: Antasida Doen Tepat indikasi Tidak dapat Pasien diberi Efektivitas Obat:
Nyeri perut 3x 1 C Penggunaan diindikasikan untuk
diberikan edukasi terkait
monitoring untuk
Antasid, pengobatan hiperfosfatemia bersamaan penggunaan obat
Objektif: pada gagal ginjal. Sehingga Sudah dengan obat antasida dengan adanya rasa sakit
- tepat indikasi. ( DIH, 17th edition)golongan obat untuk
yang terus
Bisphosphonate, osteoporosis
Tepat Pasien contohnya harus diberi jarak menerus, disfagia,
Dikontraindikasikan pada pasien Alendronate. waktu sebab bila
atau odinofagia.
Hipofosfatemia, dan porfiria. Pada digunakan
pasien tidak didapati adanya kontra Serta dosis yang bersamaan akan (Dipiro, 10th

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 15


edition)

memberikan efek
hilangnya khasiat Efek Samping
indikasi sehingga Sudah tepat pasien.
obat osteoporosis
( IONI, 2017 : 36) Obat:
sebab
terdegradasi oleh > 10%:
Tepat Obat
antasida, (DIH
Antasid memberikan bantuan segera Gastrointestinal:
17th edition)
untuk GERD ringan dan sering
Sehingga di Konstipasi, rasa
digunakan bersamaan dengan terapi
sarankan
penekanan asam. Pasien yang sering berkapur, kram
pengonsumsian
memerlukan gejala kronis harus
antacid perut, impaksi
mendapatkan terapi supresi asam.
dikonsumsi
Antasida merupakan drug of choice tinja
diberikan lebih sebelum makan
dan first line untuk pebgobatan
besar dari dosis dan untuk obat
Gastritis, sehingga Sudah tepat obat.
harian yang harus osteoarthritis dan
(Dipiro, 9th edition) 1% hingga 10%:
dipakai. osteoporosis
dikonsumsi Gastrointestinal:
Tepat Dosis
setelah makan
Dewasa Dispepsia: Oral: 5-10 mL 4-6 Mual, muntah,
kali / hari, di antara waktu makan dan
Serta penggantian perubahan warna
sebelum tidur; dapat digunakan setiap
takaran sendok
jam untuk gejala berat. Sehingga dapat tinja (bintik putih)
yang dipakai dari
dinyatakan Tidak tepat dosis. Karena
sendok makan
dosis dalam 1 C setara 15 mL
menjadi sendok
sedangkan dosis pemakaian untuk 1 <1%:
teh dengan
hari pakai hanya 5-10 mL. (Dipiro, 7th
penggantian Hipofosfatemia,
edition)
frekuensi menjadi
hipomagnesemi
2 kali sehari.
(DIH, 17th
edition).

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis? √
medis
(Correlation between drug Adakah masalah medis yang tidak diobati √
therapy & medical problem)
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ √
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic
outcome)?
Apakah obat yang digunakan √
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan √
drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan? √ Mulai melakukan
aktivitas diawali
dengan yang ringan
untuk melatih tulang
dan otot
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk √
pasien?
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? √

Apakah lama pemberian obat sudah tepat? √

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? √

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang √


disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak √
klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg √
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan √
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap √
obat ?
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien √
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ √
kesulitan dalam penggunaan obat?

4 KESIMPULAN REKOMENDASI

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17


- Penggunaan paracetamol sudah tepat dan dapat dilanjutkan
- Penggunaan Calcium carbonate, vitamin D dan alendronate dapat dilanjutkan
- Penggunaan antasid digunakan sebelum makan dan untuk obat osteoarthritis
dan osteoporosis digunakan setelah makan.

5 KONSELING
- Edukasi terkait penyakit OA apa saja yang perlu diperhatikanselama proses
pengobatan
- Memulai aktivitas fisik dari aktivitas ringan agar dapat membiasakan tulang
dan otot
- Melakukan istirahat yang cukup jika mengalami gejala nyeri

6 DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J. A., et al, 2009, Drug Information Handbook 17th edition, Lexi-Comp for the
American Pharmacist Association.

BPOM Republik Indonesia. (2017). Informatorium Obat Nasional Indonesia


(IONI). Jakarta : BPOM www.pionas.go.id.

Dipiro et al. 2008. Pharmacoterapy a Phatophysiologic Approach 7th Edition. New York
: Mc Graw Hill.
Dipiro et al. 2015. Pharmacoterapy a Phatophysiologic Approach 9th Edition. New York
: Mc Graw Hill.
Dipiro, J. T., et al, 2015, Pharmacotheraphy: A Patophysiologic Approach (10th edition),
Mc. Graw Hill, New York.

Surakarta, 23 March 2020

Praktikan Dosen Pembimbing

(Muhammad RafiArif Noor Rohim) (Ambar Yunita Nugraheni, M.Sc., Apt)


7 LAMPIRAN
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 18
Mekanisme obat

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21
Tepat indikasi paracetamol

Guideline pengobatan Osteoartritis

Tepat dosis pengobatan paracetamol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 22


Osteoporosis

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 23


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 24
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 25
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 26
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 27
Gastritis

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 28

Anda mungkin juga menyukai