Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Diare (diarrheal disease) berasal dari kata diarroia (bahasa Yunani) yang berate mengalir terus (to flow
through), merupakan keadaan abnormal pengeluaran tinja yang terlalusering. Diare dapat menyebabkan
gangguan sistem ataupun komplikasi yang sangatberbahaya bagi penderitanya. Penularan diare
umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly, Feces, dan Finger.

Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada
2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia,nomor 3 pada bayi, dan nomor
5 bagi segala umur. Secara global setiap tahunnya adasekitar 2 miliar kasus diare dengan angka
kematian 1.5 juta pertahun. Pada negaraberkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata
mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi
yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak
(WHO, 2009).

Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, penderita diare pada
tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare adalah 2.5%. Angka ini
meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Untuk
tahun 2006, penderita diare diIndonesia adalah 10.280 orang dengan angka kematian 2.5%. Angka
kejadian diare disebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar
162ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya.

Sementara untuk Jawa Barat pada tahun 2008, jumlah penderita diare mencapai angka21 juta orang,
bahkan 799 orang diantaranya meninggal dunia akibat diare terutamapada balita (Koran Tempo, 11
Pebruari 2009). Penduduk Kabupaten Purwakartamengalami masalah kesehatan yang mengakibatkan
kasus Angka Kematian Bayi (AKB)mencapai 51,72 % pada tahun 2011.

Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri yang masuk ke makanan atau minuman, makanan
berbumbu tajam, alergi makanan, reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat
menyebabkan diare, begitu pula sejumlah penyakit tertentu.

Diare pada bayi merupakan masalah yang sebenarnya dapat dicegah dan ditangani. Terjadinya diare
pada anak tidak terlepasnya dari peran faktor perilaku yang menyebabkan penyebaran kuman, terutama
yang berhubungan dengan interaksi perilaku ibu dalam mengasuh anak dan faktor lingkungan anak
tinggal. Faktor perilakuyang menyebabkan penyebaran kuman dan meningkatkan resiko terjadinya diare
yaitutidak memberikan ASI eksklusif secara penuh pada bulan pertama kehidupan, tidak mencuci bersih
botol susu anak, penyimpanan makanan yang salah, menggunakan air minum yang tercemar, tidak
mencuci tangan saat memasak, makan sebelum menyuapi anak sesudah buang air besar, sesudah buang
tinja anak dan tidak membuang tinja dengan benar. Factor lingkungan yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berintegrasi dengan perilaku manusia.
Analisi masalah

Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dankonsistensi dari
tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar, biasanya tiga kali
atau lebih dalam sehari. Penduduk KabupatenPurwakarta mengalami masalah kesehatan yang
mengakibatkan kasus Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 51,72 % pada tahun 2011. Dari kasus
tersebut penyakit yang yang paling berpengaruh dalam peningkatan AKB adalah penyakit diare. Hal
tersebutdikarenakan sanitasi lingkungan yang ada kurang baik dan kesadaran PHBS pendudukyang
masih rendah serta fasilitas atau pelayanan kesehatan yang ada tidak mudah di jangkau oleh penduduk
karena tempatnya yang jauh.Agar terhindar dari penyakit diare, masyarakat sebaiknya memanfaatkan
pelayanankesehatan yang ada dengan baik serta melakukan pencegahannya yaitu :

1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting : sebelum makan, setelah buang
air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan

2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan
dengansinar matahari atau proses klorinasi

3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan
lain-lain)

4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki
septik.

Jika diare sudah terjadi dan menyerang tubuh, yang harus dilakukan agar tidakmemperparah diare
seharusnya segera di lakukan pengobatan :

1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang

2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu)

3. Garam Oralit

4. Khalayak yang potensial

Anda mungkin juga menyukai