Anda di halaman 1dari 12

Diare pada anak

Dita Eka Octavia (6130018011)


Definisi
Diare adalah keadaan tidak normalnya
pengeluaran feses yang ditandai dengan
peningkatan volume dan keenceran feses
serta frekuensi buang air besar lebih dari 3
kali sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari) dengan atau tanpa lendir darah
(Aziz, 2006).
Etiologi

Bakteri Virus
- Ecoli enterotoksigenic
- Shigella Sp
- Campylobacter jejuni

Protozoa
- Cryptosporidium sp

(Juffrie, 2010).
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO 2013
diare adalah penyakit kedua yang menyebabkan kematian
pada anak-anak. Sekitar 1,7 juta kasus diare ditemukan
setiap tahunnya di dunia .
Survei Mordibitas DepKes RI
dari tahun 2000–2010 menunjukkan insidensi diare cenderung
naik. Pada tahun 2000, penduduk yang terkena penyakit diare
adalah 301 per 1000 pendudukdan tahun 2010 naik menjadi 411
per 1000 (Kemenkes RI, 2011).
Manifestasi Klinis

1. 2. 3.
mula– mula anak balita menjadi Feses akan menjadi cair dan Warna tinja dapat berubah menjadi
cengeng, gelisah, demam, dan dapat disertai dengan lendir kehijau–hijauan karena tercampur
tidak nafsu makan. ataupun darah. dengan empedu.

4. 5.
Feses semakin asam sebagai akibat
Gejala muntah dapat ditemukan
banyaknya asam laktat yang berasal dari
sebelum atau sesudah diare
laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh (Parashar, 2003)
usus selama diare.
Patofisiologi
Virus atau bakteri dapat masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman. Virus atau bakteri

tersebut akan sampai ke sel–sel epitel usus halus dan akan menyebabkan infeksi, sehingga dapat

merusak sel-sel epitel tersebut. Sel–sel epitel yang rusak akan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum

matang sehingga fungsi sel–sel ini masih belum optimal. Selanjutnya vili–vili usus halus mengalami

atrofi yang mengakibatkan tidak terserapnya cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan

yang tidak terserap akan terkumpul di usus halus dan tekanan osmotik usus akan meningkat. Hal ini

menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi

akan terdorong keluar melalui anus dan terjadilah diare (Kliegman, 2006).
Tatalaksana

01 Pemberian oralit 02 Pemberian Zinc


Anak dengan usia kurang dari satu tahun Zink diberikan satu kali sehari selama 10
diberikan 50-100cc cairan oralit setiap hari berturut-turut dengan dosis untuk
setelah buang air besar dan anak dengan usia balita
lebih dari satu tahun diberikan 100-200cc
cairan oralit setiap setelah buang air besar.
Pemeberian antibiotik
03 Berikan ASI
Berikan ASI apabila anak masih 04
dan edukasi
mendapatkan ASI dan sebanyak yang anak berikan antibiotik secara selektif. Berikan edukasi
mau, serta berikan makanan dengan tentang tentang cara pemberan oralit, zink, ASI, dan
frekuensi lebih sering sampai anak berhenti makanan. Berikan informasi mengenai tanda-tanda
diare untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan
Pencegahan

Menjaga 04 01 Pemberian asi


eksklusif 6 bulan
hygienitas

imunisasi 03 02 Pembberian MPASI


sesuai umur
Komplikasi

Diare menyebabkan kehilangan cairan yang berperan penting


di dalam tubuh, seperti sodium, klorida, dan potasium.
Dehidrasi merupakan komplikasi diare yang paling
berbahaya. Gejala dari dehidrasi, yaitu turgor kulit yang
buruk, anak menjadi lebih rewel dari biasanya, lidah dan
mulut yang kering, demam tinggi, serta mata dan pipi
cekung (Kemenkes RI, 2011).
Hubungan gizi baik dengan penyakit infeksi

Antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi terdapat


hubungan sebab akibat yang timbal balik dan sangat
erat.Gizi buruk menyebabkan mudahnya terjadi infeksi
karena daya tahan tubuh yang menurun. Sebaliknya pula
infeksi yang sering diderita akan menyebabkan
meningkatnya kebutuhan gizi sedangkan nafsu makan
biasanya menurun jika terjadi penyakit infeksi, sehingga
dapat menyebabkan anak yang tadi gizinya baik akan
menderita gangguan gizi. Sehingga disini terlihat interaksi
antara konsumsi makanan yang kurang dan infeksi
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Daftar pustaka
● Aziz. Diare pembunuh utama balita. Jakarta: Graha Pustaka; 2006.
● Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S. Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Jakarta:
IDAI; 2010.
● Kemenkes RI. buletin jendela data dan informasi kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
Parashar UD, Hummelman EG, Breese JS, Miller MA, Glass RI. Global illnes and deaths caused by rotavirus disease in
children. Emergency Infectious Disease. 2003;9:565-72.
● Kliegman RM, Marcdante KJ, Behrman RE, editor. Nelson essentials of pediatric. Edisi 5. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2006.
● Kemenkes RI. Panduan sosialisasi tatalaksana diare balita. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan; 2011.
● Kemenkes RI. Buku saku petugas kesehatan lintas diare. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan; 2011.
● Departemen Kesehatan RI. 2007. Kepmenkes RI No 747/MENKES/SK/VI/2007 tentang Pedoman Operasional
Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga.
● Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Nuha Medika. Jogjakarta
● Hidayat, Yuliana, dkk. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Buruk pada Balita Di
Kabupaten Kebumen Tahun 2010.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai