Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan
pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah kami dapat membuat makalah
keperawatan pada pasien anak dengan penyakit diare.
asuhan
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
Kelompok 8
BAB 1
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan
memutus rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni
2010,
ditemukan
salah
satu
pemicu
diare
baru,
yaitu
bakteri Clostridium
difficile yang
dapat
menyebabkan
infeksi
mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat
dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan.
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga
saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal
setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta
nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami
episode diare sebanyak 1,6 2 kali per tahun.
1.2
Rumusan Masalah
1. 2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
Sebutkan upaya pertolongan pertama yang perlu segera
dilakukan terhadap
penyakit diare ?
1.3
1.3.1
1.3.2
Tujuan khusus
1.4
Manfaat
1.4.1
Dapat mengetahui
penyakit diare dan
dan
mempelajari
lebih
rinci
tentang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak
a. Pengertian Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa
anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah
(2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun).
Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar
belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.
Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep
diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak
mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai
perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan
kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Adakalanya
anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan juga adakalanya
perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini
sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna
dan akan mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia
pada anak. Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hamper sama
dengan konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak
juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi
anak menangis.Salah satu pola koping yang 6 Universitas Sumatera
Utara dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana anak lapar,
tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian
perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang
terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi perilaku social pada anak sudah
dapat dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan
Diare Akut
b.
Diare Bermasalah
c.
Diare Persisten
2.3 Etiologi
a.
b.
c.
d.
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai:
a.
Muntah
b.
c.
Panas
d.
e.
2.6 Patofisiologi
2.8 Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan
pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti
meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS)
seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila
gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya sendiri
di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru
dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan
elektrolit secara intravena merupakan pilihan utama untuk
mengganti cairan tubuh, atau dengan kata lain perlu diinfus.
Masalah dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan
untuk merawat-inapkan penderita, dengan berbagai alasan, mulai
dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah
setelah masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak
ini menyebabkan respon time untuk mengatasi masalah diare
semakin lama, dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah
yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain
selain ORS. Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab
infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh (selflimited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp,
Giardia lamblia, Entamoeba coli perlu mendapatkan terapi antibiotik
yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi
kuman.
2.9 Komplikasi
Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah: dehidrasi,
hipokalemia, hipokalsemia, disritmia jantung (yang disebabkan
oleh hipokalemia dan hipokalsemia), hiponatremia,
dan shock hipovolemik.
2.10 Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan
lingkungan yang bersih dan sehat.
a.
Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum
menyentuh makanan.
b.
c.
Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan
sanitasi standar di lingkungan tempat tinggal. Air dimasak
benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak berasa.
d.
e.
Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan,
kaki, dan muka.
f.
Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di
sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri
saat ke sekolah
g.
Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan
tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang
memadai.
h.
Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi
standar. Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga)