Laporan kasus
H I P O S P A D I A
Oleh :
dr. Prihantono
Pembimbing :
dr. A. J. Rieuwpassa, Sp.B, Sp.BP
Pendahuluan
• Hipospadia
– Greek ; Hipo = bawah, Spadon = celah
– Kelainan bawaan pada penis
– Muara urethra terletak proksimal dan ventral
ujung glans penis
– Prepusium dorsal berlebihan (dorsal hood)
– Penis angulasi keventral (chordee)
• Terbatas pada penis atau bagian dari kelainan
kompleks seperti intersex.
Insidens
• Undescensus testis
• Hernia inguinalis
• Intersexuality
Diagnosis
• Gejala klinik
– Meatus uretra tidak terdapat di ujung penis.
– Chordee pelekukan dan pembengkokan
batang penis
– Bentuk penis yang abnormal (kulit penis
bagian ventral kurang atau tidak ada sama
sekali)
– Kesulitan mengarahkan aliran urine
– Penis melengkung ke arah bawah yang tampak jelas
saat ereksi problem infertilitas.
– Stenosis (hipospadia meatus)
– Terjadi peningkatan insidens undesensus
testis.
Diagnosis
Pemeriksaan Lab. X-Ray, & Endoskopik
Anamnesis
keluhan utama: Penis bengkok.
Dialami sejak lahir, penis membengkok, bila kencing tidak
diujung penis, air kencing merembes kebawah, air kencing
memancar menyebar, bila penis tegang kadang terasa
nyeri. Tidak ada riwayat panas bila kencing. Tidak ada
riwayat keluarga dengan penyakit serupa.
Pemeriksaan fisik
Status generalis: Sakit ringan dengan gizi baik dan sadar.
Status vitalis : T: 100/70 mmHg, N: 76 x/mnt, P: 20 x/mnt, S:
37,1C
Pemeriksaan fisik
Status lokalis
Pada genitalia externa ditemukan:
• Penis : tampak belum disunat, penis
bengkok, prepusium bagian dorsal
berlebih, muara OUE berada di distal
corpus penis.
• Scrotum : Warna kulit gelap dibanding
sekitar, tak tampak tanda radang, teraba
dua buah testis sama besar.
• Perineum: Warna kulit sama dengan
sekitar
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Hemoglobin: 13,5 g% GDS: 92 CT: 2’00’
Lekosit: 7800 mg/dl SGOT: 49 BT: 7’00”
Erytrosit: 5.380.000 mg/dl SGPT: 27 PT: 14,2
Trombosit: 266.000 mg/dl Ureum: 20A PTT: 38,4
Hematokrit: 40,1 % Creatinin: 1,11 HbsAg: -
Foto Thorax
Dalam batas normal
Foto Klinis
Penatalaksanaan
Two stage operation ( Stage 1: Chordectomy, Stage 2:
Urethroplasty )
Operasi I : Chordectomy
• Pasien dalam posisi supine dibawah general anestesia
• Prosedur desinfeksi dan drapping
• Insersi catheter silicon no. 14, keluarkan urine.
• Infiltrasi lidocain dan adrenalin pada ventral penis
• Insisi kulit sejajar dengan urethra
• Eksisi chordae sampai bersih
• Tes ereksi dengan menyuntikkan normal saline pada corpus
cavernosus
• Penis telah lurus
• Jahit luka operasi
• Operasi selesai
Operasi 1 : Chordectomy
Post operasi
• IVFD RL: D5% 2:3 28 tts/mnt
• Injeksi antibiotik, Injeksi analgetik
• Rawat luka operasi
• Pasien dilepas catheter hari ke-10
• Pasien dipulangkan hari ke-13
• Informed consent kepada pasien dan
keluarga tentang operasi stage 2.
Follow up post chordectomy
Meatus
urethra edem
Pro Operasi tahap II: Urethroplasty
Anamnesis
Pasien telah menjalani operasi hipospadia tahap
pertama 7 bulan lalu, sekarang akan menjalani operasi
tahap kedua. Tidak ada riwayat sering demam, tidak ada
riwayat nyeri sewaktu kencing, tidak ada riwayat kencing
panas.
Pemeriksaan fisik
• Status generalis: Sakit ringan dengan gizi baik dan sadar.
• Status vitalis: T: 110/70 mmHg, N: 84 x/, P: 20 x/, S:
37,2C
• Status lokalis: pada genitalia externa ditemukan
• Penis: tampak penis telah lurus, OUE midshaft
penis.
tak tampak tanda radang
• Scrotum : warna kulit gelap dibanding sekitar, radang
(-)
teraba dua buah testis sama besar.
• Perineum: warna kulit sama dengan sekitar
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
• WBC: 7,19x103/dl Glucose: 113mg/dl Prot Total : 7,5 gr/dl
• RBC : 5,37x106/dl Ureum : 17 mg/dl Albumin : 4,6 gr/dl
• Hb : 15,3 gr/dl Kreatinin: 1,3 mg/dl PT : 12,8 detik
• PLT : 445.000/Ul SGOT: 19 APTT: 32,8 detik
• LED : 10/19 SGPT : 17
Foto Thorax
Tak tampak kelainan radiologis pada foto thorax
Diagnosis
Hypospadia medius type midshaft penile post
chordectomy
Operasi II : Urethroplasty
• Pasien posisi supine dalam pengaruh general
anestesi
• Prosedur desinfeksi dan drapping
• Identifikasi muara urethra externa, pasang
kateter silicon, keluarkan urin.
• Insisi paramedian kiri dan kanan, dilakukan
undermining, dilakukan penutupan kateter
dengan kulit sebagai tract urethra.
• Over hecting di jaringan kulit penis.
• Operasi selesai
Operasi 2 : Urethroplasty