Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT DIARE

Disusun oleh:
Rizkia Amilia (060105131)
Mulia Dian S (060105132)
Rosha nera N (060105133)
Yozi Pernanda (060105135)
Noor Fajar Aini S (060105136)

PROGRAM STUDI D3 ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ’AISYIYAH
YOGYAKARTA
2008

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan
kematian pada bayi dan anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di
Indonesia masih sebesar 195 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan yang
tertinggi di antara negara-negara di Asean
Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak antara lain adalah
menghambat proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat
menurunkan kualitas hidup anak di masa depan.
Ditinjau dari sudut etiologinya, diare dapat disebabkan oleh berbagai
faktor di antaranya infeksi mikroba, intoksikasi, malabsorpsi, malnutrisi, alergi,
immunodefisiensi. Gejala penyakit yang ditimbulkan bervariasi mulai dari yang
paling ringan sampai dengan yang paling berat. Di kalangan masyarakat luas
gejala penyakit diare dikenal dengan berbagai istilah sesuai dengan daerahnya
antara lain mencret, murus, muntaber, buang-buang air.
Beraneka ragamnya penyebab dan bervariasinya gejala penyakit yang
ditimbulkannya sering menimbulkan kesulitan dalam penatalaksanaan diare,
sehingga pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak tepat sesuai dengan
etiologinya.
Terapi yang tidak tepat bisa mengakibatkan terjadinya diare
berkepanjangan (prolonged diare) atau bahkan berlanjut menjadi diare khronik
(diare persisten). Oleh karena itu mengetahui secara lebih mendalam faktor-faktor
penyebab (etiologi) diare akan sangat membantu upaya penatalaksanaan diare
akut secara tepat dan terarah.
Pada dekade tahun 1950 s/d 1970-an, di negara-negara berkembang
(termasuk Indonesia) hanya sekitar 20% etiologi diare akut dapat diketahui. Pada
waktu itu penyakit diare akut di masyarakat (Indonesia) lebih dikenal dengan
istilah "Muntaber".

2
Penyakit ini mempunyai konotasi yang mengerikan serta menimbulkan
kecemasan dan kepanikan warga masyarakat karena bila tidak segera diobati,
dalam waktu singkat (48 jam) penderita akan meninggal. Kematian ini
disebabkankarena hilangnya cairan elektrolit tubuh akibat adanya dehidrasi.
Kemudian diketahui bahwa penyebab muntaber adalah kuman Vibrio
cholera biotype El-Tor dan sesuai dengan nama penyebabnya tersebut maka
kejadian wabah yang sering terjadi pada waktu itu lebih populer dengan istilah
wabah Cholera El-Tor". Kejadian wabah cholera El-Tor di Indonesia yang
pertama kali diketahui terjadi di Makasar (Ujung Pandang) pada tahun 60-an
dengan menimbulkan sejumlah kematian. Wabah cholera ini kemudian diketahui
sering terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia.
Berkat pesatnya perkembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di
bidang mikrobiologi, penemuan baru bidang etiologi diare terus bermunculan
sehingga memperluas wawasan spektrum etiologi diare akut yang disebabkan oleh
mikroba.
Bakteri Escherichia coli yang pada waktu itu dianggap sebagai mikroba
komensal di dalam usus manusia, ternyata beberapa strain di antaranya diketahui
merupakan penyebab diare akut baik pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa.
Sekarang telah dikenal tiga group E. coli sebagai penyebab diare akut yaitu Entero
Toxigenic E. coli (ETEC), Entero Pathogenic E. coli (EPEC) dan Entero-Invasive
E. coli (EIEC). Selanjutnya pada dekade 1970 s.d 1980-an telah ditemukan
beberapa jenis mikroba.

Tujuan :
1. Untuk memenuhi tugas praktikum epidemiologi
2. Untuk mengetahui angka kejadian pada penderita diare
3. untuk mengetahui pengertian, penyebab, serta penatalaksanaan diare
4. untuk mengetahui epidemiologi deskriptif penyakit diare
5. untuk mengetahui model penyebaran penyakit diare
6. untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh pada penyakit diare

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali
dalam satu hari dan biasanya berlangsung 2 hari atau lebih.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh
sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak
dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa khususnya
pada anak dan orang tua

B. Penyebab Diare
1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
dan minuman
2. Infeksi dari berbagai macam virus
3. alergi makanan, khususnya susu atau laktosa ( makanan yang mengandung
susu )
4. parasit yang masuk ketubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.

C. Komplikasi Akibat Terjadinya Diare


Akibat diare, kehilangan cairan elektroit secara mendadak dapat terjadi
komplikasi yang terdiri atas dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik,
atau hipertonik ), renjatan hipovolemik, hipokalemia ( dengan gejala
metoroismus, hipotoni oto, lemah , bradikardia) , hipoglikemia, intoleransi
sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase,
malnutrisi energi protein akibat mintah dan diare jika lama atau kronis.
( Ngastiyah, 1998)
Diare yang berkepanjangan akan beresiko terjadinya dehidrasi. Jika
dehidrasi tersebut tidak bisa ditangani dan terus meningkat dari dehidrasi ringan,
sedang, dan berat, maka diare dapat menyebabkan kematian.

4
D. Penatalaksanaan Diare
1. dehidrasi ringan dan sedang tanpa mintah TRO ( Terapai Rehidrasi Oral ) ,
oralit, larutan gula garam, cairan lain sebanyak yang diinginkan.
Keseimbangan cairan positif ( yang masuk lebih banyak dari yang keluar ).
2. dehidrasi sedang dengan muntah dan atau diare TRO, oral, larutan gula
garam, cairan lain sebanyak yang diinginkan. TRP ( Terapai Rehidrasi
Parental )
Jenis cairan ¼ S ( Umur ≤ 3 bulan ), D ½ S (umur lebih dari 3 bulan )
Kebutuhan cairan : 150-200 ml/ Kg BB / 24 jam dengan tetesan rata-rat
3. Dehidrasi berat
TRP jenis cairan : RL
D ¼ S atau D ½ S
Kebutuhan cairan : 200 ml / Kg BB / 24 jam. Tetesan 4 jam pertama ½
dari kebutuhan cairan, 20 jam berikutnya setengah dari sisanya.
TRO bila sudh memungkinkan
4. KCL oral 225 mg/Kg BB / 24 jam, maksimal 3 X 500 mg
5. penyebab virus tanpa pengobatan
6. penyebab amuba : methronidasael 50 mg / Kg BB 24 jam
7. Penyebab alimintasi pengaturan diet
8. Untuk bayi dan balita, teruskan minum Air Susu Ibu

E. Pencegahan Diare
1. Mencuci tangan memakai sabun dengan benar pada 5 waktu penting yaitu
– sebelum makan
- sesudah buang air besar
- sebelum memegang bayi
- setelah menceboki anak
- sebelim menyiapkan makan
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah antara lain dengan
cara merebus , pemanasan dengan sinar matahari, atau proses klorinasi .

5
3. pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
( lalat, kecoa, lipas, kutu, dll )
4. membuang air besar dan air kecil pada tempatanya sebaiknya menggunkan
jamban dengan tengki septik

6
BAB III
PEMBAHASAN
A. KASUS
Minggu, 6 Mei 2007
Warga Sulsel Paling Banyak Terkena Diare

Warga Sulsel ternyata belum mampu menerapkan pola hidup sehat dan
bersih lingkungan. Buktinya, dari sekian banyak penyakit, warga provinsi ini
paling banyak diserang penyakit diare (mencret).
Berdasarkan data yang diperoleh di Dinkes Sulsel, Diare adalah penyakit
terbanyak yang diderita masyarakat. Sejak Januari hingga Maret 2007 penderita
diare sebanyak 22.895 orang.
Kepala sub bidang pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan Dinkes
Sulsel, dokter Anwar kepada BKM Jum’at (4 Mei) mengakui, angka pendrita
penyakit diare adalah yang terbanyak. Bahkan, dibandingkan tahun 2006 lalu ada
kecendrungan jumlah penderita diare meningkat.
Pada Januari hingga Maret 2006 lalu penderita diare hanya 11.324.
peningkatan jumlah penderita diare ini harus menjadi bahan evaluasi. Lebih jauh
Anwar mengungkapkan, jika penderita penyakit diare ditemukan diseluruh
kabupaten/kota. Menurut survailence terpadu penyakit berbasis puskesmas yang
dilakukan sejak Januari hingga Maret 2007.
Untuk penderita diare masih menurut data kasus surveilance, paling banyak
diderita oleh warga berusia antara 1-4 tahun, atau yang masih tergolong balita.
Pada usia ini, jumlah penderita balita sejak Januari hingga Maret 2007 sebanyak
7.379 orang.
Data surveilans menyebutkan penderitra diare dari warga Sulsel yang
berusia 5-9 tahun mencapai 2.955. usia 10-14 tahun sebanyak 1.746 orang, usia
15-19 tahun sebanyak 1.467 orang, usia 20-44 tahun sebanyak 4.857 orang, usia
45-54 tahun sebanyak 1.956 orang, usia 55-59 tahun sebanyak 856 orang, usia 60-
69 tahun sebanyak 1.125 orang dan di atasusia 70 tahun sebanyak 554 orang.

7
Anwar mengungkapkan, untuk penderita diare paling banyak balita. Untuk
itu, para orang tua diharapkan bisa menjaga kebersihan makanan dan lingkungan
mereka, terutama bagi anak-anak mereka yang masih kecil.
Penyakit diare yang diderita anak balita banyak dikarenakan alergi susu
karena pada umur-umur tersebut terjadi penyapihan ASI dengan susu formula,
selain itu dari sisi penyebaran, diare paling banyak menyerang warga kota
Makasar. Selain jumlah penduduk kota Makasar relatif tinggi, kondisi lingkungan
juga menjadi salah satu faktor yang membuat warga kota ini banyak menderita
diare.
Naisyah mengemukakan bahwa hal ini disebabkan karena jumlah penduduk
Makasar lebih banyak dibanding daerah lain sehingga angka penderitanya juga
masih banyak. Namun demikian, kata Naisyah Dinas yang dia pimpin telah
melakukan berbagai upaya untuk mengurangi angka penyakit diare. Diantaranya
melakukan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan melakukan
penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan melakukan kapurisasi di rumah
warga yang menggunakan sumur.

8
B. ANALISIS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DIARE
Kasus kejadian diare diatas termasuk dalam analisis epidemiologi deskriptif.
Epidemiologi deskriptif adalah epidemiologi yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa memandang perlu
mencari jawaban terhadap factor-faktor penyebab timbulnya penyebab timbulnya
masalah kesehatan tersebut (Drs. Nasrul Effendy, 1998).
Epidemiologi deskriptif terdiri dari:
1. What
Penyakit diare adalah penyakit buang air besar dalam bentuk cairan lebih
dari 3 kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama 2 hari atau lebih
(Ngastiyah, 1997).
Jumlah penderita diare pada kasus diatas yaitu 22.895 penderita dengan klasifikasi
menurut umur sebagai berikut: balita (1-4 tahun) sebanyak 7.379 balita, 5-9 tahun
sebanyak 2955 orang, 10-14 tahun sebanyak 1746, 15-19 tahun sebanyak 1467
orang, 20-44 tahun sebanyak 4857 orang, 35-54 tahun sebanyak 1956 orang. 55-
59 tahun sebanyak 856 orang, dan 60-70 tahun 1679 orang.
Dibandingkan kejadian diare sebelumnya yaitu pada tahun 2006, jumlah
penderita diare hanya 11.324 orang, jadi kenaikannya mencapai 6, 3%.

2. Who
Dari kejadian diare pada kasus diatas, penyakit diare paling banyak terjadi
pada balita usia (1-4 tahun), anak serta orang dewasa.
Penyakit diare dapat terjadi pada usia balita karena:
- Factor infeksi yaitu infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan
oleh bkteri, virus dan parasit).
- Faktor infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
otitis media akut, tonsilitis/tonsilo faringitis dll).
- Factor malabsorbsi seperti intoleransi laktosa, lemak, protein.

9
Penyakit diare dapat terjadi pada anak karena:
- Beberapa faktor penyebab sama seperti faktor penyebab pada usia balita,
akan tetapi yang paling banyak disebabkan karena infeksi enteral.
Penyakit diare dapat terjadi pada orang dewasa karena:
- Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan)
- Faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

3. When
Kejadian diare pada kasus diatas terjadi pada tahun 2007 dari bulan january
sampai maret.
Terjadinya peningkatan kejadian diare karena pada tahun tersebut karena pada
tahun tersebut, jumlah penduduknya masih relatif tinggi.

4. Where
Kejadian diare pada kasus diatas terjadi di makasar, sulawesi selatan. Terjadinya
peningkatan karena jumlah penduduk Makasar lebih banyak dibanding dengan
daerah lain sehingga angka penderitanya juga banyak.

B. Model Terjadinya Penyakit Diare


Penyakit diare merupakan penyakit menular, sehingga penyakit diare
termasuk dalam model penyakit segitiga epidemiologi.

Host

Agent Environment

10
Untuk penyakit diare:
- penjamu (host) : terkait dengan umur yaitu balita usia 1 sampai 4
tahun,anak dan orang dewasa.
- Agent (golongan biologik) yang menyebabkan adalah bakteri e.coli,
parasit (cacing, protozoa dll) dan virus (rotavirus, enterovirus dll).
- Lingkungan fisik yaitu daerah geografis yang jumlah penduduknya
banyak.
Terjadinya penyakit diare pada balita, anak dan dewasa dapat dijelaskan melalui
gambar timbangan sebagai berikut:
1. Terjadinya penyakit diare karena daya tahan seseorang berkurang,
sehingga keadaan ini menyebabkan seseorang menjadi sakit diare.

2. Terjadinya penyakit diare karena kemampuan bibit penyakit meningkat.

3. Terjadinya penyakit diare karena perubahan lingkungan yaitu peningkatan


jumlah penduduk, menyebabkan lingkungan yang kondisi kebersihannya
buruk sehingga dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit diare.

Variabel-variabel yang berpengaruh

11
1. Variabel Man
Terjadi pada balita dan orang dewasa.
Penyebaran diare dapat dilihat dari:
Umur yaitu, ada kaitannya dengan daya tahan tubuh. Pada balita daya
tahan tubuhnya masih kurang sehingga menyebabkan mereka mudah terserang
penyakit diare. Sedangkan pada orang dewasa karena pekerjaannya
2. Variabel Place
Penyebaran penyakit diare terjadi di Makasar Sulawesi Selatan yang terjadi
peningkatan jumlah penduduk sehingga mengakibatkan lingkungannya kotor
Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah diare disuatu daerah yaitu:
a. keadaan geografis, misalnya letak wilayah yang saling berdekatan sehingga
jika terdapat penyakit diare pada suatu wilayah maka akan mudah menyebar
ke wilayah yang lain.
b. Keadaan Penduduk
Diare paling banyak terjadi warga kota karena banyak ibu-ibu yang tinggal di
daerah kota tidak memberikan ASI eksklusif. Selain itu jumlah penduduk
Makasar lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain sehingga angka
penderita diare juga masih tinggi.
3. Variabel Time
Penyebaran penyakit diare bisa diketahui melalui:
a. Kecepatan perjalanan penyakit
Apabila pada penyakit diare dalam waktu yang singkat menyebar dangan
cepat, berarti perjalanan penyakit diare tersebut akan berlangsung dengan
cepat.
b. Lama terjangkitnya suatu penyakit
Lama terjangkitnya suatu penyakit diare dapat pula diketahui yakni dengan
memanfaatkan tentang waktu terjangkitnya penyakit diare dan waktu
lenyapnya penyakit diare tersebut.
Sehingga penyebaran diare pada Januari-Maret tahun 2006 dan 2007 penderita
diare meningkat.

12

Anda mungkin juga menyukai