Anda di halaman 1dari 4

Nama : Estin Nirmala Gea

NIM : 1903003

Mata Kuliah : Sistem Informasi Kesehatan

Tugas

Masalah Sistem Informasi Kesehatan Di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara

Pelaksanaan SIK di Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara masih manual sehingga


data yang dihasilkan tidak tepat waktu, tidak akurat dan tidak tepat.

Pengelolaan atau pelaksanaan SIK belum online, semuanya masih manual. Tidak ada
pedoman dalam penyelenggaraannya. Pengumpulan data dilakukan oleh setiap pemegang
program dan pembina desa/bidan desa. Pengiriman data dibawa langsung oleh petugas dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan. Pengolahan data sebagian sudah menggunakan komputer namun
ada juga yangmasih tulis tangan. Sebagian besar Puskesmas belum ada Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang SIK dan tidak ada pelatihan khusus. Tidak ada dana khusus untuk SIK, dana
diambil dari kas Puskesmas. Sarana dan prasarana SIK untuk komputer belum lengkap/tidak
merata. Kendala pelaksanaan SIK menyangkut keterbatasan anggaran, masalah listrik, tidak
tersedianya sarana prasarana seperti komputer dan internet, tidak adanya tenaga khusus bidang
SIK, serta masalah keterlambatan.Kesimpulan:Pelaksanaan SIK di Puskesmas Kabupaten
Minahasa Tenggara belum berjalan sebagaimana mestinya.

Pengelola SIK di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara mengatakan bahwa


kendala yang paling sering dalam pelaksanaan SIK adalah masalah keterlambatan dari setiap
puskesmas mengumpulkan laporan ke Dinas Kesehatan. Menurut Kepala Puskesmas Ratahan
kalau tidak dilakukan pemantauan petugas pembina desa dan pemegang program biasanya
terlambat. Karena keterlambatan tersebut sehingga laporan yang semestinya diperiksa dan
didisposisi oleh Kepala Puskesmas seringkali sudah tidak diperiksa, langsung ditandatangini oleh
Kepala Puskesmas dan dimasukkan ke Dinas Kesehatan.Saat petugas SIK akan merekap data
yang dikumpulkan pengumpul data, seringkali ada data-data yang tidak lengkap. Menurut salah
satu petugas SIK yang diwawancarai, jika ada data yang tidak lengkap maka ia akan
melengkapinya. Sebab jika data tidak lengkap akan ada sanksi dari atasan. Jika seperti itu maka
data yang dihasilkan tidak lagi akurat.

Data yang tidak lengkap dan akurat dapat berpengaruh pada proses pengambilan
keputusan, seperti yang dikatakan oleh Bagja (2010) dalam penelitiannya tentang Membangun
Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Cibaregbeg yaitu keterlambatan informasi yang
diperlukan dapat menyebabkan tertundanya pencapaian tujuan, adanya kejenuhan sumber daya
manusia yang mengolah data sehingga informasi yang disajikan menjadi tidak akurat lagi, serta
pelaksanaan SIK yang masih manual dari proses pengumpulan data sampai perekapan data akan
mengalami keterlambatan. SIK yang masih manual juga menyebabkan adanya perbedaan data
antara data yang terdapat di pusat dan yang ada di Puskesmas. Sebagai contoh dalam Data Dasar
Puskesmas Kondisi Desember 2011 (Kementerian Kesehatan RI) jumlah tenaga kesehatan di
Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara berjumlah 336. Sementara dalam profil Dinas
Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Kabupaten
Minahasa Tenggara tahun 2011 berjumlah 383.Selain masalah keterlambatan, masalah anggaran
juga ikut menjadi kendala dalam pelaksanaan SIK di Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara.
Diakui pengelola SIK di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara bahwa untuk anggaran
dalam pelaksanaan SIK memang masih terbatas. Juga ada masalah listrik, tidak tersedianya
sarana prasarana seperti komputer dan internet sehingga pelaksanaan SIK belum dapat
berjalandengan optimal.Masalah SDM di bidang SIK juga ikut menjadi kendala, dimana tidak
ada SDM khusus di bidang SIK.

Petugas yang ada sekarang ini hanya rangkap-rangkap, serta tidak tersedianya fasilitas
penunjang dalam pelaksanaan SIK juga menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariany (2012) dengan judul Penerapan Sistem Informasi
Kesehatan Di Kabupaten Pandeglang, mengatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam
penerapan SIK di Puskesmas yaitu belum tersedianya perangkat keras komputer untuk seluruh
Puskesmas yang ada di Kabupaten Pandeglang, minimnya anggaran, serta kurangnya keahlian
pegawai Puskesmas dalam komputer dan teknologi informasi.Dalam pelaksanaan SIK di
Puskemas dilakukan pengawasan. Pengawasan ini dilakukan oleh Kepala Puskesmas, bidan
koordinator, atau dokter-dokter yang ada di Puskesmas. Pengawasan ini bertujuan untuk
mengontrol kegiatan SIK di Puskesmas.Mengatasi kendala-kendala yang dihadapi, ada kebijakan
yang sudah dibuat untuk mengatasi masalah keterlambatan yaitu dilakukan deadlinedi
Puskesmas dan juga denda administratif di Puskesmas dan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa Tenggara. Sementara untuk masalah dana menurut pengelola SIK Dinas Kesehatan
Kabupaten Minahasa Tenggara, pada tahun 2013 ini akan dianggarkan dana khusus untuk SIK.

Analisa berdasarkan :

 Perangkat keras, dari masalah system informasi kesehatan pada Dinas Kesehatan
Minahasa Tenggara khususnya di puskesmas kabupaten Minahasa tenggara ada banyak
kendala yang terdapat sehingga penyampaian informasi sering terlambat karena tidak
tersedia alat pengolah data seperti computer. Pengelolaan atau pelaksanaan SIK di
Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara belum online, semuanya masih manual dan
Menghasilkan informasi yang up to date karena laporan dilakukan per bulan. di
puskesmas kabupaten minahasa tenggara tidak semua terdapat komputer hanya beberapa
sehingga ada yang masih tulis tangan dikarenakan tidak tersedianya komputer.
 Perangkat lunak, sistem yang digunakan disini masih manual dimana pemanfaatan
computer yang tidak baik mempengaruhi sistem pengolahan data, seperti pencairan data
pasien yang sangat lama Karena tidak menggunakan Database Server.
 Sumber Daya Manusia (SDM), di Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara Masalah
SDM di bidang SIK juga ikut menjadi kendala, dimana tidak ada SDM khusus di bidang
SIK. Petugas yang ada sekarang ini hanya rangkap-rangkap, serta tidak tersedianya
fasilitas penunjang dalam pelaksanaan SIK juga menjadi kendala dalam pelaksanaannya.
 Biaya, Sistem Informasi Kesehatan dalam pelaksanaannya menggunakan dana yang
bersumber dari kas puskesmas, yang merupakan dana BOK dan dana bantuan dari Dinas
Kesehatan per triwulan. Berdasarkan penjelasan pengelola SIK di Dinas Kesehatan
Kabupaten Minahasa Tenggara, anggaran untuk sistem informasi kesehatan memang
masih kurang. Keterbatasan anggaran inilah yang menyebabkan pelaksanaan SIK di
puskesmas masih manual. Sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan SIK di
Puskesmas meliputi komputer, printer, dan ATK (Alat Tulis Kantor). Namun untuk
komputer, tidak terdistribusi secara merata karena tidak semua Puskesmas terdapat
komputer.
 Tidak adanya petugas yang ahli dalam mengolah data system informasi kesehatan,
sehingga ada banyak data yang terlambat pengirimannya, karena dalam pembuatannya
kadang banyak yang salah sehingga mengulang lagi.
 Tidak terdapat pedoman dalam penyelenggaraan SIK.
 Pengumpulan data di Puskesmas dilakukan oleh setiap pemegang program di Puskesmas
dan pembina desa/bidan desa.
 Pengiriman data dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan belum menggunakan internet.
Laporan dibawa langsung oleh petugas Puskesmas ke Dinas Kesehatan sehingga
seringkali terjadi keterlambatan.
 Kendala-kendala pelaksanaan SIK menyangkut keterbatasan anggaran, masalah listrik,
masalah keterlambatan, tidak tersedianya sarana prasarana seperti komputer dan internet,
serta tidak adanya tenaga yang khusus bidang SIK.

Solusi Masalah Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas Minahasa Tenggara

Sehubungan untuk meningkatkan pelaksanaan SIK di Puskesmas Kabupaten Minahasa


Tenggara, maka perlu diberikan solusi sebagai berikut:

 Mengadakan pengadaan merata berupa komputer kepada semua puskesmas yang ada di
Minahasa Tenggara.
 Memberikan pedoman dalam penyelenggaraan SIK
 Melaksanakan pelatihan mengenai SIK kepada petugas yang ada di
Puskesmas.d.Memberikan usulan peningkatan anggaran untuk kegiatan Sistem Informasi
Kesehatan
 Pembagian tugas yang merata kepada petugas yang ada khususnya dalam hal pembagian
program.
 Menambah bidang khusus yang menangani SIK di Puskesmas serta petugas yang
memahami dan memiliki keahlian di bidang SIK.
 Mengusulkan pelatihan mengenai SIK ke Dinas Kesehatan.
 Merencanakan anggaran dalam pelaksanaan SIK di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai