Anda di halaman 1dari 11

Analisis penggunaan simpus

dan lb pada fasilitas layanan


kesehatan (puskesmas)
1. Jurnal “ Efektifitas SIMPUS Terhadap Pelayanan Kesehatan Primary Care
BPJS di UPTD Puskesmas Unaaha Kabupaten Konawe Tahun 2020 “

UPTD Puskesmas Unaaha mendukung terlaksananya pelayanan BPJS di puskesmas


maka sistem ini diimplementasikan oleh seluruh puskesmas yang ada di Indonesia,
termasuk di 24 puskesmas Kab. Konawe. Pelaksanannya antara lain :

a. Protokol Akses Jaringan Internet


b. Proses Pelaporan
c. Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Jurnal “Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dengan Metode HOT-FIT di Puskesmas Gatak “

1. Pelatihan SIMPUS sudah dilaksanakan dari Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas


Gatak yaitu dengan in house training, pelatihan dilakukan kepada semua petugas yang
menggunakan SIMPUS, namun belum semua petugas memahami penggunaan SIMPUS.
2. Standar Operasinal Prosedur SIMPUS sudah ada namun belum ada SOP disetiap poli
untuk entri data, sehingga langkah-langkah pengoperasian SIMPUS untuk entri data masih
jadi satu dengan SOP SIMPUS.
3. Puskesmas Gatak untuk koneksi wifi yang digunakan terkadang loading lama, sehingga
memperlambat pelayanan.
3. Jurnal “Analisis Penggunaan Sistem Informasi
Puskesmas di Puskesmas Panggangg II Gunung Kidul “

SIMPUS yang diimplementasikan di Puskesmas Panggang II sebenarnya memiliki banyak


modul yang dapat memudahkan pengguna dalam melakukan pengelolaan data pelayanan
yang ada di Puskesmas Panggang II. Berdasarkan wawancara dan observasi dengan salah
satu staf rumah sakit, pelaksanannya yaitu :

A. Persepsi Kemudahan Penggunaan : simpus mudah dipahami, simpus mudah


diperasikan.
B. Persepsi Kebermanfaatan : simpus meningkatkan kinerja, simpus mempercepat
pekerjaan, simpus bermanfaat, simpus memberikan informasi sesuai dengan format.
C. Intensitas Perilaku Penggunaan Sistem Informasi : hampir digunakan setiap hari.
D. Penggunaan Informasi Secara Aktual : penggunaan kurang lebih 8 jam perhari
4. Jurnal “Analisis Penerimaan SIMPUS Ditinjau dari Persepsi
Pengguna di Puskesmas Mojoagung dengan Metode TAM “

Puskesmas Mojoagung telah menerapkan SIMPUS hingga saat ini,


pelaksanaan SIMPUS tersebut sudah terintegrasi mulai dari awal
pelayanan berupa pendaftaran sampai dengan akhir pelayanan yaitu
pelaporan serta telah terintegrasi dengan BPJS. Kendalanya
pengguna merasa kemampuan data keluaran dari sistem kurang
akurat dan komplit serta output yang dihasilkan SIMPUS masih
terjadi duplikasi pada identitas pasien yang mengakibatkan petugas
harus mencocokkan data dahulu dengan data sekarang untuk
mengubah data pasien data yang benar.
5. Jurnal “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) dengan Model Human Organization Technology (Hot)-Fit di
Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor Tahun 2019 “

Puskesmas Tanah Sareal memiliki 2 jaringan yaitu jaringan milik Puskesmas Tanah
Sareal dan jaringan dari Diskominfo, namun sering terjadi permasalahan menurut
informasi lain SIMPUS mengalami permasalahan karena adanya 2 versi yaitu versi 1
dan versi 2. Puskesmas Tanah Sareal masih menggunakan versi 1 yang belum
terintegrasi dengan P-care.

- Aspek Technology pada variabel kualitas sistem mempunyai hubungan signifikan


dengan kinerja SIMPUS di Puskesmas Tanah Sareal.
- Aspek Human pada hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
signifikan antara organisasi dengan kinerja SIMPUS di Puskesmas Tanah Sareal.
- Aspek Organization tidak ada hubungan signifikan dengan kinerja SIMPUS di
Puskesmas Tanah Sareal.
 
6. Jurnal “Analisis Penyebab Tidak Digunakannya Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(Simpus) dalam Penerimaan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kalimas Kecamatan
Randudongkal Kabupaten Pemalang “

Berdasarkan aspek manusia (Man), masih kekurangan tenaga untuk


mengoperasikan Simpus dan untuk pelaksana pendaftaran atau perekam
medis di Puskesmas Kalimas belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan
khusus terkait Simpus.
Berdasarkan aspek cara pelaksanaan (Method), belum ada kewajiban dari
Dinas Kesehatan untuk menggunakan Simpus, sehingga dalam penerimaan
pasien dilakukan secara manual.
Berdasarkan aspek bahan pendukungnya (Material), tahun 2016 Dinas
Kesehatan pernah membuat aplikasi Simpus namun Simpus tersebut
terintegrasi dengan Disdukcapil.
Berdasarkan aspek sarana prasarana pendukung (Machine), kurangnya
komputer dibagian penerimaan pasien karena hanya terdapat 1 (satu)
komputer, sedangkan pelaksana yang ditempatkan dibagian
pendaftaran 3 orang.
Berdasarkan aspek dana (Money), tidak adanya anggaran untuk
pengadaan sarana prasarana Simpus seperti anggaran untuk computer.
7. Jurnal “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (Simpus) Di Puskesmas Bangkinang Kota “

Pada Awal beroperasinya pihak Puskesmas mempunya 5 unit pelayanan,


yaitu Admin, loket, POLI (dewas dan Anak) kasir dan Apotik, Sesuai
dengan berjalanan waktu, karena masalah gangguan kapasitas jaringan
akhirnya sekarang jaringan yang aktif hanya 2 unit saja, yaitu di loket dan
PIKER (BPJS) Kendala lain selain kurang baikknya jaringan yang
membuat tidak berjalannya system ini adalah karena tidak adanya tenaga
IT yang siaga setiap saat untuk memperbaiki jaringan yang rusak
8. Jurnal “Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (Sim) Di Puskesmas
Sipatana Menggunakan Metode Human Organization Technology Fit (Hot-
Fit) “

Puskesmas Sipatana dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus)


Menggunakan Metode HOT-Fit, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Sipatana dari
aspek Human dikategorikan baik (3,10).
- Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Sipatana dari
aspek Organization dikategorikan baik (2,99).
- Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Sipatana dari
aspek Technology dikategorikan baik (2,97).
- Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Sipatana dari
aspek Net benefit dikategorikan baik (3).
Penerapan SIMPUS di Puskesmas Sipatana menggunakan metode HOT-Fit secara umum
termasuk dalam kategori baik.
9. Jurnal “Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (Sim) Di Puskesmas Sipatana
Menggunakan Metode Human Organization Technology Fit (Hot-Fit) “

1. Sistem informasi di Puskesmas Pandanaran Semarang belum terintegrasi antar unit.


2. Sistem informasi dapat mempercepat pelayanan kepada pasien namun belum menghasilkan laporan yang
akurat.
3. Sistem informasi dapat menghasilkan informasi yang lengkap, akan tetapi masih ada informasi yang belum
relevan dan akurat sesuai dengan kebutuhan manajemen.
4. Sistem informasi yang digunakan telah menyimpan data pada storage (tempat penyimpanan) komputer namun
masih mengandalkan kertas dalam operasionalnya.
5. Sistem informasi belum memiliki pengendali/pengontrol dengan memiliki password antar petugas sesuai
dengan kewenangannya, namun untuk pendeteksi kesalahan sistem sudah memiliki kontrol.
6. Sistem informasi menghasilkan data yang terbatas yakni data harus diolah dan diteliti lagi untuk pembuatan
laporan yang dibutuhkan Manajemen.
7. Sistem informasi dapat memudahkan user (pengguna) dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
8. Pada wawancara kepada Manajemen Taktis didapatkan persamaan visi dan misi untuk selalu melakukan
rekomendasi perkembangan SIMPUS Puskesmas yaitu dengan mewujudkan SIMPUS yang terintegrasi
kesuluruh bagian pelayanan dalam hal ini Kasir.
9. Pada wawancara kepada Manajemen Strategis didapatkan tidak ada kebijakan dari Puskesmas tentang
SIMPUS, karena SIMPUS dari DKK sehingga semua kebijakan dari DKK Semarang, kemudian untuk laporan
yang dihasilkan SIMPUS dapat membantu dalam pengambilan keputusan namun laporannya belum akurat, tidak
tepat waktu, serta tidak relevan.3
10. Jurnal “Analisis Penyebab Kegagalan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (Simpus) dalam Penerimaan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Adimulyo
Kabupaten Kebumen”

Di Puskesmas Adimulyo Pada proses penerimaan pasien rawat


jalan ini ada beberapa permasalah yaitu banyak pasien yang tidak
mengambil nomor antrian, tidak adanya alur penerimaan pasien
rawat jalan, banyak pasien yang tidak sadar akan pentingnya
pasien membawa kartu berobat dan tidak adanya prosedur
penerimaan pasien rawat jalan.

Anda mungkin juga menyukai