Anda di halaman 1dari 43

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI

DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI


PUSKESMAS WANASARI KABUPATEN BEKASI
dr. Nila Indah Gayatri
Latar Belakang
 Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)
merupakan ujung tombak bagi pelayanan
kesehatan masyarakat
 Perkembangan teknologi informasi memungkinkan
membantu pelaksanaan tugas dan pelayanan lebih
cepat
 Satu bulan terakhir, Sistem Informasi dan
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Rajal diterapkan
oleh Puskesmas Wanasari atas instruksi dari
DINKES Kabupaten Bekasi
Latar Belakang (lanjutan)

 Evaluasi terhadap sistem tersebut


harus dilakukan secara berkala untuk
menentukan apakah sistem tersebut
berfungsi seperti yang diharapkan atau
tidak.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari ditinjau dari
aspek input sistem?
2. Bagaimana penerapan Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari ditinjau dari
aspek proses sistem?
3. Bagaimana penerapan Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari ditinjau dari
aspek output sistem?
4. Apakah yang menjadi hambatan dari penerapan Sistem
Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas
Wanasari?
Maksud

 Melakukan evaluasi penerapan Sistem


Informasi dan Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) di Puskesmas Wanasari
ditinjau dari aspek input, proses,
output dan hambatan dari sistem.
Tujuan
 Mengetahui penerapan Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari ditinjau dari
aspek input sistem.
 Mengetahui penerapan Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari ditinjau dari
aspek proses sistem.
 Mengetahui penerapan Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari ditinjau dari
aspek output sistem.
 Mengetahui hambatan dari penerapan Sistem Informasi dan
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Wanasari
Metodologi Penelitian

 Penelitian deskriptif kualitatif dengan


melakukan pengumpulan data berupa
observasi langsung dan wawancara
kepada kepala tata usaha, petugas di
bagian loket pendaftaran, balai
pengobatan, apotek, dan pengelola
data serta kepada pengunjung
Puskesmas Wanasari.
Lokasi dan Waktu Penelitian

 Penelitian dilakukan di Puskesmas


Wanasari, Kabupaten Bekasi pada
tanggal 26-30 Mei 2011.
Puskesmas
 UPTD yang mengurus kesehatan di
tingkat kabupaten/kotamadya yang
bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja
Sistem Informasi
 Sistem adalah kumpulan elemen yang
berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu sedangkan informasi adalah
data yang telah diolah menjadi bentuk
yang lebih berarti bagi penerimanya
dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang.
 Model dasar sistem adalah masukan
(input), pengolahan (proses), dan
pengeluaran (output).
Sistem Informasi
Manajemen (SIM)
 Sistem manusia/mesin yang terpadu
(integrated), untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Operasionalisasi SIM

Basis data

prosedur
Sumber Daya pengoperasia
Manusia n SIM
(modul)
r
w eTigaa Unsur Penting SIM
a i
r ( n
e P w
e a
( r r
P a e
e n
r g
a k
n a
Sistem Informasi dan Manajemen
Puskesmas (SIMPUS)

 Sistem Informasi Manajemen yang


diterapkan di Puskesmas.
 Aplikasi SIMPUS : perangkat lunak
untuk memenuhi kebutuhan puskesmas
dalam mengelola data-data yang
dimiliki, membantu dalam mencari
data-data untuk pelaporan, dan juga
mendukung berbagai keputusan
puskesmas.
Maksud dan Tujuan
Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data
orang sakit, bayi lahir, ibu hamil, ketersediaan obat,
penyuluhan kesehatan masyarakat, dll.

Menghasilkan informasi mutakhir tentang kondisi


kesehatan di suatu Puskesmas

Membantu kelancaran administrasi dan Manajemen


Puskesmas dalam penyusunan laporan Puskesmas

Pelayanan terintegrasi dari bagian Pendaftaran hingga


bagian Obat, sehingga meminimalisasi pemakaian
kertas.
Hasil Pengamatan
INPUT

Sumber Daya
Manusia

Dana Sarana
1. Sumber Daya Manusia

• Tenaga pengelola SIMPUS pada Puskesmas Wanasari adalah pegawai Puskesmas


dengan latar belakang pendidikan kebidanan dan keperawatan.
• Tidak ada pengelola yang memiliki latar pendidikan formal maupun informal di bidang
teknologi informasi.
• Hanya pengelola data yang mendapatkan bimbingan teknis mengenai SIMPUS dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
• Modul prosedur pengoperasian SIMPUS Rajal yang bisa digunakan oleh petugas
SIMPUS juga tidak tersedia.
2. Sarana
3. Dana

 Belum terdapat anggaran khusus untuk


penerapan SIMPUS di Puskesmas
Wanasari.
PROSES
Pengoperasian

Pengorganisasian

Pemantauan dan pembinaan

Pemeliharaan
1. Pengoperasian SIMPUS

Alur Pelayanan
Sebelum
Penerapan
SIMPUS
Alur Pelayanan
Setelah
Penerapan
SIMPUS
 Pengoperasian sistem belum berjalan
dengan baik.
 Modul pengoperasian SIMPUS yang dapat
digunakan oleh Pengelola SIMPUS juga
tidak tersedia.
Tingkat Pengetahuan Tenaga
Pengelola SIMPUS

Sangat
38% Mengerti
Mengerti
Kurang
63% mengerti
Tidak Mengerti
2. Pengorganisasian Pelaksanaan SIMPUS

• Puskesmas Wanasari tidak memiliki struktur


organisasi yang khusus menangani sistem
informasi, melainkan berada dibawah
tanggung jawab Seksi Puskesmas.
• Struktur organisasi diperlukan untuk
menambahkan bagian yang bertanggung
jawab tentang sistem informasi sehingga
3. Pemantauan dan Pembinaan

• Sejak pelaksanaan SIMPUS, pembinaaan dan pemantauan oleh Dinkes Kab.


Bekasi secara langsung dengan mengunjungi Puskesmas Wanasari belum
dilakukan.
• Pembinaan dan pengawasan perlu dilakukan secara terus menerus, dengan
mengamati pelaksanaan seluruh aspek program untuk menjamin agar
semua kegiatan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana.
4. Pemeliharaan

• Belum ada petugas yang berkompeten untuk technical support yang bertanggung
jawab terhadap pemeliharaan SIMPUS, sehingga memerlukan tenaga yang mampu
ditugaskan sebagai technical support.
• Pemeliharaan harus selalu dilakukan agar terjadi penyempurnaan proses, selalu
menganalisis kebutuhan informasi yang dihasilkan sistem tersebut dan meminimalkan
gangguan kontrol dan ganguan operasi.
• Tenaga technical support juga dibutuhkan untuk memperbaiki dengan segera jika
terjadi kerusakan pada sistem sehingga pelayanan tidak terganggu.
OUTPUT
 Output berupa laporan bulanan belum
dapat dibuat.
 Laporan harian seharusnya tetap dibuat
secara fisik sebagai upaya untuk
menghindari kehilangan data (back up).
Tingkat Akurasi

Tingkat
Manfaat
kemudahan
1. Tingkat Akurasi
 Pernyataan responden mengatakan
bahwa hasil SIMPUS ditinjau dari segi
perhitungan pasien dan kunjungan,
sudah akurat.
 Namun untuk data penyakit dan obat
belum dapat dikatakan akurat
dikarenakan proses proses belum
berjalan baik.
2. Tingkat kemudahan
 Pernyataan responden yang mengatakan sulit
adalah pada apotek yang masih bingung
dalam menginput data obat dan dikarenakan
data dari KIA yang tidak masuk ke dalam
SIMPUS.
 dokter pemberi diagnosis juga sering merasa
bingung karena daftar penyakit berdasarkan
ICD X belum lengkap.
 Pengelola data merasa pembuatan laporan
penyakit sangat mudah karena hanya
mengklik saja.
3. Pemanfaatan
 Petugas SIMPUS di bagian loket
pendaftaran merasakan banyak manfaat
dari SIMPUS. Diantaranya: tidak perlunya
mencari kartu rekam medis secara
manual, penghematan kertas serta
antrian pengunjung puskesmas menjadi
berkurang.
 dokter dan perawat di BP serta petugas di
apotek merasa belum dapat merasakan
manfaat dari SIMPUS tersebut.
Pendapat Pengunjung Puskesmas
mengenai Pelayanan Puskesmas
Setelah Penerapan Simpus

8%

Lebih cepat
33%
Sama Saja
58% Lebih lama
Hambatan dalam
Penerapan SIMPUS
1. Pada loket pendaftaran:
 Petugas SIMPUS belum mengerti benar
mengenai pengoperasian komputer dan sistem.
 Selain itu, tidak tersedianya tenaga teknis
untuk memperbaiki sistem yang eror
mengakibatkan jalannya pelayanan menjadi
terganggu.
 Secara umum pengoperasian SIMPUS Rajal
pada loket pendaftaran telah dapat mengurangi
antrian pasien.
3. Balai Pengobatan
 Jumlah sarana yang terbatas menyebabkan
dokter dalam melakukan pemeriksaan tidak
dapat memanfaatkan rekam medis yang ada
pada sistem, sedangkan kartu kontrol
sebagai rekam medis pasien sudah tidak
disertakan.
 Disamping itu, daftar penyakit berdasarkan
ICD X tidak lengkap, hal ini tentunya akan
menyebabkan kesalahan dalam penginputan
data.
3. Apotek
 Kendala pada apotek adalah perbedaan
ketersediaan obat antara sistem dengan
gudang farmasi karena unit KIA belum
memiliki sistem sehingga pengeluaran
obat dari unit tersebut tidak tercatat
dalam sistem
 operator pada apotek belum paham
benar bagaimana mengupdate
ketersediaan obat melalui sistemnya.
Kesimpulan

1. Input SIMPUS

• Sumber Daya Manusia sebagai pengelola belum siap


dalam menjalankan SIMPUS.
• Sarana yang tersedia belum sesuai dengan kebutuhan.

2.
• Proses Penerapan
Sebanyak SIMPUS
63% petugas pengelola SIMPUS kurang
mengerti pengoperasian SIMPUS.
• Belum ada struktur organisasi penerapan SIMPUS.
• Tidak adanya pembinaan terhadap pengelola mengenai
pengoperasian SIMPUS.
3. Output penerapan SIMPUS

• SIMPUS belum menghasilkan laporan harian berupa fisik.


• Petugas balai pengobatan dan apotek merasa terbebani dengan adanya SIMPUS, tetapi pengelola data merasa
puas karena dapat mempermudah pekerjaan dan dalam proses pencarian data lebih cepat.
• Sebanyak 59% pengunjung puskesmas Wanasari merasa bahwa pelayanan menjadi lebih cepat semenjak
diterapkannya SIMPUS.

4. Hambatan

• Terdapat banyak hambatan penerapan SIMPUS, khususnya pada


sarana, SDM serta pada cara pengoperasian dan pemeliharaan
sistem.
SARAN

1. Untuk Dinas Kesehatan


 Perlu untuk membuat modul prosedur
penggunaan SIMPUS.
 Perlu adanya bimbingan teknis secara
berkesinambungan dari kabupaten.
 Perlu adanya pemberian dana untuk
penerapan SIMPUS di Puskesmas.
2. Untuk Puskesmas
 Perlu dilaksanakan bimbingan teknis (tutorial) penggunaan
SIMPUS dengan sasaran para user.
 Dikarenakan sarana yang tidak berimbang dengan kebutuhan
sistem, untuk sementara rekam medis secara fisik masih
diperlukan.
 Perlu disediakan tenaga teknis yang memiliki bidang keilmuan
terkait teknologi informasi untuk pemeliharaan serta
penanganan permasalahan sistem
 Perlu pemutakhiran daftar penyakit dalam SIMPUS yang sesuai
dengan ICD X.
 Perlu dibuat back up data berupa laporan harian untuk
menghindari kehilangan data secara permanen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai