PERMOHONAN BANTUAN
SIMPUS
UPTD PUSKESMAS
CIKATOMAS
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Sholawat dan salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kami mencoba menyusun Proposal
bantuan SIMPUS
Akhir kalam, melalui proposal ini kami berharap Bapak dapat membantu mewujudkan
SIMPUS di Puskesmas kami, semoga semua dedikasi, amal jariah Bapak mendapat balasan
yang setimpal dan dilipatkan oleh Allah SWT. Amiin.
terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,
semakin kompleks, baik dari segi pelayanan ataupun sumber daya yang
diperlukan. Tidak mungkin ada manajemen akan berjalan dengan lancar tanpa
didukung dengan sistem informasi yang sesuai (Sabarguna HBS dan Listiani
1
Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam
2004).
rawat jalan. Data kunjungan pasien disimpan dan digunakan untuk membuat
data pelaporan pada periode waktu tertentu yang selanjutnya data tersebut
dalam kecepatan serta keakuratan untuk mengolah data dan informasi (Wijaya
et al, 2009).
dan gigi, penerimaan dan penggunaan obat, data tindakan, Rawat inap,
6
Hal-hal yang menyebabkan masalah dalam input berkaitan dengan
pelaksanaan SIMPUS adalah data yang berasal dari pelayanan luar gedung
manual yaitu dengan bantuan buku register. Selain itu di puskesmas induk
sendiri masih ada dalam pengkodean diagnosa yang belum ditulis oleh dokter
sesuai dengan ICD 10. Selain itu dalam mendukung pelaksanaan SIMPUS
pelaksanaannya.
adalah masih menerapkan dua cara yaitu manual dengan buku register dan
berasal dari luar gedung yaitu puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
aplikasi SIMPUS diperoleh bahwa data yang dihasilan tidak akurat. Selain itu
7
untuk kebutuhan akan data dan informasi tertentu belum dapat tersedia dengan mudah dan
cepat, karena harus merekap ulang dan mencocokkan kembali data yang telah dimasukkan
Penanganan data dan informasi berkaitan SIMPUS ini pada umumnya diselesaikan
Salah satu tahapan dalam pengembangan sistem selalu didahului dengan analisis sistem yang
ada.
3. TUJUAN
Agar sistem manajemen di Puskesmas dapat berjalan dengan baik mulai input, procces dan
output data guna perolehan data yang akurat di puskesmas Cikatomas.
4. MAKSUD DAN TUJUAN
Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) merupakan software yang ditujukan untuk
mengelola aktivitas keseharian Puskesmas mulai dari pendaftaran pasien, manajemen diagnosa,
manajemen obat, manajemen pasien, sampai dengan rekap pelaporan data. Software SIMPUS ini
merupakan software berbasis web yang bisa dijalankan lintas sistem operasi (cross platform),
artinya program ini dapat dijalankan melalui sistem operasi Windows (Windows XP, Vista,
maupun Windows 7) atau bisa juga berjalan di sistem operasi Linux. Hal ini sangat
menguntungkan apabila nantinya kebijakan pemerintah daerah untuk menggunakan software
open source telah diterapkan, maka penggunaan aplikasi ini tidak mengalami masalah karena bisa
berjalan di sistem operasi Linux. Untuk menjalankan aplikasi ini cukup menggunakan web
browser seperti Mozilla Firefox, Internet Explorer, Google chrome, Opera dan sebagainya.
Namun, untuk tampilan grafis yang maksimal disarankan menggunakan Mozilla Firefox.
SIMPUS ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman php dan menggunakan database
mysql. Penggunaan icon didalam software ini menggunakan iconset dari fam fam fam. Aplikasi
ini memerlukan satu unit komputer yang berfungsi sebagai web server dan database, dan
beberapa unit komputer yang dipergunakan sebagai client
1) Generasi yang mau mengamalkan ilmunya, dan menjunjung tinggi serta menegakkan
Agama Allah Swt. Serta dapat menjaga dirinya menjadi generasi yang sehat dan
tangguh.
2) Lahirnya generasi yang memiliki aqidah kuat,berakhlak karimah, berwawasan luas
memiliki kreatifitas yang positif dan inovatif, serta unggul dalam menyuguhkan Islam
yang rohmatan lil ‘alamin.
3) terwujudnya kader umat yang sanggup melanjutakan cita-cita dan perjuangan para
pendahulu yang sholih dan akrom.
PENUTUP
Demikian gambaran mengenai kondisi dan keadaan Kober As-sidiq Desa Sidamukti
Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Besar harapan kami apabila Bapak dapat
mengabulkan permohonan dana operasional Alat Peraga ini, sehingga upaya peningkatan
generasi muda yang beriman dan bertaqwa dapat terlaksana dengan baik. Atas segala
perhatiaan dan bantuan yang diberikan kami haturkan terima kasih. Jazakumullah ahsanal
jaza’.
Wassalam’alaikum Wr.Wb
Terhitung :
Delapan puluh empat juta tiga ratus delapan puluh ribu rupiah
NENI SOFIATI
DENAH LOKASI
KOBER AS SIDIQ
DESA SIDAMUKTI KECAMATAN MAJALENGKA
Jl. M.Irtam
KOBER AS
Mesjid
PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan membutuhkan
keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk
meningkatkan pelayanan puskesmas kepada para pengguna (pasien) dan lingkungan terkait.
Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks
yang terjadi dalam proses pelayanan di puskesmas. Banyaknya variabel di puskemas turut
menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan
puskesmas.
Selama ini banyak puskesmas yang masih mengelola data-data kunjungan pasien, data-data
arus obat, dan juga membuat pelaporan dengan menggunakan cara-cara yang manual. Selain
membutuhkan waktu yang lama, keakuratan dari pengelolaan data juga kurang dapat diterima,
karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Beberapa puskesmas mungkin sudah memakai
komputer sebagai alat bantu untuk pengelolaan data, hanya saja sampai sekarang belum banyak
program komputer yang secara khusus didesain untuk manajemen data di puskesmas.
Berbagai kendala dalam implementasi SIMPUS ataupun program aplikasi yang sudah pernah
dialami di berbagai daerah ikut menjadi masukkan untuk menentukan model pengembangan
SIMPUS. Kendala-kendala yang secara umum sering dijumpai di puskesmas antara lain :
• Kendala di bidang Infrastruktur
Banyak puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer, dan biasanya untuk
pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah kurang mencukupi. Sudah mulai banyak pelaporan-
pelaporan yang harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih berfungsi sebagai pengganti
mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi sumber daya listrik juga sering menjadi masalah.
Puskesmas di daerah-daerah tertentu sudah biasa menjalani pemadaman listrik rutin sehingga
pengoperasian komputer menjadi terganggu. Dari segi keamanan, banyak gedung puskesmas
yang kurang aman, sering terjadi puskesmas kehilangan perangkat komputer.
APLIKASI SIMPUS
Dengan melihat berbagai tujuan dan berbagai kendala diatas, SIMPUS dikembangkan. Kondisi-
kondisi yang ada benar-benar menjadi pertimbangan rancangan Aplikasi SIMPUS. Hal utama
yang harus diketahui dari SIMPUS ini adalah :
SIMPUS adalah program aplikasi yang dikembangkan khusus dari puskesmas, untuk puskesmas
dengan melihat kebutuhan dan kemampuan puskesmas dalam mengelola, mengolah dan
memelihara data-data yang ada.
SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat diaplikasikan hanya oleh
satu orang pada saat itu. SIMPUS bukan aplikasi multi user yang memungkinkan satu database
diolah bersama-sama oleh beberapa staf, dari beberapa ruang pelayanan yang ada di puskesmas.
Dengan luasnya lingkup pekerjaan di puskesmas, maka SIMPUS nantinya akan dikembangkan
secara modular, atau terpisah antara program kerja yang satu dengan program kerja yang lain.
Beberapa hal mengenai SIMPUS antara lain :
• Menggunakan Sistem Operasi Windows, menampilkan tampilan secara grafis dan mudah
digunakan. Untuk proses keluaran data bahkan hampir semua tampilan bisa di akses dengan
menggunakan tetikus (mouse).
• Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat. Penomoran Index yang
tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data pasien tertentu.
• Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain masukkan data
yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di puskesmas menjadi pertimbangan
utama untuk membuat proses entry harus cepat. Dalam kondisi normal hanya butuh waktu
dibawah 1 menit untuk memasukkan satu data pasien.
• Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan LB1 dan
LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, dari
data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
• Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
• Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
• Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah, sesuai
dengan kriteria yang diinginkan.
METODOLOGI PENGEMBANGAN
Pengembangan suatu sistem informasi, jelas membutuhkan langkah-langkah dan strategi yang
harus dijalankan. Pengembangan tidak dapat dilakukan dengan hanya membeli satu perangkat
lunak kemudian dibagikan ke puskesmas yang ada, tetapi juga harus diikuti dengan berbagai
langkah secara organisatoris maupun secara operasional. Langkah-langkah pengembangan
dapat berupa program pra-implementasi dan program pasca-implementasi. Beberapa langkah
yang harus dilakukan antara lain :
1. Pendataan awal berbagai masalah baik dari segi perangkat keras ataupun calon petugas data.
2. Pembentukan team informasi baik tingkat puskesmas atau tingkat dinas kesehatan. Team
untuk tingkat puskesmas dapat terdiri dari seorang penanggung jawab program, disertai
beberapa operator. Sedangkan untuk tingkat dinas kesehatan, mungkin diperlukan satu team
khusus untuk mengorganisir alur data dan juga bertanggung jawab untuk manajemen data-data
kesehatan. Apabila dimungkinkan dapat dibentuk satu sub dinas Informatika / Pengolahan Data
Elektronik.
3. Inventarisasi data-data dasar, baik untuk tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan.
Data-data dasar itu antara lain : data puskesmas, data petugas medis, data tempat pelayanan
kesehatan, data obat-obat gudang farmasi, data diagnosis, dan beberapa data-data dasar
lainnya. Data-data ini nantinya akan dikodekan karena SIMPUS akan banyak membutuhkan
masukkan data berupa kode.
4. Sosialisasi data-data dasar. Hal ini perlu dilakukan ke semua staf medis dan petugas di
puskesmas supaya lebih mengenal sedini mungkin sistem yang akan dipakai.
5. Pelatihan petugas SIMPUS. Dalam proses masukkan data, tentunya dibutuhkan petugas
khusus yang benar-benar menguasai program SIMPUS. Untuk itu perlu minimal 2 orang dari
tiap puskesmas yang harus di beri pelatihan untuk awal pelaksanaan implementasi SIMPUS.
Setelah beberapa saat di implementasikan, maka diharapkan staf-staf puskesmas dapat belajar
dari petugas yang sudah menguasai.
6. Ujicoba implementasi. Hal ini dibutuhkan untuk mencoba semua staf, dalam pengisian
lembar registrasi pasien, juga untuk mengasah ketrampilan masukkan data dari petugas yang
sudah dilatih.
7. Evaluasi, dilakukan untuk mencari masukkan dan juga memberi masukkan kepada semua
pihak yang terkait dalam pengembangan SIMPUS.
BIAYA
Biaya pengembangan sistem informasi tergantung dari banyaknya puskesmas di tingkat
kabupaten beserta kelengkapan fasilitas dari program aplikasi untuk tingkat kabupaten.
• Harga program SIMPUS untuk aplikasi single user per Puskesmas sebesar Rp. 7.500.000,00
(tujuh juta lima ratus ribu rupiah), sedangkan untuk aplikasi web based per Puskesmas sebesar
Rp. 27.500.000,- (dua puluh juta lima ratus ribu rupiah). Harga belum termasuk pembuatan
peta wilayah untuk puskesmas. Harga dasar bisa berubah tergantung dari lokasi puskesmas.
• Harga program SIM Dinkes sebesar Rp. 55.000.000,00 (lima belas juta rupiah), harga
termasuk pembuatan gambar peta wilayah untuk pengembangan program sampai fungsi
pemetaan penyakit.
• Untuk pelatihan petugas operator program SIMPUS, biaya per puskesmas adalah Rp.
1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk Simpus Single User, Rp. 2.000.000,00
(dua juta rupiah) untuk Simpus Web based. Setiap puskesmas dapat mengirimkan dua calon
operator.
• Apabila dikehendaki, dapat dilakukan kunjungan untuk evaluasi dan supervisi per puskesmas,
dengan menambah biaya transportasi, akomodasi dan lumpsum.
• Perkiraan harga komputer dan printer dengan spesifikasi yang layak untuk digunakan software
SIMPUS : Rp. 4 500 000,00 – Rp. 5 500 000,00
SPESIFIKASI KOMPUTER SIMPUS
Spesifikasi minimal komputer yang digunakan untuk menjalankan Program SIMPUS dengan
baik :
1. Prosesor : Pentium III atau di atasnya
2. RAM : 128 Mb atau lebih
Tentunya dengan kondisi perkembangan teknologi komputer dewasa ini, bukan masalah yang
berat untuk mengadakan komputer dengan spesifikasi tersebut. Apabila memungkinkan bahkan
dapat digunakan masing-masing dua komputer atau lebih di puskesmas untuk lebih
mempercepat proses pengetikan data ke dalam SIMPUS. Untuk transfer data di puskesmas,
selain menggunakan disket atau flash disk, juga dapat dihubungan dengan jaringan komputer.
TAMPILAN SIMPUS