Anda di halaman 1dari 6

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia telah dimulai sejak
pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Namun, perkembangan kesehatan di
Indonesia sendiri masih kurang menguntungkan bagi masyarakat dan
pemerintahan. Sehingga pada tahun 1968 dibentuklah organisasi pelayanan
kesehatan yang betujuan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat
pertama di Indonesia. Organisasi tersebut dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat
atau biasa dikenal dengan sebutan Puskesmas. Menurut PERMENKES RI No. 75
Pasal 1 Ayat 2 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Untuk mewujudkan upaya kesehatan masyarakat tersebut,
maka didirikanlah Puskesmas di setiap Kecamatan. Pendirian Puskesmas pada
setiap kecamatan diharapkan dapat membantu pembangunan kesehatan nasional
dengan cara meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas sehingga
terwujudlah derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes,
2004).
Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah sendiri membutuhkan
upaya-upaya tambahan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di setiap
Kecamatan yang ada di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
dengan menerapkan sistem informasi Puskesmas di setiap daerah baik secara
elektronik maupun non-elektronik. Saat ini pemerintah sedang berupaya
menyediakan sistem informasi berbasis elektronik di setiap Puskesmas yang
disebut dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIMPUS. Menurut
Depkes RI (1997), SIMPUS merupakan suatu tatanan atau peralatan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen Puskesmas dalam
mencapai sasaran kegiatannya. Pengaplikasian SIMPUS di setiap Puskesmas

1
2

diharapkan dapat meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas di setiap daerah.


Selain itu, dengan adanya SIMPUS diharapkan dapat mempermudah penyusunan
perencanaan pada setiap Puskesmas, penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
pokok Puskesmas, pemantauan dan evaluasi kegiatan pokok Puskesmas, serta
dapat mengatasi berbagai hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pokok
Puskesmas. Namun, tidak banyak puskesmas yang menerapkan sistem ini
dikarenakan belum adanya kebijakan standar yang secara khusus mengatur Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).
Untuk daerah Kabupaten Jember terdapat beberapa Puskesmas yang sudah
menerapkan SIMPUS. SIMPUS tersebut merupakan fasilitas dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember, namun tidak semua Puskesmas mendapatkannya.
Berdasarkan data yang ada, dari 50 Puskesmas di Kabupaten Jember, hanya 20
puskesmas saja yang mendapatkan fasilitas SIMPUS. Berikut data Puskesmas di
Kabupaten Jember yang sudah mendapatkan SIMPUS :
Tabel 1.1 Data Puskesmas yang Mendapatkan SIMPUS dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember
No Nama Puskesmas
1. Puskesmas Kencong
2. Puskesmas Ambulu
3. Puskesmas Silo I
4. Puskesmas Silo II
5. Puskesmas Mayang
6. Puskesmas Mumbulsari
7. Puskesmas Jenggawah
8. Puskesmas Ajung
9. Puskesmas Rambipuji
10. Puskesmas Umbulsari
11. Puskesmas Paleran
12. Puskesmas Tanggul
13. Puskesmas Bangsalsari
14. Puskesmas Kalisat
15. Puskesmas Sumberjambe
16. Puskesmas Sukowono
17. Puskesmas Jelbuk
18. Puskesmas Kaliwates
19. Puskesmas Jember Kidul
20. Puskesmas Sumbersari
3

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2019)

Salah satu Puskesmas di Kabupaten Jember yang tidak mendapatkan


sistem tersebut yaitu Puskesmas Arjasa. Berdasarkan survei yang telah dilakukan,
jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Arjasa dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Berikut penjelasan terkait kunjungan pasien di Puskesmas Arjasa
selama tahun 2015-2018 :
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas Arjasa Tahun 2015-2018
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Kasus Total
Kunjungan Kunjungan Kunjungan Kunjungan
Pasien Baru Pasien Lama Lama (KKL) Pasien
2015 1.862 353 81 2.296
2016 22.535 7.183 1.690 31.408
2017 28.154 6.578 2.437 37.169
2018 28.042 5.261 1.842 38.157
Sumber : Puskesmas Arjasa (2019)

Pada tahun 2015 total kunjungan pasien di Puskesmas Arjasa sebesar


2.296 pasien, pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 31.408 pasien, pada
tahun 2017 sebesar 37.169 pasien, dan pada tahun 2018 sebesar 38.157 pasien.
Peningkatan pasien tersebut mengakibatkan terjadinya penumpukan pasien
dibagian pendaftaran. Selain itu, sistem pendaftaran pasien masih menggunakan
metode manual, akibatnya pelayanan yang diberikan masih kurang optimal.
Penggunaan sistem manual ini berdampak kepada petugas yang ada di bagian
pendaftaran. Hal ini dikarenakan petugas harus membuka beberapa folder dalam
satu kali pelayanan pasien. Untuk pendaftaran pasien baru, petugas harus
membuatkan Resume Medis pasien menggunakan Ms.Word, menginputkan data
kunjungan pasien baru pada Ms.Excel, membuatkan KIB pasien secara manual,
mendata pasien baru di buku kunjungan pasien baru, dan apabila pasien memiliki
kartu BPJS maka dilakukan pendataan pasien di buku kunjungan pasien BPJS.
Pada pasien lama, petugas harus membuka beberapa folder diantaranya yaitu data
kunjungan pasien dan data pencarian pasien yang didapatkan dari pembuatan data
rekapan kunjungan selama 1 tahun. Selanjutnya dilakukan penginputan data
4

pasien lama pada Ms. Excel dan apabila pasien memiliki kartu BPJS, maka
dilakukan pendataan pasien pada buku kunjungan pasien BPJS. Kendala lain yang
dialami oleh petugas yaitu jika pasien lama tidak membawa KIB, petugas harus
mencari data pasien tersebut di beberapa folder kunjungan pasien di komputer.
Untuk bagian pelaporan, masih banyak ditemukan kolom-kolom rekapan
kunjungan pasien yang tidak diisi oleh petugas, contohnya saja pada rekapan
bulan Juni dan Desember 2018. Hal ini dapat berdampak pada ketepatan waktu
pengumpulan laporan kunjungan pasien setiap bulannya.
Sistem informasi pendaftaran pasien secara manual seperti ini tidak efisien
untuk diterapkan pada bagian pendaftaran, mengingat Puskesmas Arjasa sudah
melakukan akreditasi pada tahun 2018 lalu. Seharusnya terdapat peningkatan pada
bagian pendaftaran di Puskesmas tersebut, contohnya saja dengan menerapkan
metode komputerisasi pada unit pendaftaran pasien. Apalagi fasilitas penunjang
yang ada sudah sangat mendukung. Maka dari itu dibutuhkanlah sistem informasi
yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan di bagian pendaftaran
pasien rawat jalan, serta meminimalisir hambatan-hambatan yang ada.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penulis tertarik untuk membuat penelitian
di Puskesmas Arjasa dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibutuhkan suatu sistem
informasi pendaftaran pasien rawat jalan untuk meningkatkan kinerja petugas dan
mempermudah sistem pelayanan pasien rawat jalan di Puskesmas Arjasa, serta
menunjang efektifitas pelaporan dan meningkatkan kualitas sistem informasi
pelayanan kesehatan yang ada.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
5

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu perancangan dan pembuatan sistem
informasi pendaftaran pasien rawat jalan di Puskesmas Arjasa guna menunjang
efektifitas pelaporan dan meningkatkan kualitas sistem informasi pelayanan
kesehatan yang ada.

1.3.2 Tujuan Khusus


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan khusus yang ingin
dicapai dari penelitian ini yaitu :
a. Menganalisis pelaksanaan kegiatan dan proses pelayanan pasien rawat
jalan di Puskesmas Arjasa, Jember.
b. Menganalisis dan mengidentifikasi permasalah yang menghambat
pelaksanaan kegiatan kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Arjasa,
Jember.
c. Merancang dan membuat sistem informasi kunjungan pasien rawat jalan
berbasis web di Puskesmas Arjasa, Jember.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Penulis
Bagi penulis, penilitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan
penulis dalam merancang dan membuat sistem informasi serta berguna sebagai
wadah dan sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
perkuliahan. Penelitian ini juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman di lapangan.

1.4.2 Bagi Politeknik Negeri Jember


Bagi institusi pendidikan, penelitian ini berguna sebagai bahan masukan
bagi Program Studi Rekam Medis Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember
mengenai perancangan dan pembuatan sistem informasi pendaftaran pasien rawat
jalan berbasis website di Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.

1.4.3 Bagi Puskesmas Arjasa Jember


6

Bagi Puskesmas Arjasa Jember, penelitian ini diharapkan dapat


diaplikasikan guna meningkatkan mutu pelayanan dan mempermudah
pelaksanaan sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan secara keseluruhan di
Puskesmas Arjasa Jember.

1.4.4 Bagi Pembaca


Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran, referensi, dan gambaran dalam perancangan dan pembuatan sistem
informasi rawat jalan, serta dapat digunakan sebagai pembanding penelitian.

Anda mungkin juga menyukai