Anda di halaman 1dari 42

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Mendahului


2.1.1 Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan di
Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Banyuwangi (Nikfatul Lutfia, Politeknik Negeri
Jember, 2017)
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di rumah sakit memiliki karakterisrik dan organisasi yang kompleks
baik dalam kegiatan yang bersifat pertolongan pertama, perawatan, penyembuhan,
maupun layanan konsultasi kesehatan (UU No. 44 Tahun 2009). Seiring dengan
perkembangan teknologi, pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit dituntut
untuk menerapkan teknologi informasi diberbagai aspek guna melaksanan
pengolahan data secara cepat dan akurat. Menurut PERMENKES RI No, 1171
Tahun 2011, setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) baik itu dalam proses pengumpulan data, pengolahan data, serta
penyajian data.
Namun, tidak semua Rumah Sakit menerapkan sistem tersebut. Salah
satunya yaitu Rumah Sakit Nahdlatul Ulama di Banyuwangi. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, proses pendaftaran pasien rawat jalan masih
menggunakan sistem manual padahal sumber daya yang dibutuhkan sudah
memadai baik itu berupa alat elekktronik maupun sumber daya manusia di Rumah
Sakit tersebut. Rata-rata penerimaan pasien yang dilakukan pada bagian
pendaftaran kurang lebih 45 orang dengan waktu pelayanan yaitu 15-30 menit.
Hal ini bertolak belakang dengan Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 yang
menyatakan bahwa pelayanan dan penyediaan berkas rekam medis pasien harus
dilaksanakan kurang dari 10 menit. Akibatnya terjadi beberapa dampak yang
dirasakan oleh petugas seperti terjadinya redudansi data, pendaftaran pasien
rentan terhadap Human Error atau kesalahan manusia, dan kesulitan dalam
pembuatan laporan secara berkala.

7
8

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan


perubahan pada sistem informasi pendaftaran pasien di Rumah Sakit Nahdlatul
Ulama dari sistem manual menjadi elektronik. Dengan adanya sistem tersebut
diharapkan dapat diimplementasikan sebagai upaya mengatasi dan mengurangi
berbagai kendala yang ada pada bagian pendaftaran Rumah Sakit Nahdlatul
Ulama. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Waterfall (Sommerville).

2.1.2 Perancangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Marbau


Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2018 (Cahaya Ira
Hariani Piliang, Universitas Sumatera Utara, 2018)
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata-1 merupakan salah
satu instansi yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan perorangan dan
masyarakat, serta bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Salah satu bagian yang berperan dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan
tersebut yaitu unit pelayanan pendaftaran. Sebagai unit yang pertama kali
menangani pasien, seharusnya dapat melayani dengan maksimal. Namun, pada
kenyataannya masih terdapat kendala-kendala yang mengakibatkan pelayanan
tersebut tidak dapat diberikan secara maksimal. Salah satu pelayanan kesehatan
yang mengalami kendala tersebut yaitu Puskesmas Marbau.
Sistem informasi yang ada di Puskesmas Marbau terutama dibagian
pendaftaran pasien rawat jalan masih menggunakan cara manual. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengisian data pasien, kesulitan dalam
pencarian rekam medis pasien apabila tidak membawa KIB, dan kesulitan dalam
pembuatan laporan guna mengetahui jumlah kunjungan di Puskesmas tersebut.
Maka dari itu untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas tersebut, dibutuhkan sistem informasi yang dapat mengelola data dan
informasi dengan lebih cepat serta akurat. Penerapan sistem informasi registrasi
pasien rawat jalan di Puskesmas Marbau diharapkan dapat mempermudah petugas
dalam melaksanakan tugasnya dengang lebih maksimal sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
9

Berdasarkan masalah-masalah di atas, peneliti tertarik untuk merancang


sistem informasi registrasi pasien rawat jalan di Puskesmas Marbau berbasis
dekstop. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan yang ada serta meminimalisir kesalahan. Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu SDLC (System Development Life Cycle).

2.1.3 Perancangan Rekam Medis Elektronik Rawat Jalan Berbasis Web di


Puskesmas Tekung Kabupaten Lumajang (M. Nasirruddin, Politeknik Negeri
Jember, 2018)
Puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) kesehatan
kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas memiliki fungsi untuk memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah tersebut. Maka dari itu,
puskesmas dituntut untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Salah satunya yaitu
Puskesmas Tekung.
Pada tahun 2018, Puskesmas Tekung akan mengajukan akreditasi guna
meningkatkan pelayanan yang ada. Untuk menunjang akreditasi tersebut,
dibutuhkan peningkatan pelayanan kesehatan contohnya seperti peralatan medis,
keuangan, tenaga kesehatan, dan sistem informasi manajemen puskesmas.
Dari survei yang telah dilakukan, pemasalahan utama yang dialami oleh
Puskesmas Tekung yaitu pencatatan berkas rekam medis dan pelaporannya masih
manual. Selain itu, penyimpanan berkas masih menggunakan sistem wilayah,
bukan berdasarkan nomor rekam medis. Akibatnya, dapat terjadi kesulitan dalam
proses penyimpanan data, kualitas informasi yang buruk, dan sistem pelaporan
tidak berjalan secara optimal.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan sistem rekam medis
elektronik yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan di Puskesmas
Tekung. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Waterfall.
10

2.2 State of The Art


Berdasarkan acuan pada subbab sebelumnya yaitu penelitian yang
mendahului, berikut persamaan dan perbedaan penelitian yang telah saya lakukan
dengan peneliti terdahulu :
Tabel 2.1 State of The Art

No Materi Nikfatul Cahaya Ira M. Aisyah Fajri


Lutfia, Hariani Nasirruddin, Filani,
Politeknik Piliang, Politeknik Politeknik
Negeri Negeri Negeri
Universitas
Jember, Jember, 2018 Jember,
Sumatera
2017. 2019.
Utara, 2018.
1. Judul Perancangan Perancangan Perancangan Perancangan
dan Sistem Rekam dan
Pembuatan Registrasi Medis Pembuatan
Sistem Pasien Rawat Sistem
Elektronik
Informasi Jalan di Informasi
Rawat Jalan
Pendaftaran Puskesmas Pendaftaran
Berbasis
Rawat Jalan Marbau Pasien
Web di
di Rumah Kecamatan Rawat Jalan
Sakit Marbau
Puskesmas Berbasis
Nahdlatul Kabupaten Tekung Web di
Ulama Labuhan Batu Kabupaten Puskesmas
Banyuwangi. Utara Tahun Lumajang Arjasa
2018. Kabupaten
Jember.
2. Objek Petugas Petugas Perawat, Petugas
pendaftaran pendaftaran petugas pendaftaran,
dan pasien di dan kepala rekam medis, kepala
Rumah Sakit Puskesmas petugas tata puskesmas,
Nahdlatul Marbau. usaha, dan dan
Ulama kepala koordinator
Banyuwangi. Puskesmas poli (poli
Tekung umum, poli
11

gigi, poli
KIA, poli
KB, VK dan
poli paru).
3. Metode Waterfall SDLC Waterfall Waterfall
(System
Development
Life Cycle)
4. Tempat Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Penelitian Nahdlatul Marbau, Tekung Arjasa
Ulama Labuhan Batu Lumajang Jember
Banyuwangi Utara
5. Aplikasi Visual Microsoft PHP PHP
Yang Basic.net Visual Studio
Digunakan 2010

Kelebihan dari penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya yaitu


penelitian ini dapat membuat Sistem Informasi Pendaftaran Pasien menggunakan
barcode sehingga memudahkan petugas dalam mencari data pasien lama. Selain
itu sistem ini dapat mencetak KIB yang disertai dengan barcode dan Resume
Medis untuk pasien baru secara otomatis serta mencetak laporan bulanan,
triwulan, dan tahunan dalam bentuk pdf maupun cetak secara cepat guna
meminimalisir keterlambatan pengumpulan laporan. Untuk pendaftaran pasien
lama dapat mendaftar secara online melalui website Puskesmas Arjasa guna
mempermudah pasien dalam melakukan pendaftaran tanpa harus mengantri di
Puskesmas.

2.3 Perancangan Sistem


2.3.1 Pengertian Perancangan Sistem
12

Menurut Jogiyanto (2005), perancangan sistem adalah penggambaran,


perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Maka dapat disimpulkan
bahwa perancangan sistem adalah suatu kegiatan mendesain sistem untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi suatu perusahaan dengan
menggunakan alternatif sistem terbaik. Perancangan merupakan suatu upaya
pembangunan perangkat lunak untuk mengonstruksi suatu sistem dengan harapan
dapat memberikan kepuasan terhadap pengguna sistem. Dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem ialah tahapan identifikasi
kebutuhan-kebutuhan fungsional suatu sistem yang digunakan sebagai gambaran
atau rancangan beberapa elemen terpisah yang nantinya akan menjadi suatu
sistem yang utuh dan dapat berfungsi. Tahapan pada suatu perancangan sistem
yaitu input, file, dan output.

2.3.2 Tujuan Perancangan Sistem


Menurut Jogiyanto (2005), perancangan suatu sistem memiliki 2 tujuan
utama, yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan pengguna sistem
b. Memberikan gambaran dan rancang bangun sistem secara rinci guna
mempermudah programmer

2.4 Sistem Informasi Kesehatan


2.4.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan komponen-komponen yang saling berkaitan dan
berhubungan sebagai upaya untuk mencapai tujuan dengan batasan yang telah
ditentukan. Ciri-ciri dari suatu sistem yaitu :
a. Mempunyai tujuan
b. Terdiri dari elemen-elemen/komponen-komponen/sub-sub sistem
c. Memiliki keterkaitan/ketergantungan antar komponen
d. Dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut
subsistem dan memiliki sistem yang lebih besar yaitu suprasistem
13

e. Mempunyai batasan

2.4.2 Pengertian Informasi


Menurut dr. Tris Eryandi, dkk (2017), Informasi adalah sesuatu yang
diperoleh dari proses yang berawal dari data atau dengan perkataan lain, informasi
merupakan hasil transformasi dari data. Sehingga dapat diartikan bahwa informasi
ialah data yang sudah terolah atau terproses dan memiliki manfaat atau nilai guna
bagi pengguna dan memiliki tujuan tertentu guna mendukung pengambilan
keputusan.
Untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan kualitas data yang
baik serta cara pengolahan data yang tepat. Pengolahan data yang tidak tepat dapat
mengakibatkan ketidak akuratan informasi dan pengambilan keputusan.
Pengolahan suatu informasi harus memperhatikan beberapa aspek yaitu jenis,
jumlah, dan frekuensi atau kekerapan kebutuhan informasi. Menurut Tim EMS
(2012), untuk mengukur kualitas dari suatu informasi dapat menggunakan 3
aspek, yaitu :
a. Jelas dan relevan : Informasi yang dihasilkan harus memiliki makna yang
jelas atau tidak mengandung banyak arti (ambigu) dan tepat.
b. Relevan : Informasi yang dibuat harus sesuai dengan permintaan pengguna
atau sesuai dengan kebutuhan dan manfaat.
c. Tepat waktu : Informasi harus tepat waktu karena jika terlambat tidak akan
berfungsi.
Menurut dr. Tris Eryandi, dkk (2017), untuk mendapatkan suatu informasi
yang berkualitas, suatu sistem harus menghasilkan informasi yang setidaknya
mencakup beberapa persyaratan mendasar, yaitu :
a. Setiap program/intervensi memiliki input yang cukup jika dibandingkan
dengan rencana sasaran atau target capaian program.
b. Pelaksanaan program yang selama ini dijalankan telah sesuai dengan
rencana.
c. Program telah mencapai target yang ditetapkan.
d. Cakupan program yang telah dicapai jika dibandingkan target dan sasaran.
14

e. Mengetahui program mana yang memerlukan perbaikan.


f. Mengetahui daerah mana yang berhasil baik dan daerah mana yang kurang
berhasil.
Maka dengan adanya informasi yang berkualitas dapat memberikan arahan
yang baik dan benar dalam pengambilan keputusan. Dengan begitu pengambilan
keputusan dapat berjalan secara efektif, tepat waktu, mutakhir, sahih, dan dapat
diolah dengan sesuai.

2.4.3 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


Sistem Informasi Kesehatan adalah sistem yang terintegrasi dan
menyediakan informasi guna mendukung fungsi operasional, analisis manajemen,
dan pengambilan keputusan dalam organisasi bidang kesehatan. Sedangkan,
menurut WHO (2000), Sistem Informasi Kesehatan adalah sistem pengumpulan,
pengolahan, dan pelaporan data terpadu guna meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelayanan kesehatan melalui manajemen yang lebih baik disemua tingkat
pelayanan kesehatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Kesehatan
adalah sistem pengolahan data dan informasi kesehatan guna mendukung
manajemen kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6 building block
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Berikut ke-6
komponen utama sistem kesehatan :
a. Service delivery (Pelaksanaan pelayanan kesehatan)
b. Medical Product, vacinne, and technologies (Produk medis, vaksin, dan
teknologi kesehatan)
c. Health worksforce (Tenaga medis)
d. Health system financing (Sistem pembiayaan kesehatan)
e. Health information system (Sistem informasi kesehatan)
f. Leadership and governance (Kepemimpinan dan pemerintah)
Adapun 7 Sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu :
a. Upaya kesehatan
15

b. Penelitian dan pengembangan kesehatan


c. Pembiayaan kesehatan
d. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
e. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
f. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
g. Pemberdayaan masyarakat

2.4.4 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan


Sistem Informasi kesehatan yang reliable dan tepat waktu merupakan hal
penting dan mendasar dalam melakukan suatu tindakan atau aksi kesehatan
masyarakat dan penguatan sistem kesehatan baik ditingkat nasional maupun
internasional (WHO, 2008). Menurut dr. Tris Eryandi, dkk (2017), Sistem
Informasi dapat dikatakan baik apabila dapat mempertemukan seluruh mitra
terkait untuk memastikan bahwa pengguna informasi kesehatan memiliki akses
terhadap data yang reliabel, terpercaya, bermanfaat, dapat dipahami, dan
komperatif.
Pembuatan Sistem Informasi Kesehatan memiliki banyak manfaat bagi
pengguna sistem, baik itu petugas kesehatan ataupun pasien yang berobat. Sistem
Informasi Kesehatan dapat memonitoring, mengevaluasi, menyediakan sebuah
kemampuan kewaspadaan dan peringatan dini, memanajemen pasien dan fasilitas
kesehatan, melakukan penelitian, menganalisis situasi dan tren masyarakat,
melakukan pelaporan, dan sebagai dasar komunikasi mengenai tantangan
kesehatan kepada pengguna yang berbeda-beda.
Informasi yang dihasilkan pada sistem digunakan untuk memonitoring
pelaksanaan program atau kegiatan mengenai apakah program telah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jenis informasi yang dikumpulkan pada tahap ini digunakan untuk
kegiatan pemantauan atau monitoring. Data monitoring akan diambil secara
berkala dan berkelanjutan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan program.
Selanjutnya, Sistem Informasi digunakan untuk melihat adanya perbedaan
kondisi antara sebelum dan sesudah pelaksanaan atau implementasi program atau
16

kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Pada tahap ini disebut dengan kegiatan
evaluasi. Evaluai pada umumnya dilakukan pada pertengahan dan akhir
pelaksanaan proogram kesehatan.
Tahap pemanfaatan yang ketiga yaitu menindaklanjuti program atau
kegiatan yang telah atau sedang dilaksanakan agar berjalan sesuai dengan sasaran
yang sudah ditetapkan. Pada tahap ini jenis informasi yang dikumpulkan sering
disebut dengan kegiatan perencanaan.
Menurut dr. Tris Eryandi, dkk (2017), untuk melakukan perencanaan
kesehatan dan pembuatan keputusan diperlukan beberapa jenis informasi yang
berbeda, antara lain :
a. Determinan kesehatan (sosial-ekonomi, perilaku, lingkungan, faktor
genetik) dan lingkungan kontekstual tempat sistem informasi sedang
berjalan.
b. Input untuk sistem kesehatan dan proses terkait, antara lain kebijakan dan
organisasi, infrastruktur kesehatan, fasilitas dan peralatan, biaya, sumber
daya manusia dan dana, serta sistem informasi kesehatan.
c. Kinerja atau hasil dari sistem kesehatan seperti ketersediaan, akses dan
kualitas, penggunaan dari informasi dan layanan kesehatan, serta
ketanggapan sistem terhadap pengguna.
d. Outcome kesehatan (mortality, morbidity, outbreak penyakit, status
kesehatan, kecacatan, kesejahteraan).
e. Ketidakadilan kesehatan terkait dengan determinan kesehatan, cakupan
pengguna layanan, outcome kesehatan dan termasuk strata kunci seperti
jenis kelamin, status sosial ekonomi, suku, tempat tinggal, dan lain-lain.

2.5 Puskesmas
2.5.1 Pengertian Puskesmas
17

Menurut Kemenkes (2014), Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas


adalah pusat pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat sebagai
upayauntuk menyelenggarakan kesehatan masyarakat dan perseorangan ditingkat
pertama, kegiatan yang adalebih difokuskan pada upaya promotif (promosi) dan
preventif (pencegahan)dengan harapan dapat mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya pada wilayah kerja puskesmas.Selain itu,
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas dapat diartikan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di lingkungan dinas kabupaten atau kota yang
bertugas untuk melaksanakan pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kecamatan (Trihono, 2002). Maka dapat disimpulkan bahwan Puskesmas adalah
suatu organisasi fungsional pemerintahan yang memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
upaya kesehatann pokok.

2.5.2 Visi dan Misi Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas memilliki visi yaitu
mewujudkan kecamatan sehat. Menuurut Trihono (2002), dalam mewujudkan visi
tersebut, ada 4 misi yang harus diterapkan pada setiap Puskesmas, yaitu :
a. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan kesehatan.
Pada upaya pembangunan kecamatan, puskesmas akan menghimbau
masyarakat untuk memperhatikan aspek kesehatan. Hal ini bertujuan agar
pembangunan tersebut dapat mendorong lingkungan dan perilaku
masyarakat untuk menerapkan hidup sehat.
b. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat.
Untuk mendorong hal tersebut, puskesmas berupaya meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat agar semakin
berdaya dibidang kesehatan.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau. Pada pelayanan kesehatan, Puskesmas harus selalu
berupaya untuk menjaga cakupan dan kualitas agar tidak menurun. Selain
18

itu, puskesmas harus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan


yang ada agar cakupan dan kualitas yang diberikan semakin tinggi.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya. Dalam upaya mewujudkan kecamatan
sehat, Puskesmas harus menjaga derajat kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat agar tetap terpelihara. Bahkan diupayakan agar puskesmas
selalu meningkatkan derajat kesehatan yang ada beriringan dengan derap
pembangunan kesehatan di wilayah tersebut.

2.5.3 Tujuan dan Tugas Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan di Puskesmas yaitu untuk mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat
tinggal diwilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Kegiatan tersebut meliputi
pelayanan kesehatan perseorangan (provate goods), dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Dalam setiap Puskesmas harus menyelenggarakan upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan serta
kemampuan tiap Puskesmas. Berikut upaya-upaya kesehatan wajib yang harus ada
di Puskesmas :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan

2.6 Rawat Jalan


19

Menurut Syarifudin & Hamidah (2009), Rawat Jalan adalah pelayanan


kedokteran yang disediakan untuk pasien, bukan dalam bentuk rawat inap atau
hospitalization. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan upaya
kesehatan perseorangan. Menurut Kemenkes (2014), ada 5 upaya yang dapat
dilakukan guna meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu :
a. Rawat jalan,
b. Pelayanan gawat darurat,
c. Pelayanan satu hari (one day care),
d. Home care,
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.7 Flowchart
2.7.1 Pengertian Flowchart
Menurut Boonie Soeherman & Marion Pinontoan (2008), Flowchart atau
bagan alir adalah metode untuk menggambarkan tahapan suatu prosedur atau
penyelesaian masalah beserta alir data dengan menggunakan simbol-simbol yang
mudah untuk dipahami. Penggunaan flowchart bertujuan untuk menyederhanakan
rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna
terhadap informasi tersebut. Maka dari itu flowchart dibentuk atau dibuat secara
ringkas, jelas, dan logis.

2.7.2 Jenis Flowchart


Menurut Boonie Soeherman & Marion Pinontoan (2008), Flowchart dapat
dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Flowchart dokumen
Menurut Rifka (2017), Flowchart dokumen atau biasa disebut papper
work flowchart adalah bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan
formulir termasuk tembusan-tembusannya. Sedangkan menurut Boonie
Soeherman & Marion Pinontoan (2008), Flowchart dokumen adalah
gambaran aliran data dan informasi antar area atau divisi dalam sebuah
20

organisasi. Flowchart ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan


Flowchart sistem.
b. Flowchart sistem
Menurut Rifka (2017), Flowchart sistem adalah bagan yang menunjukkan
alur kerja di dalam sistem secara keseluruhan. Bagan tersebut menjelaskan
urutan-urutan dari suatu prosedur yang terkombinasi dan membentuk suatu
sistem. Pada flowchart sistem lebih menekankan kepada gambaran aliran
input, proses, dan output yang dihaslikan. Flowchart jenis ini terdiri dari
data yang mengalir melalui sistem dan proses yang mentransformasikan
data tersebut. Data dan proses yang ada pada flowchart sistem dapat
digambarkan secara online ataupun offline.
c. Flowchart program
Menurut Boonie Soeherman & Marion Pinontoan (2008), Flowchart
program adalah bagan alir yang menggambarkan logika suatu prosedur
penyelesaian masalah dalam pemrograman komputer. Sedangkan menurut
Rifka (2017), Flowchart program adalah bagan yang menjelaskan secara
rinci langkah-langkah dari proses program. Flowchart ini terdiri dari dua
macam, yaitu :
1) Bagan alir logika program yang digunakan untuk menggambarkan tiap
langkah di dalam program komputer secara logika dan dipersiapkan
oleh analisis sistem.
2) Bagan alir program komputer terinci.

2.7.3 Simbol-Simbol Flowchart


Simbol-simbol di dalam flowchart digunakan untuk mempermudah
penyampaian informasi suatu proses atau langkah dalam menetapkan standart
prosedur. Menurut Rifka (2017), simbol-simbol pada flowchart dapat dibagi
terdiri atas Flow Direction Symbol, Processing Symbol, dan Input-Output Symbol.
Flow Direction Symbol digunakan untuk menggabungkan antara simbol yang satu
dengan simbol lainnya, Processing Symbol digunakan untuk menunjukkan jenis
operasi pengolahan dalam suatu prosedur, dan Input-Output Symbol digunakan
21

untuk menggambarkan masukan dan keluaran dari suatu prosedur atau proses.
Penjelasan mengenai simbol-simbol flowchart tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Simbol-Simbol Flowchart
No Simbol Fungsi
1 Terminal Simbol terminal digunakan sebagai permulaan
atau akhiran dari suatu program.

2 Proses Simbol proses digunakan untuk menunjukkan


pengolahan yang dilakukan oleh komputer.

3 Manual Operator Simbol manual oprator digunakan untuk


menunjukkan pengolahan secara manual atau
tidak menggunakan komputer.

4 Input – Output Simbol input-output digunakan untuk


menunjukkan proses input atau output tanpa
tergantung jenis peralatannya.

5 Decision Simbol decision digunakan untuk menunjukkan


suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan
dua kemungkinan jawaban atau aksi.

6 Predefined Process Simbol predefined process digunakan untuk


mempersiapkan penyimpanan yang akan
digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam
storage.

7 Connector Simbol connector digunakan untuk menyatakan


sambungan dari prosedur atau proses dalam
lembar atau halaman yang sama.
22

8 Off-Line Connector Simbol off-line connector digunakan untuk


menggambarkan keluar atau masuknya prosedur
dalam lembar atau halaman yang lain.

9 Arus atau Flow Arus atau flow digunakan untuk


menghubungkan simbol flowchart yang satu
dengan yang lainnya dan menentukan arah
bagan alir.

10 Manual Input Simbol manual input digunakan untuk


memasukkan data secara manual dengan
menggunakan on-line keyboard.

11 Punched Card Simbol punched card digunakan untuk


menyatakan input berasal dari kartu atau output
ditulis ke kartu.

12 Document Simbol document digunakan untuk mencetak


keluaran dalam bentuk dokumen (melalui
printer).

13 Disk Storage Simbol disk storage digunakan untuk


menyatakan input berasal dari disk atau ouput
disimpan ke disk.

2.8 Data Flow Diagram (DFD)


2.8.1 Definisi Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Andri Kristanto (2003) dalam Muhamad Muslihudin &
Oktafianto (2016) menyatakan bahwan DFD merupakan suatu model logika data
atau proses uang dibuat untuk menggambarkan asal suatu data dan kemana tujuan
23

output data dari sistem, lokasi penyimpanan data, proses apa saja yang
menghasilkan data tersebut, dan interaksi antara data yang tersimpan dengan
proses yang dikenakan pada data tersebut. Sedangkan menurut Tata Sutabri
(2003) dalam Muhamad Muslihudin & Oktafianto (2016) menyatakan DFD
adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem komputerisasi,
manualisasi, atau gabungan dari keduanya yang penggambarannya disusun dalam
bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa DFD merupakan suatu model
logika yang menggambarkan asal suatu data, tujuan dari output syang diperoleh
dari sistem tersebut, letak penyimpanan data, dan proses apa yang mengahsilkan
data tersebut.
Keuntungan dari penggunaan DFD yaitu menggambarkan suatu sistem
dari level yang paling tinggi dan memecahnya hingga level paling rendah
(Dekomposisi). Namun kekurangan dari DFD yaitu tidak dapat menunjukkan
proses pengulangan, keputusan, dan perhitungan.

2.8.2 Simbol-Simbol pada Data Flow Diagram (DFD)


Menurut Mirza Maulinarhadi dan Max Advian (2013) Data Flow Diagram
(DFD) memiliki simbol-simbol sebagai berikut :

Tabel 2.4 Simbol-Simbol DFD

Notasi Gane & Sarson Notasi Keterangan


Yourdon/DeMarco
Entitas External Entitas External Entitas adalah suatu terminator
berupa orang atau unit terkait yang
24

berinteraksi dengan sistem namun


dalam posisi diluar kendali sistem.

Proses Proses Proses adalah kegiatan yang


dilakukan oleh orang atau unit.
Proses merupakan hasil dari suatu
arus data yang masuk ke dalam
proses dan menghasilkan sendiri
dapat menghasilkan suatu output.

Alur Data Alur Data Alur data berfungsi untuk


mengalirkan data dengan arus
khusus dari sumber ke tujuan. Alur
data mengalir diantara proses,
data store, dan entity external.

Data Store Data Store Data store adalah tempat


penyimpanan data berupa file atau
database pada sistem komputer.
Data store merupakan hasil atau
output dari suatu proses di dalam
sistem.

2.8.3 Aturan Pembuatan Data Flow Diagram (DFD)


Menurut Andri Kristanto (2003) dalam Muhamad Muslihudin &
Oktafianto (2016) menyatakan dalam pembuatan DFD terdapat beberapa aturan-
aturan yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Tidak diperbolehkan adanya hubungan antara eksternal entity dengan


eksternal entity.

Eksternal Eksternal
Entity Entity

Salah
25

Eksternal Eksternal
Proses
Entity Entity

Benar
Gambar 2.1 Aturan Pembuatan DFD (Eksternal Entity)

b. Tidak diperbolehkan adanya hubungan antara data store dengan data store.

Data Store Data Store

Salah

Data Store Proses Data Store

Benar
Gambar 2.2 Aturan Pembuatan DFD (Data Store)

c. Tidak diperbolehkan adanya hubungan antara data store dengan eksternal


entity.

Eksternal
Data Store
Entity

Salah

Eksternal
Data Store Proses
Entitiy

Benar
Gambar 2.3 Aturan Pembuatan DFD
(Data Store dan Eksternal Entity)

d. Setiap proses harus memiliki data flow masuk atau inputan dan data flow
keluar atau output.
26

Proses Proses

Salah

Proses

Benar
Gambar 2.4 Aturan Pembuatan DFD (Proses)

2.9 Entity Relationship Diagram (ERD)


2.9.1 Pengertian Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Hanif Al Fatta (2007), Entity Relationship Diagram (ERD) atau
Diagram Relasi Entitas adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi
dibuat, disimpan, dan digunakan dalam suatu sistem. Sedangkan menurut Bagus
Kurniawan (2002), ERD adalah diagram yang akan dibuat untuk mengilustrasikan
komponen-komponen data. Sehingga dengan adanya ERD dapat memudahkan
dalam membuat sebuah relational condition atau hubungan antar elemen dimana
pada tahap selanjutnya dapat diimplementasikan ke dalam bentuk tabel relasi. Saat
pengguna dan peneliti berdiskusi tentang kebutuhan data untuk suatu sistem
informasi, mereka akan berbicara mengenai field-field data yang saling
berhubungan. Kumpulan dari field-field data yang saling berhubungan disebut
entitas (entities). ERD memiliki hubungan dengan data di dalam entitas dan
antarentitas. Pemecahan dari entitas menjadi umit-unit berukuran lebih kecil dan
mengikuti aturan-aturan struktur basis data disebut dengan tabel. Satu entitas
dapat berubah menjadi satu tabel dan tidak dapat dipecah menjadi beberapa tabel.
27

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ERD adalah tingkat


konseptualisasi data yang lebih tinggi daripada tabel.

2.9.2 Notasi-Notasi ERD


Pada ERD terdapat 3 notasi yang dapat mempermudah dalam pembuatan
ERD, yaitu :
Tabel 2.3 Notasi-Notasi ERD

No Simbol Fungsi
1. Entitas Entitas merupakan objek yang mewakili
sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan
dengan yang lainnya.

2. Relationship atau Hubungan Relasi adalah objek yang menggambarkan


hubungan antara 1 entitas atau lebih yang
tidak mempunya fisik tetapi hanya sebagai
konseptual dan berfungsi untuk mengetahui
hubungan antara 2 file.

3. Atribut Atribut adalah karasteristik dari suatu


entitas atau relasi dan menyediakan
penjelasan detail tentang entitas atau relasi
tersebut dan berfungsi untuk memperjelas
atribut.

2.9.3 Langkah-Langkah Memodelkan Sistem ke Dalam ERD


Menurut Bagus Kurniawan (2002), dalam memodelkan suatu sistem ke
dalam bentuk ERD, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengumpulkan semua komponen atau entitas dari data sistem yang diteliti
Di dalam proses ini, seluruh variabel masukanatau elemen data yang
berhubungan dengan sistem akan didaftar. Contohnya dalam membuat
perencanaan sistem kemahasiswaan, maka entitas yang dapat didaftarkan
pada sistem tesebut yaitu :
28

1) Mahasiswa
2) KRS
3) KHS
4) Traskrip
5) Dosen
Dari daftar entitas di atas, peneliti diharapkan dapat menganalisis dan
menentukan daftar kejadian dalam ruang lingkup sistem informasi yang
akan dibuat (Event List). Berikut contoh event list yang dapat dimasukkan :
1) Input data mahasiswa
2) Input data KRS
3) Cetak absensi
4) Cetak KHS
5) Cetak Transkrip
Selanjutnya dilakukan penyaringan entitas-entitas mana saja yang
berpengaruh atau digunakan di dalam sistem. Dalam melakukan
penyaringan entitas dapat menggunakan event list yang telah dibuat.
Tentukanlah entitas mana saja yang dapat dijadikakan variabel masukan
dalam sistem.
b. Menentukan entitas-entitas yang berpengaruh
Tahapan selanjutnya yaitu meminimize masukan entitas agar pengguna
tidak merasa terbebani terhadap kewajiban yang harus ia lakukan ketika
mengakses sebuah sistem pemasukan data. Hal ini tergantung pada
struktur algoritma yang dapat dirancang oleh peneliti. Contohnya pada
proses penghitungan nilai. Seorang pengguna hanya memasukkan
komponen nama mahasiswa, kode matakuliah, dan nilai yang didapat dari
hasil pembelajaran sesuai matakuliah. Sedangkan pada sistem otomatis
dapat menghasilkan variabel-variabel nama matakuliah, jumlah sks, IP
serta IPK yang didapatkan dari perhitungan dan pengaksesan dari tabel
yang menyediakan data utama. Dengan adanya proses tersebut, diharapkan
dapat tercapai efisiensi waktu dan ketepatan atau keakuratan pemasukan
data.
29

c. Menentukan relasi antar entitas


Penentuan relasi antar entitas bertujuan agar sebuah entitas yang menjadi
penghubung antara dua atau lebih entitas terkait dapat dijadikan sebagai
sebuah indeks pendifinisian atau pencarian data. Menurut Bagus
Kurniawan (2002), ada berbagai macam hubungan antar entitas, yaitu :
1) One to One (Satu ke Satu)
One to One merupakan bentuk relasi antara satu entitas dengan satu
entitas lainnya. Contohnya yaitu relasi antara entitas pegawai dengan
entitas kartu pegawai. Pada kasus ini, entitas pegawai dengan entitas
kartu pegawai terhubung oleh relasi “memiliki”, yaitu seorang pegawai
akan memiliki satu buah kartu pegawai.

KARTU
PEGAWAI 1 MEMILIKI 1
PEGAWAI

Gambar 2.5 Relasi ERD (One to One)

2) One to Many (Satu ke Banyak)


One to Many merupakan bentuk relasi dari satu entitas ke beberapa
entitas lain (entitas dengan jumlah lebih dari satu). Contohnya yaitu
pada kasus kamar inap yang ditempati oleh pasien. Secara logika, satu
kamar inap dapat ditempati oleh bermacam-macam pasien yang
memilih kamar tersebut. Dari penjelasan tersebut, jumlah pasien yang
memilih kamar tersebut akan lebih dari satu.

KAMAR 1 DITEMPATI n PASIEN


INAP

Gambar 2.6 Relasi ERD (One to Many)

3) Many to One (Banyak ke Satu)


Many to One mendefinisikan hubungan antara entitas dengan jumlah
lebih dari satu yang berhubungan dengan entitas lain yang memiliki
jumlah tunggal. Contohnya yaitu hubungan antara entitas dokter
30

dengan entitas keahlian yang dihubungkan dengan relasi “memiliki”.


Beberapa dokter dapat memiliki sebuah keahlian yang sama.

DOKTER n MEMILIKI 1 KEAHLIAN

Gambar 2.7 Relasi ERD (Many to One)

4) Many to Many (Banyak ke Banyak)


Many to Many mendeskripsikan suatu permasalahan yang kompleks,
yaitu hubungan antara beberapa entitas dengan entitas lain yang juga
lebih dari satu. Contohnya pada kasus hubungan antara entitas mata
kuliah dengan mahasiswa yang direlasikan dengan “mengambil”.
Entitas mahasiswa memiliki jumlah lebih dari satu dapat mengambil
sejumlah mata kuliah yang bermacam-macam.

MATA
MAHASISWA n MENGAMBIL n
KULIAH

Gambar 2.8 Relasi ERD (Many to Many)

d. Tentukan tabel
Untuk menentukan bentuk tabel maka terlebih dahulu kita harus
menentukan jenis hubungan antar entitas yang akan dijadikan sebagai
table descriptor.

e. Nomalisasi (Jika Diperlukan)


Normalisasi dapat dilakukan apabila terdapat elemen pada table yang tidak
diperlukan. Contoh pada tabel daftar nilai mahasiswa, penelitit tidak perlu
mencantumkan elemen nama dosen untuk mata kuliah tertentu. Tetapi
peneliti cukup memasukkan elemen kode mata kuliah, NIM, dan nilai.

2.10 Database
31

Database adalah sekumpulan data yang berhubungan secara logika dan


memiliki beberapa arti yang saling berkaitan. Suatu software sistem yang
memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, dan memelihara database
serta menyediakan akses yang terkontrol dengan data disebut dengan Database
Management System (DBMS). Database sendiri memiliki prosesor pusat yang
secara fisik merupakan tempat penyimpanan database yang dikenal dengan
sebutan server. Server biasanya memiliki sebuah prosesor yang berfungsi untuk
mengelola operasi-operasi pengambilan data maupun berbagai manipulasi data
aktual. Program-program yang berinteraksi dengan DBMS disebut dengan client.
Client akan berjalan di komputer dekstop personal untuk mengakses database
atau dapat juga berada di dalam satu komputer tunggal. DBMS personal atau
single-user akan diakses oleh beberapa user pada waktu yang berbeda.
Konfigurasi yang dihasilkan oleh jaringan tersebut akan berbeda-beda antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya.
Di dalam sistem single-user biasanya hanya ada satu bagian software yang
menangani keseluruhan operasi. DBMS dapat berfungsi sebagai mediator
komunikasi antara database dengan user. Setiap perangkat client atau user secara
individu akan mendapatkan tingkatan-tingkatan akses data yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Beberapa diantaranya diberikan hak akses untuk
mengubah bagian-bagian dari strukrur database, beberapa yang lainnya diberikan
hak akses untuk mengubah data, dan sisanya hanya diberikan hak akses untuk
melihat data.

2.11 XAMPP
Menurut Andrea Adelheid (2013), XAMPP adalah perangkat lunak yang
dikembangkan oleh apache dan berfungsi untuk membangun server yang berdiri
sendiri (localhost). XAMPP merupakan singkatan dari X, Apache Server,
MySQL, PHPMyAdmin, dan Phyton. Huruf X di depan kalimat menandakan
bahwa XAMPP dapat diinstal diberbagai operating system. Penginsallan XAMPP
dapat dilakukan pada Windows, Linux, MacOS, dan Solaris. Untuk mendownload
32

aplikasi XAMPP dapat melalui situs resmi apache yaitu http://www.apache-


friends.org.
Beberapa fitur yang terdapat pada XAMPP 1.8.3 diantaranya yaitu :
a. Apache 2.4.7
b. MySQL 5.6.14
c. PHP 5.5.6
d. phpMyAdmin 4.0.9
e. FileZilla FTP Server 0.9.41
f. Tomcat 7.0.42 (with mod_proxy_ajp as connector)
g. Strawberry Perl 5.16.3.1 Portable
h. XAMPP Control Panel 3.2.1 (from hackattack142)

2.12 MySQL
2.12.1 Pengertian MySQL
Menurut Agung B.H., dkk (2015) MySQL atau My Structure Query
Language adalah salah satu Database Managemet System (DBMS) yang
berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL. Sedangkan
menurut Miftakhul Huda & Bunafit Komputer (2010), MySQL adalah sebuah
perangkat lunak sistem manajemen basis data atau Database Management System
(DBMS) yang bersifat multiuser. MySQL ini bersifat open source sehingga dapat
digunakan secara gratis. Salah satu pemrograman yang dapat mendukung
database MySQL yaitu PHP.

Menurut Miftakhul Huda & Bunafit Komputer (2010), sebagai database


sistem MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :
a. Portability
MySQL merupakan software yang dapat berjalan stabil pada berbagai
sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server,
Solaris, Amiga, dan lain-lain.
b. Multiuser
33

MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan
tanpa mengalami masalah atau konflik.
c. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask,
nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail
serta password yang terenkripsi.
d. Scalability dan Limits
MySQL dapat menangani database dalam skala besar, dengan jumlah
record lebih dari 50 juta, 60 ribu tabel, dan 5 milyar baris. Selain itu, batas
indeks yang dapat ditampung oleh MySQL mencapai 32 indeks pada tiap
tabelnya.

2.12.2 Perintah MySQL


Menurut Anhar (2010), pada MySQL terdapat 2 jenis perintah yang
dikategorikan sesuai fungsinya. Perintah-perintah tersebut antara lain :
a. DDL (Data Definition Language)
1) Perintah untuk membut database, yaitu :
CREATE DATABASE <nama database>;
Contoh : CREATE DATABASE pasien;
2) Perintah menggunakan database, yaitu :
USE <nama database>;
Contoh : USE pasien;

3) Perintah membuat tabel, yaitu :


CREATE TABLE <nama tabel(nama kolom tipedata(ukuran), nama
kolom2 tipe data2(ukuran2))>;
Contoh : CREATE TABLE identitas(nama varchar(20), norm
varchar(32));
4) Perintah menghapus database, yaitu :
DROP DATABASE <nama database>;
34

Contoh : DROP DATABASE pasien;


b. DML (Data Manipulation Language)
1) Memasukan data ke dalam database, yaitu :
INSERT INTO <nama tabel> VALUES <isi kolom1, isi kolom2>;
Cotnoh : INSERT INTO identitas (nama,norm) VALLUES
(‘Aisyah’,’00-09-11-97’);
2) Menampilkan data dalam tabel, yaitu :
(1) Menampilkan beberapa data yang diinginkan pada tabel
SELECT <field> FROM <nama tabel>;
Contoh : SELECT nama FROM identitas;
(2) Menampilkan data keseluruhan pada tabel
SELECT*FROM <nama tabel>;
Contoh : SELECT*FROM identitas;
3) Mengubah data dalam tabel, yaitu :
UPDATE <nama tabel> SET <nama field= isian baru> WHERE
<kriteria>;
Contoh : UPADTE identitas SET nama=’Ais’ WHERE norm=’00-09-
11-97’;
4) Menghapus data dalam tabel, yaitu :
DELETE FROM <nama tabel> WHERE <kriteria>;
Contoh : DELETE FROM identitas WHERE nama=’Ais’;
Selain 2 jenis perintah tersebut, terdapat perintah lain yang terdapat pada
MySQL, yaitu Data Control Language (DCL). DCL berfungsi dalam
mengamankan database seperti memberikan akses ke database dan menghapus
hak akses tersebut. Perintah yang terdapat pada DCL yaitu grant dan revoke.
Grant berfungsi untuk memberikan hak akses kepada user untuk mengakses table
dalam database. Sedangkan revoke berfungsi untuk menghapus hak akses.

2.13 Website
2.13.1 Pengertian Website
35

Website adalah kumpulan dari halaman web yang diletakkan pada satu
situs atau site. Di era teknologi sekarang ini, website merupakan sesuatu yang
sangat berperan, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, kesehatan, bisnis,
dan lain-lain. Jumlah halaman pada website bermacam-macam, semua itu
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Website dapat diisi dengan berbagai file,
seperti gambar, video, dan file digital lainnnya yang diletakkan pada satu tempat
yang diidentifikasikan melalui nama domain atau domain name dan alamat IP
atau IP address. Penulisan pada halaman web menggunakan standar bahasa
HTML.
Sebuah website biasanya akan di-host oleh minimal satu web server.
Untuk megakses web server tersebut dibutuhkan koneksi internet. Maka cara kerja
dari website yaitu dengan melakukan pengaksesan oleh client atau komputer
pengakses ke komputer tempat diletakkannya web server dan kemudian dapat
dilakukanlah pengaksesan halaman-halaman web.
Halaman web biasanya disebut dengan dokumen. Dokumen pada halaman
web dapat ditulis dalam bentuk plain text dengan aturan yang sesuai pada aturan
HTML (Hypertext Markup Language)dengan penyempurnaan dari paradigma
XML (Extensible Hypertext Markup Language)dan terakhir menggunakan versi
HTML 5.
Cara mentranfer dokumen halaman web ke client dapat menggunakan
protokol HTTP yaitu Hypertext Transfer Protocol. Protocol HTTP tersebut fapat
ditingkatkan dengan menggunakan enkripsi yang nantinya akan berubah menjadi
HTTPS. HTTPS ini dapat memungkinkan halaman website dipakai untuk
aplikasi-aplikasi yang memerlukan keamanan lebih tinggi seperti e-commerce
atau online banking.
Dalam melakukan pengaksesan halaman web, komputer user harus
dilengkapi dengan software browser. Seluruh website yang ada di dunia
membentuk suatu dunia maya yang disebut dengan World Wide Web atau biasa
dikenal dengan sebutan WWW. Dengan pembentukan dunia maya tersebut dapat
memungkinkan konten-konten interaktif dan dinamis dari flash dapat dilihat
dengan benar dari browser.
36

2.13.2 Jenis-Jenis Website


Jika dahulu website hanya sekedar brosur pasif untuk menampilkan
informasi teks dengan gambar yang sedikit, sekarang website telah berevolusi
dengan menyediakan berbagai jenis website yang dapat diakses dengan mudah.
Berikut beberapa jenis website yang sering kita gunakan :
Tabel 2.5 Jenis-Jenis Website

No Jenis Website Definisi


1. Website Affiliate Website ini tidak hanya sekedar portal berupa CMS
(Content Management Website). Namun, dapat juga
mensinndikasi konten dari pihat ketiga. Contoh dari
website affiliate yaitu Yahoo! dan Ebay.
2. Website Archive Pada website ini kita dapat menyimpan informasi-
informasi penting di dalam internet. Fungsi dari website
archive dapat dikatakan mirip dengan perpustakaan
online yang dapat menyimpan hal-hal penting dan
menarik di internet. Contoh dari website tersebut yaitu
Internet Archive (archive.org).
3. Website Blog Website ini digunakan untuk menyimpan informasi
secara individu atau kelompok dan memungkinkan
informasi tersebut dapat diberikan komentar oleh
pengunjung atau pembaca. Contoh dari website tersebut
yaitu Blogger.com dan Wordpress.com.
4. Website Konten Website konten digunakan untuk menyediakan informasi-
informasi yang berguna bagi pembaca. Salah satu contoh
dari website tersebut yaitu Slate.com dan About.com.
5. Website Korporat Website jenis ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan
guna menyampaikan informasi terkait aspek-aspek yang
dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang
bersangkutan.
6. Website E-commerce Jenis website ini digunakan untuk melakukan penjualan
secara online atau toko online. Website e-commerce
dapat memungkinkan terjadinya transaksi barang dan
jasa secara online melalui website yang telah disediakan.
7. Situs Komunitas Website yang satu ini merupakan tempat berkumpulnya
37

orang-orang yang ingin bersosialisasi melaui


pembentukan komunitas. Pada situs tersebut, user dapat
bertukar informasi dan membentuk grup untuk
bersosialisasi. Contohnya yaitu MySpace. Facebook, dan
Twitter.

2.14 Hypertext Markup Language (HTML)


2.14.1 Pengertian Hypertext Markup Language (HTML)
Menurut Enterprise Jubilee (2011), Hypertext Markup Language (HTML)
adalah script pemrograman yang mengatur bagaimana menyajikan informasi di
internet dan bagaimana informasi tersebut dapat membawa kita melompat dari
satu tempat ke tempat lainnya. Berdasarkan tiap kata HTML dapat diartikan
sebagai berikut (Enterprise Jubilee, 2011) :
a. Hypertext adalah sebuah teks yang apabila diklik akan berpindah dari satu
dokumen ke dokumen lainnya. Hypertext ini berwujud sebuah link yang
dapat menjadi akses untuk masuk ke dalam internet.
b. Markup adalah tag atau semacam kode yang mengatur layout dan tampilan
visual yang ada pada website. Markup ini berupa font, warna teks, gambar,
dan lain sebagainya yang ada pada tampilan website.
c. Language adalah suatu penunjuk bahwa HTML merupakan script
pemrograman.

Menurut Enterprise Jubilee (2016), HTML bukan merupakan bahasa


pemrograman. Karena pada umunya bahasa pemrograman memiliki struktur
tertentu, seperti logika if, pengulangan, variabel, debugger, dan penulisan syntax.
Pada bahasa pemrograman seperti java apabila didalam penulisan kode terdapat
satu karakter yang kurang maka seluruh program tidak akan berjalan. Lain halnya
dengan HTML, struktur-struktur seperti logika if, pengulangan, variabel,
debugger, dan penulisan syntax tidak terdapat pada HTML. Pada HTML apabila
terjadi kesalahan penulisan kode, program akan tetap berjalan dan tidak akan
menampilkan pesan kesalahan pengkodean. Hanya saja kesalahan tersebut dapat
membuat tampilan website yang anda buat tampak tidak seperti yang diharapkan.
38

Maka berdasarkan penjelasan tersebut HTML disebut sebagai bahasa markup


(markup language). Bahasa markup merupakan bahasa struktur untuk menandai
bagian-bagian dari sebuah halaman.

2.14.2 Struktur Dasar HTML


Menurut Enterprise Jubilee (2016), HTML memiliki struktur dasar yang
terdiri dari :
a. Tag DTD atau DOCTYPE
b. Tag HTML
c. Tag HEAD
d. Tag Body
Berdasarkan struktur tersebut, HTML memiliki script dasar sebagai berikut :
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title> Belajar HTML </title>
</head>
<body>
<p> Aisyah Fajri Filani </p>
</body>
</html>

2.15 Hyepertext Pre Processor (PHP)


Hypertext Pre Processor atau PHP adalah bahasa scripting dengan
sourcecode dalam bentuk teks dan langsung di-parser oleh software PHP pada
server tanpa harus dirubah kebentuk lain terlebih dahulu. PHP memiliki banyak
fituryang dapat mempermudah desainer atau programmer dalam membuat
website.Ditinjau dari sintak bahasa, PHP memiliki kemiripan dengan C. Namun,
secarakeseluruhan PHP dapat dikatakan lebih mudah dibandingkan dengan C
karenatidak memiliki konsep yang rumit dan tidak memiliki fitur pemrograman
low level untuk mengakses hardware. Pemrograman PHP ini dikhususkan untuk
pengembangan web yang bersifat dinamis. Maksudnya, PHP mampu
39

menghasilkan website yang secara terus-menerus dan hasilnya dapat berubah-


ubah sesuai dengan pola yang diberikan.

2.16 Barcode
2.16.1 Pengertian Barcode
Barcode adalah kode identifikasi yang terdiri atas serangkaian garis
vertical dan spasi dengan lebar yang berbeda. Masing-masing garis ventrikal pada
barcode memiliki makna sendiri sesuai dengan ketebalan yang berbeda-beda.
Ketebalan tersebut akan diterjemahkan pada suatu nilai dan menentukan waktu
lintasan bagi titik sinar pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca.

2.16.2 Manfaat Barcode


Menurut Teguh Wahyono (2010), ada beberapa manfaat dalam
penggunaan barcode, antara lain yaitu :
a. Standardisasi pengkodean data
Dengan adanya standarisasi, dapat memberikan keseragaman dan
kemudahan dalam pengolahan data. Pengkodean data yang terstandarisasi
menggunakan barcode dapat menjamin informasi yang ditermia dan
disampaikan dengan cara yang benar, sehingga dapat dipahami.

b. Otomatisasi pembacaan data


Barcode dapat dibaca secara otomatis dengan waktu yang cepat oleh mesin
reader-nya. Dengan demikian tidak perlu adanya penulisan secara manual
data kode dari suatu barang.
c. Akurasi pembacaan
Pengetikan data secara manual memiliki peluang kesalahan lebih besar.
Hal ini dapat menimbulkan kesalahan dalam pembuatan laporan dari
pengolahan data tersebut. Penggunaan barcode dapat meningkatkan
akurasi dengan mengurangi kesalahan dalam penginputan secara manual.
d. Kemudahan Penggunaan
40

Barcode dapat digunakan dengan mudah, hanya dengan menyorotkan


lampu pembaca pada tempat kode, maka kode akan langsung terbaca.
e. Meningkatkan produktifitas dan keuntungan
Dengan kemudahan penggunaan, otomatisasi dan akurasi yang ditawarkan
oleh barcode, jelas dapat membantu meningkatkan produktifitas dan
keuntungan bagi pihak tersebut. Informasi yang dihasilkanpun dapat
diterima lebih cepat.

2.17 Metode Penelitian Kualitatif


2.17.1 Pengertian Metode Penelitian Kualitatif
Menurut Eko Sugiarto (2015), Penelitian Kualitatif adalah jenis penelitian
yang tidak menggunakan prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dan
memiliki tujuan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari tempat yang akan diteliti dengan memanfaatkan diri
peneliti sebagai instrumen kunci. Metode Penelitian Kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, penelitian ini
digunakan untuk meneliti kondisi subjek yang alamiah dimana peneliti merupakan
instrumen kunci. Data yang didapat dari penelitian kualitatif umumnya berbentuk
deskriptif berupa kata-kata, gambaran, atau rekaman. Kriteria pada penelitian
kualitatif yaitu data yang pasti. Data pasti yaitu data yang sebenarnya terjadi
sebagaimana adanya, bukan hanya sekedar yang terlihat dan terucap.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar belakang masalah
dengan tujuan untuk menafsirkan kondisi yang terjadi dimana peneliti merupakan
instrumen kunci. Pengambilan sampel pada sumber data dilakukan secara
puposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi atau gabungan,
analisi data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan
makna daripada generalisasi.
Penelitian kualitatif dapat diterapkan untuk meneliti hal-hal sebagai
berikut :
41

a. Apabila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang, atau


bahkan gelap. Penelitian kualitatif sangat tepat untuk diterapkan pada
kasus ini sebab peneliti dapat secara langsung masuk ke lapangan sehingga
masalah dapat ditemukan dengan mudah.
b. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami makna di balik yang
tampak. Gejala sosial tidak bisa dipahami berdasarkan ucapan dan
tindakan seseorang. Metode yang dapat digunakan yaitu wawancara
mendalam, observasi, dan dokumentasi.
c. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial.
Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat terurai dengan menggunakan
metodi ini dengan cara observasi terlibat dan wawancara
mendalamterhadap sampel yang diteliti.
d. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami perasaan orang.
Dengan cara observasi terlibat dan wawancara mendalam dapat
memudahkan peneliti untuk merasakan kondisi yang dialami oleh objek.
e. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengembangkan teori,
khususnya teori yang dibangun berdasarkan data lapangan. Dengan
metode ini peneliti dapat melakukan penjelajahan awal, lalu
mengumpulkan data untuk dianalisis sehingga dapat ditemukan hipotesis
berupa hubungan antargejala yang diteliti. Hipotesis tersebut kemudian
akan diverifikasi dengan pengumpulan data yang lebih mendalam sehingga
dapat terbukti.
f. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memastikan kebenaran data
sosial. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data secara triangulasi
atau gabungan, kepastian data akan terjamin. Sebab dengan menggunakan
teknik triangulasi apabila belum ditemukan titik kesimpulan, maka akan
diganti dengan teknik lainnya.
g. Metode kualitatif dapat digunakan untuk meneliti sejarah perkembangan.
Dengan menggunakan data dokumentasi dan wawancara mendalam
kepada pelaku sejarah atau orang yang mengetahui informasi tersebut
maka informasi dapat digali secara mendalam.
42

2.17.2 Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif


Pada penelitian kualitatif terdapat 3 metode untuk mengumpulkan data,
berikut metode-metode penelitian kualitatif :
a. Observasi
Observasi merupakan proses penelitian dengan mengamati situasi secara
langsung. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat-
alat yang dapat digunakan pada penelitian ini yaitu lembar pengamatan,
ceklist, catatan kejadian, dan lain-lain.
b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pembuktian terhadap informasi dengan
cara mengajukan pertanyaan terhadap objek yang bersangkutan. Teknik
wawancara pada penelitian kualitatif yaitu wawancara mendalam (in-depth
interview). Teknik wawancara mendalam ini adalah proses memperoleh
informasi dengan cara tanya jawab sambil bertatao muka antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai. Pada saat melakukan
wawancara, peneliti harus memperhatikan intonasi suara, kecepatan
berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan non-verbal.
Terdapat 2 jenis wawancara, yaitu autoanamnesa dan aloanamnesa.
Autoanamnesa adalah wawancara yang dilakukan dengan subjek atau
responden, sedangkan aloanamnesa adalah wawancara dengan keluarga
responden.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian. Dokumentasi dapat berupa sumber tertulis, film, gambar, dan
karya-karya monumental.
Selain metode tersebut, terdapat metode-metode lain yang dapat digunakan
dalam pengambilan data kualitatif, yaitu :
a Brainstorming
Brainstorming adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna suatu tema menurut
43

pemahaman suatu kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap


pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi terpusat pada
suatu permasalahan tertentu. Brainstorming juga dimaksudkan untuk
menghindari suatu pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap fokus
masalah yang sedang diteliti.
b. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah
merupakan bentuk kegiatan pengumpulan data melalui wawancara
kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa FGD ialah metode dan
teknik dalam mengumpulkan data kualitatif dimana sekelompok orang
akan berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topik tertentu yang
dipandu oleh seorang moderator. Umumnya FGD diikuti oleh peserta
dengan jumlah 7-11 orang.

2.18 Blackbox Testing


Blackbox testing adalah suatu pengujian dengan cara mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan pemeriksaan fungsi fungsi dari perangkat lunak.
Pada pengujian ini hanya mengevaluasi tampilan luar atau interface tanpa melihat
kodingannya, serta melihat fungsi-fungsi pada perangkat lunak tersebut.
Pengujian ini berbeda dengan whitebox testing yang menguji hingga struktur
internal perangkat. Metode ini dapat diterapkan pada semua tingkat pengujian
perangkat lunak yang berupa pengujian unit, fungsional, sistem, dan
penerimaannya. Pengujian blackbox dapat digunakan untuk menemukan beberapa
kesalahan pada perangkat lunak, seperti :
a. Menemukan fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang di dalam suatu
software
b. Mencari kesalahan interface yang terjadi saat software dijalankan
c. Mengetahui kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
didalam suatu aplikasi
d. Menguji kinerja dari suatu perangkat lunak atau software
e. Mencari kesalahan dari terminasi perangkat lunak
44

2.19 Metode Waterfall


2.19.1 Pengertian Metode Waterfall
Menurut Sommervile (2011), Metode Waterfall yaitu metode pendekatan
alur hidup perangkat lunak secara skuensial atau terstruktur mulai dari analisis,
desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Metode ini sering
disebut dengan model skuensial linier (sequential liniear) atau alur hidup klasik
(clasic life cycle).

2.19.2 Tahapan Metode Waterfall


ANALYSIS

DESIGN

CODING

TESTING

MAINTENANCE

Gambar 2.9 Metode Waterfall (Sommervile, 2011)

Menurut Sommerville (2011), terdapat beberapa tahapan dalam metode


Waterfall yaitu :
a. Analysis
Pada tahapan ini dilakukan penetapan fitur, kendala, dan tujuan sistem
dengan cara melakukan konsultasi kepada pengguna sistem. Hal ini
berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh
pengguna tersebut.
b. Design
45

Pada tahapan ini dilakukan pembentukan rancangan atau gambaran suatu


sistem berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan pada tahapan
analisis. Selain itu pada tahapan ini juga menggambarkan dan
mengidentifikasi abstrak dari suatu sistem perangkat lunak beserta
hubungan-hubungannya. Hal ini berguna untuk mempermudah pembuatan
sistem agar lebih runtut.
c. Coding
Tahap ini merupakan tahap dalam proses pembuatan sistem yang diawali
dengan pembuatan database pada XAMPP, dilanjutkan dengan pembuatan
interface pada Dreamwaver, dan yang terakhir tahap pengkodean pada
PHP.
d. Testing
Untuk tahapan selanjutnya yaitu pengujian pada setiap unit program yang
sudah diintegrasikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah sistem
yang ada telah memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang sudah
ditetapkan.
e. Maintenance
Pada tahapan ini sistem akan diinstal dan mulai digunakan. Selain itu
dilakukannya perbaikan apabila terjadi error yang tidak diketahui selama
proses pembuatan sistem. Selain itu pada tahapan ini dilakukan
pengembangan sistem dengan melakukan penambahan fitur dan fungsi
baru.

2.20 Kerangka Konsep


Kerangka konsep pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
46

INPUT PROSES OUTPUT

Analisis Kebutuhan a. Analisis Sistem Informasi


Sistem : Kebutuhan Sistem Pendaftaran Pasien
a Data pasien b. Desain Rawat Jalan
b Data rekam 1) Desain a Pendaftaran
medis pasien Flowchart pasien lama
c Data petugas 2) Desain DFD secara online
pendaftaran 3) Desain ERD b KIB dengan
4) Desain Interface
d Data poli barcode
c. Koding
e Data petugas c Resume Medis
1) Pembuatan
poli d Laporan jumlah
database pada
XAMPP kunjungan
2) Membuat e Laporan pasien
Halaman Sistem baru
Informasi f Laporan pasien
Pendaftaran lama
pada PHP g Laporan pasien
3) Pengkodean BPJS
Sistem h Laporan pasien
Informasi umum
Pendaftaran i Laporan
pada PHP diagnosa pasien
d. Testing
Blackbox Testing

Gambar 2.10 Kerangka Konsep

Berikut penjelasan mengenai kerangka konsep diatas :


a. Input
Tahapan ini merupakan tahapan mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang
dibutuhkan oleh peneliti. Kebutuhan yang dimaksud ialah data-data yang
dapat menghasilkan informasi dan bersangkutan dengan sistem. Data
tersebut meliputi :
1) Data pasien : Nama pasien, nomor rekam medis, tempat dan tanggal
lahir, alamat rumah, umur, pendidikan, pekerjaan, NIK, nama kepala
keluarga, dan agama.
47

2) Data rekam medis pasien : No. RM, riwayat kunjungan, dan riwayat
pemeriksaan (diagnosa).
3) Data petugas pendaftaran : ID petugas pendaftaran dan nama petugas
pendaftaran.
4) Data poli : ID poli dan nama poli.
5) Data petugas poli : ID petugas poli dan nama petugas poli.
b. Proses
Proses merupakan alur pembuatan sistem yang terdiri dari :
1) Analisis kebutuhan sistem
Analisis kebutuhan sistem bertujuan untuk mengetahui apa saja yang
dibutuhkan untuk pembuatan sistem.
2) Desain
Desain merupakan tahapan untuk membuat rancangan atau gambaran
sistem yang bertujuan untuk mempermudah pembuatan sistem secara
runtut. Pada tahapan ini terdapat 4 tahapan desain, yaitu :
(1) Desain Flowchart
(2) Desain DFD
(3) Desain ERD
(4) Desain Interface
3) Koding
Tahapan koding merupakan tahapan pembuatan sistem atau inti dari
suatu sistem. Pada penelitian ini, terdapat 3 tahapan koding yaitu :
1) Pembuatan database pada XAMPP
2) Membuat Halaman Sistem Informasi Pendaftaran pada PHP
3) Pengkodean Sistem Informasi Pendaftaran pada PHP
4) Testing
Pada tahap testing atau pengujian sistem masing-masing use case akan
diuji menggunakan data yang telah dipersiapkan sebelumnya dan
membandingkan hasilnya dengan kriteria hasil pengujian. Pada
penelitian ini metode yang digunakan yaitu black box testing. Metode
48

ini memfokuskan pada fungsional sistem informasi. Fungsi sistem


yang akan diuji antara lain :
(1) Login
(2) Pengolahan data petugas pendaftaran
(3) Pengolahan data petugas poli
(4) Pengolahan data poli
(5) Pengolahan data pasien baru dan lama
(6) Pengolahan data kunjungan pasien
(7) Pencarian data pasien lama menggunakan barcode
(8) Pencetakan laporan jumlah kunjungan, pasien baru, pasien lama,
pasien BPJS, pasien umum, dan pemeriksaan pasien.
(9) Pencetakan KIB dengan barcode dan resume medis
c. Output
Output merupakan hasil keluaran dari sistem informasi yang telah kita
buat. Pada penelitian ini ouput yang dihasilkan antara lain :
1) Nomor antrian pendaftaran pasien lama secara online
2) KIB dengan barcode
3) Resume Medis
4) Laporan jumlah kunjungan
5) Laporan pasien baru
6) Laporan pasien lama
7) Laporan pasien BPJS
8) Laporan pasien umum
9) Laporan diagnosa pasien

Anda mungkin juga menyukai