PUSKESMAS SULAU
PUSKESMAS SULAU
TAHUN 2022
PANDUAN INFORMED CONSENT
A. Pengertian
Persetujuan tindakan medik atau yang sering disebut informed consent
sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit
baik untuk kepentingan dokter maupun pasien.
Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat seorang klien
untuk menerima rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang
lengkap termasuk resiko terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi
tersebut telah diberikan oleh dokter. Oleh karena itu, persetujuan tindakan
adalah pertukaran antara klien dan dokter. Biasanya klien
menandatangani formulir yang disediakan oleh institusi. Formulir itu
adalah suatu catatan mengenai persetujuan tindakan.
Mendapatkan persetujuan tindakan untuk terapi medis adalah
tanggung jawab dokter. Meskipun tanggung jawab ini didelegasikan
kepada perawat dibeberapa institusi dan tidak terdapat hokum yang
melarang perawat untuk menjadi bagian didalam proses pemberian
informasi tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat
informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang
akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti mengambil keputusan
bersama.
Informed consent mempunyai peran dan manfaat yang sangat penting
dalam penyelenggaraan praktik, yaitu:
1. Membantu kelancaran tindakan medis. Melalui informed consent,
secara tidak langsung terjalin kerjasama antara tenaga medis dan klien
sehingga memperlancar tindakan yang akan dilakukan. Keadaan ini
dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam upaya tindakan
kedaruratan.
2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Tindakan medis yang tepat dan segera akan menurunkan resiko
terjadinya efek samping dan komplikasi.
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan penyakit, karena
pasien memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang
dilakukan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan. Peningkatan mutu ditunjang oleh
tindakan yang lancer, efek samping dan komplikasi yang minim, dan
proses pemulihan yang cepat.
5. Melindungi tenaga medis dari kemungkinan tuntutan hokum. Jika
tindakan medismenimbulkan masalah, tenaga medis memiliki bukti
tertulis tentang persetujuan pasien.