Anda di halaman 1dari 22

ASPEK ETIK DAN LEGAL PADA

KEPERAWATAN PALIATIF DAN


MENJELANG AJAL

TIK 1
ETIK PALIATIF

1. Autonomy
Hak individu dalam membuat keputusan terhadap tindakan
yang akan dilakukan atau tidak dilakukan setelah
mendapatkan informasi dari dokter serta memahami
informasi tersebut secara jelas. Pada pasien anak, autonomy
tersebut diberikan pada orangtua atau wali.
2. Beneficence
Tindakan yang dilakukan harus memberikan manfaat bagi
pasien dengan memperhatikan kenyamanan, kemandirian,
kesejahteraan pasien dan keluarga, serta sesuai keyakinan
dan kepercayaannya.
3. Non-maleficence
Tindakan yang dilakukan harus tidak bertujuan
mencederai atau memperburuk keadaan kondisi yang
ada.
4. Justice
Memperlakukan semua pasien tanpa diskriminasi (tidak
membe-dakan ras, suku, agama, gender dan status
ekonomi)

(Kemenkes, 2015)
Kepatutan Terapi

Yang dimaksud kepatutan terapi pada pasien paliatif


kanker adalah suatu pertimbangan cost benefit. Terapi
berlebihan yang bertujuan memperpanjang proses
kematian secara intensif tidak memberikan manfaat
berarti. Justru menambah penderitaan pasien.

Pertimbangan ini harus berdasarkan etika, situasi klinis


medis, paliatif, serta penilaian yang dilakukan secara
seksama.
Allow Natural Death (AND)

Suatu keputusan untuk tidak melaksanakan resusitasi pada


pasien stadium terminal apabila diindikasikan. Tidak
melakukan resusitasi bukan berarti meniadakan tindakan
yang diperlukan untuk mencapai kematian yang bermartabat.

Misalnya:
 dengan tidak melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan

tindakan infasif lainnya seperti pemakaian alat bantu


pernapasan pada pasien kanker dimasa akhir kehidupannya
dengan risiko yang telah dijelaskan sebelumnya.
Menahan dan Menghentikan Terapi Medik
(To Withhold and Withdraw = Curing Versus Caring)

Tujuan terapi pada pasien stadium terminal adalah


untuk mencapai kondisi nyaman dan meninggal
secara bermartabat.
Sehingga terapi yang diberikan bertujuan untuk
memperpanjang proses kematian harus dihentikan
dan terapi yang tidak sesuai dengan tujuan di atas
tidak mungkin diberikan.
Dalam memberikan terapi paliatif pada pasien
kanker stadium terminal, kondisi pasien dinilai
berdasarkan:
1. Kondisi fisiologi sistem organ
2. Ketergantungan pada terapi
3. Derajat kesadaran

(Kemenkes RI, 2015)


Penyingkapan Informasi (Disclosure)

Penyingkapan informasi merupakan pemberian informasi dari


petugas kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang kondisi medis
pasien, diagnosa dan prognosa. Penyampaiannya dengan cara:
1. Informasi kepada keluarga
2. Informasi yang diberikan harus dapat mmbantu keluarga dalam
membuat keputusan
3. Apabila terdapat perbedaan antar pasien dan keluarga dalam
pengambilan keputusan, keputusan pasien yang harus
diperhatikan.

(Kemenkes RI, 2015)


Perbedaan Etik dan Legal
 Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum
berlaku untuk umum.
 Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota
profesi, hukum disusun oleh badan pemerintahan.
 Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantum
dalam undang-undang dan lembaran/berita negara.
 Sanksi pelanggaran etik berupa tuntunan, hukum
berupa tuntutan.
 Pelanggaran etik diselesaikan oleh PPNI,
pelanggaran hukum diselesaikan melalui
pengadilan.
 Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai
bukti fisik, penyelesaian pelanggaran hukum
memerlukan bukti fisik.

(Bahri, 2010)
Informed Consent

Persetujuan tindakan medis/informed consent


untuk pasien paliatif
1. Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan
pelaksanaan perawatan paliatif.
2. Pelaksanaan informed consent pada dasarnya
dilakukan sebagaimana telah diatur dalam
undang-undang.
3. Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran
(medis) yang membutuhkan informed consent,tetapi
pada perawatan paliatif sebaiknya setiap tindakan yang
beresiko dilakukan informed consent.
4. Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan
diutamakan pasien sendiri apabila masih kompeten,
dengan saksi anggota keluarga tedekatnya. Dalam hal
pasien tidak kompeten, maka keluarga terdekatnya
melakukannya atas nama pasien.
5. Tim paliatif sebaiknya mengusahakan
mendapatkan informasi atau pernyataan pasien
pada sat pasien kompeten tentang apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan terhadapnya
apabila kompetensinya kemudian menurun
(advanced directive)
6. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik
pasien, tim perawatan paliatif dapat melakukan
tindakan kedokteran yang diperlukan, dan
informasi dapat diberikan pada kesempatan
pertama.
Patient Self-Determination Act (PSDA)

Diberlakukan pada tahun 1991 yang


mengharuskan semua fasilitas perawatan kesehatan
yang mendapatkan penggantian pembayaran dari
medicare dan medicaid untuk :
 Mengetahui instruksi lanjut

 Bertanya pada pasien apakah mereka memiliki

instruksi lanjut, dan


- Memberikan materi penyuluhan yang membertitahu
klien mengenai hak mereka untuk menyampaikan
harapan pribadinya berkenaan dengan keputusan
pengobatan, termasuk hak untuk menolak
pengobatan medis

(Kozier.et.all, 2010)
Advance Directive (AD)

Advance Directive dalah ekspresi harapan klien


tentang jenis terapi dan asuhan yang ingin ia terima
jika penyakitnya menjadi terminal atau jika ia tidak
mampu membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatan

(Rosdahl&Kowalski, 2014)
Advance Directive adalah instruksi perawatan
kesehatan lanjut meliputi beragam dokumen hukum
dan dokumen umum yang memungkinkan
seseorang menyebutkan aspek-aspek perawatan
yang mereka inginkan apabila mereka menjadi
tidak mampu membuat atau menyampaikan pilihan
mereka
( Kozier.et.all, 2010)
Durable power of attorney for health

Wewenang kuat pengacara untuk perawatan


kesehatan, merupakan sebuah pernyataan yang
pembuatannya disertai saksi/ notaris yang
meunjukkan orang lain untuk menangani
keputusan penanganan perawatan kesehatan
jika pasien tidak mampu melakukannya
(Kozier, et all. 2010)
Living will

Sebuah dokumen berisi pernyataan pasien yang


menyatakan jenis terapi yang ingin ia terima atau
tidak jika situasi terminal muncul atau jika
mereka tidak mampu membuat keputusan atau
mengekspresikan harapan mereka

(Rosdahl & Kowalski, 2014)


Living will adalah surat wasiat tersebut diberikan
instruksi spesifik mengenai apa penanganan medis
yang dipilih pasien untuk diterima atau ditolak jika
pada suatu saat pasien tidak mampu membuat
keputusan seperti itu

(Kozier, et all. 2010)


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai