Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan Pada Anak

Dengan Kurang Kalori dan Protein


(Marasmus dan Kwashiorkor)
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
01 Definisi

02 Etiologi

OUTLINE 03 Manifestasi Klinis

04 Patofisiologi

Penatalaksanaan dan Asuhan


05 Keperawatan
Definisi Marasmus
Marasmus merupakan malnutrisi Marasmus merupakan keadaan
umum kalori dan protein. Marasmus malnutrisi dan pelisutan otot ekstrem
biasanya merupakan sindrom deprivasi yang terjadi terutama pada anak-anak
fisik dan emosi dan tidak terbatas pada akibat ketidak adekuatan kalori dan
daerah geografis yang pasokan protein. Dapat dilihat pada anak
makanannya tidak adekuat (Wong, kelaparan dan gagal tumbuh.
2008) (Rosdahl&Kowalsky, 2014)

Marasmus adalah suatu keadaan klinis yang disebabkan


ketidakseimbangan akibat kekurangan asupan makanan
ataupun kebutuhan nutrisi yang meningkat ditandai dengan
gejala klinis, antropometris, laboratoris dan analisis.
(Depkes RI,2007)
Etiologi Marasmus

Sosial ekonomi yang


Kebiasaan makan yang tidak tepat rendah

Kelainan metabolik atau malformasi


Intake nutrisi yang tidak adekuat kongenital
Etiologi Marasmus

Infeksi dan penyakit


Terlalu cepat penyapihan ASI kronik

Kurang pengetahuan orang tua Hubungan orangtua-anak terganggu

(Behrman, 2019; Hasdianah, 2014; Rosdahl & Kowalsky, 2014; Wong, 2008)
Manifestasi Pertumbuhan

Klinis Penurunan berat badan


dan atrofi secara
bertahap (badan kurus)
fisik dan
mental lambat

Anak tampak Suhu tubuh


sangat tua. rendah
Kulit keriput dan Lemah dan lesu
menggelambir.

Lingkar kepala Anak rewel


kecil dan Mata (cengeng), iritabel,
cekung apatis, menarik diri,
letargi.
(Wong, 2008)
Penatalaksanaan
10 langkah utama
penatalaksaan gizi buruk
Pengobatan dan pencegahan
1
hipoglikemia

1 2
2 Pengobatan dan pencegahan hipotermia
3
4
Pengobatan dan pencegahan kekurangan
3
cairan

Lakukan pemulihan gangguan


4
keseimbangan elektrolit
Continue..
Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro.

Perhatikan masa tumbuh kejar balita

Berikan stimulasi dan dukungan sosial

Persiapkan untuk tindak lanjut di rumah.

(Depkes RI, 2011)


Patofisiologi
Definisi
 Defisiensi Primer protein dengan pasukan kalori yang

Kwashiorkor adekuat ( Wong,2008)

 Bentuk malnutrisi berat yang ditemukan pada anak-anak


yang disebabkan oleh defisiensi protein berat ( Rosdahl
& Kowalsky, 2014)

 Kwashiorkor merupakan sindrom klinis akibat defisiensi


protein berat. Kekurangan masukan atau dari kehilangan
yang berlebih asupan protein, kenaikan angka metabolik
yang diakibatkan oleh infeksi kronik, akibat defisiensi
vitamin dan mineral ( Behrman,1999)

 Kata kwarshiorkor berasal dari Bahasa Ghana- Afrika


yang berarti “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”.
Kwarshiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein
berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat
dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
(Hardianah dkk, 2014)
Etiologi Kwashiorkor

Inadekuatnya Kurangnya Diare kronik, Luka bakar Faktor social-


intake protein pengetahuan Infeksi dan .
budaya
dan orangtua akan menahun, dan Gangguan
Gangguan pentingnya Proteinuria
metabolic
absorbsi protein untuk
protein anak
(Behrman, 2019 ; Hardianah, 2014 ; Rosdahl & Kowalsky, 2014 ; Wong, 2008)
Manifestasi Klinis Kwashiorkor
Muka sembab

Edema dan Asites

Jaringan otot mengecil dan Jaringan subkutan tipis

Warna rambut pirang seperti warna rambut jagung dan


Alopecia

Kulit kering dan bersisik , Dermatosis serta Depigmentasi

Gagal dalam tumbuh kembang

Anorexia, Anemia, Letargi


Pemberian cairan dan elektrolit secara oral
Penatalaksanaan maupun intravena

Kwashiorkor
Pemberian Diuretik, Antibiotik, Glukosa,
Sumber : (Depkes RI, 2007), Tranfusi Albumin, serta Vitamin A
(Yandi A.R, 2016)

Pemberian makanan dengan frekuensi sering


dan volume yang sedikit-sedikit serta
pemberian kalori pada 3 fase ( stabilisasi,
transisi dan rehabilitasi)

Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro,


Berikan stimulasi dan dukungan emosional serta
Persiapan untuk tindak lanjut di rumah
Asuhan Keperawatan
Marasmus dan
Kwashiorkor
Pengkajian
1.Anamnesa :
-Data umum
2. Riwayat kesehatan :
-Riwayat Penyakit Sekarang : Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain
yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
-Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah masuk Rs karena alergi, Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal
dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,
imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data fokus
yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein
dan kalori dalam waktu relatif lama).
−Riwayat Kesehatan Keluarga : Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan anggota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit pasien dan
lain-lain.
3.Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi
b. Pola eliminasi
c. Pola aktivitas dan integritas ego
d. Pola istirahat dan tidur
e. Pola hygiene
f. Pola pernapasan
g. Pola keamanan
4. Pengkajian Fisik
a. Pengkajian fisik dengan metode head to toe
b. Pemeriksaan fisik abdomen
c. Pemeriksaaan fisik untuk pertumbuhan anak
d. pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan
atas dan tebal lipatan kulit)
e. Pemeriksaan Laboratorium
Rencana Tindakan
Contoh kasus :
Anak laki laki usia 4 tahun 2 bulan ke RS dengan keluhan letargis,
lemah dan pucat. Si Ibu mengatakan anaknya jarang makan dan pada
saat bayi hanya diberi ASI sampai usia 4 bulan dan sejak lahir sudah
diberikan pisang dan makanan lainnya seperti biskuit. Hasil
pemeriksaan fisik suhu 36,9°C, BB 6,6 kg, TB 82 cm, iga kelihatan
menonjol dan kekuatan tonus otot sudah menurun
Domain 2 kelas 1 00002
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak
adekuat (nafsu makan berkurang) 
Intervensi
No Rasional
NOC NIC
1. Setelah dilakukan tindakan - Dapatkan    riwayat diet - Riwayat diet untuk data klien
keperawatan selama 1 x 24 jam, - Dorong orangtua atau anggota - Sebagai support untuk anak ketika
pasien mampu mengontrol nyeri keluarga lain untuk menyuapi anak makan
dibuktikan dengan kriteria hasil: atau ada disaat makan - Untuk menambah semangat makan
- meningkatkan masukan oral - Gunakan alat makan yang si anak
- Nafsu makan meningkat dikenalnya - Mempertahankan keseimbangan
- badan tidak lemah, ceria dan segar - berikan makanan TKTP, dilakukan kebutuhan protein dan kalori anak
- Mempertahankan massa tubuh dan secara bertahap - Memenuhi kebutuhan anak untuk
berat badan dalam batas normal - kolaborasi dengan tenaga kesehatan kebutuhan tubuhnya
lain untuk pemberian vitamin dan gizi
untuk makanannya.
Evaluasi
Tanggal Waktu Catatan Perkembangan Paraf
12 Feb 08.00 WIB S: Keluhan letargis, lemah, dan pucat. Si Ns. Aisyah
2019 Ibu mengatakan anaknya jarang makan,
dan pada waktu bayi hanga diberi ASI
sampai usia 4 bulan dan sejak lahir
sudah diberikan pisang
O : Suhu 36,9°C, BB 6,6 kg, TB 82 cm,
iga kelihatan menonjol dan tonus otot
tampak menurun
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
P:- Dapatkan    riwayat diet
-Dorong orangtua atau anggota
keluarga lain untuk menyuapi anak
atau ada disaat makan
Tanggal Waktu Catatan Perkembangan Paraf
12 Feb 08.00 WIB Ns. Aisyah
2019 P : -Gunakan alat makan yang dikenalnya
- berikan makanan TKTP, dilakukan
secara bertahap
- kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain untuk pemberian vitamin dan gizi
untuk makanannya.
Daftar Pustaka
Nurarif & Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Mediaction.
Suriadi & yuliani. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto
Behrman & Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol.1. Jakarta: EGC
Hasdianah, dkk. (2014). Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas. Yogyakarta:
Nuhamedika
Wong, D.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : ECG
Kemenkes. (2011). Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jakarta : Departemen
Kesehatan.
Rosdahl & Kowalsky. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Ed. 10. Vol.4. Jakarta :
EGC
Yandi A.R. (2016). Seorang Anak Perempuan Usia 5 Tahun dengan Kwashiorkor.
Jurnal Medula UNILA. Vol.4 No.3.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai