Anda di halaman 1dari 14

KURANG KALORI PROTEIN

(KKP)
NURHENI SYAHPUTRI & PUPUT ENDAH RATNAWATI
AGENDA

LATAR BELAKANG
PENGERTIAN KKP
PENYEBAB KKP
TANDA DAN GEJALA KKP
PPEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN KKP
ASUHAN KEPERAWATAN KKP

SAMPLE FOOTER TEXT 2


LATAR BELAKANG
Di Indonesia prevalensi Gizi buruk masih
cukup tinggi, mencapai 21,6% di tahun
2022. Pencapaian ini melebihi ambang batas
yang ditetapkan standar Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%. Hal
ini menandakan gizi buruk di Indonesia
masih tergolong kronis. Berdasarkan Badan
Pusat Statistik Sumatera Selatan mencatat
jumlah balita yang mengalami gizi buruk
pada tahun 2019 berjumlah 398 jiwa,
menurun 222 jiwa pada tahun 2020 dan
kembali meningkat pada tahun 2021
sebanyak 686 jiwa
SAMPLE FOOTER TEXT 3
DEFINISI KKP
Kekurangan kalori protein adalah keadaan dimana kekurangan gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari – hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan
gizi
PENYEBAB
Malnutrisi primer disebabkan oleh asupan
makanan individu yang sehat akan protein,
kalori atau keduanya, tidak dipenuhi secara
adekuat ataupun sekunder, sehingga terdapat
gangguan penyerapan nutrisi dan keadaan stres
akibat kekurangan nutrien. Penyebab langsung
penyakit KKP ialah adanya defisiensi kalori
protein tehadap berbagai tekanan

SAMPLE FOOTER TEXT 5


Berikut adalah multifactoral  Hygiene rendah  Penyakit infeksi dan
menuju ke arah terjadinya  Pekerjaan rendah investasi cacing
KKP (Linda and Betz,  Konsumsi kurang
 Pasca panen kurang
2013) :
baik  Absorpsi terganggu
 Ekonomi negara
 Sistem perdagangan  Utilisasi terganggu
rendah
dan distribusi tidak  Pengetahuan gizi
 Pendidikan umum
lancar kurang
kurang
 Persediaan pangan  Anak terlalu banyak
 Produksi bahan
kurang
pangan rendah

SAMPLE FOOTER TEXT 6


TANDA DAN GEJALA

 KKP Ringan  KKP Berat


1. Pertumbuhan linear terganggu 1. Gangguan pertumbuhan
2. Peningkatan berat badan berkurang,
2. Mudah sakit
terhenti, bahkan turun
3. Ukuran lingkar lengan atas menurun 3. Kurang cerdas
4. Maturasi tulang terlambat 4. Jika berkelanjutan menimbulkan
5. Ratio berat terhadap tinggi normal kematian
atau cenderung menurun
6. Anemia ringan atau pucat
7. Aktifitas berkurang
8. Kelainan kulit (kering, kusam)
9. Rambut kemerahan

SAMPLE FOOTER TEXT 7


PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, albumin, globulin, protein total, elektrolit serum)
 Pemeriksaan urine
 Uji faat hati
 EKG
 Photo thorax
 Antropometri anak (TB/U, BB/U, LK/U)

SAMPLE FOOTER TEXT 8


PENATALAKSANAAN KKP

 Diit tinggi kalori, protein, mineral  ATASI DAN CEGAH HIPO GLIKEMI
dan vitamin  ATASI DAN CEGAH HIPOTERMI
 Pemberian terapi cairan dan  ATASI DAN CEGAH DEHIDRASI
elektrolit  OBSERVASI GANGGUAN
 Penanganan diare : cairan, KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
antidiare, dan antibiotik

SAMPLE FOOTER TEXT 9


ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN RIWAYAT PENYAKIT

 Identitas Klien (nama, nomor regular, jenis  Riwayat Penyakit Sekarang


kelamin, usia, pendidikan, tanggal MRS, tanggal  anak lemas, pucat, dehidrasi, aktivitas menurun
pengkajian, penanggung jawab, nama orang tua,
usia, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan  Riwayat Penyakit Dahulu
anak, agama dan alamat).  Penyakit yang pernah dialami, Kecelakaan ( termasuk
 Keluhan Utama kecelakaan lahir/persalinan), Operasi ( jenis dan waktu )
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Saat MRS : lemas dan menangis
 Saat Pengkajian : anak lemas, pucat,  Penyakit yang pernah diderita keluarga, Lingkungan rumah
dehidrasi, aktivitas menurun dan komunitas, Perilaku yang mempengaruhi kesehatan,
Persepsi keluarga terhadap penyakit anak)

SAMPLE FOOTER TEXT 10


Natal
 Riwayat Psiko Sosial  Riwayat Tumbuh Kembang
 Bisa lahir normal atau SC
Spiritual Antenatal :
Post Natal
orang tua merasa cemas  Hiperemesis gravidarum : Ibu
 Bayi
beresiko mengalami kekurangan nutrisi yang beresiko mengalami
dengan keadaan anaknya
dan penurunan berat badan akibat mual KKP antara lain yang lahir
yang mengalami muntah yang berlebihan sehingga bayi premature, dan BBLR.
penurunan aktivitas serta lahir BBLR dan kekurangan kalori
 Pertumbuhan apakah mengalami
nampak lemas, pucat, dan protein (nutrisi)
terjadi penurunan berat  Perdarahan pervagina
keterlambatan pertumbuhan,
badan yang signifikan. TB dan BB tidak sesuai umur
 Anemia
Orang tua berharap  Penyakit infeksi
 Perkembangan :Bila masalah
anaknya dapat sembuh nutrisi ini tidak segera diatasi
 Preeklampsia dan eklampsia
dan kembali. maka akan berpengaruh
 Gangguan kesehatan terhadap perkembangan
kognitif(pengetahuan),
afektif(sikap, perilaku) dan
psikomotor(tingkah laku) pada
anak.
 RIWAYAT IMUNISASI
SAMPLE FOOTER TEXT 11
 PENGKAJIAN FISIK  DIAGNOSA:
 Pemeriksaan Fisik
 Defisit nutrisi berhubungan dengan
 Kepala : Ubun-ubun cekung
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
 Mata : Cekung atau mata cowong
 Gangguan integritas kulit berhubungan
 Hidung : Normal dengan perubahan status nutrisi
 Mulut : mukosa bibir kering, pucat (kekurang protein)
 Telinga : normal  Gangguan tumbuh kembang
 Leher : tampak kurus berhubungan dengan defisiensi stimulus
 Dada : tulang rusuk nampak jelas
 Perut : buncit
 Genitalia : Ulserasi
 Ekstrimitas : kulit kering, CRT >2
detik, lesi kulit hipo/hiper pigmentasi

SAMPLE FOOTER TEXT 12


KESIMPULAN
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan makanan yang cukup
bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam waktu yang cukup lama. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu
atau lebih zat-zat gizi esensial

SAMPLE FOOTER TEXT 13


THANK YOU

SAMPLE FOOTER TEXT 14

Anda mungkin juga menyukai