Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KELOMPOK PBL

MODUL 2
“MALNUTRISI ENERGI PROTEIN”

Tutor : dr. Riski Nurhayati


Disusun Oleh Kelompok 9
• Rezzita Astiani 110 2016 0086
• Ainunnisa Muhammad 110 2017 0003
• Made Selly Dwilestari P 110 2017 0010
• Usi Tris Septia Ningsih 110 2017 0029
• Fadhillah 110 2017 0035
• Miftahul Janna 110 2017 0042
• Annisa Suryani 110 2017 0074
• Melinia Fajri Ramadhani 110 2017 0094
• Irsanti Sasmita Tauhid 110 2017 0141
• Nurul Azizah Afdilla 110 2017 0166
Skenario 2
Seorang anak laki-laki, umur 1 tahun 2 bulan, dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan batuk, demam dan sesak napas. Keluhan BB sangat kurus
dan tidak ada selera makan sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian
makan: ASI diberikan sampai usia 2 bulan, selanjutnya susu formula sampai
usia 6 bulan, kemudian diberi bubur dan makan hanya kalau anak mau
makan saja. Anak tidak menyukai makan sayur dan buah. Riwayat kelahiran:
BBL 3000 g, PBL 49 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BB 7 kg, PB 70
cm. Anak tampak sangat kurus dan pucat. Ditemukan xerosis kornea pada
mata, edema dorsum pedis dan edema pretibial. Ditemukan adanya wasting
dan baggy pants. Status imunisasi HepB0, polio1 dan BCG.
• Xerosis kornea : Kekurangan vitamin A dapat
mengakibatkan kelainan pada sel-sel epitel
termasuk sel-sel epitel pada selaput lendir mata
• Baggy pants : Kekurangan asupan makanan
Kata Sulit menyebabkan pemecahan sumber energy selain
glukosa
• Wasting : Berat badan yang berada dibawah rata-
rata berat badan berdasarkan umur
• Anak laki-laki umur 1 tahun 2 bulan
• Keluhan batuk ,demam, dan sesak napas
• Keluhan BB sangat kurus dan tidak ada selera makn
sejak 1 bulan terakhir
• Anak tidak menyukai makan sayur dan buah
• ASI diberikan sampai usia 2 bulan, selanjutnya susu

Kata Kunci formula sampai usia 6 bulan


• Riwayat kelahiran: BBL 3000 g, PBL 49 cm
• Pemeriksaan fisik didapatkan: BB 7 kg, PB 70 cm
• Tampak sangat kurus dan pucat
• Ditemukan xerosis kornea pada mata, edema
dorsum pedis dan edema pretibial
• Ditemukan adanya wasting dan baggy pants
• Status imunisasi HepB0, polio1 dan BCG
1. Bagaimana Analisa status gizi anak serta klasifikasi
malnutrisi ?
2. Bagaimana pemberian nutrisi pada anak usia 1
tahun ?
3. Bagaimana pengaruh pemberian susu formula
terkait pada scenario ?

Pertanyaan 4. Jelaskan etiologi serta patomekanisme gejala sesuai


scenario ?
5. Bagaimana hubungan antara malnutrisi dengan
gejala yang ada pada scenario?
6. Apa komplikasi berdasarkan scenario ?
7. Bagaimana penatalaksanaan awal gizi buruk
berdasarkan scenario?
8. Bagaimana pencegahan yang dilakukan berdasarkan
scenario ?
9. Perspektif islam !
1. Analisa pertumbuhan dan klasifikasi malnutrisi

 Analisis pertumbuhan pada


skenario
Status gizi anak pada
skenario:Diketahui anak laki-laki usia
1 tahun 2 bulan.
BB 7 kg, PB 70 cm.
IMT : BB(kg)/TB(m)2
IMT : 7/(0,7)2 = 14,28 kg/m2 -> GIZI
BURUK Interpretasi : -2SD Kategori Normal

1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
Interpretasi : <-3SD menandakan
Interpretasi : < -2SD menandakan kurus perawakan sangat pendek
1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
• Interpretasi indikator pertumbuhan

Interpretasi :
• TB/U <-3 SD menandakan perawakan sangat pendek
• BB/U <-2 SD menandakan kurus atau gizi buruk
• BB/TB <-2 SD menandakan kurus atau gizi kurang
• IMT/U 2 SD menandakan gizi buruk
• Dari hasil interpretasi diatas pertumbuhan anak laki-laki
tersebut mengalami perawakan pendek serta berat badan
kurang atau gizi buruk.

1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
Berdasarkan klasifikasi klinis :
a. malnutrisi ringan : gejala klinis tdk terlalu jelas
b. malnutrisi berat

Marasmus Kwashiorkor Marasmus Kwashiorkor


• Wajah seperti orang tua • Penampilan seperti anak gemuk • Gabungan dari tanda marasmus
• Sering terdapat penurunan berat (gemuk air) dan kwashiorkor
badan • Bentuk muka bulat seperti bulan • Gangguan pertumbuhan
• Kulit kering, dingin dan kendor (moon face) • Crazy pavement dermatosis
• Otot atrofi sehingga tulang-tulang • Penurunan kesadaran • Rambut tipis, pirang dan mudah di
terlihat jelas • Edema pada seluruh tubuh cabut
• Sering disertai diare atau • Atrofi otot, anak berbaring terus • Muka seperti orang tua
konstipasi menerus • Edema pada anggota gerak bagian
• Tekanan darah, frekuensi jantung • Anak sering menolak segala jenis bawah>.
dan frekuensi pernafasan makanan
berkurang • Rambut kusam dan mudah di
• Terlihat tulang belakang lebih cabut
menonjol dan kulit di pantat • Kulit kering, hiperpigmentasi dan
berkeripiut (baggy pants) bersisik serta ada tanda lain crazy
pavement dermatosisi
• Pembesaran hati (hepatomegali)

1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
6-9 bulan
-Daging cincang, ikan dan unggas (termasuk hati hingga satu kali
per minggu)
-Produk susu (yoghurt penuh lemak, fromage frais and
2. . Bagaimana pengaruh nutrisi pada anak custard),Susu sapi yang dipasteurisasi seluruhnya dalam masakan
hingga usia 1 tahun ? 
Contoh makanan jadi lunak:
- Potongan buah yang lembut, misalnya melon, pisang, peach, dan
0-6 bulan : ASI eksklusif kiwi
4-6 bulan - Nasi sayuran yang dimasak, misalnya wortel, kacang hijau,
Makanan pertama yang cocok: kentang dan ubi jalar
- Wortel, kentang, dan ubi atau nasi bayi dicampur - Potongan pasta yang dimasak, Tongkat sayuran lunak panggang,
atau susu formula, jagung, millet, atau mis. kentang, ubi jalar, ubi,dan wortel
Pisang, apel dan pir yang dimasak, atau
9-12 bulan
- makanan kaya zat besi pada semua tahap,Contohnya
- Sertakan berbagai macam makanan, ditawarkan dengan tiga kali
adalah: makan setiap hari.
Daging merah , Sayuran hijau, Ikan berminyak (sarden, -Tawarkan buah dan sayuran di setiap kali makan dan cobalah
tuna, dan pilchard),Kacang, Sereal sarapan tanpa biji berikan lima kecil sajian buah atau sayuran setiap hari
yang diperkaya dengan besi - Gabungkan keempat kelompok makanan ini sehingga bayi
mendapatkan kisaran lengkap nutrisi

1. Infant feeding practices in the UK,Complementary feeding for infants 6 to 12months Dietitian and public health nutritionist Kathy Cowbrough reviews current thinking on this important topic.XX © Journal of Family
Health Care 2010 Vol 20 No 1. www.jfhc.co.uk
3. Bagaimana pengaruh pemberian susu formula terkait pada scenario ?

Pemberian ASI usia 2 Intake kurang dari Defesiensi protein


bulan dan susu Formula kebutuhan dan kalori
sampai usia 6 bulan

Keadaan umum Daya tahan tubuh


Resiko infeksi menurun
melemah

Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian susu formula pada anak terutama bayi yang belum cukup
umur, tentunya memberikan kerugian dalam hal tidak didapatkannya kandungan dalam ASI.

Oddy WH and Rosales F. 2009. A systematic review of the importance of milk TGF-beta on immunological outcomes in the infant and young child. Journal from NCBI.
Sulistiyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta.
4. Jelaskan etiologi serta patomekanisme gejala sesuai scenario ?

EDEMA

Kurangnya WASTING
asupan nutrisi

XEROSIS
KORNEA

Pudjiadi, Antonius, dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Bina Kesehatan Masyarakat. 2003. Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia: pedoman bagi tenaga kesehatan. Jakarta :Departemen Kesehatan
Proverawati, A. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika, Yogyakarta.
5. Bagaimana hubungan antara malnutrisi dengan gejala yang ada pada scenario?

Terjadi infeksi dipenuhi sel


paru-paru fungsi paru-paru
peru-paru radang dan
padat terganggu
cairan

kesulitan bernafas
karena tidak ada
oksigen pada paru-
paru.

Referensi : Mahlan LK, Escott-Stump S. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy. Saunders Elsevier. 899 - 918.
EDEMA

Etiologi edema :

Penurunan Tekanan Penurunan konsentrasi plasma protein terutama


Onkotik Plasma albumin (hipoalbuminemia)

Peningkatan
Permeabilitas Kapiler
Kehilangan plasma
Penurunan produksi
Peningkatan Tekanan yang berlebihan :
albumin oleh hepar :
Hidrostatik Kapiler • Penyakit infeksi
• Malnutrisi protein
gastrointestinal
• Malabsorpsi usus
• Eksudasi plasma pada
terhadap protein
kejadian luka bakar
Obstruksi Limfatik • Gangguan fungsi
• Gangguan fungsi
hepatosit
ginjal

Referensi : Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2011. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
XEROSIS KORNEA

Kurangnya asupan Penumpukan keratin dan Timbul bercak putih


mikronutrien (vitamin metaplasia sel-sel epitel pada seperti busa pada
A) mata kornea bagian tepi mata

Skenario :
“Anak tidak menyukai Xerosis Kornea
makan sayur dan
buah”

Referensi : Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia. 2010. Pedoman bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 4-7.
BAGGY PANTS

Kekurangan
asupan
nutrisi

Turgor kulit menurun


Kulit kendur dan
keriput, terlihat
Penurunan
jelas pada bagian Tampakan
berat badan Lemak subkutan menghilang tubuh yang Baggy Pants
memiliki jaringan
lemak yang
Atrofi dan hipotonia otot banyak

Referensi : Heird WC. 2007. Food insecurity, Hunger and Undernutrition : Protein/Energy Malnutrition. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18.
wasting Disebabkan oleh :

1. Asupan nutrisi yang inadekuat


2. dapat juga terjadi akibat penyakit yaitu,
Menurut UNICEF, wasting adalah • diare
kurangnya berat badan terhadap • infeksi pernapasan
tinggi badan sehingga tubuh anak • infeksi pada mulut dan gigi
tersebut tidak proporsional (low • efek samping dari obat tertentu
weight for height). • gangguan fungsi usus
• hiperaktivitas
• perubahan metabolisme
• dan gangguan nafsu

STANTING

• Prevalensi Anak Berisiko Wasting dan Faktor-Faktopr yang Berhubungan: Studi Cross Sectional pada Anak Usia 3-9 Tahun di Pesantren Tapak Sunan Tahun 2011. Abdulla Emir Pramudya, FK UI, 2012
• Infeksi, khususnya sepsis, pneumonia, dan
gastroenteritis
• Hipoglikemia
• Gagal jantung
6. Apa komplikasi berdasarkan scenario ?
• Defisiensi mikronutrien, seperti defisiensi
vitamin A dan seng
• Hambatan pertumbuhan permanen
• Gangguan perkembangan dan fungsi
kognitif

Referensi: Marcdante, Karen J, dkk. 2018. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. Jakarta: Elsevier. Hal. 128
7. Bagaimana penatalaksanaan awal gizi buruk berdasarkan
scenario?

Referensi : Soetjiningsih. Gde, Ranuh. 2014. Buku Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku Kedokteran : EGC.
Jurnal Hospital Care for Children. Tatalaksana Gizi Buruk. Bab 7.
8. Bagaimana pencegahan yang dilakukan berdasarkan scenario ?

Pencegahan Penangulangan

• Perbaikan konsumsi pangan terutama


pangan hewani ( telur, daging ikan , buah
dan susu)
• Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan • Perbaikan suplemen gizi mikro terutama
• Mengonsumsi makanan minuman sumber zat besi, kalsium, zink magnesium,
karbohidrat dan protein cukup tembaga, folat, B12, vitamin A, vitamin C
• Suplementasi energy dan protein yang • Peningkatan akses ekonomi ( peluang
tepat sesuai kondisi fisiologis usaha dan kerja serta peningkatan
• Perilaku hidup bersih dan sehat, cuci pendapatan)
tangan dengan sabun setelah buang air • Pelayanan kesehatan yang berkualitas
besar dan sebelum makan • Memperbaiki akses air minum, bersih dan
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sanitasi lingkungan
• Menggunakan alat perlindungan diri • Prioritaskan perbaikan pada ibu dan anak
• Peningkatan akses informasi gizi yang
baik dan sesuai

•Widajanti, Laksmi. 2014. Kekurangan Energi dan Protein. Materi perkuliahan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
9. Perspektif islam !

Q.S Al baqarah ayat 233


Artinya :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang
ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai