MODUL 2
“MALNUTRISI ENERGI PROTEIN”
1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
Interpretasi : <-3SD menandakan
Interpretasi : < -2SD menandakan kurus perawakan sangat pendek
1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
• Interpretasi indikator pertumbuhan
Interpretasi :
• TB/U <-3 SD menandakan perawakan sangat pendek
• BB/U <-2 SD menandakan kurus atau gizi buruk
• BB/TB <-2 SD menandakan kurus atau gizi kurang
• IMT/U 2 SD menandakan gizi buruk
• Dari hasil interpretasi diatas pertumbuhan anak laki-laki
tersebut mengalami perawakan pendek serta berat badan
kurang atau gizi buruk.
1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
Berdasarkan klasifikasi klinis :
a. malnutrisi ringan : gejala klinis tdk terlalu jelas
b. malnutrisi berat
1. World health organization. WHO child growth standards. France: WHO; 2006.
2. Prof.soetjiningsih, Dr.,Sp A,. tumbuh kembang anak. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014.
3. Kementrian kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan “stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak”. 2016
4. Zubin Grover. Protein Energy Malnutrition. ClinicalKey.com by Elsevier 2017.
6-9 bulan
-Daging cincang, ikan dan unggas (termasuk hati hingga satu kali
per minggu)
-Produk susu (yoghurt penuh lemak, fromage frais and
2. . Bagaimana pengaruh nutrisi pada anak custard),Susu sapi yang dipasteurisasi seluruhnya dalam masakan
hingga usia 1 tahun ?
Contoh makanan jadi lunak:
- Potongan buah yang lembut, misalnya melon, pisang, peach, dan
0-6 bulan : ASI eksklusif kiwi
4-6 bulan - Nasi sayuran yang dimasak, misalnya wortel, kacang hijau,
Makanan pertama yang cocok: kentang dan ubi jalar
- Wortel, kentang, dan ubi atau nasi bayi dicampur - Potongan pasta yang dimasak, Tongkat sayuran lunak panggang,
atau susu formula, jagung, millet, atau mis. kentang, ubi jalar, ubi,dan wortel
Pisang, apel dan pir yang dimasak, atau
9-12 bulan
- makanan kaya zat besi pada semua tahap,Contohnya
- Sertakan berbagai macam makanan, ditawarkan dengan tiga kali
adalah: makan setiap hari.
Daging merah , Sayuran hijau, Ikan berminyak (sarden, -Tawarkan buah dan sayuran di setiap kali makan dan cobalah
tuna, dan pilchard),Kacang, Sereal sarapan tanpa biji berikan lima kecil sajian buah atau sayuran setiap hari
yang diperkaya dengan besi - Gabungkan keempat kelompok makanan ini sehingga bayi
mendapatkan kisaran lengkap nutrisi
1. Infant feeding practices in the UK,Complementary feeding for infants 6 to 12months Dietitian and public health nutritionist Kathy Cowbrough reviews current thinking on this important topic.XX © Journal of Family
Health Care 2010 Vol 20 No 1. www.jfhc.co.uk
3. Bagaimana pengaruh pemberian susu formula terkait pada scenario ?
Bayi yang diberi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian susu formula pada anak terutama bayi yang belum cukup
umur, tentunya memberikan kerugian dalam hal tidak didapatkannya kandungan dalam ASI.
Oddy WH and Rosales F. 2009. A systematic review of the importance of milk TGF-beta on immunological outcomes in the infant and young child. Journal from NCBI.
Sulistiyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta.
4. Jelaskan etiologi serta patomekanisme gejala sesuai scenario ?
EDEMA
Kurangnya WASTING
asupan nutrisi
XEROSIS
KORNEA
Pudjiadi, Antonius, dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Bina Kesehatan Masyarakat. 2003. Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia: pedoman bagi tenaga kesehatan. Jakarta :Departemen Kesehatan
Proverawati, A. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Nuha Medika, Yogyakarta.
5. Bagaimana hubungan antara malnutrisi dengan gejala yang ada pada scenario?
kesulitan bernafas
karena tidak ada
oksigen pada paru-
paru.
Referensi : Mahlan LK, Escott-Stump S. 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy. Saunders Elsevier. 899 - 918.
EDEMA
Etiologi edema :
Peningkatan
Permeabilitas Kapiler
Kehilangan plasma
Penurunan produksi
Peningkatan Tekanan yang berlebihan :
albumin oleh hepar :
Hidrostatik Kapiler • Penyakit infeksi
• Malnutrisi protein
gastrointestinal
• Malabsorpsi usus
• Eksudasi plasma pada
terhadap protein
kejadian luka bakar
Obstruksi Limfatik • Gangguan fungsi
• Gangguan fungsi
hepatosit
ginjal
Referensi : Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2011. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
XEROSIS KORNEA
Skenario :
“Anak tidak menyukai Xerosis Kornea
makan sayur dan
buah”
Referensi : Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia. 2010. Pedoman bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 4-7.
BAGGY PANTS
Kekurangan
asupan
nutrisi
Referensi : Heird WC. 2007. Food insecurity, Hunger and Undernutrition : Protein/Energy Malnutrition. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18.
wasting Disebabkan oleh :
STANTING
• Prevalensi Anak Berisiko Wasting dan Faktor-Faktopr yang Berhubungan: Studi Cross Sectional pada Anak Usia 3-9 Tahun di Pesantren Tapak Sunan Tahun 2011. Abdulla Emir Pramudya, FK UI, 2012
• Infeksi, khususnya sepsis, pneumonia, dan
gastroenteritis
• Hipoglikemia
• Gagal jantung
6. Apa komplikasi berdasarkan scenario ?
• Defisiensi mikronutrien, seperti defisiensi
vitamin A dan seng
• Hambatan pertumbuhan permanen
• Gangguan perkembangan dan fungsi
kognitif
Referensi: Marcdante, Karen J, dkk. 2018. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. Jakarta: Elsevier. Hal. 128
7. Bagaimana penatalaksanaan awal gizi buruk berdasarkan
scenario?
Referensi : Soetjiningsih. Gde, Ranuh. 2014. Buku Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku Kedokteran : EGC.
Jurnal Hospital Care for Children. Tatalaksana Gizi Buruk. Bab 7.
8. Bagaimana pencegahan yang dilakukan berdasarkan scenario ?
Pencegahan Penangulangan
•Widajanti, Laksmi. 2014. Kekurangan Energi dan Protein. Materi perkuliahan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.
9. Perspektif islam !