By Kelompok 2
Anggota Kelompok 2:
Aisah Suciati (22020120120007)
Endah Dea Santi Eriska (22020120120013)
Hasna Kurnia Okta Muna (22020120130064)
Devi Anggraini (22020120140098)
Anisa Sofia Aryani (22020120140099)
Pengertian
Malnutrisi merupakan suatu kondisi dimana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi
yang cukup, baik kekurangan atau kelebihan gizi maupun gizi tidak seimbang
(WHO,2020). Malnutrisi adalah kekurangan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak
dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa bentuk malnutrisi yang sering
ditemukan dan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yaitu gizi buruk, gizi
kurang, dan stunting (Kemenkes RI, 2018).
Penyebab
Malnutrisi
Penyebab Langsung: Penyebab tidak langsung:
Kelengkapan
04 Pendidikan Ibu
08 Imunisasi
Penatalaksanaan Malnutrisi
1. Mencegah dan Mengatasi Hipoglikemia
2. Mencegah dan Mengatasi Hipotermia
3. Mencegah dan Mengatasi Dehindrasi
4. Koreksi Gangguan Elektrolit
5. Mencegah dan Mengatasi Infeksi
6. Mulai Pemberian Makan
7. Koreksi Kekurangan Zat Gizi Mikro
8. Memberikan Makanan untuk Tumbuh Kelenjar
9. Memberikan Stimulasi untuk Tumbuh
Kembang
10. Mempersiapkan untuk Tindak Lanjut di Rumah
Kasus
Di Indonesia masih terdapat banyak kasus gizi buruk pada balita. Beberapa diantaranya terjadi pada
Etnik Nias, Etnik Sasak, dan Etnik Abun. Berdasarkan laporan gizi Puskesmas sengkol, kabupaten Lombok Tengah
yang tertuang dalam hasil penelitian pada buku seri riset etnografi ada 34 Balita di 92 Bawah Garis Merah pada
April 2016 dan 8 (delapan) kasus gizi buruk dengan penyakit penyerta selama kurun waktu 2015. Penyakit
penyerta diantaranya TBC dan kelainan jantung bawaan. Sebagian besar balita Gizi Buruk mengalami
kwashiorkor dan marasmus - kwashiorkor. Kasus gizi buruk ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya
asupan nutrisi pada balita, lingkungan dan sanitasi yang buruk serta kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai asupan makanan yang diberikan.
Mayoritas orang tua dengan anak malnutrisi/gizi buruk bekerja sebagai petani di ladang dan pengasuhan
anak balitanya dipegang oleh nenek / kakeknya. Hal ini menyebabkan pengasuhan anak yang tidak maksimal.
Kebanyakan kasus malnutrisi ini tidak terjaring karena keluarga jarang memanfaatkan pelayanan kesehatan
dan kurang maksimalnya pelaporan dari bidan desa. Selain itu, beberapa masyarakat masih menganut tradisi
banyak anak sehingga program KB belum maksimal. Hal ini turut menunjang peningkatan angka kejadian gizi
buruk pada balita. Untuk mengatasi permasalahan yang ada diperlukan adanya pemberian intervensi yang
tepat, salah satunya yaitu Sosialisasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta demonstrasi pembuatan
menu PMT.
Kerangka Preecede dan Proceed
Kerangka Preecede dan Proceed
Kerangka Preecede dan Proceed
Kerangka Preecede dan Proceed
Kerangka Preecede dan Proceed
Kesimpulan
Malnutrisi merupakan suatu kondisi dimana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup,
baik kekurangan atau kelebihan gizi maupun gizi tidak seimbang (WHO, 2020). Tidak hanya tentang
faktor ekonomi, faktor lingkungan, pola asuh, pengetahuan orang tua, perilaku dan faktor lainnya
dapat menyebabkan kekurangan gizi pada balita.
Etnik Nias, Etnik Sasak, dan Etnik Abun merupakan tiga etnis yang berasal dari berbagai provinsi
di Indonesia. Ketiga etnik ini memiliki permasalahan mengenai gizi buruk yang dialami oleh balita.
Setiap etnis ini memiliki masing-masing faktor malnutrisi pada balita yang kemudian dirangkum
menggunakan teori precede phases, meliputi: fase pengkajian sosial, pengkajian epidemiologi,
pengkajian kebiasaan dan lingkungan, pengkajian edukasi dan ekologi, pengkajian peraturan
administrasi. Kemudian, dari berbagai pengkajian tersebut, dibentuk suatu kegiatan berupa health
promotion yang dievaluasi menggunakan teori proceed phases, meliputi: implementasi, proses
evaluasi, dampak evaluasi dan outcome dari evaluasi. Analisa menggunakan teori precede proceed
di tiga etnik ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan gizi anak karena pengetahuan dan
kesadaran orang tua juga meningkat.
Thank
you!