Anda di halaman 1dari 16

Etika dalam Pelayanan

Keperawatan Paliatif
Etika dalam pelayanan
keperawatan paliatif
• Prinsip nilai-nilai luhur yang dipegang
sebagai komitmen bersama, yaitu bahwa
setiap pasien dan keluarganya memiliki hak
untuk mendapatkan informasi dan
dilibatkan dalam pengambilan keputusan
medis.
Prinsip-prinsip medis yang disepakati dan perlu
diketahui dalam pelayanan paliatif

Etika Paliatif

Autonomy Beneficence Non- Justice


meleficence

Kepatutan Terapi

Allow Natural Death (AND)

Menahan dan Menghentikan Terapi Medik (To Withhold and


Withdraw = Curing versus Caring)
Penyingkapan Informasi (Disclosure)
Autonomy hak individu dalam membuat keputusan
terhadap tindakan yang akan dilakukan atau
tidak dilakukan setelah mendapatkan informasi
dari dokter serta memahami informasi tersebut
secara jelas. Pada pasien anak, autonomy
tersebut diberikan kepada orangtua atau wali

Beneficence tindakan yang dilakukan harus memberikan


manfaat bagi pasien dengan memerhatikan
kenyamanan, kemandirian, kesejahteraan
pasien dan keluarga, serta sesuai keyakinan dan
kepercayaannya.
Non- tindakan yang dilakukan harus tidak bertujuan
meleficence untuk mencederai atau memperburuk keadaan
situasi yang ada

Justice memperlakukan semua pasien tanpa


diskriminasi (tidak membedakan ras, suku,
agama, gender dan status ekonomi). Tindakan
yang telah disetujui oleh pasien atau keluarga
harus dituangkan dalam “inform concent” dan
ditandatangani oleh pasien dan keuarga dan
petugas kesehatan sebelum tindakan dilakukan
atau tidak dilakukan
Kepatutan Terapi

•Suatu pertimbangan cost benefit.

•Terapi berlebihan yang bertujuan memperpanjang proses


kematian secara intensif dan tidak memberikan manfaat,
berarti justru menambahkan penderitaan pasien.

•Pertimbangan ini harus berdasarkan etika, tergantung pada


situasi klinis medis, paliatif serta penilaian yang dilakukan
secara seksama
Allow Natural Death (AND)

Suatu keputusan untuk melaksanakan resusitasi pada pasien


stadium terminal apabila diindikasikan dan Tidak melakukan
resusitasi bukan berarti meniadakan tindakan yang
diperlukan untuk mencapai kematian yang bermartabat.
Menahan dan Menghentikan Terapi
Medik (To Withhold and Withdraw =
Curing versus Caring)

Sesuai prinsip perawatan paliatif, tujuan terapi pada


pasien stadium terminal adalah untuk mencapai kondisi
nyaman dan meninggal secara bermartabat. Sehingga
terapi yang diberikan bertujuan untuk
memperpanjang proses kematian harus dihentikan dan
terapi yang tidak sesuai dengan tujuan di atas tidak
mungkin diberikan. Pasien memiliki hak untuk
mendapatkan informasi sejauh yang dikehendaki pasien
Penyingkapan Informasi
(Disclosure)
Penyingkapan/penyampaian informasi merupakan pemberian
informasi dari petugas kesehatan kepada pasien dan keluarga
tentang kondisi medis pasien, diagnosa, dan prognosa.
Penyampaian tersebut disampaikan dengan tiga cara:
1. Informasi kepada keluarga: keluarga (orang yagn dikehendaki
pasien) berhak mendapatkan informasi terutama bila pasien
tidak mampu membuat keputusan.
2. Informasi yang diberikan harus dapat membantu keluarga
dalam membuat keputusan.
3. Apabila terdapat perbedaan antar pasien dan keluarga dalam
hal pengambilan keputusan, keputusan pasienlah yang harus
diperhatikan.
Aspek Medikolegal Dalam
Perawatan Paliatif
Persetujuan tindakan Resusitasi/Tidak resusitasi
medis/informed consent pada pasien paliatif
untuk pasien paliatif
Persetujuan tindakan medis/informed
consent untuk pasien paliatif
• Pasien harus memahami pengertian, tujuan dan
pelaksanaan perawatan paliatif melalui
komunikasi yang intensif dan berkesinambungan
antara tim perawatan paliatif dengan pasien dan
keluarganya.
• Pelaksanaan informed consent atau persetujuan
tindakan kedokteran pada dasarnya dilakukan
sebagaimana telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan
Lanjutan….
• Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran
(medis) yang membutuhkan informed consent, tetapi
pada perawatan paliatif sebaiknya setiap tindakan yang
berisiko dilakukan informed consent
• Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan
diutamakan pasien sendiri apabila ia masih kompeten,
dengan saksi anggota keluarga terdekatnya. Waktu yang
cukup agar diberikan kepada pasien untuk berkomunikasi
dengan keluarga terdekatnya. Dalam hal pasien telah
tidak kompeten, maka keluarga terdekatnya
melakukannya atas nama pasien
Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan untuk
memperoleh pesan atau pernyataan pasien pada saat
ia sedang kompeten tentang apa yang harus atau
boleh atau tidak boleh dilakukan terhadapnya
apabila kompetensinya kemudian menurun (advanced
directive). Pesan dapat memuat secara eksplisit
tindakan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan,
atau dapat pula hanya menunjuk seseorang yang
nantinya akan mewakilinya dalam membuat
keputusan pada saat ia tidak kompeten. Pernyataan
tersebut dibuat tertulis dan akan dijadikan panduan
utama bagi tim perawatan paliatif
Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien
paliatif
• Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya
tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang
kompeten atau oleh Tim Perawatan paliatif
• Informasi tentang hal ini sebaiknya telah
diinformasikan pada saat pasien memasuki atau
memulai perawatan paliatif
• Tim perawatan paliatif dapat membuat keputusan
untuk tidak melakukan resusitasi sesuai dengan
pedoman klinis di bidang ini, yaitu apabila pasien
berada dalam tahap terminal dan Tindakan resusitasi
diketahui tidak akan menyembuhkan atau
memperbaiki kualitas hidupnya
• Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak
menghendaki resusitasi, sepanjang informasi adekuat
yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan telah
dipahaminya. Keputusan tersebut dapat diberikan
dalam bentuk pesan (advanced directive) atau dalam
informed consent menjelang ia kehilangan
kompetensinya
• Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh
membuat keputusan tidak resusitasi, kecuali telah
dipesankan dalam advanced directive tertulis. Namun
demikian, dalam keadaan tertentu dan atas
pertimbangan tertentu yang layak dan patut,
permintaan tertulis oleh seluruh anggota keluarga
terdekat dapat dimintakan penetapan pengadilan
untuk pengesahannya
“Good death”
(Field David and Gina Copp, 1999)
Where the symptoms of dying are well
controlled as patients wish and
where death is accepted
Each patient has rights to have the
best care until the end of life”

Anda mungkin juga menyukai