Anda di halaman 1dari 27

ISU ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. Pendahuluan
• Etik merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan niali manusia dalam
menghargai setiap tindakan apakah benar atau
salah dan apakah penyelesaiannya baik atau
buruk (Jones, 1994)
• Dalam praktek sering kali bidan dihadapkan
pada beberapa permasalahan yang dilematis
artinya dalam pengambilan keputusan yang sulit
berkaitan dengan etik
B. Pengertian Isu Etik (Hemi Puji Wahyuningsih,
2008)
• Topik yang menarik untuk didiskusikan dan
sesuatu yang memungkinkan setiap orang
mempunyai pendapat
Issu muncul dikarenakan adanya perbedaan
nilai-nilai dan kepercayaan
• Issu adalah masalah pokok yang berkembang di
masyarakat atau suatu lingkungan yang belum
tentu benar serta membutuhkan pembuktian
C. Contoh mengenai issu etik dalam pelayanan
kebidanan berhubungan dengan
• Agama/kepercayaan
• Hubungan dengan psien
• Hubungan dokter dengan bidan
• Kebenaran
• Pengambilan keputusan
• Pengambilan data
• Kematian
• Kerahasiaan
• Aborsi
• AIDS
D. Issu dalam Pelayanan Asuhan Neonulal
• Pada beberapa rumah sakit, pada bayi yang sehat
dirawat terpisah dari orang tuanya dengan alasan
supaya tidak menyulitkan pelaksanaan
perawatan pada bayi baru lahir tersebut sebagai
jaminan agar ibu pasca partus tidak
meninggalkan rumah sakit > Hal ini berhu
bungan dengan hak azasi manusia yang dimiliki
oleh bayi yaitu hak untuk tidak dipisahkan dari
orang tuanya dan hak mendapatkan kasih sayang
dan perhatian
E. Masalah Etik Moral yang Mungkin Terjadi dalam
Pelayanan Kebidanan
• Tuntutan bahwa etika adalah hal penting dalam
kebidanan. Salah satunya karena bidan
merupakan profesi yang bertanggung jawab
terhadap keputusan yang dibuat berhubungan
dengan klien serta harus mempunyai tanggung
jawab moral terhadap keputusan yang diambil
• Untuk menjalankan praktek kebidanan dengan
baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik
yang baik, serta pengetahuan up to date, tetapi
bidan juga harus mempunyai pengetahuan issu
etik dalam pelayanan kebidanan
• Untuk mengatasi masalah etik moral adalah
melalui komunikasi interpersonal atau konseling
antara tenaga kesehatan dengan kliennya .
Komunikasi tersebut terwujud dalam bentuk
informed choice dan informed content
• Informed choice dan informed content
merupakan suatu kesaatuan yang tidak bisa
dipisahkan
• Untuk mendapatkan informed content dari
klien, harus dipastikan bahwa kliennya
mendapatkan informed choice dengan baik
F. Informed Choice
A. Pendahuluan
Menurut kode etik bidan internasional (1993)
bidan harus menghormati hak informed choice
issu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang
pilihan dalam asuhan dan tanggung jawab
terhadap hasil dari pilihannya
B. Pengertian Informed Choice
B1.Menurut Henry Puji W, (2008)
- Membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan
yang akan dialaminya
- Penjelasan (informasi yang lengkap)
mencakup pemahaman resiko, manfaat,
keuntungan, hasil yang mungkin diharapkan
- Choice berarti ada alternatif lain
(pilihan), lebih dari satu pilihan dan
pasien mengerti sehingga dia dapat
menentukan pilihan sesuai kebutuhan
B2. Menurut John, ME (2003) informed choice
adalah telah diberitahukan, telah
disampaikan, telah diinformasikan
B3. Menurut Sara W, (2002), Informed
Choice adalah suatu keputusan yang
dibuat setelah melalui pertimbangan
matang terhadap bukti- bukti ilmiah yang
relevan. Keputusan dipengaruhi oleh
lingkungan, keyakinan dan pengalaman
orang tersebut
C. Beberapa jenis pelayanan kebidanan yang
dapat dipilih oleh pasien:
- Tempat melahirkan
- Didampingi waktu melahirkan
- Posisi saat melahirkan
- Penolong persalinan
- Metode kontrasepsi
- Keterlibatan suami pada waktu
melahirkan
- Episiotomi
- Dsb
D. Rambu-Rambu yang Harus Diingat Dalam Proses
Informed Choice
D1. Informed choice bukan sekedar mengetahui
berbagai pilihan yang ada, tetapi juga mengerti
manfaat dari pilihan yang ditawarkan
Contoh kasus yang tidak termasuk informed
choice:
Ny H sudah melakukan test USG sebanyak 3 kali
selama kehamilan atas instruksi dokter, ia tidak
mengetahui alasan ia melakukan test USG atau
apa keuntungan dan resiko dari test USG. (Ny H
hanya mengetahui proses pelaksanaan USG,
namun tidak tau alasan, manfaat dan resiko dari
pelaksanaan USG. Dalam hal ini Ny H tidak
mendapatkan informed choice)
D2.Informed choice tidak sama dengan membujuk atau
memaksa klien mengambil keputusan yang menurut
orang lain baik (meskipun dilaksanakan dengan cara
halus)
Secara tidak sadar bidan sering melakukan paksaan”
saat proses informed choice misalnya dengan ucapan
sebagai berikut:
“Biasanya kami melakukan tindakan medis X, karena
hal itu merupakan kebijakan di rumah sakit ini”
Si bidan sering mempercepat pengambilan
keputusan yang sering kali mengatasnamakan
rumah sakit
Sesuatu yang buruk akan menimpa bayi anda bila
anda tidak melakukan tindakan X, si bidan secara
tidak langsung memaksa pasien dengan cara
INFORMED COSENT
A. Latar Belakang
• Tindakan medik yang dilakukan oleh bidan
hasilnya penuh dengan ketidak pastian sebab di
pengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar
kekuasaan bidan misalnya pendarahan post
partum, shock, asfiksia neonaturum
• Karena pasien mempunyai kesadaran atas
tubuhnya dan hak untuk menentukan atas diri
sendiri dalam arti menerima atau menolak
tindakan medik yang akan dilaksanakan atas
dirinya
• Pasien mempunyai hak untuk menentukan diri
sendiri artinya seseorang berhak menentukan apa
yang akan dilakukan atas dirinya
hak untuk menentukan diri sendiri dalam bidang
kesehatan Antara lain: Hak untuk menentukan
mendapatkan atau menolak pertolongan di bidang
kesehatan, hak untuk memilih sarana kesehatan,
hak untuk dirahasiakan penyakitnya, hak untuk
melihat rekam medik
B. Dasar Hukum Informed Consent
1. Pasal 52 pada UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan
menetapkan sebagai berikut
a. Ayat 2, tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati
hak pasien
b. Ayat 4, ketentuan mengenai standar profesi dan hak pasien
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Penjelasan pasal 53 UU No. 23/92 tentang kesehatan
c. Ayat 2 standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga
kesehatan yang berhadapan dengan pasien dalam melaksanakan
tugasnya harus menghormati hak pasien.
Yang dimaksud dengan hak pasien adalah hak atas informasi, hak
untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan
hak atas pendapat kedua.

2. Diatur juga dalam registrasi dan praktek bidan pada KepMenkes No.
900/2002 pasal 25 ayat 2, tentang kewajiban bidan dalam
menjalankan kewenangannya yaitu:

a. Memberikan informasi, informasi mengenai pelayanan/tindakan


yang diberikanAyat 2 standar profesi adalah pedoman yang harus
dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara
baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien dalam
melaksanakan tugasnya harusmenginformasikan efek samping
yang ditimbulkan secara jelas , sehingga memberikan
kesempatan bagi pasien untuk mengambil keputusan yang
terbaik bagi dirinya.
b. Meminta persetujuan yang akan dilakukan. Pasien
berhak mengetahui dan mendapat penjelasan
mengenai semua tindakan yang dilakukan
kepadanya. Persetujuan dari pasien dan orang
terdekat dalam keluarga perlu diminta sebelum
tindakan
3. Secara hukumdilakukan
informed consent berlaku sejak 1981.
PP No. 8 1981.
4. Informed consent dikukuhkan menjadi lembaga
hukum, yaitu dengan diundangkannya peraturan
Menkes No 585 tahun 1989 tentang persetujuan
tindakan medik. Dalam Permenkes ini pada Bab I,
ketentuan umum pasal 1 (a) menetapkan apa yang
dimaksud dengan Informed consent yaitu:
Persetujuan tindakan medik adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan
5. Pada KepMenkes No. 900/2002, Bab IX, sanksi pasal
42: Bahwa bidan yang dengan sengaja: Melakukan
praktek kebidanan yang tidak sesuai dengan
ketentuan, tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (1) dan
(2) , dipidana sesuai dengan ketentuan pasal 35 PP
No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
Kepmenkes No. 900/2002 pada pasal 25 ayat (2)
menyebutkan bahwa:
Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bidan dalam melaksanakan praktik sesuai
dengan kewenangannya harus: Menghormati hak
pasien, memberikan informasi tentang pelayanan
yang diberikan, meminta persetujuan atas tindakan
yang akan dilakukan.
Apakah Informed Consent?
1. Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau walinya
yang berhak terhadap bidan, untuk melakukan suatu
tindakan kebidanan kepada pasien setelah
memperoleh informasi lengkap dan dipahami
mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Merupakan suatu proses
3. Bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas,
tetapi bukti jaminan informed consent telah terjadi
4. Merupakan dialog antara bidan dan pasien didasari
keterbukaan akal pikiran, dengan bentuk
birokratisasi penandatanganan formulir
5. Informed Consent berarti: Pernyataan kesediaan atau
pernyataan penolakan setelah mendapat informasi
secukupnya sehingga yang diberi informasi sudah
cukup mengerti akan segala akibat dari tindakan
yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia
mengambil keputusan
6. Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak
mengatasi masalah etik, tuntutan, pada intinya
adalah bidan harus berbuat yang baik bagi pasien
atau klien
D. Pemagian Informed Consent
menurut Depkes, (2002)
1. Implied Consent
Persetujuan yang dinyatakan secara tidak langsung
Contoh: Saat bidan akan mengukur tekanan darah
ibu, ia hanya mendekati si ibu sambil mendekati si
ibu tanpa mengatakan apapun dan si ibu
menggulung lengan bajunya
Meski tidak mengatakan apapun, sikap si ibu
menunjukkan bahwa ia tidak keberatan terhadap
tindakan yang akan dilakukan
2. Express Consent
Persetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan
atau secara verbal
Contoh: Persetujuan untuk pelaksanaan sesar
E. Urutan Pelaksanaan Informed Consent

Pasien Bidan

Informasi

Choice (pilihan)

Keputusan

Consent (persetujuan) Menolak (Refusal)

Menandatangani Menandatangani
Form Persetujuan Form Penolakan
F. Manfaat Informed Consent

1. Membantu kelancaran tindakan medis, melalui informed consent


secara tidak langsung terjalin kerjasama antara bidan dengan klien
sehingga memperlancar tindakan yang akan dilaksanakan
2. Mengurangi efek samping dan implikasi yang mungkin terjadi.
Tindakan bidan yang tepat dan segera akan menurunkan resiko
terjadinya efek samping dan komplikasi
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyemnbuhan penyakit karena
pasien memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang
dilakukan
4. Meningkatkan mutu pelayanan
5. Melindungi bidan dari kemungkinan tuntutan hukum
6. Mengurangi kejadian mal praktek dan dan agar bidan lebih berhati-
hati dan alur pemberian informasi benar-benar dilakukan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
G. Contoh Informed Consent dalam
Tindakan Persalinan
Bidan Praktek Swasta…………
Alamat…………………………
Telp…………Fax……………..
Kode Pos……………………....
PERSETUJUAN TINDKAN PERTOLONGAN
PERSALINAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :………………….
Tempat/Tgl. Lahir :………………….
Alamat :………………….
Kartu Identitas :………………….
Pekerjaan :………………….
Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan,
bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan
prosedur pertolongan persalinan pada diri saya. Persetujuan ini saya
berikan setelah mendapat penjelasan dari bidan yang berwenang di
fasilitas kesehatan tersebut diatas , sebagaimana berikut ini:

1. Diagnosa kebidanan………………………………………………………
2. Untuk melakukan pertolongan persalinan, perlu dilakukan
tindakan……………………………………………………….
3. Setiap tindakan kebidanan yang dipilih bertujuan untuk kesejahteraan dan
keselamatan ibu dan janin. Namun demikian sebagaimana telah dijelaskan
terdahulu, setiap tindakan mempunyai resiko , baik yang telah diduga maupun
yang tidak diduga sebelumnya
4. Penolong telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha
sebaik mungkin untuk melakukan tindakan pertolongan
persalinan dan menghindarkan kemungkinan resiko, agar
diperoleh hasil asuhan kebidanan yang optimal
5. Semua penjelasan diatas sudah saya maklumi dan dijelaskan
dengan kalimat yang jelas dan saya mengerti sehingga saya
memaklumi arti tindakan atau asuhan kebidanan yang saya
alami. Dengan demikian terjadi kesepahaman diantara pasien
dan bidan tentang upaya serta tujuan tindakan, untuk mencegah
timbulnya masalah hukum dikemudian hari
Apabila dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh
penjelasan dan memberi persetujuan maka saya menyerahkan
mandat kepada suami atau wali saya yaitu:
Nama :……………………………..
Tempat/Tgl. Lahir :……………………………..
Alamat :……………………………..
Kartu identitas :……………………………..
Pekerjaan :……………………………..
Demikian agar saya maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa
paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
………………/…………………

Bidan Yang Memberi Persetujuan/Pasien

(…………………) (…………………………..)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai