Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 5

ETIKA DAN HUKUM KEBIDANAN


KELOMPOK 5 :

1. Agnes Dian Marsauli Saing


2. Debby Puspita Safitri
3. Fastika Fios
4. Khansa Syakira R
5. Sita Puspita
1. Masalah masalah etik
moral yang terjadi dalam
praktik kebidanan
.1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting
dalam kebidanan karena :

✓ Bertanggung jawab terhadap keputusan


yang dibuat
✓Bertanggung jawab terhadap keputusan
yang diambil.
02
1. Masalah masalah etik
moral yang terjadi dalam
praktik kebidanan

2. Untuk dapat menjalankan praktik


kebidanan dengan baik dibutuhkan:

✓ Pengetahuan klinik yang baik


✓ Pengetahuan yang Up to date
✓ Memahami issue etik dalam pelayanan
kebidanan. 02
1. Masalah masalah etik moral yang terjadi
dalam praktik kebidanan

3. Harapan Bidan dimasa depan:

✓ Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam


menjalankan praktik kebidanan (Daryl Kochn
Ground of Profesional Ethis, 1994)
✓Dengan memahami peran bidan tanggung jawab.
profesionalisme terhadap patien atau klien akan meningkat.
✓ Bidan berada dalam posisi baik à memfasilitasi klien dan membutuhkan
peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi
02
praktik kebidanan
2. Langkah – Langkah Dalam Menyelesaikan Masalah Etik Mora
yang Terjadi Dalam Praktik Kebidanan

1. Pengkajian
Hal pertama yang perlu
diketahui bidan adalah perlu
mendengar kedua sisi dengan
menjadi pendengar yang
berempati.
2. Langkah – Langkah
2. Implementasi
Dalam Menyelesaikan Selama implementasi, klien/keluarganya
Masalah Etik Moral yang menjadi pengambil keputusan, beserta
yang Terjadi Dalam anggota tim kesehatan terlibat mencari
Praktik Kebidanan kesepakatan yang dapat diterima dan saling
menguntungkan. Peran bidan selama
implementasi adalah menjaga agar
komunikasi tak memburuk, karena dilema
etis sering kali menimbulkan efek
emosional seperti rasa bersalah,
sedih/berduka, marah, dan emosi kuat yang
lain.
2. Langkah – Langkah Dalam Menyelesaikan Masalah Etik Moral
yang Terjadi Dalam Praktik Kebidanan

3. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah
terselesaikannya dilema etis
seperti yang ditentukan
sebagai outcomenya.
• Memberi informasi yg lengkap pada ibu,
informasi yg jujur, dapat dipahami oleh ibu
Menghindari •Menggunakan alternatif media ataupun yg

konflik lain, sebaiknya dg tatap muka


• Bidan & tenaga kesehatan lain perlu
belajar untuk membantu ibu menggunakan
haknya dan menerima tanggungjawab
keputusan yg diambil.
3. Informed Choice
Adalah membuat
pilihan setelah
mendapatkan
penjelasan tentang
alternatif asuhan yang
akan di alaminya
Pilihan 1) .Persetujuan atau consent penting
(choice) beda dari sudut pandang bidan, karena
dengan berkaitan dengan aspek hukum yang
memberikan otoritas untuk semua
persetujuan prosedur yang akan dilakukan bidan.
(consent);
2. Pilihan atau choice penting dari
sudut pandang klien sebagai
penerima jasa asuhan kebidanan,
yang memberikan gambaran
pemahaman masalah yang
sesungguhnya
Apa itu informed consent?
informed consent Di bagi menjadi beberapa bagian yaitu:

• Persetujuan yang diberikan pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan, untuk
melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap
dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan.
• Informed consent merupakan suatu proses.
• Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembar kertas, tetapi bukti jaminan
informed consent telah terjadi.
• Merupakan dialog antara bidan dengan pasien didasari keterbukaan akal pikiran, dengan
bentuk birokratisasi penandatanganan formulir.
•Informed consent berarti penyataan kesediaan atau pernyataan penolakan setelah
mendapat informasi secukupnya sehingga yang diberi informasi sudah cukup mengerti akan
segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia mengambil
keputusan.
•Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan, pada
intinya adalah bidan harus berbuat yang terbaik bagi pasien atau klien
1. Persetujuan yg diberikan pasien atau walinya
yang berhak terhadap bidan untuk melakukan
suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah
memperoleh informasi lengkap dan dipahami
Point penting mengenai Tindakan yang akan dilakukan.
dalam informed 2.inform konsen merupakan suatu proses
3. Informed consent bukan hanya suatu formulir
Consent
atau selembar kertas tetapi bukti jaminan inform
konsen telah terjadi
4. Secara hukum informed consent berlaku sejak
tahun 1981, PP No. 8 tahun 1981
Informed consent
mempunyai dua
dimensi, yaitu sebagai 1.Dimensi hukum
berikut:
2.Dimensi etik
1.Dimensi Hukum
Dimensi hukum, merupakan perlindungan pasien
hadap bidan yang berperilaku memaksakan
kehendak, memuat:
•Keterbukaan informasi antara bidan dengan pasien.
•informasi yang diberikan harus dimengerti pasien.
•Memberi kesempatan pasien untuk memperoleh
yang terbaik.
2.Dimensi Etik

Dimensi etik, mengandung nilai-nilai:


Menghargai otonomi pasien.
Tidak melakukan intervensi melainkan membantu
pasien bila diminta atau dibutuhkan.
.Bidan menggali keinginan pasien baik secara
subjektif atau hasil pemikiran rasional.
•Adanya kata sepakat
Sepakat dari pihak tanpa paksaan, tipuan maupun
kekeliruan. Dalam hal perjanjian antara bidan dan pasien,
Syarat sahnya kata sepakat harus diperoleh dari pihak bidan dan pasien
setelah terlebih dahulu bidan memberikan informasi
perjanjian kepada pasien sejelas-jelasnya.

atau consent •Kecakapan


Kecakapan disini artinya bahwa seseorang memiliki
adalah : kecakapan memberikan persetujuan, jika orang itu mampu
melakukan tindakan hukum, dewasa dan tidak gila.
Apabila pasien seorang anak, maka yang berhak
memberikan persetujuan adalah orang tuanya. Dalam
undang-undang disebutkan bahwa orang yang dalam
keadaan sakit, tidak dapat berpikir sempurna
•Suatu hal tertentu
Objek dalam persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan
dengan jelas dan terinci. Misalnya dalam persetujuan harus ditulis
dengan jelas identitas pasien meliputi: nama, jenis kelamin, alamat,
suami atau wali. Kemudian yang terpenting harus dilampirkan
identitas yang memberikan persetujuan.

•Suatu sebab yang halal


Maksudnya adalah isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan
undang – undang, tata tertib, kesusilaan, norma dan hukum.
Sebagai contoh tindakan abortus provocatus pada seorang pasien
oleh bidan, meskipun dengan persetujuan si pasien, dan
persetujuan telah disepakati kedua belah pihak, tetapi dianggap
tidak sah sehingga dapat dibatalkan demi hukum
Informed consent mengandung 3 segi hukum yaitu:

1. Pernyataan dalam informed consent menyatakan kehendak kedua


belah pihak, yaitu pasien menyatakan setuju atas tindakan yang
dilakukan bidan dan formulir persetujuan itu ditandatangani oleh kedua
belah pihak, maka persetujuan kedua pihak saling mengikat dan tidak
dapat dibatalkan oleh salah satu pihak

2. Informed consent tidak meniadakan atau mencegah diadakannya


tuntutan di muka pengadilan atau membebaskan rumah sakit atau rumah
bersalin atau bidan terhadap tanggung jawabnya apabila terdapat
kelalaian. la hanya dapat dipergunakan sebagai bukti tertulis akan adanya
izin atau persetujuan dari pasien terhadap tindakan yang dilakukan. 10
Lanjutan...

3. Formulir yang ditandatangani pasien atau wali pada


umumnya berbunyi segala akibat dari tindakan akan
menjadi tanggung jawab pasien sendiri dan tidak
menjadi tanggung jawab bidan atau rumah bersalin.

Anda mungkin juga menyukai