Anda di halaman 1dari 59

ISU PELAYANAN

KEBIDANAN
Lili Anggraini, SST., MH.Kes
Pokok 01 Moral dalam pelayanan kebidanan
Bahasan
02 Moral issue

Dilema dan konflik moral yg sering ditemukan


03 dalam pelayanan kebidanan

Teori yang mendasari pengambilan keputusan


04 dalam menghadapi dilema etik /moral dalam
pelayanan kebidanan
ISSUE
ISSUE :
Adalah masalah pokok yang berkembang
dimasyarakat atau lingkungan yang belum
tentu benar, untuk mencari kebenarannya
memerlukan pembuktian .
Dilema Etik /Dilema Moral :
Adalah pilihan yang sukar dimana untuk
pengambilan keputusan membutuhkan
pertimbangan moral serta kebijaksanaan

Konflik Moral
Pertentangan yang terjadi karena
pengambilan keputusan yang menyangkut
dimensi moral
Name Here Pertentangan yg terjadi dalam pengambilan
keputusan berdasarkan prinsip
.
Dilema Moral

Adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada 2


alternative pilihan yang kelihatannya sama atau
hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah (Campbell )

Konflik atau dilema moral pada dasarnya


sama ,berada diantara prinsip moral dan
otonomi ( Johnson )
.
Issue Etik yang sering terjadi antara bidan
dengan:
Klien,keluarga dan masyarakat :
 Persetujuan dalam proses
melahirkan
 Kegagalan dalam proses Teman sejawat
persalinan
 Pemdidikan seks

Tenaga kesehatan lain


Organisasi profesi
 Penggunaan etik dalam
pengambilan keputusan
 Otonomi bidan dan
pelanggaran kode etik
.
 Issue adalah topik yang menarik
untuk didiskusikan akibatnya
banyak pendapat yang timbul
We Create dan sangat bervariasi
Quality Professional  Issue muncul karena perbedaan
PPT Presentation nilai-nilai dan kepercayaan
 Issue Moral adalah merupakan
topik yang penting yang
berhubungan dengan kehidupan
AWESOME sehari-hari
PRESENTATION MODERN POWERPOINT PRESENTATION INFOGRAPHIC
Pendekatan dalam pengambilan keputusan
sebagai perilaku etis profesional
Pendekatan berdasarkan Asuhan
Pendekatan berdasarkan prinsip
1. Mengarah langsung sebagai 1. Berpusat pd hub interpersonal
penghargaan terhadap kapasitas dlm asuhan
otonomi tiap orang 2. Meningkatkan penghormatan
2. Menghindari berbuat kesalahan dan penghargaan mertabat klien/
3. Bersedia dengan murah hati untuk pasien sbg manusia
memberikan sesuatu yang 3. Rela mendengarkan dan
bermanfaat dengan segala mengolah saran orang lain yg
konsekwensinya mengarah pd tanggung jawab
4. Keadilan menjelaskan tentang profesional
manfaat dan resiko yang 4. Mengingat kembali arti tanggung
dihadapinya jawab moral,kebaikan,
Pendekatan ini yang sering kepedulian,empati kasih sayang,
menimbulkan dilema etis menerima kenyataan
Dilema Etik yg sering terjadi dalam
pelayanan kebidanan
02 Sosial Budaya
Agama 01

04 Aborsi
Asuhan Kebidanan 03
06 Cloning
Unwanted Pregnancy 05
Kematian yg tenang(euthanasia)
Kerangka pengambilan keputusan
dlm askeb
 Bidan hrs mempunyai responbility dan
accauntability
 Menghargai wanita sbg individu dan
melayani dengan hormat
 Pusat perhatian adalah safety and well being
mother
 Menyokong pemahaman ibu tentang
kesejahteraan dan menyatakan pilihannya
pada pengalaman situasi yg aman
 Sumber proses pengambilan keputusan
adalah : Kwoledge,kemampuan berfikir kritis,
kemampuan membuat keputusan klinik yg
logis
Ciri Keputusan yang Etis
 Mempunyai pertimbangan
Benar,Salah
 Sering menyangkut pilihan yang
sukar
 Tidak mungkin dielakkan
 Dipengaruhi oleh norma,situasi,
iman , lingkungan sosial
SITUASI
Kesulitan-kesulitan dalam
Mengapa kita perlu mengerti mengerti situasi
 15%
Kerumitan dan keterbatasan
situasi pengetahuan
 Untuk menerapkan norma terhadap 20%
 Dipengaruhi
60%
kepentingan ,prasangka,
situasi subyektif
 Untuk melakukan perbuatan yang
tepat
 Untuk mengetahui masalah yang
perlu diperhatikan Bagaimana kita memperbaiki
situasi
 Melakukan
penyelidikan ,memperluas
pandangan
 Menggunakan sarana ilmiah dan
keterangan ahli
 Peka terhadap pekerjaan dan
kebutuhan orang lain
Dimensi kode etik

1. Antara anggota 3. Anggota profesi dng


profesi dengan klien profesi kesehatan lain

4. Sesama anggota
profesi

2. Antara anggota profesi


dng sistem kesehatan
Prinsip Kode Etik

Menghargai otonomi 01 02 Melakukan tindakan yg benar

Mencegah tindakan yg Memperlakukan manusia


merugikan 03 04 dengan adil

06 Menepati janji yg disepakati


Menjelaskan dengan benar 05

Menjaga kerahasiaan
Informed Choice Text Here
Easy to change
colors.

Membuat pilihan setelah


01 mendapatkan penjelasan/
informasi ttg alternatif
asuhan yg akan dialaminya

02 Informasi yg dimaksudkan
meliputi resiko, manfaat,
keuntungan, dan
kemungkinan hasil dari
pilihannya
Perbedaan choice dng consent
Choice atu pilihan penting
Consent atau
dari sudut klien
persetujuan penting dari merupakan aspek
sudut bidan,berkaitan otonomi pribadi dlm
dng aspek hukum,dan menentukan pilihannya.
memberikan otoritas Choice berarti ada lebih
untuk prosedur yg akan dari satu pilihan dan klien
mengerti perbedaannya
dilakukan
Bagaimana agar
1.Informasi hrs 2. Ibu dibantu 3. Adanya
klien dapat lengkap, jujur,
untuk dpt protokol dan
menggunakan
menggunakan dapat haknya dan
petunjuk tehnis
serta monitor
haknya (Choice) dipahami ibu, menerima dalam
tidak bias tanggung jawab pelaksanaan
atas pilihannya

Your Picture Here


Informed consent
Persetujuan yg diberikan klien /kluarga untuk melkakukan
tindakan tertentu stl mendapat penjelasan yg lengkap

Merupakan suatu proses, bukan sekedar formulir,dimulai


dari dialog antara klien dan petugas didasari
keterbukaan

Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tdk


mengatasi masalah etik
Informed consent
Mempunyai 2 dimensi

Dimensi Hukum Dimensi Etik


merupakan perlindungan  Menghargai otonomi
pasien terhadap tenaga pasien
kesehatan  Tidak melakukan
 Keterbukaan informasi intervensi tetapi
 Informasi dapat membantu apabila
dimengerti pasien diminta/dibutuhkan
 Memberi kesempatan  Keinginan pasien digali
pasien untuk baik secara subyektif
memperoleh yg terbaik maupun hasil pemikiran
rasional
Kesulitan pelaksanaan informed consent
 Pengertian dari klien
Content Here / keluarga , siapa yg
Content Here

harus tanda tangan . Apakah kalau pasien


sedang kesakitan bisa memberikan pilihan
 Wali yang sah
 Informasi yg diberikan betul jelas atau tidak
 Perlu saksi atau tidak
 Bagaimana dalam keadaan darurat
SEJARAH PELAYANAN &
PENDIDIKAN KEBIDANAN
DI INDONESIA
Perkembangan
Pelayanan Kebidanan
di Indonesia
Perkembangan Pelayanan Kebidanan di
Indonesia
Pelayanan kebidanan Layanan kebidanan yang
adalah seluruh tugas tepat akan meningkatan
yang menjadi tanggung keamanan dan
kesejahteraan ibu dan
jawab profesi bidan bayinya. Layanan
dalam sistem pelayanan kebidanan/oleh bidan dapat
kesehatan yang dibedakan meliputi :
bertujuan untuk Pelayanan Kebidanan
meningkatkan Primer, Kolaborasi dan
Rujukan.
kesehatan kaum
perempuan khususnya
ibu dan anak-anak
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
Presentation Presentation Presentation
Sejarah Pelayanan Kebidanan di Indonesia
1807

 Pada zaman pemerintahan


Hindia Belanda, angka 1849 1851
kematian ibu dan anak
sangat tinggi. Tenaga
penolong persalinan
adalah dukun. Adapun pelayanan Dibuka Dibuka pendidikan
 (Gubernur Jenderal kebidanan hanya pendidikan bidan bagi wanita
Hendrik William Deandels), diperuntukkan Dokter Jawa di pribumi di Batavia
para dukun dilatih dalam bagi orang-orang Batavia (Di oleh seorang
Belanda yang ada Rumah Sakit dokter militer
pertolongan persalinan,
di Indonesia.
tetapi keadaan ini tidak Militer Belanda Belanda (dr. W.
berlangsung lama karena sekarang Bosch).
tidak adanya pelatih RSPAD Gatot
kebidanan. Subroto).
Perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang
pelayanan kesehatan ibu dan
anak secara menyeluruh di
masyarakat dilakukan melalui
kursus tambahan yang dikenal
dengan istilah Kursus
Tambahan Bidan (KTB) pada
tahun 1953 di Yogyakarta
Seiring dengan pelatihan
Pada tahun 1952 mulai diadakan Your Picture Here tersebut didirikanlah Balai
pelatihan bidan secara formal agar Kesehatan Ibu dan Anak
dapat meningkatkan kualitas (BKIA). Dari BKIA inilah yang
akhirnya menjadi suatu
pertolongan persalinan. pelayanan terintegrasi kepada
masyarakat yang dinamakan
Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) pada tahun
1957.
Puskesmas memberikan
pelayanan berorientasi pada
wilayah kerja. Bidan yang
bertugas di Puskesmas
Sejarah Pelayanan Kebidanan
. . 

Mulai tahun 1990 pelayanan Adapun tugas pokok bidan di


kebidanan diberikan secara desa adalah sebagai pelaksana
merata dan dekat dengan kesehatan KIA, khususnya dalam
masyarakat. pelayanan kesehatan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan
kesehatan bayi baru lahir,
termasuk pembinaan dukun bayi

Kebijakan ini melalui Instruksi Dalam melaksanakan tugas pokoknya


Presiden secara lisan pada bidan di desa melaksanakan kunjungan
rumah pada ibu dan anak yang
Sidang Kabinet Tahun 1992
memerlukannya, mengadakan
tentang perlunya mendidik bidan pembinaan pada Posyandu di wilayah
untuk penempatan bidan di desa kerjanya serta mengembangkan Pondok
Bersalin.
.
Titik tolak dari Konferensi
Kependudukan Dunia di Kairo
pada tahun 1994 yang
Your Picture Here
menekankan pada reproduktive
health (kesehatan reproduksi),
memperluas area garapan
pelayanan bidan.
Area tersebut meliputi:
1. Safe Motherhood, termasuk
bayi baru lahir dan perawatan
Bidan di rumah sakit memberikan Your Picture Here
abortus
pelayanan poliklinik antenatal, 2. Family Planning
gangguan kesehatan reproduksi 3. Penyakit menular seksual
di poliklinik keluarga berencana, termasuk infeksi saluran alat
senam hamil, pendidikan reproduksi
perinatal, kamar bersalin, kamar 4. Kesehatan reproduksi pada
operasi kebidanan, ruang nifas remaja
dan ruang perinatal 5. Kesehatan reproduksi pada
orang tua.
Perubahan Permenkes tentang wewenang
Pelayanan Kebidanan
a. Permenkes No. 5380/IX/1963, wewenang bidan
terbatas pada pertolongan persalinan normal secara
mandiri, didampingi tugas lain.
b. Permenkes 623/1989 wewenang bidan dibagi menjadi
dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila
bidan melaksanakan tindakan khusus di bawah
pengawasan dokter.
c. Permenkes No. 572/VI/1996 , wewenang ini mengatur
tentang registrasi dan praktek bidan. Bidan dalam
melaksanakan prakteknya diberi kewenangan yang
mandiri.
d. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktek bidan. Dalam melaksanakan
tugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi dan
merujuk sesuai dengan kondisi pasien
e. Permenkes 1464 tahun 2010 mengenai izin dan
praktik bidan serta kewenangan Bidan
Perkembangan
Pendidikan Kebidanan
di Indonesia
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di
Indonesia
Pendidikan bidan dimulai Pada tahunan 1902
pada masa penjajahan pendidikan bidan dibuka
Hindia Belanda. kembali bagi wanita pribumi
Pada tahun 1851 seorang di rumah sakit militer di
dokter militer Belanda (Dr. batavia dan pada tahun 1904
W. Bosch) membuka pendidikan bidan bagi wanita
pendidikan bidan bagi indonesia dibuka di Makasar.
wanita pribumi di Batavia. Lulusan dari pendidikan ini
Pendidikan ini tidak harus bersedia untuk
berlangsung lama karena ditempatkan dimana saja
kurangnya peserta didik tenaganya dibutuhkan dan
yang disebabkan karena mau menolong masyarakat
adanya larangan ataupun yang tidak/kurang mampu
pembatasan bagi wanita PowerPoint secara cuma-cuma.
Presentation
untuk keluaran rumah.
• Tahun 1911/1912 dimulai pendidikan tenaga perawatan secara
terencana di CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia
• Calon diterima dari HIS (SD 7 tahun), ditempuh dalam 4 tahun,
mula-mula terbatas pada pria, baru tahun 1914 diterima bagi
wanita dan lulusannya dapat terus ke kebidanan selama 2 tahun.
Untuk pria ke keperawatan lanjutan selama 2 tahun
• Tahun 1918 Budi Kemuliaan membuka RS Bersalin dan
pendidikan bidan. Murid-murid dari juru rawat wanita, ditempuh 2
tahun.
►Tahun 1935/1938 pemerintah Belanda mulai mendidik bidan
lulusan Mulo (setingkat SLP bagian B)
►Hampir secara bersamaan dibuka dibeberapa kota besar lain
seperti: RSB Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua di Jakarta dan
RSB Mardi Waluyo Semarang
►Pada tahun yang sama keluar peraturan untuk bedakan lulusan
bidan berdasarkan latar belakang pendidikan
►Bidan dengan dasar pendidikan Mulo dan kebidanan 3 tahun
disebut bidan kelas satu (Vroedvrouweerste class)
• Bidan dari lulusan perawat (mantri) disebut bidan kelas dua
(Vroedvrouweerste tweede class), beda kelas ketentuan gaji pokok
dan tunjangan.
• Jaman penjajahan Jepang didirikan sekolah perawat/sekolah
bidan dengan nama & dasar yang berbeda tetapi persyaratan
mirip dengan jaman penjajahan belanda, peserta kurang minat,
mendaftar terpaksa, tidak ada alternatif pendk. lain.
• Tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan lulusan dari SMP, batas
usia min. 17 tahun, lama pendk. 3 tahun
• Kebutuhan tenaga penolong persalinan dibuka pendk. Pembantu
bidan Penjenang Kesehatan E (PK/E), lanjut hingga 1976 &
setelahnya ditutup. Peserta lulusan SMP plus 2 tahun kebidanan
dasar, banyak yang lanjut ke pendk. Bidan (2 tahun).
• Tahun 1953 – 1965 dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di
Yogyakarta, lamanya 7-12 minggu, tahun 1960 KTB pindah ke
Jakarta dan tutup tahun 1967.
• Tujuan KTB: mengenalkan perkembangan program KIA dan
yankesmas, sebelum bidan mulai tugas di BKIA.
• Tahun 1954 dibuka pend. guru bidan bersamaan dengan guru
perawat dan perawat kesmas di Bandung, awalnya berlangsung 1
tahun, lalu 2 tahun dan terakhir berkembang 3 tahun.
• Tahun 1972 dilebur menjadi SGP (Sekolah Guru Perawat),
menerima calon dari sekolah perawat dan sekolah bidan
• Tahun 1970 dibuka pendk. Bidan yang terima dari SPR + 2 tahun
pend. Bidan disebut Sekolah Pendidikan Lanjut Jurusan
Kebidanan (SPLJK), tetapi tidak merata disemua propinsi
• Tahun 1974 mengingat jenis tenaga kes. Menengah & bawah
sangat banyak (24 kategori), Depkes menyederhanakan Pend.
tenkes. non sarjana
• Sekolah bidan ditutup & dibuka SPK, tujuan adanya tenaga multi
purpose di lapangan yang salah satu tugasnya menolong
persalinan, karena beda falsafah & kurikulum terutama berkaitan
dengan kemampuan bidan, tujuan tidak tercapai.
• Tahun 1981 untuk tingkatkan kemampuan SPK dalam yan. KIA
termasuk kebidanan, dibuka D I KIA, pendk. Berlangsung 1 tahun
& tidak dilakukan oleh semua institusi.
• Antara tahun 1975-1984 tidak ada pendidikan bidan
• Tahun 1985 dibuka lagi Program Pend. Bidan dari lulusan SPR &
SPK, saat itu dibutuhkan bidan yang memiliki kewenangan untuk
meningkatkan yan. KIA & KB, lama pend. 1 tahun, lulusan
dikembalikan ke institusi pengirim
• Tahun 1989 dibuka crash program pend. Bidan secara nasional
yang perbolehkan lulusan SPK langsung masuk pendidikan bidan,
dikenal sebagai Program Pendidikan Bidan A (PBB/A), lama pend.
1 tahun, lulusan ditempatkan didesa dengan tujuan memberikan
yankes terutama terhadap ibu & anak didaerah pedesaan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga dan turunkan AKI &
anak.
• Tahun 1994 bidan desa merupakan PTT, kontrak 3 tahun,
diperpanjang 2X3 tahun lagi.
• Penempatan ini menyebabkan orientasi sebagi tenkes berubah. Bidan
harus disiapkan sebaik-baiknya tidak hanya kemampuan profesional
bidan tapi juga kemampuan komunikasi, konseling & mampu
menggerakkan masy. Desa dalam tingkatkan taraf KIA.
• PBB A dielenggarakan dengan peserta yang cukup besar, dengan
harapan tahun 1996 sebagian desa sudah memiliki bidan.
• Kenyataan lulusan tidak miliki pengetahuan & ketrampilan sebagai
bidan profesional, karena lama pendidikan singkat, jumlah peserta
terlalu besar sehingga kesempatan untuk praktik klinik kebidanan
sangat kurang.
• Tahun 1993 dibuka PPB/B dengan peserta lulusan Akper, lama
pend. 1 tahun. Tujuan program untuk persiapkan tenaga pengajar
bidan pada program PBB/A. Dari hasil penelitian dianggap tidak
kompeten karena lama pendidikan singkat, hanya berlangsung 2
tahun (1995-1996).
• Tahun 1993 , lulusan SPK tidak cukup penuhi kebutuhan bidan
desa, al. Irian jaya dan Kalteng, dibuat progran cepat pend. Bidan
(PPB/C) dengan latar SMP + pend. 3 tahun yang diselenggarakan
di 11 propinsi (Aceh, Bengkulu, Lampung dan Riau, Kalbar, Kaltim,
Kalsel, NTT, Maluku dan Irja, hanya untuk kebutuhan mendesak,
berlangsung sampai 1997, kecuali di Irja.
• Untuk penuhi tuntutan profesionalisme tahun 1996 Kepmenkes RI
no 4118 tahun 1987 dan Kepmendikbud no 009/U/1996, dibuka D-
III kebidanan dengan institusi AKBID di 6 propinsi menerima calon
dari SMA
• Saat ini kurikulum D III keb telah direvisi mengacu pada Kep.
Mendiknas 232 tahun 2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi dan disahkan dengan Kepmenkes RI.
No. HK.00.06.2.4.1583.
• Tahun 2001 tercatat 65 institusi D III keb. (45 DEPKES, 20 swasta)
diseluruh Indonesia
• Sampai tahun 2008 telah tercatat ± 310 institusi D III Keb.
• Tahun 1994-1995 pemerintah juga menyelenggarakan uji coba
Pendidikan Bidan Jarak Jauh (distance learning) di 3 propinsi
(Jabar, Jateng dan Jatim). Diselenggarakan untuk memperluas
cakupan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
• Pengaturan penyelenggaraan ini diatur SK Menkes No.
1247/Menkes/SK/XII/1994.
• DJJ ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan bidan untuk menurunkan AKI dan AKB.
• Sebetulnya tahun 1994 RS St. Carolus sudah melaksanakan
pend. Bidan dari lulusan SMA, lamanya 3½ tahun, tidak
berlangsung lama.
• Pada tahun 1994 juga dilaksanakan pelatihan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal
• Tahun 1995-1998 IBI bekerja sama langsung dengan mather care
melakukan pelatihan bidan RS dan bidan Puskesmas serta bidan
di Desa di prop. Kalsel
• Tahun 2000 telah ada pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang
dikoordinasikan dengan Maternal Neonatal Health (MNH). Pelatihan
life skill S (LSS) dan Asuhan Persalinan Normal (APN) tidak hanya
untuk pelayanan tetapi juga guru, dosen-dosen dari akbid
• Selain pendidikan formal dan pelatihan, untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan diadakan seminar dan lokakarya
organisasi. Dilaksanakan tiap tahun selama 2 kali tahun 1996-2000
dengan biaya dari UNICEF.
• Jumlah institusi banyak + jumlah guru kompeten terbatas, tahun
2000 dibuka Program Pend. Diploma IV Bidan Pendidik yang
diselenggarakan di FKUGM, lamanya 2 smt, telah hasilkan 7
angkatan dengan gelar S.SiT
• Institusi lain penyelenggara D IV seperti UNPAD (2002), USU
(2004), Stikes Ngudi Waluyo Semarang, Stikim Jakarta (2003),
Poltekkes Kalsel dan Kaltim (2009) dan tempat lain
• Awalnya program dirancang hasilkan bidan pendidik 1000
lulusan.
• Hanya dilaksanakan sebagai masa transisi dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dosen
• S1 Kebidanan tahn 2008 di UNAIR, Brawijaya dan Unhas juga
buka.
• Bulan Mei 2006 UNPAD membuka S2 kebidanan, menerima dari
DIV bidan
• Pendidikan bidan di Indonesia dapat dikatakan tragis,
dibandingkan profesi kesehatan lain, pernah tutup selama 9
tahun (1975-1984).
Perkembangan
Pelayanan dan
Pendidikan di Luar
Negeri
Sebelum abad 20 (1700-1900)
 William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan
forceps dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia
memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis
dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya tentang
persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan
penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan
paru-paru melalui sebuah metal kateter

 Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818


– 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang
bersih mengacu pada pengendalian sepsis puerperium.

 James Young simpson dari Edenburgh, scotlandia (1811-


1870) memperkenalkan dan menggunakan anastesi umum,

 Tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada


sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi
pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan
pengguguran.
 Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama
yangberhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan
transfusi darah.

 Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu


Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin
dengan stetoskop pada tahun 1920.

 Pada tahun 1843, Jhon Charles Weaven dari Inggris pertama yang yang
melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan
menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.

 Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan


kerjanya pada palpasi abdominal

 Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892) menggambarkan metodanya


stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan placenta 
Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992), pada tahun 1875,
menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan
segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan
macet/sulit.
 Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran
inkubator dalam perawatan bayi prematur.
Setelah Abad 20
 Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi untuk
persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan
sampai 10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri.
 Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “cara
yang lebih alami”.
 Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi
merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah
sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat
diterima, dan bahkan oleh normal.
 Bagaimanapun, alami sekali lagi “membuktikan dirinya
“rooming-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan
menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat
penerangan.
 Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring
anthepartum dan intrapartum yang tepat menjadi mungkin
dengan pengguraan ultrasonografi dan cardiotocografi, dan
telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara
dramatis ketika dirawat di neonatal intersive secara ruti
Pelayanan Kebidanan di Afrika Selatan
 Wanita di desa khususnya harus ditolong oleh wanita
yang lebih tua yang sudah dilatih dari masyarakat.
Bidan pemerintah memperoleh penghargaan yang
tinggi salah satu dari mereka.
 Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun 1687 sebagai
kepala keperawatan di rumah sakit persahaan, dan
menjadi bidan pertama yang melaksanakan tugas-
tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas
kebidanan .
 Pelayanan kebidanan pertama diberikan sekaligus oleh
pegawai pemerintah dan bidan swasta dilebih banyak
wilayah berkembang, sementara masyarakat pedesaan
dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih
dengan pengalaman kebidanan “outansi” yang
seringkali melaksanakan perawatan umum dan bahkan
pelayanan untuk hewan peliharaan juga dalam
beberapa hal/keadaan.
Pelayanan Bidan di Amerika
 Salah satu alasan kenapa dokter
banyak terlibat dalam persalinan
• Di Amerika, para bidan berperan adalah untuk menghilangkan
seperti dokter, berpengalaman praktek sihir yang mash ada pada
tanpa pendidikan yang spesifik, saat itu.
standart-standart, atau  Dokter memegang kendali dan
peraturan-peraturan sampai banyak memberikan obat-obatan
pada awal abad ke 20. tetapi tidak mengindahkan aspek
Content spiritual. Sehingga wanita yang
• Kebidanan, sementara itu Here Content menjalani persalinan selalu
dianggap menjadi tidak diakui Here
dalam sebagian besar yuridiksi dihinggapi perasaan takut
(hukum-hukum) dengan istiklah terhadap kematian.
“nenek tua” kebidanan akhirnya  Walaupun statistik terperinci tidak
padam, profesi bidan hampir menunjukkan bahwa pasien-
mati. pasien bidan mungkin tidak
• Sekitar tahun 1700, para ahli sebanyak dari pada pasien
sejarah memprediksikan bahwa dokter, untuk kematian demam
angka kematian ibu di AS nifas atau infeksi puerperalis,
sebanyak 95% . sebagian besar penting karena
kesakitan maternal dan kematian
saat itu.
Pelayanan Bidan di Amerika
 Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun
1980 : 5,5% di tahun 1994. Angka sectio
caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21%
(1995).
 Penggunaan forcep menurun dari 5,5% (1989)
Content
menjadi 3,8% (1994). Here
 Dunia kebidanan berkembang saat ini sesuai
peningkatan permintaan untuk itu profesi
kebidanan tidak mempunyai latihan formal,
sehingga ada beberapa tingkatan kemampuan,
walaupun begitu mereka berusaha agar menjadi
lebih dipercaya, banyak membaca dan
pendekatan tradisional dan mengurangi teknik
invasif untuk pertolongan seperti penyembuhan
tradisional
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh bidan Amerika
Serikat saat ini antara lain:

Kritik tajam dari profesi medis kepada


Walaupun ada Lisensi praktek berbeda 03 diretc entry midwives ditambah dengan
02 tiap negara bagian, tidak isolasi dari system pelayanan
01 banyak undang-
kesehatan pokok telah mempersulit
undang baru, direct ada standart nasional
sehingga tidak ada sebagian besar dari mereka untuk
entry midwives masih memperoleh dukungan medis yang
dianggap ilegal definisi yang jelas
adekuat bila terjadi keadaan gawat
dibeberapa negara tentang bidan sebagai darurat. Pendidikan kebidanan
bagian seseorang yang telah biasanya berbentuk praktek lapangan,
terdidik dan memiliki sampai saat ini mereka bisa menangani
standart kompetensi persalinan dengan pengalaman
yang sama sebagai bidan.
Pelayanan
Bidan di  Florence Nightingale adalah pelopor kebidanan dan keperawatan
yang dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19.
Australia  Tahun 1824 kebidanan masih belum di kenal sebagai bagian dari
pendidikan medis di Inggris dan Australia dimulai pada tahun
1862. Lulusan itu dibekali dengan pengethuan teori dan praktek.
 Pendidikan Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak
tahun 1899 hanya bidan sekaligus perawat yang terlatih yang
boleh bekerja di rumah sakit.

 Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan


selayaknya oleh masyarakat. Ketidakseimbangan seksual dan
moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan
cepat. Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah
dan jarang mereka dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau
dokter karena pengaruh social mereka atau pada komunitas
tyang terbatas, meskipun demikian di Australi bidan tidak bekerja
sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layaknya
seorang bidan.
Pelayanan  Kebidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang

Bidan di mengalami pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan telah


berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary

Australia
course of studies menyesuaikan kebutuhan pel;ayanan dari
masyarakat. Tidak semua institusi pendidikan kebidanan di
Australi telah melaksanakan perubahan ini, beberapa masih
menggunakan proram pendidikan yang berorientasi pada rumah
sakit.
 Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan
pada keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan .
 Kekurangan yang dapat dilihat dari pendidikan kebidanan di
Australia hampir sama dengan pelaksanaan pendidikan bidan di
Your Picture Here Your Picture Here
Indonesia. Belum ada persamaan persepsi mengenai Your Picture Here
pengimplementasian kurikulum pada masing- masing institusi,
sehingga lulusan bidan mempunyai kompetensi klinik yang
berbeda tergantung pada institusi pendidikannya.
 Hal ini ditambah dengan kurangnya kebijaksanaan formal dan
tidak adanya standar nasional menurut National Review of Nurse
Education 1994, tidak ada direct entry.
Pelayanan
Bidan di  Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan
Australia ditolong oleh bidan.
 Meskipun ada peningkatan jumlah dokter yang
menangani persalinan antara tahun 1900 sampai
1940, tidak ada penurunan yang berarti pada angka
kematian ibu dan bidanlah yang selalu disalahkan
akan hal itu. Kenyataannya wanita jelas menengah
ke atas yang ditangani oleh dokter dalam
persalinannya
Your Picture Here mempunyai resiko
Your Picture Here infeksi yang lebih
Your Picture Here
besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh
Bidan.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation
Fully Editable Shapes

Anda mungkin juga menyukai