Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Inform consent dan inform choice

Dosen Pengajar : Novia Nuraini, SST. MKM

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. RakaArdhyaR (P3.73.24.3.23.040)
2. Suci Febriani Anwar (P3.73.24.3.23.045)
3. Fathya Shifa Adzani (P3.73.24.3.23.021)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

PRODI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Inform consent dan
inform choice" dengan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang membantu membuat makalah ini. Harapan kami semoga
ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para
pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Bekasi, 27 Agustus 2023


DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Akhir – akhir ini banyak sekali yang membicarakan massa masalah


dunia kebidanan di media social yang di hubungkan dengan hokum.
Bidang kebidanan dulunya dianggap profesi mulia, seakan – akan sulit
untuk tersentuh oleh orang awam, kini mulai dimasuki unsur hokum.
Salah satu tujuan dari hokum aatau peraturan adalah untuk melindungi
kepentingan pasien di samping mengembangkan kualitas profesi bidan
atau tenaga kesehatan merupakan salah satu penunjang keberhasilan
pembangunan system kesehatan. Pada awal abad ke-20 telah tumbuh
bidang hokum yang bersifat khusus, salah satunya dalah hokum kesehatan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu inform consent dan inform choice?


2. Apa macam – macam jenis dari inform consent dan inform choice?
3. Apa saja contoh penerapan dari inform consent dan inform choice dari
luar negeri dan dalam negeri?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari inform consent dan inform choice.


2. Dapat mengetahui apa saja macam – macam jenis dari inform consent
dan inform choice.
3. Mengetahui berbagai contoh peerapan yang termasuk ke dalam inform
consent dan inform choice.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Informed consent dan Informed choice

Informed consent merupakan persetujuan yang diberikan oleh


pasien atau walinya setelah mendapatkan informasi, informed consent
juga dapat di definisikan sebagai suatu persetujuan atau kesepakatan
pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokter terhadap pasien
setelah pasien mendapatkan informasi mengenai hal tersebut lengkap
dengan segala risiko yang mungkin terjadi. Dalam praktik, istilah
informed consent kerap kali di samakan dengan surat izin operasi (SIO)
yang diberikan kepada pasien sebelum dirinya di operasi sebagai bentuk
persetujuan tertulis. Disisi lain informed consent juga di lakukan dengan
tujuan meningkatkan kehati – hatian bidan dalam memberika pelayanan
kebidanan sehingga kejadian malpraktik pun dapat di hindari.

Informed choice pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan


informed concent, yakni untuk mengedepankan hak – hak para pasien
selama masa perawatan. Informed choice merupakan opsi atau pilihan
yang di berikan kepada pasien agar mengenal alternative perawatan
yang akan di alaminya. Informed choice penting di lakukan agar pasien
bisa memilih pelayanan yang dirasa aman dan nyaman untuknya.
Karena itu, seorang bidan harus bisa menyampaikan dengan jelas setiap
pilihan yang di berikan kepada pasien. Hal tersebut sejalan dengan kode
etik internasional bidan yang menyatakan bahwa bidan harus
menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan
mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab dan hasil
pilihannya.
B. Macam – macam jenis Informed concent dan informed choice

 Informed consent
Terdapat 2 jenis informed consent yakni :
1. Implied Consent (persetujuan tersirat)
Pada umumnya implied consent diberikan dalam keadaan
normal, yang artinya dokter dapat menangkap persetujuan
tindakan medis tersebut dari isyarat yang di berikan atau
dilakukan pasien. Seperti contohnya saat ada kasus darurat
Dokter memerlukan tidankan segera, Sementara pasien dalam
keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan keluarganya
tidak ada di tempat, pada kasus tersebut Dokter dapat melakukan
tindakan medis terbaik menurut Dokter.
2. Expressed Consent (persetujuan lisan dan tertulis)
Bentuk ini dapat dinyatakan secara lisan maupun tertulis, dalam
tindakan medis yang bersifat invasif dan mengandung risiko,
Dokter sebaiknya mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Secara umum dapat dikenal sebagai Surat Izin Operasi (SIO).

 Informed Choice
Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh
pasien meliputi :
1. Gaya bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan
laboraturium
2. Tempat bersalin dan kelas perawatan di RS
3. Pendamingan waktu bersalin
4. Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan
5. Metode monitor denyut jantung janin
6. Percepatan persalinan
7. Diet selama proses persalinan
8. Mobilisasi selama proses persalinan
9. Pemakaian obat pengurang rasa sakit
10. Pemecahan ketuban secara rutin
11. Posisi ketika bersalin
12. Episiotomi
13. Penolong persalinan
14. Keterlibatan suami waktu bersalin
15. Cara memberikan minuman bayi
16. Metode pengontrolan kesuburan.

C. Contoh penerapan Informed Consent dan Informed Choice

 Informed Consent
Contoh yang ada di dalam negeri : Dokter yang di haruskan untuk
menjelaskan risiko operasi yang akan di alami oleh pasien, contoh
kasus yang bersangkutan adalah tentang kasus muhidin yang tidak di
jelaskan oleh dokternya bahwa risiko yang akan di alaminya adalah
“Matanya akan tampak bolong” lalu pasien Muhidin mengunggat
dokter yang bersangkutan telah melakukan perbuatan yang melawan
hukum yaitu mengambil biji mata muhidin.

Contoh yang ada di luar negeri : Dua orang dokter dipersalahkan


karena tanpa izin pasiennya telah memisahkan lagi callous
(pertumbuhan tulang baru) dari suatu fraktur yang sudah mulai
sembuh sebagian dan menyatu. Tindakan tersebut selain dilakukan
tanpa izin pasien juga dianggap bertentangan dengan standar profesi
medik,karena dokter bedah lain tidak akan berbuat demikian,jadi
setiap dokter diharuskan untuk memberi informasi kepada pasien
dan harus ada persetujuan dari pasien tersebut, contoh kasusnya
yang bersangkutan adalah kasus “Slater vs Baker stapleton”.

 Informed Choice
Contoh yang ada di dalam negeri : seorang ibu yang sedang hamil,
Ibu tersebut memiliki hak untuk memilih asuhannya dan
keinginannya terpenuhi.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai