DI SUSUN OLEH
ANDI HIKMAH
ASTUTI
DELI MALASARI
HERNIS
HERLINA
KIKI INDRIANI
MARWIYAH
MELATI
NURSAPUTRI
NURLELA AYUNI
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu,
penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah KEBIJAKAN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN, dengan judul makalah “KONSEP INFORMED
CHOICE DAN TEORI SOSIAL MEDIKALISASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
3.1 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Informed Choice ................................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian informed choice ..................................................................... 3
2.1.2 Prinsip Informed choice ..........................................................................4
2.1.3 Peran Bidan Dalam Informed Choice ..................................................... 4
2.1.4 Informed Choice Dalam Pelayanankebidanan ..................................... 6
2.1.5 Perbedaan Informed Choice dan Informed Consent ............................... 6
2.2 Konsep Medikalisai Dalam Pelayanan Kebidanan ............................................. 11
2.2.1 Pengertian Medikalisasi ......................................................................... 11
2.2.2 Perbedaan Medikal Model dan Kebidanan ............................................. 11
2.2.3 Medikalisasi Dalam Pelayanan Kebidanan ............................................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14
3.2 Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh pasien pengguna jasa pelayanan
bidan praktek menjadi dilema sendiri. Kebanyakan pasien justru telah memberikan
kepercayaan kepada bidan yang telah memberikan pertolongan apapun resikonya, padahal
pasien sendiri mempunyai hak yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang
didalamnya menjamin warga negara dalam memperoleh dan menikmati haknya, dengan
demikian apabila terjadi suatu kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan praktek, tenaga
medis tidak bisa lepas dari tanggung jawab maka harus tetap diproses sesuai dengan
UndangUdang berlaku. Hak pasien dalam dunia kesehatan adalah hak untuk memperoleh
Meskipun dalam Undang-Undang Dasar 1945 tidak diatur secara khusus namun termasuk
dalam hak asasi manusia, dan hak ini secara mendasar dapat diterima oleh konstitusi kita.
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan, pengaturan tenaga kesehatan ditetapkan
didalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah. Tugas dan wewenang bidan serta
ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktek bidan dikontrol oleh peraturan tersebut.
Bidan wajib menginformasikan ikatan Informed Choice dan Informed Consent guna
Medikalisasi sering dikaitkan dengan berbagai hal, dengan proses pengendalian social
karena medikalisasi sering kali disertai dengan tindakan paksaan, keharusan, larangan dan
1
merupakan bentuk pengendalian social. Medikalisasi terlebih semacam ini menimbulkan
kekhawatiran.
Adapun yang menjadi rumusan masalah konsep informed choice dan teori social
medikalisasidalampelayanankebidananyaitu :
6. Mengetahuikonsep medikalisaidalampelayanankebidanan
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ini untuk Mengetahui masalah promosi kesehatan
kesehatan .
2
BAB II
PEMBAHASAN
kepada pasien dengan jelas mengenai tujuan tindakan medis yang akan dilakukan,
tata cara tindakan yang akan dilakukan, risiko yang mungkin dihadapi, alternatif
tindakan medis, dan biaya medis guna mendukung proses kelahiran, Informed
penjelasan mengenai tindakan medis, tata cara tindakan yang akan dilakukan, risiko,
alternatif, serta biaya medis sedangkan prosedur Informed Consent yaitu adanya
Pilihan menyelesaian perkara medis bisa melalui Litigasi dan Non Litigasi, Non
penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Pilihan (choice) harus
harus dibedakan dari persetujuan (consent). Persetujuan penting dari sudut pandang
bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk
semua prosedur yang akan dilakukan oleh bidan. sedangkan (choice) lebih penting
3
dari sudut pandang wanita sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan yang
memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya. Ini ada aspek etika
dalam hubungan erat dengan otonomi pribadi. Otonomi berarti menentukan keingian
sudah diberikan dan dimengerti oleh wanita itu menyangkut resiko, manfaat,
keuntungan, hasil yang mungkin dapat diharapkan dari setiap pilihannya. Choice
(pilihan) berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan wanita itu mengerti
perbedaannya, sehingga dia dapat menentukan nama yang disukai atau sesuai
semua kemungkinan pilihan tindakan dan hasil yang diharapkan dari setiap
pilihannya.
bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan
4
dengan kode etik Internasional bidan yang dinyatakan oleh International
tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya. Sebagai seorang bidan dalam
2. Berinteraksi dengannyaman
berlebihan.
dengan kondisinya.
3. Bidan harus belajar untuk membantu klien melatih diri dalam menggunakan
5. Tidak perlu takut pada konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan
untuk saling memberi dan mungkin melakukan penilaian ulang yang objektif,
5
2.1.4 INFORMED CHOICE DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
3. Pendamping waktumelahirkan
12. Episiotomi
1. Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan
aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan
bidan
6
2. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan
7
Transformasi dalam kehidupan social dan Kesehatan tentu akan membawa
imlikasi positif dan negatif.
1) Implikasi Positif
a. Meningkatnya studi penelitian dan kajian-kajian empiris terhadap berbagai
perilaku social dan Kesehatan bukan hanya pada Lembaga pusat-pusat
pelayan Kesehatan namun semakin meluas pada organisasi-organisasi social
Kesehatan (baik formal, maupun informal dannonformal).
b. Berkembang luasnya metodologi dalam ilmu social dan ilmu Kesehatanyang
aplikasikan untuk berbagai jenis penelitian ilmiah, dan riset terutama di
bidang sosiologikesehtana dan antropologi Kesehatan, dankhususnya dalam
ilmu Kesehatan.
c. Berkembang luasnya penggunaan pendekatan etik dan emik dalam kajian
atauriset perilaku social Kesehatan
d. Berkembangnyateori-teoridi bidang ilmu social dan ilmu Kesehatan
e. Tumbuh kembangnya kesadaran atas pentingnya Kesehatan, perilaku
Kesehatanyang baik.
f. Sikap dan Tindakan (perilaku) Kesehatan yang pro-kehidupan semakin
meningkat dan meluas
g. Paradigma tentang Kesehatan semakin luas di integrasikan dengan bidang
social dan semakin banyak dikorelasikan dengan bidang-bidang lainnya
h. Berkembang luasnya penggunaan teknologi dan industrialisasi dalam
hubungan pelayanan Kesehatan social
i. Meningkatnya ketersediaan SDM tenaga medis-paramedik dalam pelayanan
Kesehatan social baik kuantisasi maupunkualitas
j. Meningkatnya Lembaga dan fasilitas pelayanan Kesehatan social baik
kuantitas mupunkualitas
k. Meningkat dan meluasnya transfer ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu
social Kesehatan, ilmu Kesehatan social, sosiologi Kesehatan, serta ilmu
lainnya yang reevan.
8
l. Meningkat dan meluasnya penggunaan teori-teori social dalam mengkaji,
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah perilaku Kesehatan dan
implikasi positif lainyya.
2) Implikasi Negatif
a. System medikalisasi telah menciptakan globalisasi dan liberalisasi serta
sekulerisasi dalam system pelayanan Kesehatan modern, yang berdampak
luas terhadap melebarnya kesenjangan (gap) dalam memperolehan hak-hak
dan aksespelayanan Kesehatan
b. System medikalisasi modern dalam menciptakan kriminalisasi dan
fiktimisasi terhadap sistem medis etnisitas dan tradisional serta nilai-nilai
social budaya
c. Sistem medikalisasi modern menumbuh kembangkan dan mengakselerasi
praktek kapitalisasi, high cost serta komersialisasi dalam pelayanan
Kesehatan
d. System medikalisasi modern telah menumbuh kembangkan perilaku gaya
hidup dalm memperoleh Kesehatan
e. System medikalisasi modern cenderung memendam paramedis-tenaga medis
sebagai robot dan sekaligus dijadikan sebagai bagian dari program
indusrtilisasi dankorporatisasi
f. Industrialisasi dan korporatisasi, serta teknologisasi dan modernisasi di
bidang kesehtan cenderung semakin memperbesar struktur dan infrastruktur
serta suprastruktur pelayanan Kesehatan, namun pada sisi lain semakin
mendegradasi nilai-nilai fungsional dan moralitas, memarginalkan nilai-nilai
humanism dan harkat martabat
g. System medikalisasi modern cenderung lebih dominan memandang pasien
dan masyarakat sebagai target kepentingan ekonomi semata dan obyek
komersialisasi, target memperoleh keuntungan materi yang banyak dan
kekayaan
h. System pelayanan Kesehatan semakin banyak diselimuti konflik
kepentingan, konflik pelayanan, konflik kekuasaan dan proyekisme, konflik
dan overlapping kebijakan dantelah menciptakan program
9
i. Pusat-pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik,
balai pengobatan, tempat-tempat praktek dan lainnya, semakin tumbuh dan
berkembang, namun cenderung semakin banyak memunculkan berbagai
perilakupersaingantidak sehat dankonflikkepentingan
j. Kebijakan dan program-program dibidang Kesehatan dan pelayanannya
cenerung lebih banyak dikelola secara proyekisme, manipulative, praktek
kongkanglingkong, diskriminatif sertatidak efektif
k. Ketersediaan tenaga SDM dibidang Kesehatan (termasuk kedokteran,
keperawatan dan kebidanan) denganjumlah (kuantitas) yang ada, cenderung
belum sepenuhnya dibarengi dengan dukungan kualitas dan profesinalisme
l. Kesenjangan SDM dikalangan tenaga medis-paramedik semakin meningkat
dan meluas
m. Pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pelayanan Kesehatan
(baik tentang penyakit, gizi dan makanan, Pendidikan Kesehatan, dan
administrasi pelayanan public di rumah sakit dan puskesmas, maupun yang
lainnya).
10
2.2.3 Konsep Medikalisasi Dalam Pelayanan Kebidanan
2.2.3.1 Medikalisasi mengenai persalinan
Greene (2007) menyimpulkan bahwa medikalisasi persalinan di
eropa berawal pada abad ke- 18, mana kala kelahiran yang semula
ditangani kerabat atau bidan perempuan mulai ditangani dokter laki-laki
dan berbagai alat bantu medis mulai digunakan dalam kelahiran. [ada abad
ke- 19 mulai digunakan obat untuk mengurangi rasa sakitwaktu bersalin.
Pada abad tersebut perempuan di inggris, banyak diantaranya dari
kalangan kelas bawah, mulai dari yang bersalin dirumah sakit. Dalam
periode berikutnya medikalisasi persalinan berbentuk semakin besarnya
peran ahli kandungan menggantikan peran bidan dan semakin
diterapkannya prosedur medis, seperti penggunaan monitor, pemberian
obat-obatan, dan Tindakan bedah seperti episiotomy (pelebaran vagina
untuk memudahkan persalinan) dan opersi Caesar, serta pengkategorian
perempuanyang bersalin dirumah sakit sebagaipasien. (Greene,2007).
11
memerlukan penanganan preventif dan kuratif. Ditemukannya terapi
estrogen memungkinkan penanganan menopause secara medis
(Mackey,2004)
Mackey mengemukakanbahwa menopause, yang merupakan suatu
gejala normal dan siklus hidup kaum perempuan, dapat dikonstruksikan
secara social sebagai suatu masalah Kesehatan berjangka Panjang yang
berdampak negative. Pandangan dominan ini tidak diimbangi dengan
pandangan lain, menurut Mackey kita jarang dapat menemukan tulisan
yang mengemukakan pandangan bahwa menopause merupakan
suatugejala yang netral atau normal atau bahkan berdampak positif.
Padahal menurutnya sebagai penelitian pun menunjukkan bhwa Sebagian
besar kaum perempuan tidak merasa terganggu oleh menopause dan juga
tidak mengupayakan Tindakan medisuntuk mengatasinya (Mackey,2008).
12
Prosedur Tindakan FGM diketahui tidak memiliki manfaat
Kesehatan. Bahkan dapat menimbulkan kerusakan jaringan genetal yang
sehat dan mengganggu fungsi alamitubuh, selain itu dapat berisiko jangka
Panjang atau seumur hidup. Menurut WHO terdapat bebrapa komplikasi
dari FGM, antara lain:
1. Prosedur FGM yang menyakitkan danmenimbulkan traumatitis.
2. penggunaan alat yang tidak steril oleh praktisi tradisional yang tidak
memiliki pengetahuan tentang anatomi Wanita dan dalam menangani
adanya kompikasi
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Informed Choice adalah informasi untuk pasien memilih pilihan yang ada kepada pasien
dengan jelas mengenai tujuan tindakan medis yang akan dilakukan, tata cara tindakan yang
akan dilakukan, risiko yang mungkin dihadapi, alternatif tindakan medis, dan biaya medis
atas upaya medis yang akan dilakukan oleh bidan terhadap dirinya, setelah mendapatkan
informasi dari bidan. Informed Choice artinya membuat pilihan setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Pilihan (choice) harus harus
dibedakan dari persetujuan (consent). Persetujuan penting dari sudut pandang bidan, karena
itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
akan dilakukan oleh bidan. sedangkan (choice) lebih penting dari sudut pandang wanita
sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan yang memberikan gambaran pemahaman
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga kami
14
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/10927/1/158400182%20-%20Silviandini%20-
%20Fulltext.pdf, access 28 november 2022
15