DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
FALKULTAS KEBIDANAN
Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi salah satu tugasmata
kuliah Aspek Legal Dalam Kebidanan.Makalah ini membahastentang“ Consent
and Refusal ”
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal abad ke-20 telah tumbuh bidang hukum yang bersifatkhusus
( lex spesialis), salah satunya hukum kesehatan, yang berakar dari pelaksanaan
hak asasi manusia memperoleh kesehatan ( the Right to healthcare ). Masing-
masing pihak, yaitu yang memberi pelayanan ( medical providers ) dan yang
menerima pelayanan ( medical receivers ) mempunyaihak dan kewajiban yang
harus dihormati.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian concent.
2. Mengetahui apa pengertian refusal.
3. Mengetahui bagaimana pertanggung jawaban hukum
mengenaiinformed concent dan refusal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Informed Consent
1. Pengertian Informed Consent
Informed Consent teridiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti
informasi atau keterangan dan “consent” yang berarti persetujuanatau memberi
izin. Jadi pengertian Informed Consent adalah suatu persetujuan yang diberikan
setelah mendapat informasi. Dengan demikian Informed Consent dapat di
definisikan sebagai pernyataan pasien atauyang sah mewakilinya yang isinya
berupa persetujuan atas rencanatindakan kedokteran yang diajukan oleh dokter
setelah menerimainformasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau
penolakan.Persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter harus
dilakukantanpa adanya unsur pemaksaan. Istilah Bahasa Indonesia
InformedConsent diterjemahkan sebagai persetujuan tindakan medik yang
terdiridari dua suku kata Bahasa Inggris yaitu Inform yang bermakna
Informasidan consent berarti persetujuan. Sehingga secara umum Informed
Consentdapat diartikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh seorang
pasienkepada dokter atas suatu tindakan medik yang akan dilakukan,
setelahmendapatkan informasi yang jelas akan tindakan tersebut.
a. Diketahui dan ditanda tangani oleh dua orang saksi. Perawat bertindak
sebagai salah satu sak-si
b. Materai tidak diperlukan
c. Formulir asli harus disimpan dalam berkas re-kam medis pasien
d. Formulir harus sudah diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan
medis dilakukan.
e. Dokter harus ikut membubuhkan tanda tangan sebagai bukti bahwa telah
diberikan informasi dan penjelasan secukupnya.
f. Sebagai ganti tanda tangan, pasien atau keluarganya yang buta huruf harus
membubuh-kan cap jempol ibu jari tangan kanan.
b) Aspek Hukum:
a. Secara umum, menyentuh, atau melakukan suatu intervensi secara fisik
kepada seseorang, tanpa ada “persetujuan” daripadanya, dianggap
sebagai penganiayaan
b. Karenanya, memperoleh “consent” adalah suatu keharusan dalam suatu
tindakan medis/penelitian, selain daripada pemeriksaan fisik rutin pada
pasien yang datang untuk berobat ke dokter
c. Dalam hal pemeriksaan fisik dan investigasi medis yang rutin dan umum
dilakukan, tidak diperlukan consent tertulis, karena pasien yang datang
ke tempat praktik dokter untuk berobat, adalah suatu consent dari pasien
tersebut secara implisit
d. Namun, seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, tindakan
medis rutin seperti penjahitan luka kecil, dapat menjadi masalah bagi
seorang dokter IGD
e. Tanpa consent tertulis yang menjelaskan perihal perlunya rujukan ke
dokter bedah plastik, pasien/keluarganya dikemudian hari dapat
menuntut
f. Karena luka sembuh dengan jaringan parut, sehingga secara estetika kulit
bekas luka tersebut tampak buruk
g. Demikian halnya kepada seseorang yang mengalami
kegawatdaruratan/tidak sadarkan diri, misalnya karena kecelakaan
h. Dalam situasi ini, tindakan medis dapat segera dilakukan dokter, untuk
menyelamatkan nyawa pasien tersebut, tanpa harus meminta consent
tertulis
B. Informed Refusa.
1. Pengertian Informed Refusal
Dalam dunia medis Penolakan Tindakan Medis biasa disebutInformed
Refusal. Penolakan yang diinformasikan adalah antitesis dariinformed consent,
perpanjangan alami dari doktrin. Informed consentdibahas dengan sangat rinci
dalam literatur medis, hukum, danmanajemen risiko; sedangkan penolakan
berdasarkan informasi kurangmendapat perhatian. Tentu saja, informed
consent sangat penting untuk mengenali otonomi pasien, melindungi status
pasien sebagai manusia,dan menyediakan sarana untuk pengambilan keputusan
yang rasionalsambil melindungi penyedia layanan kesehatan dari risiko yang
terkaitdengan harapan yang tidak selaras. Proses informed consent
berkaitandengan ketentuan pengungkapan risiko dan manfaat dari
pengobatanyang diusulkan, sering pada pasien yang relatif cenderung
menerima pengobatan yang diusulkan. Dengan kata lain, jika seorang
pasiensedang berdiskusi tentang pengobatan yang diusulkan, tampaknyalogis
bahwa pasien menyatakan minat pada pengobatan yangdisarankan dan sedang
mencari informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang rasional
dan berdasarkan informasi.Sebaliknya, ketika seorang pasien tidak tertarik
pada prosedur dantidak terlibat dalam proses informed consent, perhatian yang
memadaimungkin tidak dibayarkan untuk mendapatkan penolakan
informasi.Kekhawatirannya adalah bahwa proses penolakan yang
diinformasikantidak didekati dengan cara yang sama atau dianggap dengan
tingkatkepentingan yang sama dengan informed consent.
Inti dari Informed Refusal adalah penolakan dari pasien untuk dilakukan
tindakan medis tertentu diputuskan sesudah diberikaninformasi oleh dokternya
yang menyangkut segala sesuatu yang berkenaan dengan tindakan tersebut.
Maksudnya pasien sudahmemahami segala konsekwensi yang mungkin timbul
sebagai akibat penolakan tersebut. Penolakan yang diinformasikan terkait
dengan proses informed consent, karena pasien memiliki hak untuk
menyetujui, tetapi juga dapat memilih untuk menolak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak pasien yang pertama adalah hak atas informasi. Dalam UU No23
Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 53 dengan jelas dikatakan bahwahak
pasien adalah hak atas informasi dan hak memberikan persetujuantindakan
medik atas dasar informasi (informed consent). Jadi, informedconsent
merupakan implementasi dari kedua hak pasien tersebut. Hak pasien tersebut
merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dilindungiUndang-
Undang.Dalam dunia medis Penolakan Tindakan Medis biasa disebutInformed
Refusal. Penolakan yang diinformasikan adalah antitesis dariinformed consent,
perpanjangan alami dari doktrin. Informed consentdibahas dengan sangat rinci
dalam literatur medis, hukum, dan manajemenrisiko; sedangkan penolakan
berdasarkan informasi kurang mendapat perhatian. Tentu saja, informed consent
sangat penting untuk mengenaliotonomi pasien, melindungi status pasien
sebagai manusia, danmenyediakan sarana untuk pengambilan keputusan yang
rasional sambilmelindungi penyedia layanan kesehatan dari risiko yang terkait
denganharapan yang tidak selaras.
B. Saran
Perlu peningkatan penyuluhan dari tenaga medis kepadamasyarakat
secara umum khususnya tentang Consent And Refusal.Supaya masyarakat
memahami hal tersebut karena hal tersebut cukup penting bagi masyarakat itu
sendiri. Untuk meminimalisir keputusan pihak keluarga pasien yang
menyerahkan keputusan nya kepada pihak mediskarena keputusan dari keluarga
pasien sangat lah penting. Dalam penulisan makalah ini pula di harapkan par
pembacamampu memahami penjelasan dari Consent And Refusal lebih detail
lagi.
DAFTAR PUSTAKA