Vina Anggraini
INFORMED INFORMED
CHOICE CONSENT
A Setuju xxxxxxxxx
B Tidak Setuju xxxxxxxxx
C Tanda Tangan xxxxxxxxx
Informed Choice
• Persetujuan dr pasien atau keluarganya trhdp tindakan medik yang akan dilakukan
trhdp dirinya atau kelaurganya setelah mendapat penjelsan yang kua dari dokter/tenaga
medis
Medical Of Law
KUH Pidana Pasal 351
DIMENSI HUKUM
merupakan perlindungan baik untuk pasien maupun
bidan yang berperilaku memaksakan kehendak,
memuat keterbukaan informasi antara bidan dengan
pasien, informasi yang diberikan harus dimengerti
pasien, memberi kesempatan pasien untuk
memperoleh yang terbaik
DIMENSI ETIK
menghargai kemandirian / otonomi pasien, tidak
melakukan intervensi melainkan
membantu pasien bila diminta atau dibutuhkan
sesuai dengan informasi yang
diberikan, bidan menggali keinginan pasien baik
secara subyektif atau hasil pemikiran
rasional
Hal yg HARUS dijelaskan o/ tenkes kpd pasien sblm px
mmberikan persetujuanya
Diagnosis dan tata cara tindakan
medis
1 3 4
2
Tidak harus selalu tertulis Fungsi informed consent tertulis Informed consent tidak
Tindakan bedah untuk lebih memudahkan berarti sama sekali bebas
(invatif) pembuktian bila kelak ad
dari tuntutan bila dokter
sebaiknya dibuat atuntutan
melakukan kelalaian
tertulis
BAGI Tenaga Kesehatan :
IC dpt membuat rasa aman dlm mnjalankan
tindakan medis pd pasien, sekaligus dpt
dgunakan sbg pembelaan diri trhdp
kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan
FUNGSI GANDA dr px atau keluarga apbl tmbl akibat yg tdk
dikehendaki
INFORMED
CONSENT
BAGI Pasien :
IC, penghargaan thdp hak-haknya o/ tenkes
dan dpt dgunakan sbg alasan gugatan thdp
tenkes apbl tjd penyimpangan praktik tenkes
dr maksud dberikannya prsetujuan yan kes.
Inform consent
persetujuan atau consent penting darisudut
pandang bidan karena berkaitan dengan
aspek hokum yang memberikan otoritas
untuk semua prosedur yang akan dilakukan
PERBEDAAN bidan
INFORM CHOICE
& INFORMED
Inform Choice:
CONSENT pilihan atau choice penting dari sudut
pandang klien sebagai penerima jasa
asuhan kebidanan, yang memberikan
gambaran pemahaman masalah yang
sesungguhnya dan menerapkan aspek
otonomi pribadi menentukan pilihannya
sendiri.
Contoh Kasus
Ny. M sedang dalam proses persalinan anak pertama. Saat kala II,
bidan mendapati bahwa selaput ketuban belum pecah sedangkan ibu
sudah ingin meneran. Bidan berencana akan melakukan amniotomi.