Mudita Dewi
405150016
LO 1 – Anatomi dan Histologi
Mata & Sekitarnya
sobotta
netter
netter
gerakan otot primer otot sekunder
abduksi rektus lateralis oblikus superior
oblikus inferior
adduksi rektus medialis rektus superior
rektus inferior
Elevasi Rektus superior oblikus inferior
Depresi Rektus Inferior oblikus superior
Eksotorsi Oblikus Inferior rektus inferior
Intorsi Oblikus Superior rektus superior
netter
Pembuluh Darah
sobotta
sobotta
Innervation
sobotta
sobotta
HISTOLOGI
Tunika Fibrosa
• Sklera
• Disusun o/ serat kolagen tipe1 dan serat elastin → disusun berselang seling →
memperthankan bentuk bola mata dan TIO
• Tidak terdapat PD
• Bagian dalam terdapat melanosit
• Sklera mengelilingi khoroid, terdapat suprachoroid lamina yang memiliki
sedikit kolagen, lebih banyak fibriblas, serat elastin, dan melanosit
• Epsklera → pembungkus yang memisahkan bola mata dari lemak, dan
menghubungkan bola mata ke sklera
• Kornea
• Paling depan, jernih
• Tdk ada PD
• Banyak serat saraf
• Lebih tipis dri sklera
• 5 lapisan :
• Epitel kornea
• Membran bowman
• Stroma
• Membran descement
• Endotel kornea
Lapisan kornea dari luar ke
dalam
• Epitel
• Membran bowman
• Stroma
• Membran descement
• Lapisan endotel kornea
Tunika Vaskulosa
• Terdapat 3 bagian :
• Koroid
• Korpus siliaris
• Iris
Lensa
• Struktur bikonveks, jernih dan sangat elastis, berfungsi untuk
memfokuskan cahaya agar jatuh di retina
• Kapsul lensa
• Disusun oleh kolagen tipe IV dan glikoprotein
• Epitel subkapsular
• Selapis sel epitel kuboid yg hanya terdapat pd permukaan anterior lensa dan
lateral lensa
• Serat lensa
• Sel yg sgt berdiferensiasi dan berasal dari sel – sel subkapsular
• Serat lensa akhirnya kehilangan inti serta organel lainnya dan menjadi sgt
panjang, berisikan sekelompok protein yg disebut Kristalin
Badan Vitreous
• Gel jernih dan kenyal yang mengisi rongga mata
• Disusun o/ : 90% air, elektrolit, serat kolagen, dan asam hialuronat
• Menempel pada ora serata
• Pinggir badan viterus terdapat hialosit sintesis asam hialuronat
dan kolagen
Retina
• Lapisan dalam bola mata, tdd 2 bagian:
• Bagian posterior fotosensitif
• Bagian anterior tdk fotosensitif, menyusun lapisan dalam badan siliar dan
bagian posterior iris
• Specialized Areas of the Retina fovea centralis, macula lutea, optic
disc
Retina
• Lapisan retina dari luar kedalam
• Epitel pigmen
• Lap. Batang dan kerucut
• Membran limitans luar
• Lapisan inti luar
• Lapisan pleksiform luar
• Lapisan inti dalam
• Lapisan pleksiform dalam
• Lapisan sel ganglion
• Lapisan serat nervus optikus
• Membran limitan dalam
Aparatus Lakrimalis
• Tdd kelenjar lakrimal, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus
nasolakrimalis
• Kelenjar lakrimal kelenjar penghasil air mata yg terletak di bagian
anterior superior temporal dr orbita
• Kelenjar lakrimal menyekresi cairan yg kaya akan lisosom, yaitu suatu
enzim yg menghidrolisis dinding sel spesies bakteri tertentu, yg
memudahkan penghancurannya
• Kelenjar tubuloalveolar, lumen lebar, sel berbentuk kolom berjenis
serosa, granul sekresi yg terpulas pucat, lamina basal
FISIOLOGI
Sherwood L. Human Physiology: From Cell to System. 9th ed. Canada:
Thomson Publishing Inc; 2014.
sherwood
Fisiologi Pergerakan
Bola Mata
Marieb EN, Hoehn K. Human anatomy and physiology. 9th ed. United States of America: Pearson; 2013.
sherwood
Fisiologi
Fototransduksi
sherwood
Fisiologi Aqueous Humor
FISIOLOGI
STRUKTUR FUNGSI
Sklera Lap jar ikat protektif; mbentuk bag putih mata yg tampak; di
bag anterior mbentuk kornea
Aqueous Humor
• Dibentuk dengan kecepatan sekitar 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam
korpus siliaris.
• Memiliki komposisi ion anorganik yang serupa dengan plasma tetapi kadar
proteinnya kurang dari 0,1%
• Melalui celah antara iris dan lensa mengalir ke lensa mancapai camera
oculi anterior ke sudut antara kornea dan bagian basal iris menerobos
limbus dalam jalinan trabekula kanal Schlemm vena
• Kecepatan produksi = kecepatan pembuangan → tekanan intra okuler selalu konstan
Fungsi :
• Mensuplai nutrien dan O2 ke lensa dan kornea
• Mengambil metabolit yang perlu dibuang
Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.
Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.
Stimulasi fotoreseptor
Tempat bergabungnya
2 saraf optik di otak
Cahaya + Impuls
fotoreseptor elektrik Saraf optik Optic chiasma
•Retinon = retinal
Retinon + = molekul pengabsorpsi cahaya,
opsin disintesis dari vitamin A
•Opsin : suatu protein
Respon : Aspek
•Batas kontras : terang gelap korteks talamus Ketajam-
•Radius yg mungkin an
Memonitor pergerakan obyek
Fototransduksi, yaitu mekanisme eksitasi, pada dasarnya sama untuk
semua fotoreseptor.(mencegah tercetusnya potensial aksi di jalur penglihatan)
GELAP
Depolarisasi
membran Neuron bipolar
Tidak terjadi potensial
dihambat
aksi di ganglion
Buka saluran
ca2+ Peningkatan pengeluaran zt
perantara inhibitorik
Fototransduksi, yaitu mekanisme eksitasi, pada dasarnya sama untuk
semua fotoreseptor. (Menimbulkan potensial aksi di jalur penglihtn)
Fotopigmen
Perubahan pot
(retinen:opsin)
Potensial aksi berjenjang di sel bipolar
di sel ganglion
Tutup saluran
Na+ Hiperpolarisasi membran
(potensial reseptor)
Miopia Bentuk
• Miopia aksial disebabkan karena
• Miopia adalah suatu
panjang/diameter anterior
keadaan mata yang posterior bola mata lebih
mempunyai kekuatan panjang dari rata-rata orang
pembiasan yang melebihi normal.
panjang bola mata,
• Miopia kurvatura disebabkan
sehingga sinar sejajar yang karena kurvatura kornea lebih
datang dibiaskan di depan besar/cembung
retina.
• Miopia indeks refraksi
• Berdasarkan derajatnya: menyebabkan mata lebih kental
(karena hiperglikemi)
• Perubahan posisi lensa. Miopia
yang disebabkan karena
perubahan posisi lensa ke arah
depan sebagai komplikasi pasca
bedah.
Diagnosis: Gejala
• Subjektif • Penglihatan jauh buram
– Pemeriksaan pin hole • Pasien lebih jelas melihat
– Uji Refraksi dekat
• Optotipe dari Snellen & • Sakit kepala
Trial lens • Kecenderungan terjadinya
Objektif juling saat melihat jauh
Autorefraktometer
Tata Laksana
• Koreksi optik dengan lensa negatif
terkecil yang memberikan tajam
penglihatan terbaik
• Pilihan koreksi bisa menggunakan
kaca mata atau lensa kontak
• Pada keadaan tertentu dapat
dilakukan tindakan bedah refraktif
Hipermetropi • Hipermetropia fakultatif
– Kelainan hipermetropia dapat
• Hipermetropia adalah diimbangi dengan akomodasi /
keadaan mata dengan kacamata positif. Pasien
kekuatan refraksi yang hipermetrop fakultatif akan
lemah, sehingga sinar melihat normal tanpa kacamata
sejajar yang datang akan dan bila diberikan penglihatan
dibiaskan di belakang retina. normal maka otot akomodasinya
akan mendapat istirahat
• Berdasarkan akomodasi,
hipermetropia secara klinik • Hipermetropia laten
dibedakan menjadi : – Kelainan hipermetropia tanpa
sikloplegia (obat yang
• Hipermetropia manifes melemahkan akomodasi)
• Terdiri atas hipermetropia diimbangi seluruhnya dengan
absolut + hipermetropia akomodasi
fakultatif
• Dapat di koreksi dengan kaca • Hipermetrop total
mata positif maksimal yang – Hipermetrop yang ukurannya
memberikan tajam didapatkan sesudah diberikan
penglihatan normal sikloplegia
Etiologi
Gejala
• Hipermetropia aksial / sumbu
– sumbu mata AP lebih pendek dari • Penglihatan dekat kabur
normal • Sakit kepala
• Hipermetropia kurvatur • Silau
– kelengkungan kornea / lensa • Rasa juling atau lihat ganda
kurang
• Hipermetropia refraksi • Mata lelah dan sakit (karena
– adanya bias mata yang kurang astenopia akomodatif)
pada sistem optik
• Ambliopia
Diagnosis Tatalaksana
• Subjektif • Penggunaan kacamata
– Pemeriksaan pin hole –Pasien hipermetrop sebaiknya
– Uji Refraksi diberikan kacamata sferis positif
• Optotipe dari Snellen & terkuat. Bila pasien dengan +3.0
Trial lens ataupun dengan +3.25 memberikan
Objektif tajam penglihatan 6/6, maka
Autorefraktometer diberikan kacamata +3.25. Hal ini
Keratoskop dilakukan untuk memberikan istirahat
pada mata.
Astigmatisme
• Berkas sinar tidak difokuskan pada 1 titik pada retina tetapi pada 2
garis titik api yang saling tegak lurus akibat kelainan kelengkungan
permukaan kornea.
• Bayi baru lahir biasanya kornea bulat atau sferis astigmatisme
with the rule kelengkungan kornea pada bidang vertikal
bertambah atau lebih kuat atau jari2nya lebih pendek dibanding
bidang horisontal lensa silinder negatif – sumbu 180 derajat.
• Usia pertengahan, kornea menjadi lebih sferis sehingga
astigmatisme againts the rule
• Akibat kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih
kuat dibanding vertikal.
• Sering pada usia lanjut
• Koreksi dengan silinder – sumbu tegak lurus (60-120 derajat)
atau silinder positif – sumbu horizontal (30-150 derajat)
Etiologi Astigmatisme
• Lebih sering tidak diketahui Patofisiologi
penyebabnya, eapi • Astigmatisma terjadi akibat
terkadang disebabkan oleh kelengkungan korena tidak
kelainan anatomi dari sama rata, lebih
bentuk kornea, biasanya bergelombang. Bisa anterior
sferis namun pdd kelainan kornea, namun bisa juga
ini tdk. posterior. Hal ini
• Luka pada kornea yang menyebabkan cahaya fokus
menjurus ke infeksi juga di dua meridian yang
dapat menimbulkan berbeda. Sehingga titik
astigmatisma. cahaya jatuh di berbagai
tempat di retina yang
• Operasi mata (katarak, menyebabkan gambar atau
transplantasi kornea) benda terlihat tidak fokus.
• Kelainan keratokonus dpt
menyebabkan iregular
autigmatisme
Astigmatisme
Tanda dan Gejala Diagnosis
• Pandangan kabur • Keluhan astigmatisme
• Benda terlihat miring • Evaluasi ketajaman
• Benda terlihat tidak penglihatan, kemampuan
fokus / berbayang refraksi, keratometri,
videokeratografi,
• Terkadang astig tidak ultrasonic pachymetry,
dikoerksi menyebabkan retinoskopi.
lelah mata dan sakit
kepala
Bentuk
• Astigmat Reguler
• Kekuatan pembiasan Etiologi
bertambah atau berkurang
perlahan-lahan secara teratur • Umumnya diturunkan
dari 1 meridian ke meridian (faktor genetik)
berikutnya.
• Bayangan yang terjadi : garis, • sering muncul sejak
lonjong atau lingkaran. anak anak
• Astigmat Ireguler • Tekanan yang berlebihan
• Tidak mempunyai 2 meridian pada kornea
saling tegak lurus. • Kebiasaan membaca yang
• Akibat kelengkungan kornea
pada meridian yang sama buruk
berbeda sehingga bayangan • Kebiasaan menggunakan
menjadi iregular. mata untuk melihat objek
• Infeksi kornea, trauma, dan
distrofi atau akibat kelainan yang terlalu dekat
pembiasan pada meridian lensa
yang berbeda
Anisometropia
Definisi
• Screening anisometropia:
• Perbedaan kemampuan
refraksi pada kedua mata -Kondisi strabismus
terdapat fokus yang tidak -Usia 3-4 tahun atau lebih muda
sama dari kedua mata
• Tatalaksana :
• Dapat mengakibatkan ambliopia -Mengkoreksi kelainan refraksi di kedua
(“lazy eye”) karena salau satu mata dengan kacamata yang sesuai
mata memliki penglihatan yang (kacamata harus selalu digunakan).
lebih blurry. Otak cenderung -Untuk memacu penggunaan mata yang
mengambil hasil penglihatan dari lebih berat kelainan refraksinya, mata
mata yang lebih jelas yang lebih ringan kelainannya boleh
penglihatannya, maka mata yang ditutup.
satu lagi bisa diabaikan/malas
digunakan dan tidak berkembang
penglihatannya.
http://www.aapos.org/terms/conditions/153
Presbiopia
• Gangguan akomodasi pd usia lanjut karena
• Kelemahan otot akomodasi
• Lensa mata tdk kenyal/ berkurang elastisitasnya akibat sklerosis
lensa
• Akibatnya, pasien > 40 thn akan memberi keluhan mata
pedas, berair dan lelah setelah membaca
• Kacamata atau adisi sesuai usia:
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Xerophthalmia (dry eyes)
• Eyes fail to produce tears – loss
of mucus production by goblet
cells
• Etiology:
• Sjorgen’s synd
• SLE
• RA
• Vit A deficiency cause of •Signs & symp
blindness in developping
country •Night blindness
• Normal serum retinol: 1.0- •Conjunctiva xerosis
1.4 µmol/litre •Bitot’s spot
• Low serum retinol: < •Corneal xerosis
0.7 µmol/litre
• Deficiency : < 0.35 µ/litre •Corneal ulceration
•Keratomalacia
Treatment:
• 200.000 IU vit A peroal upon diagnosis (2days)
• Repeat after 1-4 weeks to boost retinol reservation in liver
• Children 6-11 months: half the dosage, children <6 months:
quarter the dosage
• If unable to swallow; subtitute with 100.000 IU IM.
Diplopia
• Diplopia atau penglihatan
ganda adalah suatu gangguan
penglihatan yang mana obyek
terlihat dobel atau ganda.
• Diplopia berasal dari bahasa
Yunani, diplo = dobel atau
ganda, opia = penglihatan.
KLASIFIKASI
• Diplopia binokular yaitu • Diplopia monokular
penglihatan ganda terjadi apabila yaitu diplopia yang
si pasien melihat dengan kedua hanya terjadi pada satu
mata dan menghilang bila salah mata. Penglihatan ganda
satu mata ditutup. muncul saat salah satu
E/: mata ditutup.
– gangguan pergerakan otot bola Terjadi pada:
mata sehingga sudut kedua mata – astigmatisme,
tidak sinkron (tahap awal seseorang
yang akan menjadi juling atau – gangguan lengkung
strabismus). kornea,
– kerusakan saraf yang melayani otot – pterigium,
otot bola mata. Kerusakan saraf ini – katarak,
disebabkan oleh stroke, cidera – dislokasi lensa mata,
kepala, tumor otak dan infeksi otak.
– Diabetes, miastenia gravis, penyakit – gangguan produksi air
graves, trauma atau cedera pada mata dan
otot mata dan kerusakan pada – beberapa gangguan pada
tulang penyangga bola mata. retina.
GLAUKOMA Klasifikasi
• suatu keadaan dimana • Glaukoma primer
terjadinya peningkatan tekanan – Glaukoma sudut terbuka
intraokular (TIO) abnormal yang
mengakibatkan kerusakan saraf (simplex)
optik dan gangguan pada – Glaukoma sudut tertutup
sebagian atau seluruh lapangan
pandang. • Glaukoma sekunder
• Dikenal trias glaukoma yaitu • Glaukoma kongenital
• peningkatan TIO
• kerusakan saraf optik – Primer/infatil
• penyempitan lapang pandang – Menyertai kelainan
• Tekanan bola mata kongenital lainnya
• N : 10-21 mmHg
• Tekanan 24,4 mmHg batas
• Glaukoma absolut
tertinggi
• Tekanan 22 mmHg batas
waspada
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
• Serangan nyeri Terapi
mendadak (akut) • Sebaiknya tekanan diturunkan
• Mata merah dan terlebih dahulu dengan
pilokarpin 2% setiap menit
palpebra bengkak selama 5 menit yang disusul
(kongestif) setiap 1 jam selama satu hari
• Tekanan bola mata topikal
meningkat • Asetazolamid 500 mg IV,
disusul 250 mg tablet setiap 4
• Hanya terjadi pada mata jam sesudah keluhan enek
yang sudut bilik mata hilang sistemik secara IV
depannya sudah sempit karena sering disertai mual
dari pembawaannya
Glaukoma Sudut Terbuka (Simpleks)
• Diduga diturunkan secara dominan Pengobatan
atau resesif pada 50% penderita, yang
secara genetik homozigot • Tujuan: memperlancar
pengeluaran aquoeus
• Faktor resiko: DM, hipertensi, kulit humour dan mengurangi
berwarna, dan miopia produksinya
• Usia: > 40 tahun, kadang usia muda • Diberikan pilokaprin tetes
• Gejala timbul lambat dan kadang tidak mata 1-4% bila perlu
disadari oleh penderita dan berlanjut ditambah asetazolamid 3x
menjadi kebutaan (glaukoma absolut) sehari
• TIO sehari-hari tinggi (>20mmHg), • Ditambahkan timolol 0.25%-
mata tidak merah dan tidak ada 0.5% dan epinefrin 1-2%
keluhan yang khas • Bila tidak berhasil dilakukan
• TIO → ekskavasi papil, degenerasi trabekulotomi laser
papil, gangguan lapang padang
Glaukoma
Definisi: neuropati optik yang khas disertai dengan
penurunan lapang pandang akibat kerusakan papil nervus
optikus, dimana peningkatan TIO merupakan faktor risiko
penting
• Peninggian TIO disebabkan oleh:
• Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
• Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik
mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil)
Klasifikasi:
• Glaukoma primer (sudut terbuka dan sudut tertutup)
• Glaukoma sekunder
• Glaukoma kongenital
• Glaukoma absolut
Klasifikasi berdasarkan gangguan saluran aqueous humour:
Glaukoma Sudut Terbuka:
Glaukoma kronis primer dengan sudut pada kamera okuli anterior yang
terbuka, disertai peningkatan TIO.
• proses degeneratif anyaman trabekular, termasuk pengendapan materi
ekstrasel di dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanal Schlemm,
sehingga terjadi peningkatan TIO akibat penurunan drainase aqueous humor.
Definition Classification
• Age-related macular
degeneration (AMD) is a
degenerative disorder affecting
the macula. It is characterized by
the presence of specific clinical
findings, including drusen and
RPE changes, in the absence of
another disorder. Later stages of
the disease are associated with
impairment of vision.
Risk factors
• Age major risk factor.
• Race late AMD is more common in white individuals than those of other races.
• Heredity Family history is important; the risk of AMD is up to three times as
high if a fist-degree relative has the disease.
• Smoking roughly doubles the risk of AMD.
• Hypertension and other cardiovascular risk factors are likely to be associated.
• Dietary factors. High fat intake and obesity may promote
AMD, with high antioxidant intake having a protective effect
• Aspirin may increase the risk of neovascular AMD.
• Other factors such as cataract surgery, blue iris colour, high sunlight exposure and
female gender are suspected, but their inflence remains less certain.
Pathogenesis
• degeneration of the retinal pigment epithelium, linked to
oxidative stress
• Changes in the adjacent extracellular matrix of Bruch's
membrane and the formation of subretinal deposits
• diffuse thickening of Bruch's membrane
• oxygen diffusion into retinal pigment epithelium and
photoreceptors <
• release of growth factors and cytokines
• growth of choroidal new vessels
• grow through into the subretinal space
• choroidal neovascular membrane
• new vessels leak serous fluid and/or blood distortion and
reduction of clarity of central vision
• progression of the degenerative process to cell death and
atrophy of the retinal pigment epithelium visual loss