Anda di halaman 1dari 118

Sendi

Adalah tempat dimana dua tulang


atau lebih saling berhubungan,
dimana di antara tulang-tulang ini
dapat terjadi pergerakan atau tidak
• Menurut jaringan diantara tulang-tulang ini,
sendi dapat dibagi atas:
- Sendi fibrosa
- Sendi kartilagenosa
- Sendi sinovial
• Sendi Fibrosa
adalah suatu persendian, dimana permukaan
tulang yang bersendi dihubungkan oleh
jaringan fibrosa, sehingga kemungkinan
geraknya sangat sedikit

Contoh :
1. Sutura yang menghubungkan tengkorak
2. Art. Tibio fibularis inferior
Sendi Kartilaginosa
Terbagi atas :
1. Sendi kartilaginosa primer
 adalah suatu persendiaan yang tulang-
tulangnya disatukan oleh suatu lempeng
atau potongan rawan hyalin
 pada persendiaan ini tidak ada
pergerakan yang mungkin dilakukan
Contoh:
• Persatuan antara epifise dan diafise
• Antara iga I dan manubrium sterni
2. Sendi kartilaginosa sekunder
 adalah suatu persendian yang tulang-
tulangnya disatukan oleh suatu lempeng
rawan fibrosa dan permukaan sendi ini
diliputi oleh lapisan rawan hialin yang tipis
 pergerakan yang mungkin dilakukan
tergantung pada sifat fisik rawan fibrosa
Contoh:
• Art. Intervertebralis
• Symphisis osis pubis
Sendi Sinovial
 Adalah suatu persendian yang mempunyai
kemungkinan gerak banyak sekali, karena
terdapatnya diskontinuitet diantara tulang-
tulang yang bersendi (terdapatnya rongga
sendi)
Ciri-ciri :
1. Ujung tulang bersendi dibedakan atas:
- caput artilacularis
- cavitas glenoidales
2. Cavum articularis
rongga yang terdapat di antara ujung- ujung
tulang

3. Membran synovial
rongga sendi yang dibatasi oleh membran synovial
yang berjalan dari permukaan sendi yang satu ke
yang lainnya
Disebelah luar membran sinavial dilindungi oleh
kapsula sendi (articularis)
Permukaan sendi dilumasi oleh cairan kental:
cairan sinovial
4. Alat-alat khusus yang membantu:
a. Discus/meniscus Articularis
- yaitu irisan rawan fibrosa yang terletak
diantara permukaan sendi
- berfungsi sebagai:
* penyangga
* mengurangi gesekan diantara ujung-
ujung yang bersendi
b. Bantalan Lemak
- terletak antara membran synovial dan
capsula fibrosa atau tulang
c. Bursa Mukosa
- adalah alat pelumas yang terdiri atas
kantong fibrosa tertutup yang dibatasi oleh
membran halus yang lembut
- bursa dijumpai pada: tendo bergeser pada
tulang ligamentum atau tendo lain

d. Selubung Sinovial
- merupakan bursa berbentuk tubular yang
mengelilingi tendo
d. Ligamentum
- merupakn suatu tali/pita jaringan ikat yang
menghubungkan dua struktur
- terdiri atas:
a. jaringan serabut kolagen
dalam keadaan normal tidak dapat
diregangkan
b. jaringan serabut elastis
dapat kembali kepanjang semula
setelah diregangkan
• Lig. Fibrosa/Kolagen
mencegah pergerakan sendi yang berlebihan

• Lig. Elastis
memegang peranan aktif dalam menyokong sendi
dan mengembalikan tulang pada posisi asal setelah
melakukan pergerakkan
Derajat Pergerakan Sendi

Sinovial dibatasi oleh:


1. Bentuk tulang yang membentuk sendi
2. Struktur anatomi sekitarnya
3. Ligamentum fibrosa yang
menghubungkan
Jenis-jenis sendi sinovial
Menurut susunan, permukaan dan pergerakan
yang mungkin dilakukan, sendi ini terbagi:
1. Sendi Plana = Datar
- permukaan sendi datar atau hampir datar
sehingga memungkinkan tulang saling
bergeser satu sama lain
- pergerkan terbatas, sedikit miring & rotasi
- Contoh:
* art. Sterno cavicularis
* art. Acronio clavicularis
2. Sendi Engsel = Ginglimus = Hingo Joint
- sendi ini mirip engsel pada pintu
- sumbu gerak tegak lurus pada arah
panjang tulang
- gerakan yang bisa dilakukan
* Flexio
* Ixtensio
- contoh:
* sendi lutut
* sendi siku
* sendi mata kaki
3. Sendi Condyloidea
- sendi ini mempunyai permukaan konver yang
nyata dan bersendi dengan permukaan yang
konkaf
- sumbu gerak dan panjang tulang paralel
- gerak yang bisa dilakukan:
* flexio
* extensio
* abduksi
* adduksi
* sedikit rotasi
- contoh:
* art. Metacapo. Phalangea
* art. interphalangea
4. Sendi Elipsoidea
- permukaan sendi berbentuk konvex ellips yang
sesuai dengan permukaan sendi (konkaf ellips)
- contoh:
* art. Carpalia
- gerak yang bisa dilakukan:
* flexio
* extensio
* abduksio
* adduksio
5. Sendi Pasak/Sendi Kisar
= pivot art. = rotary art
- terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh
cincin ligamentum tulang
- sumbu gerak sesuai panjang tulang
- gerak yang bisa dilakukan: rotasio
- contoh:
* art. Atlanto-dentalis
* art. Radio ulnaris sup
6. Sendi Pelana = Art. Sellaris
= saddle – shaplo
- permukaan sendi berbentuk konkavo-
konvex yang saling berlawanan dan
mirip pelana kuda
- gerakan yang dapat dilakukan:
* Flexio/extensio
* Abduksio/add
* Rotasio
- contoh : Art. Carpo-metacacarpa I
7. Sendi Peluru = ball and socket
= art. Globoidea
- pada sensi ini: kepala sendi berbentuk bola,
lekuk sendi berbentuk socket
- bentuk sendi ini memungkinkan pergerakan
yang sangat bebas yaitu: flexi, ext, abd, add,
rotasi dan circumdixsi
- contoh:
* sendi bahu
* sendi panggul
Berdasarkan pergerakan, sendi dibagi atas:

1. Synarthrosis
Sendi yang tidak dapat digerakkan sama sekali
dan mempunyai kesinambungan termasuk:
• Sutura
• Schyndylesis
lempeng yang satu terjepit dalam takik tulang
yang lain
contoh: perhubungan kedua os. maxillaris
• Gomphosis
tulang yang satu berbentuk kerucut masuk kelekuk
yang sesuai dengan bentuk itu
contoh: gigi dengan acuroli, os. Maxillaris dan os.
Mandibularis
• Synchondrosis
jaringan penghubung terdiri dari tulang rawan
contoh: antara epiphysis dan diaphysis
2. Amphiarthrosis
gerakkannya sedikit, sebab komponen sendi
tidak cukup
contoh: diantara corpus vertebra yang
berdekatan

3. Diarthrosis
sendi yang kemungkinan gerak luas sekali,
karena terdapat diskontinuitet diantara tulang-
tulang tersebut
Stabilitas Sendi
Tergantung pada:
1. Bentuk, ukuran dan permukaan sendi
contoh: ball & socket pada sendi panggul
2. Ligamentum
- Lig. Fibrosa mencegah pergerakkan sendi
yang berlebihan
- Lig. Elastik
mengembalikan ke panjang asalnya
setelah teregang
3. Tonus Otot
- merupakan faktor utama mengatur
stabilitas

Persyaratan Sendi:
• Kapsula dan ligamentum
mendapat banyak suplai saraf sensoris
• Rawan sendi
mempunyai sedikit ujung saraf
Berdasarkan sumbu gerak
Persendian dibagi atas:
1. Sendi Sumbu Satu
a. sendi engsel (ginglymus)
- sumbu gerak tegak lurus pada arah
panjang tulang
- contoh: * art. interhpalangea
* humero ulnaris
* talo cruralis
b. sendi kisar (art. Trochoidea)
sumbu gerak kira-kira sesuai
dengan arah panjang tulang
contoh: * art. Radio ulnaris
* art. Atlanto dentalis
2. Sendi Sumbu Dua
kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
a. sendi telur (art. Ellipsoidea)
kepala sendi cekung berbentuk ellips dengan
sumbu panjang dan sumbu pendek
contoH : art. radiocarpea
b. Sendi pelana (art. Sellaris)
permukaan sendi berbentuk pelana,
artinya dalam arah yang satu permukaan
itu cembung dalam arah yang lain cembung
contoh: art carpo. Meta carpa I

3. Sendi Sumbu Tiga (arthrodia)


• Sendi yang mempunyai kemungkinan gerak terluas
• Kepala sendi berbentuk bola
• Terdiri atas:
* art. Globoidea (peluru)
lekuk sendi mencakup kurang dari setengah
kepala sendi
contoh : art. Humeri
* Teno arthrosis sheroidea / sendi buah pala
kemungkinan gerak lebih sedikit, karena
lekuk sendi mencakup lebih dari setengah
kepala sendi
contoh : art. coxas
SENDI :
• Hubungan antar tulang
(pertemuan 2 buah tulang atau beberapa tulang
kerangka).
• Sendi = artikulasi/Persambungan
• Komponen penunjang sendi :
• Ligamen : jaringan ikat, mencegah
dislokasi
• Kapsul Sendi : serabut, penghubung 2
tulang,
• Cairan Sinovial : pelumas ujung tulang
berkapsul
• Hialin Kartilago : pertumbuhan epifase joint
3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
• Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
• Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya
berikatan dengan tulang rawan.
• Sinovial/sinovial joint : ada ruang sendi dan
ligament untuk mempertahankan persendian.
Tipe Persendian :
• 1. Diartrosis (sendi dengan pergerakan bebas)
• Sendi Peluru : lengan & belikat, paha & pinggul
• Sendi Putar : tengkorak & atlas, atas & bawah
• Sendi Pelana : telapak tangan dan jari
• Sendi Engsel : antar ruas jari, siku, lutut.
• Sendi Luncur : pergelangan kaki.
• 2. Sinartrosis (tidak memungkinkan ada gerakan/sendi
mati)
• Sinartrosis sinkondrosis : tulang rawan, v.dorsal
• Sinartrosis sinfibrosis : serabut, tengkorak
• 3. Amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)
• Simfisis : simpisis pubis
• Sindesmosis : persendian antara fibula dan tibia.
GERAKAN KARENA PERSENDIAN
• Adduksi dan abduksi :
-menjauh (adduksi) dan mendekat(abduksi)
-merenggangkan jari – jari dan mengacungkan.
• Elevasi dan depresi :
-menutup (elevasi), membuka (depresi)
• Supinasi dan pronasi
-menengadah (supi) dan menutup (pro)
Anatomi Sendi
Sendi merupakan penghubung antar tulang.
Berdasarkan sifat gerak sendi dibedakan menjadi :
1.Sinartrosis (Sendi Mati)
2.Amfirtrosis (Sendi Kaku)
3.Diartrosis (Sendi Gerak)
A. Sinartrosis
B. Amfiartrosis
C. Diartrosis
Dapat dibagi 5 berdasarkan
sendi geraknya :
1.Sendi Peluru
2.Sendi Engsel
3.Sendi Putar
4.Sendi Geser
5.Sendi Pelana
Tulang berfungsi sebagai : Tulang adalah jaringan ikat khusus
• tulang penyangga terdiri dari :
• tulang pelindung alat vital ( mis. • matriks tulang, dan
dalam tengkorak, rongga dada, • sel-sel tulang :
sumsum tulang ) • Osteosit
• pembentuk sel-sel darah • Osteoblas
• Osteoklas
• cadangan kalsium, fosfat
• Jaringan tulang mempunyai banyak
komponen jaringan :
• Jaringan tulang keras
• Jar. fibrosa
• Cartilage
• Jar vaskuler
• Jar limfe
• Jar lemak
• Jar saraf
• Bagian tulang:
• Substantia spongiosa (berongga):
trabeculae
• Substantia compacta (padat)
osteoblast
• Pembentuk tulang
• Fungsi: membentuk protein
matriks tulang
• Gambaran histologis: sel
berderet, pada sisi pertumbuhan
tulang, dengan sitoplasma
basophil,inti besar
• Dapat mitosis
Osteosit
• Sel tulang
• Fungsi: memelihara matriks
tulang
• Gb. Histologis: sel dengan
ukuran kecil, kurang basophil
• Terletak di celah matriks
• Tidak dapat mitosis
Osteoklas
• Sel perusak tulang
• Fungsi:reabsorbsi matriks tulang
pada tempat yang rusak/tempat
yang sudah tidak diperlukan
• Sel besar dengan inti banyak,
sitoplasma pucat
• Terletak dipermukaan tulang
• Mikroskopis tulang • Ciri utama
tl scr mikroskopis adalah
susunannya yg lamelar yaitu
matrik tulang tersusun berlapis-
lapis • Tulang kompakta
tersusun atas osteon • Osteon =
sistem Haversian,terdiri dr kanal
Haversian dikelilingi oleh lapisan
(lamellae) • Pada lamela
terdapat lakuna yg berisi
osteosit
JARINGAN PENGIKAT PENYOKONG
• Padat tidak lunak
• berfungsi untuk menyokong:
• kerangka sementara atau tetap
• komponen jaringan:
• sel
• substansi interseluler
• substansi dasar: padat komponen
fibriler klasifikasi: –kartilago
Tulang rawan
• Karakteristik:
• Merupakan jaringan penyambung yang terbuat dari mesenchymal cell
• Tulang rawan mirip seperti connective tissue lainnya, hanya saja tulang rawan tdk
memiliki direct blood supply / nonvascular (avascular)
• Kartilago menerima nutrisi dan menyingkirkan sisa metabolisme dengan difusi
melalui extracellular matrix
• Kartilago sebagian besar terdiri dari sel yg bernama chondrocytes dan chondroblast
yg mensintesis extracellular matrix
• Fungsi dari tulang rawan:
• Menyokong jaringan lunak.
• Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum atau sesudah lahir.
• Berdasarkan permukaan yang halus utk memberikan suatu daerah bagi persendian
shg mempermudah pergerakan tulang.
Jenis kartilago
• Kartilago hyaline
• Pada embryo, berperan sebagai model skeletal untuk sebagian besar tulang.
Saat individu tumbuh, model kartilago diganti dengan tulang secara bertahap,
proses ini disebut endochondral ossification
• Pada tulang yg sedang tumbuh, kartilago hyalin tetap ada di epiphyseal plates
dimana keberadaannya memungkinkan tulang untuk tumbuh panjang.
• Pada orang dewasa, sudah diganti dengan tulang, kecauali pada permukaan
sendi tulang, end of ribs (costal cartilage  nempel ama sternum), hidung,
larynx, trachea, dan di bronchi.
• Elastic cartilage : mirip kartilago hyalin, kecuali elastic fiber nya
banyak yg bercabang di matrix
• Fibrocartilage :
• dicirikan dengan banyaknya kolagen yg irregular dan padat di matrix
• Terdiri dari alternating layers of cartilage matrix and thickm strong and dense
layer of type I collagen
• Terutama ditemukan di intervertebral disk, symphisis pubis, dan sendi
tertentu
• Perikondrium:
merupakan lapisan luar yang mengelilingi tulang rawan yang
terdiri dari jaringan ikat padat. Perikondrium ini memiliki
pembuluh darah yang memasok nutrisi ke kartilago.
Perikondrium terdiri dari dua lapisan:
• Lapisan luar (lapisan fibrosa)
Pada lapisan ini sel-sel mesenkim berdifferensiasi menjadi sel fibroblas
yang akan membentuk serta-serat kolagen
• Lapisan dalam (lapisan kondrogenik)
Pada lapisan ini sel mesenkim berdiferensiasi menjadi sel kondroblas yang
akan menghasilkan matriks tulang rawan
• Kartilago hyaline (fetal)
• Mesenkim superficial mengelilingi kartilago fetal nonvascular
• Pada saat ini lakuna disekitar fetal chondroblast belum terlihat
• Fetal chondroblast tersebar secara acak dan sekresi intracellular cartilage
matrix
Pertumbuhan tulang rawan melalui 2 cara
1. Pertumbuhan intertisiel, merupakan pembelahan dari sel kondrosit
yang sudah ada.
2. Pertumbuhan aposisional, merupakan pertumbuhan yang
disebabkan oleh differensiasi selsel perikondrium.
Kartilago hyalin (mature)
• Chondrocytes dalam lacuna muncul dalam isogenous group
• Pewarnaan terang pada matrix antara chondrocytes disebut
interterritorial matrix.
• Matrix yang pewarnaannya lebih gelap yg berdekatan
dengan chondrocytes disebut teritorial matrix
• Paling banyak dijumpai pada orang dewasa. Lokasi :
• Ujung ventral iga
• Larynx,trachea, bronchus
• Permukaan sendi tulang
• Pada janin & anak yg sedang tumbuh pada lempeng epifisis
• Matriks tulang rawan hilain mengandung kolagen tipe II,
meskipun terdapat juga sejumlah kecil kolagen tipe IX, X, XI
dan tipe lainnya. Proteoglikan mengandung kondroitin 4-
sulfat, kondroitin 6-sulfat dan keratan sulfat.
Elastic cartilage
• Terdapat banyak elastin fibers di matrix. Elastic fibers memasuki matriks
kartilago dari perichondrium.
• Seperti pada kartilago hyalin, chondocytes yg lbh besar lebih banyak pada
dasar sediaan, chondrocytes yg lbh kecil terletak di perifer inner
chondrogenic layer di perichondorium. Dari situ chondroblast membentuk
kartilago matrix
• Paling banyak ditemukan pada daun telinga, dinding meatus akustikus
eksternus, tuba auditori eustachia, epiglotis, dan sebagian larynx.
• memiliki banyak serat elastis selain serat kolagen tipe II.
• Sel-sel kondroblas dan sel-sel kondrosit pada tulang rawan elastis ini
mempunyai sifat seperti tulang rawan hialin, pada sel-sel ini memproduksi
juga serat elastis.
Fibrocartilage
• Matrix nya terisi dengan collagen fiber yg padat dan tersusun secara paralel
• Chondrocytes di lakuna sering kali didistribusikan sebaris dengan matrix
kartilago fibrosa
• Perichondrium tidak ada karena fibrous cartilage biasanya membentuk
area transisional antara kartilago hyaline dan tendon / ligamen
• Colagen fiber bisa sangat padat sehingga matrixnya tidak terlihat
• Dapat ditemukan pada anulus fibrosus diskus intervertebralis, symphisis
pubis, tempat melekatnya tendo pd tulang rawan
• mengandung kondrosit yang tersusun dalam barisan panjang dan
dipisahkan oleh serat kolagen tipe I kasar. Kolagen tipe I membuat matriks
fibrokartilago bersifat asidofilik.
• Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium.
Fraktur
• Fraktur/ patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Jenis-jenis Fraktur
Berdasarkan jumlah, bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma :
Fraktur kominutif Fraktur Spiral
Fraktur Oblik Fraktur Transversa
Fraktur Kompresi Fraktur Incomplete -
Hairline
Hairline Fracture Buckle Fracture
Greenstick Fracture
Bentley, G. (2015). European surgical orthopaedic and traumatology. Berlin: Springer.
Bentley, G. (2015). European surgical orthopaedic and traumatology. Berlin: Springer.
galeazzi monteggia
Tanda dan gejala
a. Tampak ada perubahan
b. Pada lengan bawah terjadi pemendekan tungkai
c. immobilized
d. Daerah yg patah terasa sakit, bengkak & berubah warna.
e. Gejala yg pasti : dibuat foto rontgen
Pemeriksaan
• Look (swell, bruise, deformity, skin condition)
• Feel ( melakukan palpasi untuk memastikan fraktur)
• Move (Crepitus/no)
• X-ray ( 2 views, 2 joints, 2 limbs, 2 injuries, 2 occasions)
Treatment of fracture

• Hold
• Reduce
• Exercise
Bentley, G. (2015). European surgical orthopaedic and traumatology. Berlin: Springer.
Bentley, G. (2015). European surgical orthopaedic and traumatology. Berlin: Springer.
Farmakologi

Sebelum memberikan obat, alangkah


baiknya untuk melakukan pemeriksaan
fisik, yakni
• Status nutrisinya ( BMI )
• Penilaian kulit (Ulkus/tidak)

Tatalaksana farmakologi umumnya


•diberikan
Parasetamol
untuk (mengatasi mg) 
500-3000 nyeri akibat
respons tidak adekuat?  (+) kodein
fraktur
• Dapat diberikan NSAID
Komplikasi segera Komplikasi dini Komplikasi lama
• Terjadi segera pada saat • Terjadi dalam • Terjadi lama setelah
terjadinya patah tulang
• Lokal
beberapa hari patah tulang
• Kulit: abrasi (abrasio setelah kejadian • Lokal
luka korek) • Lokal • Tulang: gagal taut,
• Pemb darah: gangguan
peredaran darah • Nekrosis kulit, salah taut,
• Organ dalam: jantung, trombosis vena osteoporosis
paru, hepar, limpa (pd pascatrauma,
fraktur kosta) gangguan
pertumbuhan,
patah tulang
ulang
Dislokasi
Definisi dislokasi
• Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang
yang membentuk sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner
& Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol 3,Halaman 2355)
• Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang
yang membentuk persendian terhadap tulang lain.
(Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3,Halaman 1046)
Patofisiologi Dislokasi

Dapatpula
Terjadi
Dapat terjadi terjadi fraktur
Cedera pada pergeseran
Trauma pada dislokasi dislokasi akibat
persendian posisi tulang
persendian maupun trauma berat
(capsula fibrosa) akibat
subluksasi yang merusak
trauma/tekanan
ujung tulang

Ujung tulang yg terkena bisa saja kartilago,


ligament, dan kapsula fibrosa
Jenis-Jenis
Dislokasi

• Subluksasi
• Dislokasi Dislokasi siku Dislokasi Bahu

• Fraktur dislokasi

Dislokasi sendi panggul Dislokasi metacarpophalax


Dislokasi
• Klinis tjdnya dislokasi panggul:
- Kaki pendek dibandingkan dg kaki yg tdk mengalami dislokasi
- Kaput femur dpt diraba pd panggul
- Setiap usaha menggerakkan pinggul akan mendatangkan rasa nyeri
• Dislokasi sendi pergelangan tangan: bengkak & nyeri.
Tanda2 yg mengalami Dislokasi sendi bahu:
- Sendi bahu tdk dpt digerakakkan
- Korban mengendong tangan yg sakit dg yg lain
- Korban tdk bisa memegang bahu yg berlawanan
- Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pd tempatnya
Pemeriksaan
• Apprehension test
• X ray
osteomieloitis
Osteomyelitis

Definisi :
Merupakan infeksi tulang dan sum-sum tulang, yang
dapat terjadi secara akut atau kronik, yang biasanya
disebabkan oleh bakteri
Etiologi

• Bakteri : staphylococcus aurius, infeksi bakteri


dalam darah (bakterimia)tulang
• Pernyebaran infeksi terdekat :
luka/trauma, prosedur operasi
• Sistem imun yang lemah
Epidemiologi
• ♂>♀
• Akut  anak-anak (hematogen)
• Kontak  remaja dan dewasa (trauma)

Berdasarkan tulang yang terlibat


 Tibia (50 %)
 Femur (30 %)
 Fibula
 Humerus
 Radius
 ulna
• Kuman  spongiosa(metafise)  pus/abses
 menjalar ke diafise dan kortex 
periosteal terangkat reaksi periosteal
• Tulang-tulang nekrosis
• Bila a. nutrisia trombosisnekrosis bertambah
(sequester)
• Didalam tulang membentuk tulang baru 
pada cortex dan trabekula  sklerotik
(radioopaq)
• Kelainan tulang pada foto rontgen  10-14 hari setelah infeksi
• Sebelumnya pembengkakan
• Perubahan pada anak-anaklebih cepat
Pemeriksaan yang lain dengan :
• USG (ultrasonografi)
osteomyelitis akut
perubahan 1-2 hari
deteksi cairan , abses dan periostitis
• CT Scan (Tomografi komputer)
menggambarkan :
keadaan tulang dan jaringan lunak
kalsifikasi abnormal
baik untuk lokasi : vertebrae, pelvis,
sternum
CT Scan
• CT Scan dapat menilai intregitas tulang, disrupsi kortikal dan
keterlibatan jaringan lunak. Selain itu CT Scan juga dapat
memperlihatkan adanya edema, fistula intraoseus, dan defek kortikal
yang mengarah ke traktus sinus jaringan lunak.10

• Peran utama teknik ini dalam osteomielitis adalah mendeteksi


sequestra pada osteomielitis kronik, berupa nekrosis tulang yang
pada foto polos bisa tertutupi osseous abnormal disekitarnya.
Gambar 2.4 pasien laki – laki umur 43 tahun dengan infeksi Staphilococcus aureus dalam
pemberian kontras IV- CT Scan enhanced dari femur distal menunjukkan rim – enhancing
abses (tanda panah kecil) pada jaringan lunak dan peningkatan dari synovium (tanda panah
besar) pada suprapatellar bursa. Peningkatan attenuation pada ruang medular bersamaan
dengan lokasi infeksi.11
• MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Lebih cepat mendeteksi dan menentukan daerah
yang akan dioperasi
Sensitif : 90-100%
MRI
• MRI dapat mendeteksi dini osteomielitis dan menilai luasnya keterlibatan serta
aktivitas penyakit dalam kasus infeksi kronis tulang.
• MRI dapat memperlihatkan luas dan lokasi osteomielitis sekaligus perubahan
patologi sumsum tulang dan jaringan lunak. MRI memungkinkan deteksi dini
osteomielitis dan menilai perluasan dari keterlibatan dan aktivitas penyakit pada
kasus kronik.
• MRI dipertimbangkan sebagai teknik pencitraan yang paling bermanfaat untuk
mengevaluasi pasien dengan suspek osteomielitis karena kemampuannya untuk
memperlihatkan perubahan pada kandungan air di sumsum tulang dengan
resolusi struktur dan ruang yang sangat baik.
• MRI sangat sensitif untuk mendeteksi osteomielitis secara dini, 3 – 5 hari setelah
onset infeksi.
Gambar 2.5 Osteomielitis Hematogen: Abses Brodie. (A, B) foto polos AP dan lateral dari tibia distal yang tampak
gambaran abses (tanda panah) berbentuk lingkaran, oval, dan lesi radiolusen dengan sklerosis disekelilingnnya
yang meluas hingga ke sendi terdekat. (C) T1 weighted axial pada MRI tampak lesi hipointens berlobulus di
intramedular dengan batas yang jelas. (D, E) T1 weighted coronal dan T2 fat suppressed menunjukkan
keterlibatan sumsum tulang. (F) T2 fat suppressed Sagital memperlihatkan lesi sirkular hiperintens dan berbatas
tegas.9
3 kategori utama penyebab

• Osteomyelitis hematogen akut


• Osteomyelitis kontak (direct osteomyelitis)
• Osteomyelitis akibat insufisiensi vaskuler
Osteomyelitis hematogen akut

• Melalui darah seperti streptococcus


• Anak-anak
• Bagian tulang yang tumbuh cepat dan banyak
pembuluh darah
Osteomyelitis kontak
(direct osteomyelitis)

• Etio :
kontak / langsung : trauma/ operasi  kuman
Osteomyelitis akibat
insufisiensi vaskuler
Etio :
DM
tulang-tulang kecil
usia 35-70 tahun
didahului : ulserasi , selulitis
2.8 Diagnosis
• Diagnosis dini dari osteomielitis akut sangat diperlukan karena dengan
tatalaksana lebih awal dengan pemberian antibiotik dapat mencegah
nekrosis tulang.
• Penegakkan diagnosis osteomielitis adalah berdasarkan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.9
• Open biopsi pada tulang dengan pemeriksaan histopatologi dan kultur
merupakan kriteria standar untuk diagnosis mikrobiologi osteomielitis.
• Prosedur ini mungkin tidak dibutuhkan jika hasil kultur darah positif
dengan temuan radiologis sesuai.
Staging Osteomielitis

Stage 1 : Melibatkan medular tulang dan biasanya disebabkan


oleh satu organisme.
Stage 2 : Melibatkan permukaan tulang dan bisa terjadi
dengan ulkus jaringan lunak dalam.
Stage 3 : Infeksi lokal tulang dan jaringan lunak yang meluas yang
sering merupakan hasil dari infeksi multimikrobial
intramedular atau fraktur terbuka.
Stage 4 : Menunjukkan keterlibatan tulang dan lapisan jaringan
lunak yang multipel.
Bentuk khusus osteomyelitis

• Sclerosing osteomyelitis of Garre


sklerosis hebat
tidak tampak destruksi tulang
• Abses Brodi dekat ujung tulang panjang
Lokasi khusus Osteomyelitis
• Kepala  infeksi SPN
• Mandibula  fraktur/ dental traksi
• Tulang belakang :
Jarang < 10 %
Segala usia
sering dengan infeksi pada kulit atau
pelvis plexus vena Barton’s
• Pelvis  sacroiliaca joint
• Pubis  osteitis pubis
Septic Artritis

• Infeksi pada sendi


• Usia  terutama anak-anak
• Paling banyak : staphycoccus, streptococcus, pneumococcus
• Mengenai sendi
• Pada neonatus  infeksi melalui p darah umbilical
Patofisiologi

• Merupakan penyebaran sekunder dari focus primer ( yang


hampir selalu dari paru-paru)
• Penyebaran : hematogen dan limfogen
• Waktu : infeksi primer dan pasca primer
Pemeriksaan Radiologis

Radiografi Konvensional

• Evaluasi biasanya dimulai dengan foto polos pada semua pasien yang
dicurigai menderita osteomielitis. Foto polos pada awalnya menunjukkan
perubahan jaringan lunak, pembengkakan otot, dan kaburnya gambaran
jaringan lunak.

• Temuan awal biasanya ringan dan perubahan bisa tak tampak jelas sampai
5-7 hari pada anak dan 10 -14 hari pada dewasa. Perubahan awal yang
khas pada tulang termasuk penebalan periosteal, lesi litik, osteopenia,
hilangnya struktur trabekular.2,9,10
• Dalam 3 hari setelah gejala muncul, gambaran foto polos yang dapat
ditemukan hanyalah gambaran jaringan lunak di sekitar metafisis yang
dikenai berupa pembengkakan jaringan lunak setempat yang kecil dan
dalam, sedangkan struktur tulang dan jaringan lunak lainnya masih
tampak normal pada foto polos.8
Gambaran radiologi
• Awal :
penebalan sinovial dan efusi  sela sendi
melebar

menghancurkan cartilago sendi menyempit

kasus berat

destruksi , subluxatio, dislokasi


Osteomyelitis Tuberculosis
• Yaitu suatu peradangan kronik dan
destruktif yang disebabkan oleh
mycobakterium tuberkulosis yang
menyebar secara hematogen
• 10 % kasus tuberkulosis  ekstra
pulmonal
• Daerah yang sering dikenai :
Tulang belakang 51 %
Pelvis 12 %
genu dan tibia 10 %
kepala 7%
shoulder
phalang/manus
• Tulang panjang : spongiosa metafise
Gambaran radiologi
• Terlihat setelah 2-3 minggu
• Daerah metafise (spongiosa / trabekula)
Focus bulat/oval
Tidak ada sklerotik
Meluas ke epifise
Sendi
Jaringan lunak abses
• Secara radiologi : sulit membedakan dengan
osteomyelitis pyrogen
Gambar 2.2 Osteomielitis akut. (A) Osteomielitis akut pada lutut kanan (B) Lutut kiri normal
• Abses radiolusen tunggal atau multipel bisa ditemukan pada stadium
sub akut atau kronik osteomielitis.
• Abses Brodie ditemukan pada anak – anak, biasanya muncul di
metafisis. Ciri khas pada osteomielitis kronik adalah nekrosis tulang
yang terbentuk rata – rata dalam 10 hari.9,10
a b c

Gambar 2.3 Progres dari osteomielitis subakut yang tidak diterapi (Abses Brodie)
pada anak – anak (a) ketika pertama kali diperiksa; (b) 5 bulan kemudian; dan (c) 5
tahun kemudian.

Anda mungkin juga menyukai