BUKU PEDOMAN
tentang
Erna Rumdani
Kapten Ckm (K) NRP Paur Tuud
11090014770686
dr. Kartika Sudrajat Budi
Setyawan, Sp. THT-KL
Karumkit
Mayor Ckm NRP
11040001440376
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MADIUN
RUMAH SAKIT TK. IV MADIUN
Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya menjamin mutu pelayanan rumah sakit, maka
diperlukan standarisasi kegiatan asesmen pasien di Rumah Sakit
Tk.IV Madiun;
2. Bahwa agar proses Asesmen Pasien terlaksana dengan baik dan
terstandardisasi maka perlu suatu Panduan Asesmen Pasien sebagai
landasan;
3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan
berdasarkan Keputusan Kepala Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
6. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 74 /XII/2014 tanggal
02 Desember 2014 tentang Organisasi dan Tugas Detasemen
Kesehatan Wilayah (Orgas Denkesyah) diantaranya Organisasi dan
Tugas Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV MADIUN TENTANG
PANDUAN ASESMEN PASIEN DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
TK.IV MADIUN
KEDUA : Panduan Asesmen Pasien di Lingkungan Rumah Sakit Tk.IV Madiun
sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Asesmen Pasien di lingkungan Rumah Sakit Tk.IV Madiun
digunakan dalam pelaksanaan asesmen pasien dalam rangka
penentuan rencana pelayanan pasien di Rumah Sakit Tk.IV Madiun.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Madiun
Pada tanggal :
LAMPIRAN
BAB I PENGERTIAN....................................................................................................1
A. TUJUAN...........................................................Error! Bookmark not defined.
B. DEFINISI..........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................3
A. UNIT KERJA TERKAIT PELAKSANAAN ASESMEN PASIEN........................3
B. KEWENANGAN PELAKSANA.........................................................................3
C. WAKTU PELAKSANAAN.................................................................................4
D. KATEGORI ASESMEN PASIEN......................................................................4
E. ISI MINIMAL ASESMEN AWAL.......................................................................6
F. ASESMEN ULANG.........................................................................................10
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG......................................................................11
BAB III TATA LAKSANA............................................................................................12
A. TATA LAKSANA SKRINING INFORMASI.....................................................12
B. TATA LAKSANA ASESMEN MEDIS..............................................................12
C. TATA LAKSANA ASESMEN KEPERAWATAN.............................................13
D. ASESMEN GIZI..............................................................................................13
E. ASESMEN GIZI PASIEN ANAK.....................................................................16
F. ASESMEN GIZI PASIEN ANAK < LIMA TAHUN.........................................16
G. TATALAKSANA ASESMEN PASIEN DENGAN NYERI................................17
H. ASESMEN RESIKO JATUH...........................................................................18
I. TATA LAKSANA ASESMEN TAHAP TERMINAL..........................................18
J. TATA LAKSANA ASESMEN PRA BEDAH....................................................19
BAB IV DOKUMENTASI..............................................................................................22
1
PENGERTIAN
1. Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, ahli gizi, dan
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) lainnya melakukan pengumpulan informasi/data
pasien baik subyektif maupun obyektif (I), menganalisis informasi/data (A), dan untuk
membuat rencana pelayanan terhadap pasien (R).
2. Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter,
perawat, ahli gizi mengumpulkan dan menganalisis informasi pasien serta membuat
rencana pelayanan dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih
cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam rekam medis.
3. Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana dokter
mengevaluasi data pasien baru rawat jalan, bidan melakukan pengkajian awal kebidanan
dan menentukan rencana pelayanan kebidanan selanjutnya.
4. Asesmen Awal Pasien Gawat Darurat adalah pengumpulan informasi (anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang diagnostik) oleh dokter, perawat, dan
bidan untuk menentukan rencana pelayanan kegawatdaruratan selanjutnya.
5. Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat, bidan,
dietisien mengevaluasi ulang data pasien atas adanya perubahan yang signifikan atas
kondisi klinisnya berdasarkan pelayanan klinis yang telah diberikan sebelumnya.
6. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
7. DPJP adalah seorang dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas pengelolaan
asuhan medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan,
kejelasan dan kebenaran serta ketepatan waktu pengembalian dari rekam medis pasien
tersebut.
8. Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan & kebidanan yang
diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang di mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang
optimal.
2
9. Ahli gizi adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh Karumkit untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan
gizi, makanan dan dietetik di RS.
Tujun dilakukan asesmen awal dari seorang pasien, baik pasien gawat darurat, pasien
rawat jalan, maupun pasien rawat inap dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien
dan untuk memulai proses pelayanan. Asesmen awal memberikan informasi untuk:
1. Mengumpulkan data yang komprehensif untuk menilai kondisi dan masalah pasien.
2. Memahami pelayanan apa yang dicari pasien
3. Memiih jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
4. Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa
5. Melakukan intervensi segera
6. Menetapkan diagnosis awal
7. Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
3
BAB II
RUANG LINGKUP
B. KEWENANGAN PELAKSANA
1. Dokter
Dokter adalah dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis lulusan fakultas atau
Universitas yang terakreditasi dan memiliki SIP di Rumah Sakit Tk. IV Madiun. Dokter
dapat melakukan asesmen berupa anamnesis, pemeriksaan fisik dan permintaan
pemeriksaan penunjang berdasarkan kompetensinya, dan berdasarkan Panduan
Praktik Klinis masing-masing.
2. Perawat/Bidan
Perawat/Bidan yang bekerja di Rumkit Tk. IV Madiun yang di lengkapi dengan SIKP
dan STR yang berlaku sesuai kebijakan yang telah ditentukan. Perawat/Bidan dapat
melakukan asesmen berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan
kompetensinya berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan/Kebidanan yang telah
ditetapkan.
3. Apoteker
Apoteker dapat melakukan asesmen berupa pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat.
4. Ahli gizi
Ahli gizi melakukan asesmen nutrisi terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap
yang mendapatkan instruksi diet khusus dari dokter DPJP dan juga dari hasil skrining
status gizi pasien dengan menggunakan MST (malnutrition screening tools) dan
pasien diketahui berisiko atas nutrisinya.
4
C. WAKTU PELAKSANAAN
1. Asesmen awal pasien dilakukan pada saat kontak pertama Pemberi Pelayanan
Kesehatan dengan pasien, di setiap unit pelayanan. Asesmen awal pasien gawat
darurat harus diisi sesegera mungkin setelah dilakukan pemeriksaan pada pasien.
Asesmen awal pasien rawat inap harus sudah selesai dilakukan dan dicatat dalam
berkas rekam medis pasien selambat-lambatnya 24 jam sejak pasien masuk rumah
sakit.
2. Asesmen yang sebagian atau seluruhnya dibuat di luar rumah sakit, maka segera
dilakukan penilaian ulang atau verifikasi pada saat masuk sebagai pasien rawat inap,
antara lain:
a. Temuan yang bersifat penting sesuai dengan kompleksitas pasien, rencana
pelayanan dan pengobatan,
b. Kejelasan diagnosis,
c. Adanya foto radiologi yang diperlukan untuk operasi,
d. Adanya perubahan kondisi pasien, seperti pengendalian gula darah, identifikasi
hasil laboratorium yang penting dan perlu diperiksa ulang.
3. Asesmen yang dibuat di luar RS, apabila pasien masuk rumah sakit melebihi 30
hari, maka asesmen tersebut harus dinilai ulang dan diverifikasi pada saat pasien
masuk rawat inap, untuk memperbarui atau mengulang bagian-bagian dari asesmen
yang sudah lebih dari 30 hari.
4. Asesmen pasien dibuat ulang untuk pasien yang berobat ke rumah sakit kurang
dari 30 hari jika keluhan dan kondisi pasien saat masuk berbeda dengan isi asesmen
sebelumnya. Jika keluhan dan kondisi pasien tidak berbeda dengan asesmen
sebelumnya maka tidak perlu dilakukan asesmen ulang.
5. Untuk pasien yang kondisinya non akut, visite pasien bisa dilakukan kurang dari 1
kali sehari.
6. Asemen ulang dilakukan pada saat pasien masuk rumah Sakit lewat rawat jalan
dan Instalasi Gawat Darurat, berdasarkan kebutuhan dan kondisinya.
ASESMEN PASIEN
ASESMEN
ASESMEN MEDIS ASESMEN GIZI
KEPERAWATAN
MENGEMBANGKAN
RENCANA ASUHAN
MELAKUKAN EVALUASI
6) Survey Primer
7) Survey sekunder (anamnesa)
8) Pemeriksaan Fisik
9) Skala Nyeri
10)Pemeriksaan penunjang
11)Diagnosa masuk dan diagnosa banding
12)Terapi
13)Tindak lanjut
Asesmen Awal Medis dicatat pada berkas rekam medis Form RM/001/GD
b. Asesmen Awal Medis Rawat Jalan
1) Identitas Pasien
2) Anamnesis, Pemeriksaan dan Diagnosis
3) Rencana Pengobatan & Terapi
4) Status Fungsional
5) Status Nyeri
6) Nutrisi
Asesmen Awal Medis Rawat Jalan dicatat pada berkas rekam medis Form
RM.01.RJ
c. Asesmen Awal Medis Rawat Inap
1) Identitas Pasien
2) Riwayat Kesehatan :
a) Keluhan utama
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Riwayat penyakit dahulu dan terapinya
d) Riwayat Alergi
e) Riwayat penyakit dalam keluarga
f) Riwayat pekerjaan
g) Riwayat tumbuh kembang
3) Status Psikologi
4) Status Sosial – Ekonomi
5) Pemeriksaan Fisik
a) Generalis
(1) Kepala
(2) Mata
(3) THT Leher
8
(4) Mulut
(5) Jantung & pembuluh darah
(6) Thoraks, paru – paru, payudara
(7) Abdomen
(8) Kulit dan sistem limfatik
(9) Tulang belakang dan anggota tubuh
(10) Sistem saraf
(11) Genitalia, anus dan rektum
b) Lokalis
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
6) Asesmen nyeri
7) Pemeriksaan penunjang
8) Diagnosis
9) Rencana pelayanan
2. Asesmen Awal Keperawatan
a. Asesmen Keperawatan Awal Gawat Darurat
1) Identitas pasien
2) Anamnesis
3) Pengkajian keperawatan
4) Diagnosa keperawatan
5) Rencana keperawatan
6) Implementasi
7) Evaluasi
b. Asesmen Kebidanan Gawat Darurat
1) Identitas pasien
2) Data subjektif
3) Data objektif
4) Diagnosa
5) Risiko diagnosa dan masalah kebidanan
6) Perencanaan dan kebutuhan
c. Asesmen Kebidanan Awal Rawat Inap
1) Identitas pasien
9
2) Data subjektif
3) Data objektif
4) Diagnosa
5) Instruksi medis
6) Risiko diagnosa dan masalah kebidanan
7) Perencanaan dan kebutuhan
d. Asesmen Keperawatan Awal Rawat Inap
1) Identitas Pasien
2) Pengkajian Awal Keperawatan
3) Analisis Masalah Keperawatan
4) Diagnosis Keperawatan
5) Intervensi Keperawatan
Asesmen Awal Keperawatan dicatat pada berkas rekam medis Form
RM/004.A/RI
e. Asesmen Kebidanan Rawat Jalan
Asesmen kebidanan rawat jalan dicatat pada berkas rekam medis form
RM.02.RJ
f. Asesmen keperawatan rawat jalan
1) Identitas pasien
2) Anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang
3) Diagnosa dan tata laksana
4) Skala Fungsional
5) Skala Nyeri
6) Nutrisi
Asesmen Keperawatan Awal Rawat Jalan dicatat pada berkas rekam medis
Form RM.01.A.RJ
3. Asesmen Awal Gizi
a. Asesmen Awal Gizi Rawat Jalan
1) Identitas Pasien
2) Antropometri
3) Riwayat Gizi : Pola Makan, Alergi, Asupan Makanan
4) Biokimia
5) Diagnosis gizi
6) Intervensi
10
F. ASESMEN ULANG
Asesmen ulang didokumentasikan pada lembar Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi dalam bentuk SOAP (Subyektif, Obyektif , Asesmen, Planning).
1. Bagian subyektif ( S ) : berisi informasi tentang pasien yang meliputi informasi
yang diberikan oleh pasien, anggota keluarga, orang lain yang penting, atau yang
merawat. Jenis informasi dalam bagian ini meliputi:
a. Keluhan/ gejala-gejala atau alasan utama pasien datang ke rumah sakit,
menggunakan kata-katanya sendiri (keluhan utama).
b. Riwayat penyakit saat ini yang berkenaan dengan gejala-gejala (riwayat
penyakit saat ini).
c. Riwayat penyakit dahulu (pada masa lampau).
d. Riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping (dari pasien,
bukan dari profil obat yang terkomputerisasi).
e. Alergi.
f. Riwayat sosial dan/atau keluarga.
g. Tinjauan/ulasan sistem organ
2. Bagian objektif ( O ) : berisi informasi tentang pemeriksaan fisik, tes diagnostik
dan laboratorium serta terapi obat.
3. Bagian asesmen ( A ) : menilai kondisi pasien untuk diterapi.
4. Bagian plan ( P ) : berisi rencana pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan,
rencana terapi yang akan diberikan dan rencana pemantauan khusus yang akan
dilakukan untuk menilik perkembangan kondisi pasien.
11
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Penunjang gawat Darurat
Dokter yang berwenang di instalasi Gawat Darurat membuat permintaan untuk segera
dilaksanakan pemeriksaan penunjang (cito) meliputi pemeriksaan Laboratorium (darah
lengkap) dan radiodiagnostik (rontgen, USG, ECG) sesuai keperluan. Semua catatan
hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan dalam rekam medis pasien
Form RM/015/RI.
2. Pemeriksaan Penunjang Rawat Inap
DPJP membuat permintaan untuk dilaksanakan pemeriksaan penunjang termasuk
didalamnya pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, kimia klinik, dll), pemeriksaan
radiodiagnostik (rontgen, USG, ECG) sesuai yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosa medis. Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus
disimpan dalam rekam medis pasien RM/015/RI.
12
BAB III
TATA LAKSANA
dengan melakukan asesmen medis berdasarkan kondisi saat ini, dengan melakukan
verifikasi.
6. Semua asesmen medis dicatat dalam berkas rekam medis, dengan mencantumkan
tanggal dan jam pelaksanaan, serta menuliskan nama dan tanda tangan staf medis
yang bersangkutan.
J. ASESMEN GIZI
1. Asesmen Gizi Rawat Jalan
a. Identitas Pasien: Ahli gizi menanyakan dan mencatat identitas pasien
b. Antropometri : Ahli gizi mengukur antropometri pasien meliputi BB, TB, bila
belum ada, kemudian menentukan status gizi (IMT).
c. Riwayat Gizi : Pola Makan, Alergi, Asupan Makanan : Ahli gizi menanyakan
pola makan pasien sebelum sakit, ada atau tidak mempunyai alergi terhadap
makanan tertentu, dan jumlah asupan makanan sehari sebelum datang ke RS
yang meliputi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi.
d. Biokimia: Ahli gizi mencatat hasil pemeriksaan laboratorium yang berhubungan
dengan gizi, apabila ada.
e. Fisik/Klinis: Ahli gizi mencatat hasil pemeriksaan fisik/klinis yang berhubungan
dengan gizi, apabila ada.
f. Riwayat Personal: Ahli gizi menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
dan keluarga pasien, status sosial, riwayat obat dan suplemen yang dikonsumsi .
g. Diagnosis Gizi: Ahli gizi menetapkan diagnosis gizi dari data-data yang
diperoleh. Diagnosis gizi diuraikan atas komponen masalah gizi (problem),
14
penyebab masalah (Etiologi) dan tanda-tanda atau gejala adanya masalah (Signs
dan Symptoms).
h. Intervensi : Ahli gizi memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling
gizi yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi sesuai dengan
diagnosis yang telah ditetapkan.
Klasifikasi % IBW :
Obesitas : > 120 % BB Ideal
Overweight : > 110 % - 120 % BB Ideal
Gizi Normal : 90 % - 110 % BB ideal
Gizi Kurang : 70 % - 90 % BB Ideal
Gizi Buruk : < 70 % BB Ideal
2) Penjalaran nyeri
3) Karakter nyeri
4) Faktor yang menstimulasi nyeri
2. Asesmen Nyeri pada Pasien Anak
Asesmen nyeri pada anak menggunakan Wong-Baker FACES Pain Rating
Scale.
18
7. Perawat harus mengkaji interaksi pasien, karena pada kondisi ini psaien cenderung
menarik diri, mudah tersinggung, tidak ingin berkomunikasi dan sering bertanya
tentang kondisi penyakitnya, ketidakyakinan dan keputusasaan sering membawa pada
perilaku isolasi
8. Perawat harus bisa mengenali tanda pasien mengisolasi diri, pemberian dukungan
sosial dari teman dekat, kerabat/keluarga terdekat untuk selalu menemani klien.
9. Perawat harus mengkaji keyakinan pasien akan proses kematian dengan cara
mendekatkan diri kepada Tuhan, memberikan ketenangan melalui keyakinan-
keyakinan spiritualnya.
g. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan dan harus
terlihat sampai saat akan disayat.
Dokter bedah mendokumentasikan seluruh persiapan pasien termasuk menuliskan
diagnosa pre operasi dan nama tindakan atau prosedur operasi yang akan dilakukan
serta pernyataan persetujuan pasien untuk dilakukan pembedahan dalam berkas
rekam medis pasien.
2. Bedah emergensi. Pasien yang menghadapi bedah emergensi berbeda dari pasien
yang akan dilakukan bedah elektif. Diagnosis yang mendasari mungkin tidak diketahui
dan operasi yang direncanakan tidak pasti. Kontak secepat mungkin dengan spesialis
anestesi akan menghasilkan rencana tindakan untuk periode pra bedah. Setelah
diskusi, terkadang operasi ditunda dan dilakukan pengobatan medis untuk
memperbaiki keadaan umum pasien dan pada situasi tertentu dibutuhkan operasi
segera.
Perawatan pra bedah dari pasien – pasien emergensi:
a. Anamnesis: lakukan anamnesis terhadap pasien dan/atau keluarganya.
Tanyakan secara spesifik tentang terapi obat terakhir dan kepatuhan pasien.
Apakah pasien memiliki alergi atau mengalami masalah dengan pembiusan dahulu
b. Rekam medis: periksa rekam medis dan catatan laboratorium untuk melihat
bukti kelainan medis yang bermakna.
c. Pemeriksaan fisik
d. Penyelidikan: kebanyakan pasien membutuhkan pemeriksaan hematologi dan
biokimia rutin serta uji silang darah. Kirim sampel darah segera mungkin. EKG dan
X-foto toraks perlu dilakukan bila ada kecurigaan patologi. Pasang pulse oximetry
pada pasien dispnea.
e. Hipotensi : paling sering disebabkan oleh hipovolemia akibat kehilangan
darah atau cairan tubuh lain. Pasien usia lanjut yang syok tidak selalu
takikardia. Pasien hipertensi mungkin mengalami hipotensi bila tekanan
sistoliknya 100 mmHg.
f. Obati nyeri
g. Penggantian cairan: harus dilakukan segera dengan pemantauan ketat
untuk menilai respons terhadap pengisian beban cairan. Volume cairan yang
besar harus terlebih dahulu dihangatkan. Kateter urin harus dipasang. Kadang-
kadang hipotensi disebabkan atau diperburuk oleh gagal jantung atau sepsis.
h. Syok: setiap pasien hipotensi yang tidak memberi respons dengan
pergantian volume memiliki risiko serius dan harus dikelola di ICU. Sebagai
21
BAB IV
DOKUMENTASI