Anda di halaman 1dari 76

HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF PASIEN GANGGUAN

JIWA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DIRUANG


RAWAT INAP UPT RSUD MADANI PROVINSI
SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

NONA
201701127

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Hubungan Perilaku


Agresi Pasien Gangguan Jiwa Dengan Stres Kerja Perawat Diruang Rawat Inap
UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah” adalah benar merupakan hasil
karya saya dengan arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes
Widya Nusantara Palu.

Palu, 01Oktober 2021

NONA

NIM. 201701127

ABSTRAK

ii
ABSTRAK

NONA, Hubungan Perilaku Agresif Pasien Gangguan Jiwa Dengan Stres Kerja
Perawat Diruang Rawat Inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
Dibimbing oleh AHMIL dan SUKRANG.
Perilaku agresif merupakan salah satu diantara permasalahan dalam gangguan
kejiwaan yang umum dimunculkan oleh pasien ketika dirawat dirumah sakit.
Perilaku agresif ini mengancam kesehatan fisik dan psikologis perawat ketika
memberikan asuhan keperawatan sehingga yang cenderung menjadi korban
insiden perilaku kekerasan oleh pasien adalah perawat sehingga hal tersebut dapat
menimbulkan stres kerja. Tujuan penelitian ini dianalisisya hubungan antara
perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan stres kerja perawat diruang rawat
inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat diruang Manggis, Salak, dan ruang Srikaya UPT RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah berjumlah 30 orang dan sampel adalah total populasi. Penelitian
ini dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil dari penelitian
dari 30 responden, di peroleh perilaku agresif pasien sebanyak 18 responden
(60,0%) dan 16 responden (53,3) mengalami stres kerja. Hasil uji Chi-Square
didapatkan p= 0,030 (p Value <0,05) hasil p-value 0,030 (p<0,005), ini berarti
secara statistik ada hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan stres
kerja perawat. Simpulan : ada hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa
dengan stres kerja perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah.
Kata kunci : Perilaku Agresif, Stres kerja, Perawat.

HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF PASIEN GANGGUAN


iii
JIWA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DIRUANG
RAWAT INAP UPT RSUD MADANI PROVINSI
SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

NONA
201701127

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU
2021

LEMBAR PERSETUJUAN

iv
HUBUNGAN PERILAKU AGRESIF PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN
STRES KERJA PERAWAT DIRUANG RAWAT INAP UPT RSUD
MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

NONA
201701127

Skripsi ini telah Disetujui


Untuk Diseminarkan

Tanggal, september 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ahmil, S.Kep., Ns., M.kes Sukrang, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK: 20150901051 NIK: 20100902014

Mengetahui
Ketua Prodi Ners
Widya Nusantara

Ns. Yuhana Damantalm S.Kep., M.Erg


NIK : 20110901019

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehinggapenenliti dapat menyelesaikan skripsi ini ini tepat pada waktunya dengan
judul “ Hubungan Perilaku Agresif Pasien Gangguan Jiwa Dengan Stres Kerja
Perawat Diruang Rawat Inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah”
guna menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya
Nusantara Palu. Dalam proses penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
kesempurnaan tanpa bimbingan arahan serta dukungan yang diberikan kepada
penenliti. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimahkasi yang sebesar besarnya kepada Ayahanda Sugiman dan Ibunda
Atmewi telah melahirkan, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan memberikan
dos restu serta dukungan moruil maupun materil kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimah kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhomat :
1. Widyawati L. Situmorang, BSc., M.sc selaku Ketua Yayasan STIKes Widya
Nusantara Palu.
2. Dr, Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes. selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu.
3. Ns. Yuhana Damantalm S.Kep., M.Erg selaku Ketua Program STUDI Ners
STIKes Widya Nusantara Palu.
4. Ns. Wahyu Sulfian S.Kep., M.Kes, selaku Penguji Utama yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji dan mengarahkan penyusunan skripsi
ini.
5. Ns. Ahmil, S,Kep., M.Kes, selaku pembimbing I yang setiap saat meluangkan
waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Ns. Sukrang S.kep., M.Kep, selaku pembimbing II yang setiap saat
meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulisa dalam
penyusunan skripsi ini.

vi
7. Direktur RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah yang telah memberi izin
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah.
8. Terimahkasih kepada semua responden yang telah bersedia menjadi
responden dala pengambilan penenlitian yang peneliti telah laksankan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir.
9. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf Stikes Widya Nusantara Palu yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama penulis
mengikuti pendidikan
10. Teristimewa teman-teman angkatan 2017 khususnya Musfira, Nur Aisya,
Sindy Ayu Anggraeni, Sriyani, dan sahabat kecil saya Andini, dan Ria
febriana yang telah memberikan support selam penyusunan skripsi ini Kepada
semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT
berkenan membalasnya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Palu, september 2021

Penulis

DAFTAR ISI

vii
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
HALAMAN JUDUL SKRIPSI v
HALAMAN PERSETUJUAN vi
PRAKATA
vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................... 5
C. Tujuan penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat penelitian.................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori ......................................................................... 7
B. Kerangka konsep.................................................................... 19
C. Hipotesis ............................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian.................................................................... 20
B. Tempat dan waktu penelitian.................................................. 20
C. Populasi dan sampel............................................................... 20
D. Variabel penelitian ................................................................. 21
E. Defenisi operasional............................................................... 21
F. Instrument penelitian.............................................................. 22
G. Teknik pengumpulan data....................................................... 23

viii
H. Analisis data............................................................................ 24
I. Bagan alur penelitian.............................................................. 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Agresif pasien
Di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Stres Kerja Perawat
Di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Agresif Pasien Gangguan Jiwa
Dengan Stres Kerja Perawat Diruang Rawat Inap UPT RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah.

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep........................................................................19


Gambar 3.1 Alur Penelitian.............................................................................26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka
2. Jadawal Penelitian
3. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
4. Surat Balasan Pengambilan Data Awal
5. Surat Permohonan Izin Penelitian
6. Permohonan Jadi Responden
7. Kuesioner
8. Permohonan Persetujuan Responden
9. Master tabel
10. Analisa Data
11. Surat Balasan Selesai Penelitian
12. Dokumentasi
13. Riwayat Hidup
14. Lembar Bimbingan Proposal Skirpsi

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
World Health Organization (WHO) meengemukakan ialah depresi
maupun kecemasan salah satu gangguan jiwa dengan prevalensi tertinggi
sekitar 200 juta orang di dunia (3,6% dari populasi ) mengalami ataupun
menderita kecemasan. Sementara itu terdapat 322 juta penderita depresi
diseluruh dunia (4.4% dari jumlah penduduk) dan hampir separuhnya
berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Depresi adalah
penyebab utama kematian akibat bunuh diri, yang menyebabkan hampir
800.000 kasus bunuh diri setiap tahun1.
Berdasarkan catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
prevalensi penduduk usia 15 tahun keatas mengalami depresi meningkat
sebesar 6% dari data tahun 2013 menjadi 9.8% pada tahun 2018. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, skizofrenia meningkat dari 1,7% 2013
menjadi 7% pada tahun 20182.
Sedangkan berdasarkan data tahun 2019 di provinsi Sulawesi
Tengah angka kejadian Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat adalah
6322 kasus. Presentase kasus pada ODGJ berat yang paling tinggi adalah di
Banggai kepulauan sebesar 1014 kasus, Kab Parigi Mautong sebesar 810
kasus, Tojo Una-Una sebesar 780 kasus, Morowali sebesar 633 kasus,
Donggala sebesar 625, Buol sebesar 527 kasus, Banggai sebesar 514 kasus,
kota palu sebesar 498 kasus, Morowali Utara sebesar 490 kasus, Banggai
laut sebesar 320 kasus, Poso sebesar 247 kasus, Toli-Toli sebesar 251 kasus.
Tingginya data disebabkan karenah pengaruh genetik, lingkungan, sosial,
maupun masalah ekonomi. Presentase kesehatan ODGJ berat yang terendah
yaitu di Kabupaten Sigi sebesar 115 kasus, namun disinyalir data-data
tersebut masih tergolong rendah. Rendahnya data disebabkan karenah masih
kurangnya pelayananan tatalaksana kesehatan jiwa pada Kabupaten atau
Kota3.

1
2

Penatalaksanaan pelayanan keperawatan terhadap pasien gangguan


jiwa sangat memiliki perbedaan dengan pelayanan keperawatan dengan
pasien yang mengalami gangguan fisik. Merawat orang dengan gangguan
jiwa sangat membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi sebab
orang dengan gangguan jiwa mempunyai karakteristisk yang unik,
contohnya seperti susah diajak bicara sampai dengan timbulnya sifat
agresif4.
Salah satu gangguan jiwa yang sering memunculkan perilaku agresif
ialah skizofrenia. Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua diantaranya yaitu
gejala negatif dan gejala positif, yang dimana gejala positif merupakan salah
satu gejala yang sering di takuti perawat apabila timbul, karenah beberapa
diantara penderita skizofrenia selalu melakukan tindakan agresif yang
seperti melakukan tindakan kekerasan, bunuh diri, perusakan, dan gangguan
lainnya 4.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nijman, Foster dan Bowers
didapatkan hasil Penelitiannya 254 kejadian penderita penyakit jiwa yang
melakukan tindakan agresif, sehingga tercatat yang menjadi target sasaran
yang paling sering adalah perawat (57,1%). Penyebab yang paling sering
terjadi pada tindakan agresif adalah pasien yang sering keluar dari bangsal
(29,5%). Agresif verbal merupakan suatu bentuk kekerasan yang sering
dilakukan oleh pasien dengan gangguan jiwa5.
Perilaku agresif ialah merupakan permasalahan yang terjadi dalam
gangguan kejiwaaan, yang dimana perilaku agresif ialah suatu respon
terhadap kemarahan, perasaan dendam, kekecawaan atau merupakan suatu
ancaman yang mengakibatkan membangkitnya suatu amarah sehingga
menyebabkan terjadinya perilaku kekerasan, yang dimana merupakan salah
satru cara untuk melakukan perlawanan mapun sutau tindakan penyerangan,
bahkan adanya perusakan maupun pembunuhan, perilaku agresif dalam rana
perawatan jiwa yang dirawat diruang rawat inap sering di teliti dengan sikap
profesional pada tenaga kesehatan dan menjadi salah fokus maupun masalah
dalam laporan penelitian. Dan dari itu perilaku agresif juga meruapakan
3

salah satu permasalahan yang bersifat global dan salah satu perilaku yang
bersifat negatif5.
Perilaku agresif ialah perilaku yang dimana dapat mengancam
kesehatan fisik dan psikologis perawat. Sehingga yang cenderung menjadi
korban pada perilaku agresif atau perilaku kekerasan ialah perawat. Yang
dimana biasanya seorang perawat harus menghadapi kekerasan secara
verbal maupun secara fisik dan terjadi pada setiap harinya, sehingga hal
tersebut dapat menimbulkan dampak negatif, dampak psikologis, dan serta
terbentuknya persepsi yang salah sehingga menyebabkan timbulnya suatu
sikap negative]f apabila melakukan asuhan keperawatan dan menjadi salah
satu pendorong terbentuknya stres kerja yang dialami perawat5.
Stressor yang dialami pada perawat gangguan jiwa yaitu yang
dimana karakteristik pasien berbeda-beda dan memiliki sifat yang negative
yang dimana pasien sangat sulit untuk diajak berbicara dan agresif. Dan
dimana keadaan tekanan-tekanan dalam pekerjaan yang berate harus
mengurus pasien setiap hari dan dimana seorang perawat harus dapat
menegendalikan dan melakukan tindakan harus sesuai dengan cara
perawatan dan sehingga tidak dapat membahayakan diri sendiri maupun
pasien.menekan pekerja . Keadaan dimana tekanan-tekanan pekerja lebih
berat karena setiap hari mengurus dan merawat pasien gangguan jiwa yang
dimana mengahruskan seorang perawat yang merawat pasien gangguan jiwa
untuk mampu mengendalikan dan bertindak sesuai dengan tata cara
perawatan sehingga tidak membahayakan diri sendiri maupun pasien. Stres
juga dapat membuat seseorang tidak dapat mengontrol diri pada tingkah
lakunya, dalam keadaa sperti ini dpata mentyebabakan seseorang akan
melakukan tindakan antisosial termaksud perilaku agresif6.
Stres kerja mendapat perhatian yang sangat penting salah satunya
adalah pekerja sektor di kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian Health and
Safety Executivemenyatakan bahwa tenaga profesional kesehatan, guru, dan
perawat mempunyai tingkat stres tertinggi mencapai angka prevalensi
sebanyak 2500, 2190, dan 3000 kasus per 100.000 orang.Persatuan Perawat
4

Nasional IndonesiaPersatuan (PPNI) menyatakan sebanyak 50,9% perawat


yang ada di indonesia mengalami stres kerja, pusing, lelah, dan kurangnya
istirahat6.
Pada saat ini stres kerja merupakan salah satu isu global yang dapat
memepengaruhi seluruh profesi maupun pekerja yang ada di Negara maju
dan Negara berkembang, dari data World Health Organization (WHO) 450
juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental maupun perilaku.
World Health Organization (WHO) juga telah memprediski stres kerja
merupakan suatu ancaman pada kesehatan manusia pada tahun 2020.
Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor dengan prevalensi
stres kerja paling tinggi. Menurut Perwitasari et al, bahwa seluruh tenaga
profesional dirumah sakit memiliki resiko stres, namun perawat memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi7.
Stres kerja juga sangat berdampak pada seseorang, organisasi
maupun sosial. Dampak yang terjadi pada diri seseorang yaitu sangat
berdampak negatif pada kesehatan fisik maupun mental dalam pekerjaan,
penurunan kinerja, sehingga kurangnya pengembangan karir dan dapat
kehilangan pekerjaan, stres juga merupakan kasus yang sangat berat yang
dimana dapat membuat seseorang depresi. Dampak stres kerja yang dialami
pada organisasi yaitu ketidakhadiran, kerugian terkasit kesehatan pekerja
maupun lingkungan sosial, stres kerja juga dapat meneybabakan tekanan
sangat tinggi terutama pada masyarakat maupun layanan jaminan sosial,
yang dimana dapat menyebabkan permasalahn yang sangan buruk sehingga
dapat kehilangan pekerjaan, menjadi penggangguran, dan pesiun. .
Gangguan depresi merupakan faktor resiko mayor dari bunuh diri ,
prevalensi global yang tinggi, serta dampak yang luas dan berat menajdikan
stres kerja masalh yang seirus, sehingga perlu penanganan cepat dan tepat7.
Menurut Greenberg, sumber stres pada pekerja dapat berasal dari
stressorterkait pekerjaan, seperti faktor intrinsik pekerjaan ( lingkungan
kerja yang buruk, beban kerja yang berlebih, dan lain-lain)7.
5

Berdasarkan masalah yang ditemui oleh peneliti bahwa peneliti


sering menemukan perawat dan pasien yang dirawat diruang rawat inap
perawatan gangguan jiwa, menemukan satu kasus dimana salah satu
perawat menegur pasien yang dirawat diruang perawatan gangguan jiwa,
dimana perawat menegur pasien yang sedang bernyanyi dan berteriak,
setelah di tegur oleh perawat pasien tidak mendengar teguran perawat
tersebut dan hanya menambahkan suaranya dengan keras, sehingga
membuat perawat tersebut menegur kembali pasien tersebut, tapi pada saat
perawat menegur kembali pasien tersebut pasien mengamuk, memaki dan
mengancam untuk memukul perawat tersebut dan meludahi perawat
tersebut.
Data tentang jumlah perawat diruang Salak, Srikaya, dan ruang
Manggis di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Madani Provinsi Sulawesi
Tengah yaitu 30 orang dan jumlah pasien gangguan jiwa tahun 2019 yaitu
327 orang pada tahun 2020berjumlah 216 orang serta pada bulan Januari
sampai Februari tahun 2021 berjumlah 43 orang. Hasil wawancara dengan
perawat mereka mengatakan bahwa pada perilaku agresif pada penderita
gangguan jiwa ialah salah satu ancaman bagi kesehatan fisik maupun
psikologis pada perawat, sehingga perawat merupakan korban perilaku
kekerasan yang terjadi setiap harinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti “Hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan tingkat
stres kerja perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah”
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada
hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan tingkat stres kerja
perawat diruang rawat inapUPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi tengah”?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
6

Tujuan umum pada penelitian ini adalah dianalisisnya hubungan


perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan tingkat stress kerja perawat
diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Tujuan khusus
a. Diindentifikasinya perilaku agresif pasien gangguan jiwa diruang
rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Diindentifikasinya tingkat stress kerja perawat diruang rawat inap
UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
c. Dianalisisnya hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan
tingkat stress kerja perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah.
D. Manfaat penelitian
1. Untuk UPT RSUD madani provinsi sulawesi tengah
Memberi gambaran tentang hubungan perilaku agresif pasien gangguan
jiwa dengan tingkat stres kerja perawat diruang rawat inapUPT RSUD
madani provinsi sulawesi tengah sehingga menjadi bahan masukan untuk
mengambil kebijakan dalam upaya perbaikan pelayanan selanjutnya.
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu teutama tentang perilaku agresif
pasien gangguan jiwa dengan tingkat stres kerja perawat diruang rawat
inap
3. Bagi penelitian
Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan
pengetahuan pengembangan diri dalam bidang penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun umum
1. Tinjauan Umum Tentang Gangguan Jiwa
a. Pengertian gangguan jiwa
Gangguan jiwa merupakan salah satu syndrome ataupun
psikologis atau suatu perilaku yang dapat dikaitkan dengan adanya
distress yang terjadi pada seseorang8.
b. Ciri-ciri gangguan jiwa
1) Perubahan yang berulang dalam pikiran merupakan suatu kelainan
saat berbicara dan berperilaku.
2) Adanya perubahan yang dapat menyebabkan tekanan batin dan
penderitaan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan.
3) Adanya perubahan perilaku yang dapat menyebabakan penderita
mengalami gangguan pada kegiatan sehari-hari maupun yang
berhubungan dengan orang lain8.
c. Jenis gangguan jiwa
1) Harga diri rendah
Harga diri rendah merupakan sutau gangguan jiwa dimana
seseorang memiliki perasaan yang merasa tidak berharga lagi
ataupun tidak berarti, harga diri rendah yang terjadi dengan
berkepanjangan akibat adanya evaluasi negative baik dari diri
sendirin atapun kemampuan diri sendiri. Adapun manifestasi klinik
harga diri rendah yaitu: adanya perasaan tidak mampu, mengkritik
diri sendiri, dan adanya penolakan terhadap kemampuan diri8.
2) Isolasi sosial
Isolasi sosial ialah keadaan dimana seseorang atau individu
mengalami penurunan ataupun tidak melakukan interaksi dengan
orang sekitarnya. Karena klien merasa adanya penolakan, kesepian,
tidak diterimah, bahkan dimana tidak akan dapat membina

7
8

hubungan pada orang lain. Adapun manifestasiklinis yang sering


muncul pada seseorang yang mengalami isolasi sosial pada saat
melakukan wawancara ialah: klien akan menceritakan adanya rasa
kesepian, merasakan tidak aman apabila bersama orang lain, klien
akan akan merasakan bosan dan merasa tidak berguna8.
3) Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satujenis gangguan jiwa yang
dimana seseorang akan merasakan sensasi seperti suara,
penglihatan, pengecap, peraba, penciaman tanpa stimulus.
Sehingga terdapat beberapa jenis halusniasi diantaranya yaitu:
a) Halusinasi pendengaran yaitu seseorang yang mengalami
halusinasi ini akan mendengar adanya suara ataupun bising
yang tidak jelas, dan kadang seseorang akan mendengar adanya
suara yang seakan-akan mengajak untuk berbicara dan
terkadang mendapatkan perintah dari seseorang untuk
melakukan sesuatu.
b) Halusinasi penglihatan ialah dimana seseorang dengan
halusinasi penglihatan akan melihat bayangan yang dapat
membuat mereka ketakutan maupun membuat mereka senang.
c) Halusinasi penghidu atau penciuman yaitu seseorang dengan
halusinasi yang akan mencium bau-bauan seperti bau feses,
dara, urine, parfum, ataupun bau yang lainnya. Yang dimana
sering terjadi pada seseorang penderita stroke, kejang maupun
dimensa.
d) Halusinasi pengecapan ialah seseorang yang merasakan seperti
mengecap rasa yakni urine, feses, dara ataupun lainnya.
e) Halusinasi peraba yaitu seseorang dengan halusinasi perabaan
akan merasakan nyeri atau ketidaknyamanan dengan stimulus
yang tidak jelas. Seperti rasa tersetrum listrik yang datang dari
tanah, benda mati maupun orang lain8.
9

4) Waham
Waham ialah adanya suatu keyakinan yang salah pada diri
seseorang dan dipertahankan secara terus menerus meskipun tidak
sesuai kenyataan. Apabila stres ini akan terjadi dengan waktu yang
lama akan dapat memunculkan masalah gangguan jiwa seperti
waham. Berdasarkan jenisnya manifestasi klinik waham yaitu:
a) Waham kebesaran adalah seseorang yang meyakini bahwa
dirinya mempunyai kekuasaan dan diucapakan secara terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
b) Waham curiga adalah seseorang akan menyakini adanya
individu maupun kelompok yang berusaha mencederai diri
sendiri dan dikatakan berulang-ulang namun tidak sesua dengan
kenyataan yang ada.
c) Waham agama adalah mempunyai keyakinan pada agama
dengan berlebihan dan diucapkan berulang-ulang namun tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada.
d) Waham somatik adalah seseorang yang yakin bahwa pada
tubuhnya mengalami penyakit dan diucapakan berulang-ulang
namun tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
e) Waham nihilstik adalah seseoarang yang yakin bahwa dirinya
tidak ada lagi didunia, diucapkan berulang-ulang namun tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada8.
5) Resiko perilaku kekerasan
Resiko perilaku kekerasan ialah suatau tindakan atau
tingkah laku yang dimana selalu tertuju untuk melukai individu
secara fisik maupun psikis. Perilaku kekerasan juga bisa dilakukan
dengan cara legal dengan orang lain dan lingkungan. Perilaku
kekerasan dibagi menjadi dua yaitu, perilaku kekerasan atau
riwyata kekerasan. Dan adapun tanda dan gejala pada perilaku
kekerasan seperti muka merah dan tegang, tatapan taja, raahang
tertutup, mengepalkan tangan, berjalan mondar mandir, ucapan
10

keras, bersuara tinggi atau keras, berterika, ancaman verbal atau


fisik, dan menghancurkan benda yang ada disekitarnya 8.
6) Resiko bunuh diri
Resiko bunuh diri ialah tindkan yang tidak sadarkan diri
yang dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Berdasarkan
tingginya kemungkinan seseorang akan melakukan percobaan
bunuh diri, perilaku bunuh diri terdapat 3 bagian yaitu, adanya
ancaman bunuh diri, sinyal bunuh diri, maupun percobaan bunuh
diri8.
7) Deficit perawaatn diri
Defisit perawatan diri dimana individu akan merasakan
perubahan atupun kemampuan dalam melakukan aktivitas pada
perawatan diri. Defisit perawatan diri akan tampak pada individu
yang dimana tidak akan mampu merawat dirinya sendiri, berhias,
makan dan eliminasi (buang air kecil dan buang air besar) secara
mandiri8.
d. Penyebab
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya
gangguan jiwa yaitu faktor somatik faktor psikologis da faktor sosial
budaya.
1) Faktor somatic
Faktor somatik adalah salah satu atau faktor yang dimana akan
terjadi gangguan neuroanatomi, neurofisiologi, dan neurokimia.
2) Faktor psikologi
Faktor psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan hubungan
keluarga seperti ibu dan anak, peran ayah, saudara kandung,
maupun dalam masyarakat.

3) Faktor sosial budaya


11

Salah satu faktor yang meliputi antara lain stabilitas keluarga,


ekonomi polah asuh, kesehatan maupun kesejahteraaam agama
yang memadai.
e. Tanda dan gejala
1) Gangguan kognitif
Salah satu gangguan proses mental yang terjadi pada
seseorang dimana seseorang tidak mampu memelihara hubungan
dengan lingkungannya, baik dengan lingkungan internala maupun
lingkungan eksternal.
2) Gangguan ingatan
Merupakan gangguan yang dimana akan terjadi pada suatu
fungsi kognitif yang melibatkan otak untuk mengambil informasi
antara lain kemampuan menyimpan, merekam, maupun tanda-tanda
kesadaran.
3) Gangguan perhatian
Suatu gangguan yang terjadi pada konsentrasi, yang dimana
adanya penilaian dalam proses kognitif yang muncul dari luar
sebagai akibat terjadinya suatu rangsangan.
4) Gangguan pikiran
Suatu gangguan yang terjadi pada proses mental seseorang
dalam menyajikan sesuatu.
5) Gangguan kesadaran
Suatu gangguan dimana seseorang tidak mampu dalam
melakukan kontak dengan lingkungan nya , dan dirinya melala]ui
panca indra dan tidak ada batasan lingkungan dengan dirinya.
6) Gangguan emosi dan afektif
Suatu gangguan yang terjadi pada seseorang terhadap suatu
peristiwa yang dialaminya dan gangguan afektif merupakan
gangguan yang terjadi pada seseorang pada perubahan perasaan
akibat respons dalam kesadaran9.
12

2. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Agresif


a. Pengertian Agresif
Agresif adalah tindakan dimana dapat merugikan,
menghancurkan, maupun mengalahkan orang lain.
b. Faktor-faktor penyebab perilaku agresif
1) Faktor psikologi
Faktor piskologi terdiri dari perilaku naruliah dan
perilaku belajar.perilaku naluriah itu bermacam-macam yaiut
eros dan thanatos. Thanatos merupakan suatu energi yang
menujukan untuk melakukan penghancuran atau mengakhiri
kehidupan. Faktor psikologis dibagi menjadi yaitu perilaku
naluriah dan perilaku yang dipelajari, perilaku naluriah
merupakan perilaku yang bertujuan untuk menghancurkan
ataupun mengakhiri. Perilaku dipelajari merupakan perilaku
ageris yang dimana seseorang mempelajari perilaku melalaui
pengalaman masa lali, yang tertuju pada perusakan atau
mengakhiri hidup.
2) Faktor sosial
Faktor sosial yang dimana terdiri dari frustasi, provokasi
langsung maupun pengaruh tontonan. Perilaku agresif juga bisa
terjadi pada seeorang akibat dari rasa frustasi, namun frustasi
juga tidak semua selalu mengarah pada perilaku agresif karenah
juga bisa menimbulkan perilaku provokatif yang agresif.
Pengaruh tayangan kekerasan di televisi dapat menimbulkan
perilaku agresif.
3) faktor lingkungan
faktor lingkungan dimana terjadi akibat pengaruh
pencemaran udara, kebisingan, maupun akibat jumlah orang
yang terlalu banyak sehingga dapat menimbulkan perilaku
agresif.
13

4) Faktor situsional
Yang dimana manusia akan merasakan rasa sakit dan
nyeri sehingga akan mendorong suatu perilaku manusia akan
melakukan perilaku agresif.
5) Faktor biologis
Dimana suatu penelitian yang menyelidiki apakah ada
hubungan nya cedera kepalah dngan perilaku agresif, penelitian
yang menyelidiki kaitan cedera kepalah dan perilaku agresif
menunjukkan bahwa apabila sebelumnya seseorang terjadi
cidera fisik maupun cedera kepala dapat menimbulkan perilaku
agresif.
6) Faktor genetic
Dimana faktor genetik menunjukkan kemungkinan
perilaku agresif yang lebih besar atau cenderung dilakukan oleh
pria yang mempunytai kromosom XXY.
c. Jenis perilaku agresif
1) Agresif langsung aktif secara fisik
Tindakan agresif yang dilakukan seseorang/kelompok
terhadap seseorang/kelompok secara langsung seperti
pemukulan.
2) Agresif fisik pasif langsung
Suatu perilaku agresif yang dpata dilakukan secara fisik
melalui kontak langsung antara individu/kelompok dengan
individu/kelompok lain seperti demonstrasi
3) Agresif aktif secara fisik tidak langsung
Suatu perilaku agresif yang terjadi antara individu/
kelompok pada individu/ kelompok lainnya yang tidak
berurusan secara langsung, contoh nya seperti perusakan harta
dan benda.
14

4) Agresif fisik pasif tidak langsung


Suatu perilaku agresif yang tidak terjadi dalam kontak
fisik langsung antara individu/kelompok lain seperti
ketidaktahuan dan ketidakpedulian.
5) Agresif verbal aktif langsung
Suatu perilaku agresif yang mengancam secara langsung
antara individu/kelompok dengan individu/kelompok lain seperti
penghinaan maupun ejekan.
6) Agresif verbal aktif langsung
Tindakan agresif yang tidak terjadi dalam kontak
langsung antara individu/kelompok lain, seperti menolak
berbicara atau diam.
7) Agresif verbal tidak langsung
Suatu perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang
maupun kelompok antara seseorang maupun kelompok lainnya
dengan cara melakukan menyebarkan fitnah atau bermain-main.
8) Agresif verbal pasif tifak langsung
Tindakan yang dilakukan secara langsung oleh
individu/kelompok dengan individu/kelompok lain seperti tidak
memberi dukungan.
d. Dampak dari perilaku agresif
Dampak dari tindakan agresif dapat mempengaruhi baik dirnya
maupun orang, yaitu sebagai berikut:
1) Dampak bagi diri sendiri
Yang artinya dimana kita akan dikenal oleh teman-teman
dengan perilaku yang buruk, serta dianggap menjadi orang yang
paling nakal, dan membuat kurang aman dan kurang bahagia.
2) Dampak terhadap lingkungan
Hal tersebut akan menimbulkan rasa takut pada orang
lain sehingga dapat menimbulkan suatu hubungan yang tidak
sehat dengan orang-orang disekitarnya, namun juga dapat
15

menggangu ketentraman lingkungan karena orang yang


berperilaku agresif cenderung merusak barang disekitarnya10.
3. Tinjaun Umum Tentang Stres Kerja
a. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja adalah suatu bagian dari stres yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Stres sangat berpotensi sangat tinggi apabila
di tempat kerja, karenah biasanya terjadi ketegangan dalam
berinteraksi dengan atasan, dan membutuhkan konsetrasi yang
sangat tinggi dalam bekerja namun tidak sesuai dengan
kemampuannya, dan biaasnya terdapat persaingan yang ketat dan
tidak sehat dalam kondisi pekerjaan, dan seterusnya11.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres
Faktor-faktor yang mempengaruhi stres ada 6 yaitu antara lain:
1) Penyebab fisik
a) Kebisingan
Merupakan sumber stres bagi banyak orang apabila kebisingan
yang terjadi secara terus. Dan perlu juga kita ketahui apabila
terlalu tegang bisa juga menyebabkann hal yang sama yaitu
stres.
b) Kelelahan
Merupakan sumber stres yang terjadi akibat terlalu lelahnya
bekerja sehingga kemampuan untuk melakukan pekerjaan
menurun, dan sehingga dapat menimbulkan stres tanpa
disadari.
c) Pergeseran prestasi
Dimana seseorang akan merubah pola bekerja secara terus
menerus dapat juga menimbulkan stres. Karena
dimanakaryawan sudah terbiasa dengan pola kerja lama
maupun kebiasaan lama.
16

d) Jetlag
Jetlag merupakan salah satu kelelahan spesifik yang dapat
mengakibatkan suatu perubahan waktu yang dialami ataupun
dirasakan seseorang pada ritem tubuhnya, sehingga yang dapat
dilakukan pada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dan
adanya perbedaan waktu maka akan disarankan untuk
beristirahat minimal 2 jam sebelum melakukan aktivitas.
e) Suhu dan kelembapan
Apabila seseorang bekerja dalam ruangan yang suhunya tinggi
akan mengakibatkan atau mempenagruhi tingkat prestasi
karyawan
2) Beban kerja
Apabila seseorang mengalami beban kerja yang terlalu
banyak maka seseorang akan mengalami ketegangan dalam
dirinya, sehingga menimbulkan stres. Hal ini dikarenahkan
adanyanyn tuntutan yang terlalu tinggi, kecepatann kerja din
pertinggi maupun volume kerja di perbanyak.
3) Sifat pekerjaan
a) Situasi baru dan asing
Jika seseorang menghadapi situasi baru atau asing dalam
melakukan pekerjaan biasanya seseorang akan mengalami stres
pada pekerjaan nya.
b) Ancaman pribadi
Suatu pengawana maupun pengontrolan yang sangat ketat
yang dilakukan oleh atasan dapat juga menyebabkan seseorang
terasa terancam.
c) Percepatan
Dimana seseorang mengalami stres apabila seseorang tersebut
tidak dapat atau tidak mapu merangsang kerja.
17

4) Kebebasan
Kebebasan juga dapat menyebabkan stres karenah belum
tentu kebebasan yang diberikan kepada karyawan dapat
menyenangkan namun justru kebebasan tesebut dapat membuat
mereka akan merasa tidak mampu untuk bertindak.
5) Kesulitan
Yang dimana seseorang akan mengalami ketidakcocokan
yang dirasakan seperti didalm rumah contohnya, ktidakcocokan
suami istri, perceraian, maupun masalah keuangan, dapat juga
menyebabakan stres bagi seseorang11.
c. Indikator stres kerja
1) Tuntutan tugas
Merupakan faktor yang dikaitkan dengan pekerjaan seperti
kondisi kerja.
2) Tuntutan peran
Sesorang akan diberikan tekanan yang diberikan untuk sebagai
fungsi dan peran yang akan dimainkan pada organisasi.
3) Tuntutan pribadi
Tekanan yang diciptakan karyawan lain.
4) Struktur organisasi
Gambaran badan tersebut diwarnai oleh ketidakjelasan struktur
organisasi, ketidakjelasan jabatan, peran dan kewenangan11.
d. Sumber stres kerja
1) Faktor lingklungan
Ketidakpastian lingkungan akan mempengaruhi tingkat
stres antar karyawan dalam organisasi.
2) Faktor organisasi
Faktor – faktor tersebut antara lain desain pekerjaan
individu, kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik, misalnya dapat
memberikan tekanan pada orang ketika kecepatan dirasa
berlebihan.
18

3) Faktor individu
Faktor individu adalah masalah yang diciptakan indivoidu
sendiri seperti terlalu menghabiskan sumber daya keungan
mereka adalah serangkaian kesulitan pribadi lain yang dapat
membuat stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka
dari pekerjaan12
4. Tinjaun Umum Tentang Perawat
a. Pengertian perawat
Perawat merupakan profesi mandiri yang berhak memberikan
pelayanan keperawatan secara mandiri, dan bukan prifesi sebagai
asisten dokter
b. Peran perawat
Peran perawat profesional yang dimana perawat akan
memberikan asuhan keperawatan terhadap manusia yang diantara
lain yaitu:
1) Perhatikan kebutuhan pasien sesuai dengan konteks individu
2) Perawat melakukan suatu proses asuhan keperawatan untuk
mengindentifikasi masalah mulai dari pemeriksaan fisik,
psikologis, sosial, maupun spiritual.
3) Melakukan pemberian proses keperawatan pada pasien, keluarga
maupun masyarakat13.
c. Fungsi perawat
Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan atau aktivitas yang
dilaksanakan sesuai dengan keadaan yang ada: Dalam menjalankan
perannya perawat memiliki beberapa fungsi.
1) Fungsi independen
Pada fungsi ini perawat melakukan tindakan secara mandiri, tidak
memerlukan perintah dokter dalam melakukan tindakan, dan
bertangung jawab pada pasien, atas akibat tindakan yang diambil.
2) Fungsi dependen
19

Dalam fungsi ini perawat membantu dokter dalam melakukan


tindakan atau melakukan pelayanan pengobatan, dan setiap
tindakan medis tanggung jawab dokter.
3) Fungsi interpenden
Dalam fungsi ini perawat harus melakukan tindakan atau
perencanaan harus bekerjasama dengan profesi lain dalam
melakukan pelayanan kesehatan13.
d. Tugas dan tanggung jawab perawat
1) Perawat dalam pengabdiannya harus senantiasa berpedoman dan
harus bertanggung jawab pada kebutuhan pasien, keluarga, dan
komunitas.
2) Perawat melaksanakan pelayanan dalam bidang keperawatan
selalu menjaga situasi lingkungan yang dimana harus menjunjung
tinggi nilai budaya.
3) Dalam menjalankan kewajibannya kepada individu, keluarga, dan
masyarakat perawat ahrus dilandasi rasa yang tidak sesuai dengan
harkat dan keutamaan keperawatan.
4) Perawat harus bekerjasama dengan individu, keluarga, maupun
masyarakat terutama dalam mengambil inisiatif dan
melaksanakan upaya kesehatan13.
B. Kerangka konsep
Variabel independen variabel dependen

Perilaku agresif Stres kerja


Ket :

= Variabel independen

= Variabel dependen

= Hubungan antara variabel

C. Hipotesis
20

Ada hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan tingkat stres
kerja perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani ProvinsI Sulawesi
Tengah.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain penenlitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dimana data-data nya
berupa angka yang digunakan sebagai alat menentukan sebuah keterangan 14.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah bersifat Analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu dimana pengukuran dan
pengamatan dilakukan secara bersamaan. Bertujuan agar mengetahui apakah
ada hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan stres kerja
perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Bertempat di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah di
ruangan Salak, Srikaya, dan Manggis.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 27 Juli di
UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
C. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi adalah suatu objek atau subjek yang mempunyai karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penelitian.Populasi dalam penelitian adalah
semua perawat yang bekerja diruang perawatan pasien gangguan jiwa
UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah yaitu berjumlah 30
orang15.
2. Sampel
Sampel ialah sebagian dari yunit yang ada pada populasi penelitian.
Pada penelitian ini sampel diambil dari semua populasi yaitu semua
perawat yang bekerja diruang perawatan pasien gangguan jiwaUPT
RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah 30 orang.

20
21

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi


dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel15.
D. Variabel penelitian
1. Variabel independen merupakan variabel bebas yang dimana dapat
mempengaruhi timbulnya variabel dependen16. Variabel independen pada
penelitian ini ialah perilaku agerisf.
2. Variabel dependen ialah variabel yang dipengaruhi yang menjadi sebab
akibat adanya variabel bebas. Variabel independen pada penenlitian ini
adalah stres kerja17.
E. Devenisi operasional
1. Variabel Independen
Perilaku Agresif
Defenisi : segala bentuk tindakanyang muncul berupa ancaman lisan
maupun tindakan fisik yang dimaksudkan untuk melukai
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan yang ditandai
adanya perilaku gelisah, rasa cemas, takut dan marah
pasien.
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : Agresif, jika skor jawaban ≥ 28,83 (Mean)
Tidak Agresif, jika skor jawaban < 28,83 (Mean)
2. Variabel dependen
Stres Kerja
Defenisi : suatu kondisi ketidaknyamanan kerja yang dirasakan,
sehingga
mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan perilaku.
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Ordinal
Hasil ukur : Stress, jika skor jawaban ≥ 63,77 (Mean)
22

Tidak stress, jika skor jawaban < 63,77 (Mean)


F. Instrument penelitian
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang berkaitan
dengan stres kerja perawat dan kuesioner perilaku agresif. Kuesioner stres
kerja berasal dari skripsi yang berjudul “Pengaruh beban kerja perawat
terhadap stres kerja perawat diruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Siti
Aisyah Kota Madiun Tahun 2018” oleh peneliti Lia endah retnaningtyas.
Pada kuesioner Stres Kerja Perawat terdiri dari 35 pertanyaan menggunakan
skala likert dengan alternative jawaban “Selalu yang artinya dirasakan setiap
hari atau dirasakan secara terus menerus dalam seminggu”, “sering yang
artinya dirasakan tapi tidak tiap hari atau dirasakan hanya 5 hari dalam
seminggu”, “Kadang-kadang yang artinya dirasakan sewaktu-waktu atau
maksimal 3 kali dalam seminggu atau minimal 1 kali dalam seminggu”,
“Tidak pernah dirasakan”. Kuesioner perilaku agresif berasal dari skripsi
yang berjudul “Hubungan peran sertakeluarga dalam upaya pencegahan
perilaku kekerasan pada klien skizofreniadengan terjadinya perilaku
kekerasan pada klien skizofrenia dengan terjadinyaperilaku kekerasan pada
klien skizofrenia di poliklinik GMO RSJ Prof. HB.Sa’anin Padang tahun
2104” oleh peneliti Arnina. Pada kuesioner perilaku agresifterdiri dari 10
pertanyaan menggunakan skala likert dengan alternative jawaban “Selalu
yang artinya dirasakan setiap hari atau dirasakan secara terus menerus dalam
seminggu”, “sering yang artinya dirasakan tapi tidak tiap hari atau dirasakan
hanya 5 hari dalam seminggu”, “Kadang-kadang yang artinya dirasakan
sewaktu-waktu atau maksimal 3 kali dalam seminggu atau minimal 1 kali
dalam seminggu”, “Tidak pernah dirasakan”
23

G. Teknik pengumpulan data


1. Pengumpulan data
a. Data primer
Data primer adalah data yang telah dikumpulkan oleh peneliti
dengan dengan wawancara langsung dan observasi menggunakan
kuesioner kepada perawat di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah tentang jumlah perawat.
2. PengolahanData
a. Editing
Editing dilakukan setelah kuesioner telah diisi, dan semua
lembar kuesioner dan observasi diperiksa kembali untuk mengetahui
apakah telah diisi dengan benar atau sesuai.
b. Coding
Coding merupakan suatu tahap dimana lembaran format yang telah
dikumpulkan dam diberi tanda maupun kode untuk memudahkan
peneliti.
c. Cleaning
Cleaning merupakan suatu tahapan untuk melihat semua data dari
masing-masing responden yang telah dimasukkan kemudian
mengecek kembali untuk memastikan adanya kesalahan.
d. Tabulating
Hasil pengolahan data akan dimasukkan dalam table, dengan
mebbuat table data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti18.
24

H. Analisa Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis data yang digunakan untuk
menggambarkan ataupun menjelaskan masing-masing variabel dalam
bentuk distribusi frekuensi dari setiap variabel. perhitungan rata-rata
yaitu menggunakan rumus.
P= Fx 100%
N
Keterangan : P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
2) Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang biasanya dilakukan
agar mengetahui adanya hubungan antara dua variabel diteliti. data yang
digunakan agar mengetahui hipotesis untuk menentukan keputusan
apakah hipotesis yang telah di uji cukup menyakinkan ditolak ataupun
diterimah. Yaitu dengan menggunakan uji Chi-Square, dan menetukan
hubungan anatar variabel independen (variabel bebas) dengan variabel
dependen.
a. Syarat uji Chi-Square yaitu :
a) sampel lebih dari 30
b) semua sel tidak ada nilai 0
c) semua expected lebih dari 5, boleh expected kurang dari 5 asalkan
maksimal 20% dari jumlaj sel.
a) Tabel 3 x 3 maksimal 2 sel
b) Tabel 3 x 3 maksimal 1 sel
c) Tabel 2 x 2 tidak boleh expected kurang dari 5
d) Untuk tabel 2 x 2 maka nilai signifikan (p value) yang diambil
continuity correction
25

b. Uji alternatif akan digunakan jika syarat uji chi-square tidak terpenuhi
1) Tabel 2 x 2 alternatif uji Chi-Square yang digunakan adalah uji
Fisher
2) Tabel 2 x k alternatif uji Chi-Square yang digunakan adalah uji
Kolmogorov-Smirnov
3) Untuk tabel selain tabel 2 x 2 dan 2 x k maka penggabungan sel
adalah langkah alternatif uji chi-square yang dapat dilakukan
sehingga akan menghasilkan satu tabel B x K yang baru. Uji
hipotesis akan dipilih sesuai dengan tabel B x K yang bari stelah
penggabungan sel dilakukan19.
26

I. Bagan alur penilitian

Pengajuan judul

Mengurus surat izin penelitian

Prodi ners

Tata usaha stikes wn palu

Diklat UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah

Populasi : perawat di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah

Dengan total sampel 53 perawat

Informed consent
Menjelaskan dan meminta persetujuan responden

Pengumpulan data
Menggunakan data primer data sekunder

Variabel independen
Variabel dependen
Perilaku agresif
Tingkat stres kerja perawat
pasiengangguan jiwa

Analisa data

Univariat Bivariat

Hasil dan pembahasan


27

Kesimpulan dan saran


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
Rumah Sakit Madani Provinsi Sulawesi Tengah Rumah Sakit
Madani Provinsi Sulawesi Tengah merupakan satu-satunya Rumah Sakit
Jiwa milik Pemerintah di Provinsi Sulawesi Tengah, terletak di Kelurahan
Mamboro Kecamatan Palu Utara, kira-kira 13 Km sebelah Utara Kota Palu.
Rumah sakit ini mulai dibangun sejak tahun 1979 dengan dana APBN dan
resmi berdiri pada tanggal 5 juli 1984 dengan diberlakuya Keputusan
Menkes RI Nomor 350/Menkes/SK/VII/1984 tentang Pembentukan Rumah
Sakit Jiwa Pusat Kelas B di Palu. Status awal pengelolaan Rumah Sakit
Jiwa Pusat Palu di bawah Dirjen pelayanan medic DEPKES-RI. Pada tahun
2001 dalam rangka penerapan UU No.22 Tahun 1999 tentang pelaksanaan
Otonomi Daerah, pengelolaan Rumah Sakit Jiwa Pusat Palu diserahkan
kepada Pemda Kota Palu.
Pada Tahun 2002 RSJ Pusat Palu diserahkan pengelolaannya kepada
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui perda No 12 tahun 2002
tentang Organisasi dan Tatalaksana RSJ Daerah Provinsi Sulawesi Tengah,
berubah menjadi lembaga teknis daerah yang berbentuk badan. Ditahun
2003 Rumah Sakit Jiwa Pusat Palu berubah nama dan berkembang menjadi
Rumah Sakit Jiwa Madani dengan penambahan 4 pelayanan spesialistik
dasar (Non jiwa).
Pada perkembangan selanjutnya, RSJ Madani berubah menjadi
Rumah Sakit Daerah Madani, melalui Perda Nomor 7 Tahun 2009.
Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sma RSD Madani
dengan Rumah Sakit Daerah lainnya dalam melaksanakan urusan
pemerintah bidang kesehatan menuju pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu baik pada pelayanan kesehatan jiwa maupun pelayanan kesehatan
umum. Selanjutnya, pada tanggal 27 desember 2010 melalui Keputusan
Gubernur Sulawesi Tengah Nomor : 900/69/RSD MADANI-G.ST/2010

27
28

tentang penetapan pola pengelolaan keuanga Rumah Sakit Daerah Madani


Provinsi Sulawesi Tengah Badan Layanan Umum Daerah status penuh.
Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah adalah
Rumah Sakit kelas B khusus dengan kapasitas 120 tempat tiduer yang
terdiri dari kelas utama VIP A (Ruang Markisa) VIP B (Ruang Melon,
Ruang Anggur) Kelas II (Ruang Melon, Ruang Anggur, Ruang Nangka.
Ruang Jambu,, Ruang Rambutan) dan melayani 4 spesialis dasar serta
merupakan rumah sakit rujukan.
B. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Tanggal 13 juli sampai 30 juli tahun
2021 di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian
karakteristik responden diuraikan dikelompokkan berdasarkan jenis
kelamin, usia, dan pendidikan yamg diuraikan sebagai berikut :
a. Karakteristik responden
1) Jenis kelamin
Jenis kelamin pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu laki-laki dan perempuan, hal ini dapat dilihatr pada :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Jenis kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)
Laki-laki 7 23,3
Perempuan 23 76,7
Total 30 100
Sumber : data primer 2021
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden dalam penelitian ini
diperoleh laki-laki sebanyak 7 orang (23,3%) dan perempuan
sebanyak 23 orang (76,7%).

2) Usia
29

Usia pada penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kategori menurut


Depkes RI yaitu 12-25 tahun (remaja), 26-45 tahun (dewasa), 46-65
tahun (lansia), hal ini dapat dilihat pada:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di UPT
RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah

Umur Frekuensi (f) Presentase (%)


12-25 tahun 1 3,3
26-45 tahun 26 86,7
46-65 tahun 3 10,0
Total 30 100
Sumber: data primer 2021
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 30 responden dalam penelitian ini
diperoleh umur 12-25 tahun sebanyak 1 orang (3,3%) umur 26-45
tahun sebanyak 26 orang (86,7%) dan umur 46-65 tahun sebanyak 3
orang (10.0%.
3) Pendidikan terakhir
Pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori
yaitu Diploma III Keperawatan dan Ners, hal ini dapat dilihat pada :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir

Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


Diploma III 27 90,0
Ners 3 10,0
Total 30 100
Sumber: data primer 2021
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 responden dalam penelitian
diperoleh Diploma III sebanyak 27 orang (90,0%) dan Ners sebanyak
3 orang (10,0%).
1. Analisis univariat
Analisis univariat yang dimana digunakan unutk menganalisis
antara dua variabel yaitu variabel independen ialah perilaku agresif dan
varibael dependen ialah stres kerja.
a. Distribusi frekuensi perilaku agresif hal ini dapat dilihat pada :
30

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan perilaku


agresif.

Perilaku agerisf Frekuensi (f) Presentase (%)


Tidak agresif 12 40,0
Agresif 18 60,0
Total 30 100
Sumber: data primer 2021
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden dalam penelitian ini
diperoleh perilaku agresif yang tidak agresif sebanyak 12 orang
(40’0%) dan perilaku agresif yang agresif sebanyak 18 orang (60,0%).
b. Distribusi frekuensi stres kerja hal ini dapatb dilihat pada :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkaan Stres Kerja

Stres kerja Frekuensi (f) Presentase (%)


Tidak stres 14 46,7
Stres 16 53,3
Total 30 100
Sumber: data primer 2021
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden dalam penelitian ini
diperoleh stres kerja yang tidak stres sebanyak 14 orang (46,7%) dan
stres kerja yang stres sebanyak 16 orang (53,3%).
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat analisis yang dimana digunakann untuk
mengetahui suatu hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Pada penelitian digunakan uji statistik Chi-Square yang
digunakan untuk menyimpulkan ada tidaknya hubungan perilaku agresif
gangguan jiwa dengan stres kerja perawat diruang rawat inap UPT
RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
Hubungan perilaku agresif dengan stres kerja perawat diruang
rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah, hal ini dapat
dilihat pada :
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Agresif Pasien
Gangguan Jiwa Ddengan Stres Kerja Perawat Diruang Rawat Inap UPT
RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
31

Stres kerja P
Perilaku Total
Tidak stres Stress Value
agresif
F % F % F %
Tidak agresif 9 75% 3 25% 12 100
0,030
Agresif 5 27,8% 13 72,2% 18 100
Jumlah 14 46,7% 16 53,3% 30 100
Sumber: data primer 2021
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 12 responden terdapat 9 orang
perilaku tidak agresif dengan tidak stres kerja dan 3 orang perilaku tidak
agresif dengan stres kerja, dari 18 responden terdapat 5 orang perilaku
agresif dengan tidak stres kerja dan 13 orang perilaku agresif dengan
stres kerja. Berdasarkan Uji statistic Chi-Square didapatkan P value
=0,030 jika dibandingkan dengan nilai a = 0,05 maka P value < a 0,05
maka ada hubungan bermakna antara perilaku agresif pasien gangguan
jiwa dengan stres kerja perawat diruang rawat inapt UPT RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah.
C. PEMBAHASAN
1. Perilaku agresif
Hasil penelitian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 18
responden (60,0%) melakukan tindakan perilaku agresif dan sedangkan
12 responden (40,0%) tidak melakukan tindakan perilaku agresif. Hal ini
menunjukkan dimana perilaku agresif seseorang pasien dikarenakan
pasien mudah tersinggung bila terpancing dengan pembincaraan orang
yang menyetuh hatinya.
Menurut peneliti besarnya presentase perilaku agresif
disebabkan dikarenahkan mekanisme koping seorang pasien yang dimana
pasien tidak bisa menahan amarah nya sehingga pasien merasa mudah
tersinggung bila terpancing dengan pembincaraan yang menyetuh hatinya
sehingga dapat menimbulkan perilaku agresif memukul, mengancam, dan
memaki sehingga banyak responden menjadi korban perilaku agresif
tersebut.
Selanjutnya, dalam teori kusumawati (2010) mengatakan faktor
psikologis terjadinya perilaku kekerasan yaitu frustasi, bahwa seseorang
32

untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan akan timbul dorongan


agresif yang memotivasi perilaku kekerasan, sebagian besar pasien
perilaku kekerasan mengatakan mereka banyak mempunyai masalah
dalam keluarga pada masa kecilnya di terlantarkan oleh orang tuanya,
pernah dipukul oleh orang tua, sering dihina oleh orang lain dan gagal
dalam berumah tangga sehingga lebih memilih melakukan perilaku
kekerasan terhadap orang sekitarnya sebagai bentuk mekanisme koping
yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi20.
perilaku agresif sutatu perilaku yang dapat menimbulkan
perilaku kekerasan atau kata-kata yang menggambarkan perilaku
permusuhan, dan mengamuk dan potensi untuk merusak secara fisik yang
dapat menimbulkan kerusakan dan membahayaakan diri sendiri dan
orang lain, contoh dari merusak orang lain misalnya memukuli orang
lain, mencederai orang lain dan memandang tajam orang tersebut sperti
memandang orang tersebut sebagai musuh terbesarnya19.
2. Stres kerja
Hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 16
responden (53,3%) mengalami stres kerja sedangkan 14 responden
(46,7%) tidak mengalami stres kerja. Hal ini menunjukan penyebab stres
kerja yang dialami seorang perawat yaitu terlalu banyaknya beban kerja
Menurut peneliti besarnya presentase yang mengalami stres kerja
stres kerja dari pada yang tidak stres kerja dikarenkan teralu banyak
beban kerja yang dimana harus melaksanakan observasi secara ketat
untuk mengetahui perkembangan kejiwaan pasien dan terlalu banyaknya
pekejaaan yang harus dilakukan demi kesehatan dan keselamatan pasien.
salah satu penyebab stres kerja adalah beban kerja. Beban kerja
yang terlalu banyak dapat menyebabkan ketegangan dalam diri seseorang
sehingga menimbulkan stres yang dimana seorang perawat harus
melakukan observasi secara ketat pada pasien untuk melihat
perkembangan pasien dan terlalu banyaknya pekerjaan yang dilakukan
demi kesehatan dan keselamatan pasien. Dan hal ini juga disebabkan oleh
33

tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin


terlalu tinggi dan volume kerja mungkin terlalu banyak dan dimana
pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan dan kondisi kerja yang tidak
mendukung12.
3. Hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan stres kerja
perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah
Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p= 0,030 (p Value <0,05),
ini berarti secara statistik ada hubungan perilaku agresif pasien gangguan
jiwa dengan stres kerja perawat
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara perilaku agresif dengan stres kerja perawat, hal ini dimungkinkan
karena perilaku agresif dari pasien gangguan jiwa merupakan salah satu
penyebab stres kerja yang dimana salah satu hal yang dapat
menyebabakan stres kerja pada perawat jiwa yaitu sikap dari pasien
tersebut. Tingginya tingkat perilaku agresif pasien gangguan jiwa
terhadap perawat dianggap sebagai penyebab tingginya tingkat stres kerja
perawat hal ini di karenahkan efek kelelahan dan tingginya beban kerja
merupakan salah satu penyebab stres kerja pada perawat.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2015)
yang menyatakan terdapat hubungan perilaku agresif pasien gangguan
jiwa dengan stres kera perawat diruang rawat inap dimana tingginya
tingkat perilaku agresif pasien gangguan terhadap perawat dianggap
merupakan salah satu penyebab stres kerja perawat dan stres yang terjadi
pada perawat juga di akibatkan ketidaknyamanan lingkungan pekerjaan
dan tingginya beban kerja yang dimana tidak sesuai dengan kemampuan
oleh perawat21.
34
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasrakan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Hubungan
Perilaku Agresif Pasien Gangguan Jiwa Dengan Stres Kerja Perawat
Diruang Rawat Inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
dapatn disimpulkan bahwa:
1. Mayoritas pasien memunculkan perilaku agresif dari pada yang tidak
agresif.
2. Mayoritas perawat yang dijadikan responden merasakan stres kerja dari
pada yang tidak stres kerja.
3. Ada hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan stres kerja
perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah.
B. Saran
Sesuai dari hasil kesimpulan maka peneliti mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Bagi pendidikan
Disarankan bagi pendidikan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan
bacaan dan referensi bagi peneliti lainnya terutama bagi mahasiswa
STIKes Widya Nusantara Palu.
2. Bagi UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah
Disarankan untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam pemberian
pelatihan manajemen stres perawat.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel
maupun metode yang lain sehingga kekurangan dalam penelitian ini
akan lebih baik lagi dan penelitian dapat disempurnakan dengan
meniliti seluruh variabel yang dimungkinkan mempengaruhi hubungan
perilaku agresif pasien gangguan jiwa dengan stres kerja perawat
diruang rawat inap UPT RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. HIMPSI. Seri Sumbangan Pemikiran Psikologi untuk Bangsa Ke-5


Kesehatan Jiwa dan Resolusi Pascapandemi di Indonesia. Himpsi.orId
[Internet]. 2020;(September 2019):13. Available from:
https://himpsi.or.id/blog/pengumuman-2/post/kesehatan-jiwa-dan-resolusi-
pascapandemi-di-indonesia-panduan-penulisan-132

2. Maulana I, S S, Sriati A, Sutini T, Widianti E, Rafiah I, et al. Penyuluhan


Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang
Masalah Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya. Media Karya Kesehat.
2019;2(2):218–25.

3. Sulteng DS. Dinkes Sulteng 2019. Dinas Kesehat Sulawesi Teng. 2019;1–
222.

4. Ariwidiyanto D. Hubungan Antara Persepsi Perawat Tentang Perilaku


Agresif Dengan Sikap Perawat Pada Pasien Skizofrenia. 2015;

5. WIDODO, ARIEF, Djoko Priyono H. Hubungan Perilaku Agresif Pasien


Gangguan Jiwa Dengan Tingkat Stres Kerja Perawat Diruang Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat. 2018;

6. Faiqoh E, Falah F. Hubungan Antara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiwa


Dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiwa. Proyeksi.
1970;6(1):89.

7. Pelaksana P, Ruang DI, Inap R, Sakit R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Stres Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Bethesda Gmim Tomohon. Kesmas. 2019;8(3):1–18.

8. Wasim Aktar M, Paramasivam M, Ganguly M, Purkait S, et al. Faktor-


Faktor Yang Berhubungan Dengan Stress Kerja Perawat Pelaksana Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bethesda Gmim Tomohon. 2019

9. Muliadi D. Universitas Sumatera Utara 7. 2015;7–37.

10. Pangarsa NJ. Identifikasi faktor penyebab perilaku agresif pada siswa kelas
8 SMP Negeri 4 Ngaglik. J Chem Inf Model. 2018;53(9):15–7.

11. Intan puri. Hubungan beban kerja dengan stres kerja pada perawat IGD.
2018;

12. Puri I. Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Pada Perawat IGD
RSUD Munyang Kute Redelong. Univ Medan Area. 2018;25–53.
13. Lia endah retnaningtyas. Pengaruh beban kerja terhadap stres kerja perawat
diruang rawat inap. 2018;

14. SUCI W. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Al- Islam
Di Sma Muhammadiyah 1 Gisting Kabupaten Tanggamus. Pendidik
Agama Islam [Internet]. 2020; Available from:
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/1456/1/skripsi widyaPDFok -
Perpustakaan IAIN Metro.pdf

15. Kadji RI. Pengaruh Latihan Asertif (Role Playing) Terhadap Kemampuan
Mengendalikan Marah Pada Klien Skizofrenia Dengan Perilaku Kekerasan
Di Komunitas. 2017;1–6.

16. dewi santika. hubungan motivasi keluarga dan kepatuhan kontrol berobat
klien gangguan jiwa. 2018;

17. Santika D. Hubungan Motivasi Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol


Berobat Klien Gangguan Jiwa (DI Puskesmas Krucil Kabupaten
Probolinggo). Skripsi STIKES Insa Cendekia Med Jombang. 2018;

18. Gito Mahata Putra. Hubungan Pengetahuan Dan Lama Kerja Perawat
Dengan Penatalaksanaan Pertolongan Pertama Pada Pasien Vulnus
Laceratum Di Igd Puskesmas Maek Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2017

19. Arnina. Hubungan Peran Serta Keluarga Dalam Upaya Pencegahan


Perilaku Kekerasan Pada Klien Skizofrenia Dengan Terjadinya Perilaku
Kekerasan Pada Klien Skizofrenia Di Poliklinik GMO RSJ Prof. Hb
Satanin Padang 2014;
20. Septyaningtyas Rintan Andini, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan
Jiwa Dengan Resiko Perilaku Kekerasan 2019;
21. Emilyani Desty. Analisis Faktor Predisposisi Terjadinya Perilaku kekerasan
Pada Pasien Rawat Inap di RS Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB 2015;
22. Sari Rahmatia. Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Perawat
Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara 2017;
23. Widodo Arief. Hubungan Perilaku agresif Pasien Gangguan Jiwa dengan
Tingkat Stres Kerja Perawat Diruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Kalimantan Barat 2018;
24. Azalia Rauzia. Hubungan Perikau Agresif Pasien Dengan Stres Perawat
Rumah Sakit Jiwa Aceh 2017;
JADWAL PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1
Judul                                                                        
Pengambilan
2
Data Awal                                                                        
Penyusunan
3
Proposal                                                                        
Seminar
4
Proposal                                                                        
Perbaikan
5
Proposal                                                                        
Izin
6
Pnenlitian                                                                        
7 Penelitian                                                                        
Penyusunan
8
Skripsi                                                                        
9 Ujian Skripsi                                                                        
Perbaikan
10
Skripsi                                                                        
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang


dilakukan oleh Nona(201701127), mahasiswa STIKes Widya Nusantara Palu,
Program Studi Ners yang berjudul Hubungan perilaku agresif pasien gangguan
jiwa dengan tingkat stres kerja perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah. Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini
tidak akan berakibat negative terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk
menjadi responden pada penelitian ini.

Palu…....2021

Responden

(……………….)
Kuesioner stres kerja

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada pada masing-masing
pertanyaan dengan pilihan sesuai yang anda alami:
Kode: Selalu = dirasakan setiap hari atau dirasakan secara terus
menerus dalam seminggu
Sering = dirasakan tapi tidak tiap hari atau dirasakan hanya
5 hari dalam seminggu
Kadang-kadang = dirasakan sewaktu-waktu atau maksimal 3 kali
dalam seminggu atau minimal 1 kali dalam
seminggu
Tidak pernah = tidak pernah dilakukan

No Pernyataan Selal Sering Kadang- Tidak


u kadang pernah
1 Saya merasa jantung berdebar saat
kerja
2 Merasa sakit perut/nyeri uluh hati saat
bekerja
3 Merasa otot kaku saat/setelah bekerja
4 Merasa frekuemsi pernafasan
meningkat
5 Merasa denyut nadi meningkat
6 Merasa secara berlebihan
7 Kehilangan nafsu makan
8 Perut tersa mulas, tegang dan kembung
9 Tangan terasa capek
10 Betis terasa pegal
11 Persendian terasa ngilu
12 Nyeri punggung
13 Nyeri pinggang
14 Merasa tertekan karena pekerjaan
15 Menyalahkan diri sendiri
16 Merasa tidak cocok
17 Merasa kehilangan konsentrasi atau
konsentrasi menurun
18 Mudah lupa
19 Merasa tidak cukup waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan
20 Menghindar dari masalah
21 Berganti-berganti rencana
22 Berfikir hal-hal kecil terlalu detail
23 Merasa tidak tertarik terhadap minat
yang disukai
24 Merasa lambat terhadap situasi yang
membahayakan
25 Kecewa dari hasil pekerjaan
26 Merasa jenuh dalam pekerjaan
27 Bingung dalam menghadapi pekerjaan
28 Penurunan produktifitas pekerjaan
29 Merasa tidak puas
30 Meninggalkan pekerjaan
31 Ketegangan dalam berinteraksi dengan
rekan sejawat
32 Ketegangan dalam berinteraksi dengan
tim kesehatan
33 Mudah tersinggung
34 Mudah marah tanpa sebab
35 Merasa tidak suka dengan pekerjaan

Kuesioner perilaku agresif

Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada pada masing-masing
pertanyaan dengan pilihan sesuai yang anda alami:
Kode: Selalu = dirasakan setiap hari atau dirasakan secara terus
menerus dalam seminggu
Sering = dirasakan tapi tidak tiap hari atau dirasakan hanya
5 hari dalam seminggu
Kadang-kadang = dirasakan sewaktu-waktu atau maksimal 3 kali
dalam seminggu atau minimal 1 kali dalam
seminggu
Tidak pernah = tidak pernah dirasakan
No Pernyataan Selal Sering Kadang- Tidak
u kadang pernah
1 Apakah klien sering menunjukkan
muka merah, pandangan tajam,
ekspresi wajah tegang
2 Apakah klien sering mengepalkan
tangan dan gemetar
3 Apakah klien sering mengatupkan
rahang dan tidak mau di ajak
berkomunikasi
4 Apakah klien sering mengancam orang
lain menggunakan benda-benda
berbahaya
5 Apakah klien sering menunjukkan
perilaku gelisah, rasa cemas, takut atau
panik dan marah
6 Apakah klien sering berteriak dan
berbicara dengan nada suara meninggi,
kehilangan kontrol
7 Apakah klien sering mengurung diri
dikamar dan tidak mau diajak
bersosialisasi dengan anggota keluarga
8 Apakah klien sering melukai diri
sendiri dan orang lain
9 Apakah klien merasa tidak berharga
10 Apakah klien sering menyerang orang
lain
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur/Tgl lahir :

Jenis kelamin :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya setuju untuk menjadi responden


dari penelitian yang berjudul Hubungan perilaku agresif pasien gangguan jiwa
dengan tingkat stres kerja perawat diruang rawat inap UPT RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah, yang dilaksanakan oleh :

Nama peneliti : Nona


Nim : 201701127

Status : Mahasiswa S1 Keperawatan Program Studi Ilmu keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

Responden Palu……….2021
Peneliti

NONA
MASTER TABEL

PERILAKU AGRESIF TOTAL KODE KETERANGAN


NO UMUR JK PENDIDIKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 33 P DIII 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 25 1 TIDAK AGRESIF
2 52 P DIII 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 26 1 TIDAK AGRESIF
3 30 P DIII 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 26 1 TIDAK AGRESIF
4 37 P DIII 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 24 1 TIDAK AGRESIF
5 34 L DIII 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 25 1 TIDAK AGRESIF
6 34 P DIII 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 35 2 AGRESIF
7 37 P DIII 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 33 2 AGRESIF
8 53 L DIII 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 29 2 AGRESIF
9 35 P NERS 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 26 1 TIDAK AGRESIF
10 25 P DIII 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 24 1 TIDAK AGRESIF
11 31 P DIII 4 4 2 2 2 2 2 1 2 2 23 1 TIDAK AGRESIF
12 34 P DIII 4 3 3 2 4 4 3 2 2 2 29 2 AGRESIF
13 34 L NERS 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 33 2 AGRESIF
14 38 P DIII 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 27 1 TIDAK AGRESIF
15 27 L DIII 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 35 2 AGRESIF
16 33 P DIII 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 27 1 TIDAK AGRESIF
17 35 P DIII 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 24 1 TIDAK AGRESIF
18 35 P DIII 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 31 2 AGRESIF
19 31 L DIII 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 28 2 AGRESIF
20 28 P DIII 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 31 2 AGRESIF
21 28 P DIII 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 25 1 TIDAK AGRESIF
22 34 P DIII 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 33 2 AGRESIF
23 29 P DIII 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 31 2 AGRESIF
24 38 L DIII 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 33 2 AGRESIF
25 35 P NERS 4 3 2 2 3 2 3 3 4 2 28 2 AGRESIF
26 33 P DIII 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 31 2 AGRESIF
27 34 P DIII 4 3 2 2 3 2 3 3 4 2 28 2 AGRESIF
28 31 P DIII 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 33 2 AGRESIF
29 50 L DIII 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 31 2 AGRESIF
30 37 P DIII 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 31 2 AGRESIF

N UM J PENDIDI STRESS KERJA TOT KO KETERAN


O UR K KAN AL DE GAN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5

33 p DIII 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 TIDAK
1 53 1 STRES
52 P DIII 1 2 3 2 1 2 2 2 3 4 4 4 3 1 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2
2 74 2 STRES
30 P DIII 2 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 TIDAK
3 54 1 STRES
37 P DIII 2 2 2 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2
4 68 2 STRES
34 L DIII 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 TIDAK
5 58 1 STRES
34 P DIII 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 TIDAK
6 51 1 STRES
37 P DIII 2 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 TIDAK
7 51 1 STRES
53 L DIII 3 2 3 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1
8 64 2 STRES
35 P NERS 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 TIDAK
9 50 1 STRES
1 25 P DIII 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 TIDAK
0 45 1 STRES
1 31 P DIII 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 TIDAK
1 55 1 STRES
1 34 P DIII 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1
2 63 2 STRES
1 34 L NERS 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 2 4 2 1 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3
3 64 2 STRES
1 38 P DIII 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 TIDAK
4 50 1 STRES
1 27 L DIII 3 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 3 1 2 1 3 2 2
5 69 2 STRES
1 33 P DIII 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 TIDAK
6 59 1 STRES
1 35 P DIII 2 3 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2
7 73 2 STRES
1 35 P DIII 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1
8 62 2 STRES
1 31 L DIII 2 2 1 1 1 2 1 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 TIDAK
9 59 1 STRES
2 28 P DIII 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 TIDAK
0 56 1 STRES
2 28 P DIII 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 2 2 TIDAK
1 50 1 STRES
2 34 P DIII 2 3 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1
2 68 2 STRES
2 29 P DIII 2 3 2 2 1 2 2 2 3 4 4 3 4 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1
3 69 2 STRES
2 38 L DIII 2 3 2 2 2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 1
4 81 2 STRES
2 35 P NERS 2 1 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 3 4 4 3 3 1 2 3 4 3 2
5 93 2 STRES
2 33 P DIII 2 3 2 2 1 2 2 2 3 4 4 3 4 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1
6 69 2 STRES
2 34 P DIII 2 1 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 3 4 4 3 3 1 2 3 4 3 2
7 93 2 STRES
2 31 P DIII 2 3 2 2 2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 1
8 81 2 STRES
2 50 L DIII 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1 TIDAK
9 62 1 STRES
3 37 P DIII 2 3 2 2 1 2 2 2 3 4 4 3 4 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 1
0 69 2 STRES
UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

AGRESIF 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

AGRESIF Mean 28.83 .654

95% Confidence Interval for Lower Bound 27.50


Mean
Upper Bound 30.17

5% Trimmed Mean 28.80

Median 28.50

Variance 12.833

Std. Deviation 3.582

Minimum 23

Maximum 35

Range 12

Interquartile Range 6

Skewness .083 .427

Kurtosis -1.227 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

AGRESIF .161 30 .047 .939 30 .083

a. Lilliefors Significance Correction


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

STRES 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

STRES Mean 63.77 2.228

95% Confidence Interval for Lower Bound 59.21


Mean
Upper Bound 68.32

5% Trimmed Mean 63.09

Median 62.50

Variance 148.944

Std. Deviation 12.204

Minimum 45

Maximum 93

Range 48

Interquartile Range 15

Skewness .822 .427

Kurtosis .445 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

STRES .134 30 .178 .934 30 .062

a. Lilliefors Significance Correction


Frequencies

Statistics

UMUR

N Valid 30

Missing 0

UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12-25 TAHUN 1 3.3 3.3 3.3

26-45 TAHUN 26 86.7 86.7 90.0

46-65 TAHUN 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

jenis_kelamin

N Valid 30

Missing 0

jenis_kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid L 7 23.3 23.3 23.3

P 23 76.7 76.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Frequencies
Statistics

pendidikan

N Valid 30

Missing 0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid DIII 27 90.0 90.0 90.0

NERS 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0


Statistics

PERILAKU
AGRESIF STRES KERJA

N Valid 30 30

Missing 0 0

PERILAKU AGRESIF

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK AGRESIF 12 40.0 40.0 40.0

AGRESIF 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

STRES KERJA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK STRES 14 46.7 46.7 46.7

STRES 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PERILAKU AGRESIF *
30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
STRES KERJA
PERILAKU AGRESIF * STRES KERJA Crosstabulation

STRES KERJA

TIDAK STRES STRES Total

PERILAKU AGRESIF TIDAK AGRESIF Count 9 3 12

Expected Count 5.6 6.4 12.0

AGRESIF Count 5 13 18

Expected Count 8.4 9.6 18.0

Total Count 14 16 30

Expected Count 14.0 16.0 30.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 6.451a 1 .011

Continuity Correctionb 4.693 1 .030

Likelihood Ratio 6.689 1 .010

Fisher's Exact Test .024 .014

Linear-by-Linear Association 6.236 1 .013

N of Valid Casesb 30

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.60.

b. Computed only for a 2x2 table


DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Taipa pada tanggal 29 juni 1999 dari ayah Sugiman dan
ibu Atmewi. Penulis adalah putri ke empat dari lima bersaudara. Tahun 2012
penulis lulus dari SDN Inpres 6 Watuoge, tahun 2014 penulis lulus dari SMP
Negeri 20 palu, tahun 2017 penulis lulus dari SMK Negeri 6 Palu, dan tahun
2017 penulis lulus seleksi masuk Stikes Widya Nusantara Palu dan diterima
di Program Studi Ilmu Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai