Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres adalah suatu pengalaman emosional yang bersifat negatif dan dapat

diprediksi secara biokimia, fisiologis, kognitif, dan perubahan perilaku terhadap

stresor (Taylor, 2003). Tingkat stres yang terjadi pada individu bisa berbeda-

beda, tergantung dengan kemampuan individu dalam menghadapi stres. Stres

terjadi jika individu dihadapkan pada peristiwa yang dirasakan dapat

mengancam kesehatan fisik dan psikologisnya (Sunarti dan Syahrini, 2011

dalam Siti Badaria, 2017).

Stres merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan

sehari- hari yang tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres

normal dialami setiap individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam

kehidupan. Stres membuat seseorang yang mengalaminya berpikir dan berusaha

keras dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau tantangan dalam hidup

sebagai bentuk respon adaptasi untuk tetap bertahan (Purwati 2012).

Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia bahwa lanjut usia (Lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60

tahun ke atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara (Rahayu Wijayanti 2016).

1
Proses menua didalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal

yang wajar yang akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang,

proses ini terjadi terus menerus dan berkelanjutan secara alamiah. Berdasarkan

UU No.13 Tahun 1998 tentang usia lanjut disebutkan bahwa yang masuk dalam

kategori lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun keatas, Namun yang terjadi

di Indonesia banyak individu yang berusia 56 tahun sudah pensiun dari

pekerjaannya (Nugroho, 20014).

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai

masalah baik secara fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan

semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di

bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranperan

sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganguan dalam hal mencukupi

kebutuhan hidupnya sehingga dapat mengakibatkan ketergantungan dan

memerlukan bantuan orang lain (Nugroho, 2004).

Masa pensiun yang dialami lansia membuat mereka menjadi tergantung

pada tanggungan social security dengan aset pendapatan dan penerimaan atas

aset, uang pensiun dan tabungan yang merupakan sumber uatama pendapatan

bagi orang atau keluarga lansia. Meskipun lansia telah mempunyai dukungan

finansial yang baik, namun secara ekonomi rentan akibat meningkatnya harga

barang dan meningkatnya ancaman terhadap kemandirian dan kesehatan lansia.

(U.S Senata Committee on Aging, 1991 dalam Smeltzer & Bare, 2015).

2
Jumlah lansia di seluruh dunia diperkirakan 629 juta jiwa (1 dari 10 orang

berusia lebih dari 60 tahun), dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai

1,5 miliar. Di negara maju pertumbuhan populasi /penduduk lansia telah

diantisipasi sejak awal abad ke-20. Tidak heran bila masyarakat dinegara maju

suda lebih siap mengahadapi pertumbuhan populasi lansia dengan aneka

tantangannya (Nugroho, 2016)

Indonesia termaksud dalam lima besar Negara dengan jumlah lanjut usia

terbanyak di dunia, berdasarkan data proyeksi penduduk, pada tahun2017

terdapat 23,66 juta jiwwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksikan

jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun

2030 (40,95 juta), dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kementrian Kesehatan RI,

2017).

Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan

jumlah lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan jumlah

lansia di seluruh Indonesia juga mengalami peningkatan tiap dekade dan di

prediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69),

tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Badan Pusat Statistik

(BPS), 2015). Hal ini terbukti berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)

Sulawesi Tengah menunjukan jumlah penduduk lansia di atas 60 tahun terjadi

peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2017 jumlah lansia 156.657 jiwa

pada tahun 2018 sebesar 184,522 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2019).

3
Data Dinas Kesehatan Profinsi Sulawesi Tengah jumlah lansia pada tahun

2017 tercatat 68,60%. Tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi 77,30%

(Dinkes Sulteng, 2018).

Data Dinas Kesehatan Kota Palu jumlah lansia pada tahun 2017 tercatat

80,82%. Dan pada Tahun 2018 jumlah lansia dii Kota Palu kembali mengalami

kenaian yaitu tercatat 100,35% (Dinas Kota Palu, 2018).

Data awal yang didapatkan setelah melakukan wawancara didapatkan bahwa

pensiunan lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas mamboro belum pernah

mendapatkan informasi mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi timgkat

strees pada lansia .

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada salah satu wilayar

kerja Puskesmas Mamboro didapatkan ada 7 orang yang mengaatakan bahwa

mengalami setres terhadap keadaanya yang sudah menjadi pensiunan dan mereka

juga belum pernah mendapat informasi mengenai stress akibat dari pensiunan.

Berdasarkan data tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres pada lansia

pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro.

4
B. Rumusan Masalah

Pensiun sering kali dianggap sebagai kenyataan yang tidak

menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa

stres karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi. Oleh karena

itu rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi tingkat stres pada lansia pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas

Mamboro.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres pada lansia

pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengaruh stress ekoni terhadap tingkat stres pada lansia

pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro

b. Diketahui pengaruh pekerjaan sekarang terhadap tingkat stress pada

lansia pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro

c. Diketahui pengaruh kondisi fisik terhadap tingkat stress pada lansia

pensiunan di Wilayah kerja Puskesmas Mamboro

d. Diketahui pengaruh kemandirian lansia terhadap tingkat stress pada

lansia pensiunan di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro

5
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi intitusi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan

terutama untuk keperawatan keluarga dan keperawatan gerontik bahwa

dukungan dapat meningkatkan motivasi lansia.

2. Bagi Peneliti

Bagi peneliti diharapakan dapat menambah pengalaman dan wawasan

peneliti sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama

kulia khususnya metide penelitian.

Anda mungkin juga menyukai